Ch. 8

8 0 0
                                    

"Pacar sementara kamu sangat elit." kata Adit ketika akhirnya ia bersama Ryan sendirian.

Ryan mengerutkan kening mendengar kata sementara tetapi pada akhirnya ia lebih menanggapi pernyataan Adit soal elit.

"Memangnya kenapa?"

"Dia tidak pernah makan ceker dan usus ayam."

Ryan meringis, mengingat bagaimana Aurel berusaha memaksa hati ayam masuk ke dalam mulutnya. "—Iya."

"Dari mana asalnya?"

"Jakarta."

"Anak konglomerat? Ah, kamu tak usah menjawab, aku bisa melihatnya dari semua barang yang dia pakai."

"Barang yang dia pakai hari ini adalah paling murah yang dia punya."

Adit menggeleng-gelengkan kepalanya. "Hidupnya tidak menyedihkan—seperti yang kamu bilang."

"Tidak—dia sangat menyedihkan." balas Ryan. "Dia tidak punya siapa-siapa."

"Tapi setidaknya dia punya uang. Dengan uang dia bisa punya apapun yang ia inginkan."

Ryan tidak setuju dengan pernyataan Adit.

"Mungkin sekitar tiga bulan—dia sudah pulih dari rasa sedihnya."

Benarkah? Ryan berpikir.

"Kalau dia pulih—mungkin dia tidak akan sudi berteman dengan kita. Sepertinya dia berada di sini karena tak ada pilihan lain. Iya, kan?"

"..."

"Aku tebak dia anak konglomerat yang dulunya sekolah internasional. Anak Mama yang segalanya serba ada dan disediakan—tinggal tunjuk. Anak konglomerat yang hobinya hanya jalan-jalan ke luar negeri dan menghabiskan uang orang tuanya di mall. Tidak pernah peduli soal uang dan sekolah—"

"Dia juara Olimpiade." potong Ryan langsung.

Adit melongo. "Serius?"

"Emm."

"Olimpiade apa?"

"Fisika."

"..."

"..."

"Terlalu sempurna, Yan. Pacar sementara kamu terlalu sempurna. Aku curiga sama orang-orang yang terlalu sempurna seperti dia."

Ryan menggeleng. "Dia tidak sempurna. Dia adalah kaca yang pecah—yang mencari cara agar bisa pulih seperti sedia kala."

*****

Setelah beberapa hari sekolah, Aurel cukup merasa nyaman di sekolah barunya. Semua orang terlihat ramah sekalipun Aurel berusaha membangun tembok tak kasat mata antara dirinya dan orang di sekelilingnya. Beberapa ada yang berusaha mendekatinya atau menggodanya, tapi Aurel menutup telinga. Ia tidak peduli dengan teman atau apapun itu istilahnya.

Hari ini seorang guru Fisika membagikan soal ulangan Fisika. Sebagai peserta Olimpiade tentu saja dia sudah mempelajari Fisika hampir di seluruh aspek—bahkan tingkat kuliah. Tentu saja dia sangat tahu materi yang saat ini dibuat ulangan. Sangat tahu dan sangat memahami.

A Little Time Where stories live. Discover now