✿✿✿(4)

86 57 8
                                    

Boleh minta vote sama komennya??

Happy reading sayang

✿✿✿✿

Di pagi hari yang sejuk di hiasi suara burung berkicau merdu menambah kesan menenangkan pikiran dan juga hati yang kusut.

Mungkin sebagian orang masing bergelung dibawah selimut hangat nan nyaman.

Tetapi ada juga yang lebih baik bekerja pagi pagi sekali untuk menggali rezeki.

Di lajukannya motor jadul itu menambah polusi di kota kembang ini, suara yang nyaring terdengar di telinga pemuda itu, walau bising dia hiraukan.

Walaupun awalnya dia sangat malas untuk pergi tapi sang atasan memanggilnya untuk pergi menghampirinya.

" Aduh si bapak Kanama mah meuni ngagawekeun wae " Arghio bergumam kesal di pagi hari harusnya dia masih di bawah alam mimpi ini malah menyendiri di jalanan dingin.

Sesampainya di kediaman Kanama bataram dia mengetuk pintu besar nan megah itu, dia jadi sungkan untuk masuk.

" Oh Arghio sini masuk " Arghio membungkukkan badannya dan perlahan masuk.

Di perhatikannya rumah megah itu, sepi, sunyi, ingin menanyakan tapi Arghio tak berhak tau.

" Saya tinggal sendiri Arghio, jangan diliatin terus dong haha " Arghio tersentak sudah ketauan niat awal menanyakan mengapa kediaman Kanama sangat sepi.

" Ah iya pak maaf " Kanama hanya menggelengkan kepalanya lalu menyuruh Arghio duduk.

" Maaf pagi pagi sekali saya menyuruh kamu kesini maaf ya Arghio " Arghio hanya menganggukkan kepalanya.

" Gapapa pak, oh iya panggil aja gio pak kepanjangan Arghio mah " logat Sunda nya selalu keluar saat dia susah payah menahannya, kurang afdol kalo ga pake bahasa Sunda.

" Ah iya gio, saya kesini untuk membahas pengiriman ayam kabar baik, pengiriman itu akan di percepat 2 hari lalu saya berbicara langsung kepada pemiliknya, akan di percepat mungkin sekarang siang atau besok pagi akan datang dan tolong sekali lagi sampaikan pada mandornya ya " Arghio lagi lagi menganggukkan kepalanya.

" Pak maaf sebelumnya jangan kesinggung ya pak " Kanama memperhatikan wajah Arghio dengan serius.

" Kenapa gitu hal kaya gini bapak ga bicara langsung sama mandor nya? Maksud saya kaya gini bukan keberatan pak tapi kan yang lebih paham tuh mandornya, saya kerja disini pun tidak terbilang lama " Kanama tersenyum.

" Saya tidak terlalu dekat dengan mandor nya, saya baru memegang usaha ini asalnya usaha ini di pegang oleh Kaka saya, tapi dia harus memberikannya ke saya untuk meng-handel semuanya, saya juga kurang mengerti jadi saya mencari perantara yang dekat dengan mandor itu ya kebetulan waktu saya menanyakan siapa orangnya, orangnya itu kamu Arghio " Arghio tersentak, padahal dia sokab aja sama sang mandor, tak di sangka sangka.

" Ohh gitu ya pak oke oke, bapak mau saya kenalkan sama mandor biar akrab? " Kanama tertawa ringkas, apasih Arghio ini yaampun random banget.

" Ga usah Arghio haha astaga, cukup kamu saja perantara nya ya? Kamu ga keberatan kan? " Arghio menggelengkan kepalanya.

" Ga pak, tenang aja saya siap ko jadi perantara bapak hehe " Kanama lega dengan jawaban Arghio.

" Oh iya kamu mau minum? Apa makan? " Arghio menggeleng.

" Saya mau pulang aja pak " Kanama tak enak hati, sudah memyuruh pagi sekali untuk kesini masa dia tidak memberi makan.

" Saya tau kamu belum sempat sarapan Arghio, jadi mari saya belikan buat kamu ya? Jangan di tolak " Arghio hanya pasrah, bukannya enak? Tidak mengeluarkan uang juga.

" Yaudah deh pak, saya mau bubur " Kanama tersentak, mengapa anak ini nawar sekali.

" Oke oke kita cari " Arghio tersenyum lalu bangkit menuju pintu keluar.

" Mau kemana Arghio? " Kanama mengunci pintu itu lalu menyusul Arghio.

" Mau beli bubur ai bapak ko nanya lagi? " Kanama hanya bisa tertawa.

" Maksud saya kemana nyari buburnya yaampun "

" Ohhhh ketempat langganan saya pak " Kanama menganggukan kepalanya.

" Kamu mau naik mobil saya? " Arghio menggeleng.

" Saya bawa motor pak " Arghio menunjuk motor jadulnya.

" Ya gapapa tinggalin disini aja " Kanama dengan entengnya menjawab seperti itu.

" Si bapak mah sok kitu nanti saya ambilnya gimana " Kanama tertawa dengan logat sundanya Arghio.

" Yasudah kamu pake motor saya pake mobil saya " Arghio menganggukan kepalanya.

✿✿✿✿✿

Di perjalanan fokus Kanama hanya tertuju pada Arghio, bagaikan sebuah pusat utamanya Kanama sesekali tersenyum di perjalanan membeli bubur.

Arghio membelokkan motornya dan memakirkannya di tepat sebelah gerobak.

Arghio mengisyaratkan Kanama untuk turun karena sudah sampai tujuan.

" Disini? " Arghio mengangguk.

" Kenapa pak? Ga nyaman ya? Ya maklum pak namanya juga bukan orang kota " Kanama sedikit tak enak hati karena sudah berbicara seperti itu.

" Bukan, maksud saya tuh Disini tempatnya bukan ngejulid " Arghio mengerutkan dahinya.

" Bapak sok ngajulid nya Jeung ibu ibu komplek? " Kanama makin kelabakan, apa apaan Arghio ini fitnah yang tidak tidak.

" Engga Arghio apasih kamu ah, ayo makan " Kanama mendahului jejak kaki Arghio.

" Loh bapak mau makan disini juga? " Sekarang Kanama yang bingung.

" Lah terus dimana kalo ga disini? " Arghio lagi lagi kesal oleh sikap menyebalkan atasanya.

" Maksud saya engga dibungkus aja bapak Kanama? " Kanama terkekeh gemas.

" Engga saya mau nyoba makan di tempat, jarang soalnya " Arghio mengangguk lalu memesan.

Acara makan bersama di pinggir jalan itu berjalan hikmat beberapa kali Kanama menilai rasa bubur itu.

" Enak " " wahhhh " ini apa? " Oh kira saya roti "

" Si bapak karek makan bubur atau kumaha sih, daging di sangka roti heran " Arghio hanya diam tak menghiraukan perkataan heboh atasannya.

Walaupun makan di pinggir jalan kalau harga dan rasa sudah memuaskan hati dan perut.

TBC

jadi mau bubur deh kayanya enak hmmm apalagi di aduk (≧▽≦)(≧▽≦)

Sweetness | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang