✿✿✿(9)

49 43 1
                                    

Boleh minta vote sama komennya??

Happy reading sayang

✿✿✿✿

Hidup selalu ada aja masalah muncul, tak ingin ada masalah tetapi jika tak ada masalah seperti ada yang kurang.

Gatau saya juga bingung sama hidup, kalo bercanda suka gatau batasnya, benar?.

Akhir akhir ini kantor sedang sibuknya, bos besar jarang datang karena ada beberapa masalah di luar.

Arghio juga yang sudah di jabat menjadi asisten pribadi Kanama 1 Minggu yang lalu, tugasnya menambah banyak tapi gajinya setara dengan rasa lelahnya.

Arghio meluruskan kaki nya karena kesemutan, tiba tiba ada seseorang yang berdiri di sampingnya.

Tanpa menoleh Arghio malah memejamkan matanya, seseorang yang ada di sebelahnya pun mengetuk ngetukan kakinya.

" Kalo mau tidur jangan disini " Arghio segera bangkit dari duduknya, lalu menatap siapa seseorang yang sudah mengganggunya.

Kanama menatap Arghio dengan maksud untuk mendapatkan jawaban, kenapa asistennya ini malah seenak enaknya tiduran.

Arghio dengan polosnya mengambil sepatu lalu memakainya.

" Kenapa? " Kanama semakin memandang sengit wajah Arghio.

" Kaki saya kesemutan pak " alis Kanama terangkat, seakan meminta lebih jawabannya.

" Darah rendah saya kambuh " Kanama tersenyum lalu mengusap pucuk kepala yang lebih muda.

" Kalo sakit jangan maksain gio, yang ngerasain itu kamu bukan saya atau yang lain, ya? " Arghio menatap atasannya dengan binar.

" Pak saya ambil cuti ya? " Kanama terkekeh lalu mengangguk mengiyakan keinginan asistennya.

Dia merasa harus adil, asistennya pasti lelah meng-handel separuh pekerjaannya.

Arghio pamit untuk pulang, Kanama tak bisa mengantar karena ada rapat sesudah makan siang.

Arghio memesan ojol, 10 menit ojol yang di pesan pun datang, di perjalanan Arghio memejamkan matanya untuk menahan rasa pusing.

✿✿✿✿✿

2 hari Arghio meringkuk di atas kasur, dia demam suhu tubuhnya tak menentu.

Dia sedang makan di temani sang ibunda yang sedang mengganti kompresan di dahi Arghio.

" Sembuh atuh a, nya kasep? " Malinah mengecup lembut kepala Arghio.

Mata yang sayu, bibir yang pucat, tubuh lemas, Arghio seakan di grogoti penyakit.

Acara makan itu selesai, lalu sang ibunda keluar dan menyuruh Arghio minum obat dan tidur.

Saat Malinah menyimpan tempat makan yang kotor itu, dikejutkan oleh suara ketukan dari luar.

" Loh Kanama? Ada apa? " Malinah mempersilahkan agar Kanama masuk kedalam.

Kanama membungkukkan badannya lalu mengecup punggung lengan malinah.

" Arghio sudah tidur? " Malinah tersenyum.

" Kayanya belum, mau ketemu a gio ya? Yaudah ke kamarnya aja " Kanama permisi lalu menuju kamar yang beraroma coffe.

" Gio " Kanama berucap sangat pelan lebih ke berbisik.

" Pak Kanama? " Suara serak nya membuat hati Kanama tersentak.

" Ko belum tidur? Udah minum obat? " Arghio mengangguk lalu memilih duduk, tidak sopan ada tamu malah tiduran, apalagi kalo ada tamu malah kabur.

" Tidur aja gio, kamu pasti pusing " Arghio lagi lagi mengangguk, karena seperti di kuras energinya jika mengucapkan beberapa kata.

Kanama membenarkan kompresan itu yang dirasa sebentar lagi terjatuh, dengan telaten Kanama menempelkannya kompresan itu.

" Sembuh gio " Arghio menatap wajah tenang Kanama, lalu Arghio menggapai lengan Kanama yang ada di kenangnya.

Hangat, sangat hangat telapak lengan Kanama.

" Bapak gausah repot repot kesini, besok saya pasti sembuh ko pak " Arghio sebisa mungkin menampilkan senyuman indahnya.

Kanama menggenggam erat lengan hangat itu, lalu meletakan di samping tubuh Arghio.

" Tidur saya temani " Kanama mengelus lembut kepala Arghio.

Arghio mulai menutup matanya untuk pergi ke alam mimpi.

Kanama menyanyikan lagu untuk menemani heningnya suasana kamar Arghio.


Ketika dia yang kau cinta mencintai yang lain

Betapa dalamnya terluka hatiku

Dan bagaimanakah ku harus meyakinkan diriku?

Saat ku dengar suaramu, ku tak mampu pergi

Kanama mengelus pelan pipi hangat Arghio lalu perlahan melepas genggaman lengan Arghio.

Membisikan beberapa kata lalu pamit untuk pulang.

" Bu Kanama pamit pulang dulu ya, maaf ganggu malem malem " Malinah yang sedang menonton televisi pun terkejut karena suara Kanama.

" Buru buru banget " Malinah berdiri.

" Udah malem, Arghio juga udah tidur ga baik namu malem malem, tadi Kanama bawain sedikit oleh oleh, takut keburu bau di kamar nya Arghio " Malinah tersenyum lalu mengucapkan kata terimakasih.

" Repot repot, makasih ya Kanama " Kanama pamit menuju rumahnya.

" Biasa aja dong jantung ah gausah kaya gini " Kanama berbicara sembari meremas dada kirinya.

Degup jantung nya tiba tiba cepat saat sudah dihadapkan oleh keluarga Arghio.

Degup jantung nya tiba tiba cepat saat sudah dihadapkan oleh keluarga Arghio

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


Kanama tersenyum di depan ponselnya saat mengirimkan pesan seperti itu.

TBC

Giol Tuing Tuing

Sweetness | MarkhyuckTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon