Ch. 2

22 0 0
                                    

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

Ketika Mama pergi keluar rumah, Aurel akan diam-diam pergi keluar—ke sawah tepatnya. Rumah yang saat ini ia tempati jaraknya tidak jauh dari sawah. Ia hanya perlu berjalan melalui jalan kecil samping rumahnya, mungkin sebelas menit ia bisa melihat hamparan sawah yang luas. Entah mengapa ia mulai suka melihat sawah karena sangat menenangkan.

Hanya saja hari ini ia tidak bisa ke sawah. Sejak semalam Aurel mengalami kram perut yang tak biasa. Ia tidak bilang ke Mamanya tapi lama-lama ia merasa kram perutnya sangat parah. Bahkan beberapa titik keringat mulai berkumpul di dahinya. Kata hatinya bilang kalau ada yang tidak beres—entah lambung ataupun yang lainnya.

"Ma..." panggil Aurel. Namun saat Mama muncul di depan kamarnya, Aurel tak lagi kuat dan ia pingsan.

*****

Kesunyian itu membuat Aurel nyaris ketakutan. Ia benci sunyi, bertanya-tanya dimana Mamanya sekarang. Akhirnya Aurel mencoba untuk duduk dari kasur rumah sakit. Dengan sedikit tertatih dia membawa infus di tangan kanannya. Seorang perawat paruh baya datang dan memarahinya.

"Aurel, kamu tidak seharusnya turun dari ranjang."

"Aku baik-baik saja." kata Aurel. "Aku ingin mencari Mamaku."

"Bu Rosalina mungkin sekarang ada di ruang Dokter Tomy. Rekam medismu sudah keluar soalnya."

Aurel mengangguk. Setelah berpura-pura kembali ke ranjang, tetapi setelah perawat itu pergi, Aurel kembali keluar ruangan. Ia mencari-cari ruangan Dokter Tomy. Kening Aurel mengernyit ketika membaca profesi dokter itu. Spesialis penyakit dalam.

Ia kira dokter umum.

Samar-samar ia mendengar percakapan dari luar.

"Organ hati putri Anda mengalami infeksi—Anda bisa lihat di sini. Infeksinya sudah menyebar kemana-mana. Saya sangat khawatir infeksi ini berkembang menjadi sirosis hati yang nantinya mengarah ke liver failure."

"Liver failure, Dok?" Itu suara Mamanya terdengar bergetar.

Tubuh Aurel mendingin.

"Iya. Jika sudah mencapai liver failure, donor hati satu-satunya jalan. Saat ini saya akan mencoba untuk menghambat perkembangan infeksi itu. Untuk itu mulai sekarang Aurel akan sering check up di sini."

"Kira-kira berapa lama Dokter bisa menghambat infeksi itu?"

Terdengar helaan nafas. "Maafkan saya, Bu Rosalina. Saya harus menyampaikan ini. Infeksi yang dialami Aurel ini sepertinya sudah ada sejak lama tetapi baru ketahuan sekarang. Ibaratnya organ hati Aurel ini sudah berkarat dan tinggal menunggu waktu menjadi rapuh. Masalahnya karat ini sudah merusak organ hati Aurel dan sangat mungkin bisa menyebar di sekeliling. Dan penyebaran ini tidak butuh waktu lama. Paling tidak 2 bulan."

"2 bulan?"

"..."

"Jadi tidak ada jalan lain selain donor hati, ya? Bagaimana kalau pakai hati saya saja, Dokt?"

A Little Time Where stories live. Discover now