✿✿✿(3)

89 56 10
                                    

Boleh minta vote sama komennya??

Happy reading sayang

✿✿✿✿

Panasnya mentari menambah kesan indah di kota kembang ini, ditambah banyak lalu lalang manusia.

Satu demi satu diangkatnya kandang ayam untuk dibawa ke peternakan.

" Yo terus " sang mandor memimpin anak buahnya.

" Sok 2 deui " mandiri mengacungkan 2 jarinya.

Dengan sigap anak buahnya buru buru membawa 2 kandang yang berisi 10 ayam hidup.

" Tos nya nuhun barudak " Arghio melepas topinya peluh mulai mengalir dari dahi hingga leher.

" Panas pisan " Arghio mengipasi dirinya menggunakan topi yang tadi menghiasi kepalanya.

" Arghio? " Arghio yang merasa namanya di panggil pun menoleh cepat dan mendapati sesosok pria bertubuh jangkung.

" Siapa? " Dengan hati hati Arghio menjabat lengan yang terulur itu, tapi sebelum menjabat lengan itu dengan menggesekkan dahulu lengannya di kain yang selalu ia bawa, takut bau katanya.

" Ingat kejadian beberapa hari lalu, saat kamu mengendarai motor lalu saya tiba tiba membelokan arah? " Arghio mengingat lagi saat dia akan mengantarkan Rema ke alun alun membeli soto.

" Oh anda ya, hati hati pak kalo nyetir liat liat jalan nyelonong belok saya kaget untung ga nabrak, kalo nabrak berabe gantinya berapa coba " pria itu tersenyum lalu mengangguk.

" Saya minta maaf akibat kelalayan saya kamu harus ngerem mendadak " Arghio hanya menganggukan kepalanya.

" Ada perlu apa pak? " Sampai lupa pria itu awal tujuan menemui Arghio.

" Jangan panggil pak, panggil saya Kanama " Kanama? Nama yang bagus pikir Arghio.

" Saya mau mengatakan bahwa stok ayam disini mau hampir habis dan tidak tau dikirim kembali kapan, jadi sampaikan kepada bapak mandor ya " Arghio tersenyum lalu mengangguk.

" Baik pak saya akan menyampaikannya " Kanama menaikan alisnya.

" Ah iya Kanama hehe maaf pak belum biasa " manis 1 kata menggambarkan Arghio menurut Kanama.

" Yasudah hanya itu saya permisi Arghio " Arghio menganggukan kepalanya lalu dia juga melenggangkan kaki nya menuju peternakan ayam.

Saat sedang menikmati alunan suara deru mesin mobil dan motor yang melaju cepat, ponsel nya berbunyi dan bergetar.

" Halo naon? " Arghio menepikan motornya dia tak ingin menjawab telpon di tengah jalan bisa bisa tabrakan.

" Dimana? " Terdengar suara ramai di sebrang sana.

" Dek ka Cibodas naon? " Arghio menyipitkan matanya karena terangnya mentari.

" Rek naon ai maneh kaditu " Rema menaikkan nada bicaranya karena disana sedang ramai ramainya.

" Dek ka pak mandor, naon sih maneh dek ngomong naon buru panas " Arghio lama lama kesal dengan sifat bertele-tele Rema.

" Engke weh diimah "

" Yehhhhhh maneh " Arghio buru buru mematikan ponselnya lalu melajukan motor jadulnya dengan kecepatan tinggi.

25 menit lamanya dia melajukan motor jadulnya itu di aspal yang panas untung saja kulit nya tidak terbakar.

" Pak " Arghio mendekati sang mandor.

" Aya naon gio? " Sang mandor menarik tubuh Arghio agar sedikit menjauh dari peternakan ayam.

" Ieu ceuk bapak Kanama ceunah hayam stok nu diditu menipis terus duka iraha deui dikirimna, kitu pak " sang mandor menganggukkan kepalanya.

" Nya atuh nuhun nya meuni tong kadieu jauh, di telpon weh engke mah nya " Arghio tersenyum bak orang yang sedang kobam alkohol, mengapa tidak kepikiran?.

" Enya pak sakitu Weh nya abi pamit " sang mandor menepuk bahu Arghio.

✿✿✿✿✿

" Assalamualaikum " Arghio membuka alas kakinya lalu berjalan masuk ke pintu utama rumah nya.

" Waalaikumsallam aa tos uwih deui geuning " Malinah menghampiri anak sulungnya yang baru pulang.

" Enya atos sadayana dikirim, aa ibak heula nya mah " Arghio mencium punggung tangan Malinah.

Sesampainya dikamar Arghio menghembuskan nafasnya kasar.

" PANAS PANAS PANAS " Arghio berteriak sembari membawa handuk.

" AA GANDENG IH " Zahra yang sedang mendengarkan musik di kamarnya terganggu oleh suara nyaring Arghio.

" PANASSSSSSSSS " Semakin di larang Arghio semakin jadi.

" AA!!!! " Zahra teriak tak kalah nyaring.

" YAALLAH AA GEURA MANDI " Arghio tertawa lepas, sehari tidak menjahili adik sangat mengganjal rasanya.

TBC

UNCH UNCH KANAMA

Sweetness | MarkhyuckWhere stories live. Discover now