✿✿✿(6)

63 49 1
                                    

Boleh minta vote sama komennya??

Happy reading sayang

✿✿✿✿

Pemandangan menyejukkan mata yang sayu, bunga bunga berbagai warna.

Langit biru yang cerah, matahari yang menyinari bumi, suara nyaring keluar dari mulut.

Dan senyuman secerah mentari siang ini, 2 pria yang 1 antusia dan yang 1 lagi kebingungan.

" Pak! Sini " Arghio meneriaki atasannya dengan tak sopan.

Kanama menyipitkan matanya, dia lupa membawa kacamatanya.

Arghio yang paham langsung menghampiri Kanama, lalu menggandeng lengannya.

" Sini pak, ayo " Arghio menempatkan Kanama di tengah tengah hamparan bunga.

" Bergaya pak " Arghio mengeluarkan ponselnya lalu menekan tombol kamera.

Kanama dengan kaku berpose 2 jari, Arghio menatap datar Kanama.

" YANG HEBOH PAK KO 2 JARI DOANG " Kanama mengangkat lengannya tinggi tinggi, langsung di acungkan jempol oleh Arghio.

" Sini pak kita selfie " Kanama merangkul bahu Arghio lalu tersenyum melihat kamera.

" Widih pak liat saya ganteng banget " Arghio dengan percaya dirinya, menunjukkan fotonya yang sedang tersenyum bersama Kanama.

" Haha iya iya ganteng " Arghio bertepuk tangan sekilas, lalu menarik kembali lengan Kanama.

Sudah 6 tempat mereka mengunjungi tempat yang ada disana, Kanama berteriak menjauhkan diri dari domba domba yang meminta di suapi makanan.

" ARGHIO KESANAKAN DOMBANYA " Arghio yang usil malah semakin mendekati domba domba itu ke Kanama.

" ARGHIO BENAR BENAR KAMU " Kanama berlari kebelakang Arghio.

" Bapak takut? HAHHAHAHAHHA " Kanama menatap tajam Arghio.

" Saya trauma di seruduk domba " Arghio dengan tawa yang masih menggelegar.

" Udah ah ayo pergi " Arghio menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya karena terus tertawa.

" Mau kemana pak " Kanama yang kali ini menuntun jalan Arghio.

" Kelinci lucu " Arghio mengakuinya memang lucu.

" Nih pak wortelnya " Kanama menggendong 1 kelinci kecil lalu menyodorkan wortelnya.

" Pak mau ikutan " Arghio mendekatkan dirinya.

10 senti, jarak yang sangat dekat bukan?.

Kanama memandang wajah Arghio, bulu mata lentik, alis yang hitam, kulit sawo matang dan bibir yang Semerah Cherry.

" Pak kelinci nya lucu ya " Arghio tak sadar bahwa Kanama sedang memandanginya.

" Kaya kamu " dengan suara yang kecil Kanama menjawab.

" Hah? " Arghio mengadahkan kepalanya lalu menatap wajah Kanama.

" Iya lucu " Kanama tersenyum.

" Ohhhhh " Arghio mengangguk.

2 jam mereka berjalan jalan disana, jam menunjukkan pukul 2 sore.

" Pak mau kemana lagi? " Arghio merebahkan dirinya di kursi mobil.

" Ke pantai? Ada yang dekat sini tidak? " Kanama meneguk air putih itu.

" Emmm bentar saya ingat ingat dulu " Arghio berpose layaknya berfikir.

" Pantai Rancabuaya, katanya bagus pak " Kanama menganggukan kepalanya.

" Kamu yang arahin jalannya ya " Arghio mengeluarkan ponselnya lalu menekan google maps.

" Sip pak ayo " Arghio menunjukkan maps itu.

Lamanya perjalanan mereka lewati, mereka bernyanyi, tertawa akibat cerita Arghio yang jatuh di sawah akibat di dorong Rema hingga wajahnya penuh tanah basah.

Kanama bercerita juga tentang dia baru tinggal disini dan nyasar karena tak tau jalan, lalu menabrak sapi.

Mereka sampai pukul 7 malam, Kanama menyenderkan badannya yang pegal dan Arghio yang sudah keluar duluan untuk membeli minum dan camilan.

" Ini pak minum dulu haus kan " Kanama berterimakasih lalu meneguknya.

" Emang bener bagus ya pak, langit malamnya " Kanama memandang langit itu dari jendela.

Dia baru merasakan lagi ketenangan ini, setelah sekian lama.

" Ayo keluar " Kanama menggandeng lengan Arghio.

Lembut, hanya 1 kalimat menggambarkan telapak lengan Arghio.

Arghio perlahan melepaskan genggaman itu, lalu duduk di temani secangkir kopi hangat.

" Gimana kalo punya rumah di sini ya pak, pasti enak tiap hari kalo bosen tinggal kesini aja " Arghio bermonolog dengan pandangan yang lurus keatas memandangi bintang bintang.

" Kamu mau? " Kanama bertanya sembari menyesap kopi itu.

" Enggak pak " Kanama mengerutkan dahinya.

" Engga mau kalo sendiri maksudnya, emosi mulu pak " Arghio mendelik sebal.

" Kamu kalo ngomong jangan dipotong potong " Kanama tersenyum gemas yang melihat wajah Arghio yang di tekuk.

" Biarin dong ah " Menghabiskan waktu berdua tak buruk, semilir angin menerpa wajah lembut Arghio, suara ombak membawa ketenangan, pohon yang bergerak karena tiupan angin.

Menambah kesan menenangkan, bulan yang bersinar terang menyinari gelapnya malam.

Tak ada suara bising kendaraan, semuanya bagaikan di telan ombak pantai Rancabuaya.

Hanya sebentar mereka habiskan waktu disini.

" Ayo pulang pak " Kanama bangkit lalu menepuk nepuk baju nya yang terkena pasir.

" Ayo " jalan arah pulang pun hanya terdengar suara radio yang memutarkan lagu kesukaan Kanama, judul lagunya treat you better- Shawn Mendes.

I won't lie to you
(Aku takkan berbohong padamu)
I know he's just not right for you
(Aku tahu dia tidak cocok untukmu)

And you can tell me if I'm off
(Dan kau boleh menyanggah jika aku salah)
But I see it on your face
(Tapi aku melihatnya di wajahmu)
When you say that he's the one that you want
(Saat kau katakan kalau dia satu-satunya yang kau inginkan)

Kanama menyanyikan bait pertama dari lagu itu dengan tak sadar.

Arghio menatap wajah tegas Kanama, suaranya sungguh merdu.

Saat selesai menyanyikan lagu, Arghio bertepuk tangan heboh.

" Wahhh bapak suaranya bagus, kenapa ga ikut Indonesia odol? " Kanama tertawa.

" Engga minat " Arghio mencibir.

" Bakat bapak apa sih " Kanama memikir sembari menatap lurus ke arah jalan.

" Gitar " Arghio menganggukan kepalanya.

" Pasti kece kalo lagi maininnya ya pak? " Kanama tersipu.

" Gatau, kalo kamu yang liat pasti keren " Arghio tersenyum.

Dan akhirnya mereka sampai di pekarangan rumah Kanama, Arghio pamit untuk pulang karena sudah menunjukkan pukul 12 malam, Kanama mengantarkannya karena takut ada apa apa.

TBC

Jiahhh slebew

Sweetness | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang