Prolog

33 1 0
                                    

"Akhirnya dia pergi." kata Renata kepada salah seorang anak yang berlari mendekatinya.

"Dari mana kamu tahu?"

Renata mengedikkan bahu. "Tadi dia dan Mamanya mengambil tasnya dengan tergesa-gesa. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi."

"Apa dia bener-bener akan pindah?"

"Tentu saja. Dia tidak akan punya muka dan ketakutan sekolah di sini—setelah apa yang kita lakukan padanya."

"Apa kita kejam?"

"Tidak juga. Inilah kehidupan alam liar. Kalau kamu tidak menerkam, kamu akan tertindas dan tak akan pernah juara." kata Renata dingin. "Lagipula apa yang kita katakan memang kenyataan. Bokapnya seorang koruptor."

"Yah, betul. Aku senang kalau dia pindah, dengan begitu saingan kita berkurang. Setidaknya ada kemungkinan besar rankingku naik. Aku ingin sekali masuk Ivy League."

Renata mengangguk-angguk.

"Kamu, Ren, bisa dapat ranking satu akhirnya."

"Iya, Mamiku pasti senang kalau aku ranking satu."

Tak lama kemudian hapenya berdering. Renata tersenyum sinis mengetahui siapa yang meneleponnya. "Halo?"

Saat itu mereka berjalan di dekat gedung mading. Ada salah satu TV yang menyala dan menampilkan beberapa berita. Renata berhenti untuk mendengarkan perkataan orang yang meneleponnya dengan fokus.

"Kamu menanyakan keadaan Aurel?" Renata tertawa. "Akhirnya dia pergi. Mami senang kalau dia pergi, kan?"

"—pasti. Aku yakin dia tidak akan kembali. Aku dan semua teman di sini menghujatnya. Ya, Mami bisa bernafas lega sekarang. Aku juga. Cita-citaku masuk Harvard sebentar lagi tercapai."

Kemudian TV itu menampilkan sebuah berita yang membuat Renata mendongak. Matanya seketika membulat membaca headline berita itu. Bahkan teleponnya terjatuh.

"Ren... Ren..."

Kedua temannya tadi ikut-ikutan mendongak dan mulut mereka menganga lebar.

"Itu sebabnya Aurel tadi tergesa-gesa pulang?"

Renata termenung sampai beberapa menit di depan televisi besar sekolahnya. Mendadak ia mual dan ingin memuntahkan seluruh isi perutnya. Astaga.

Alexander Pramoedya meninggal di balik jeruji karena serangan jantung.

*****

A Little Time Where stories live. Discover now