✔️Dating Doors || NCT

By _chicagogirl

261K 47.5K 6.6K

Bayangkan, apa yang terjadi kalau dating doors benar-benar terjadi dan dialami olehmu? ➖ [15 +] It's not a h... More

PROLOG !
[ 1 ] ;ㅡHuang Guanheng
[ 2 ] ;ㅡHuang Guanheng
[ 1 ] ;ㅡLee Jeno
[ 2 ] ;ㅡLee Jeno
[ P ]
[ R ]
[ 1 ] ;ㅡNa Jaemin
[ 2 ] ;ㅡNa Jaemin
[ O ]
[ B ]
[ 1 ] ;ㅡPark Jisung
[ 2 ] ;ㅡPark Jisung
[ L ]
[ 1 ] ;ㅡLucas Wong
[ 2 ] ;ㅡLucas Wong
[ E ]
[ M ]
[ 1 ] ;ㅡDong Si Cheng
[ 2 ] ;ㅡDong Si Cheng
[ B ]
[ 1 ] ;ㅡLi Yong Qin
[ 2 ] ;ㅡLi Yong Qin
[ E ]
[ 1 ] ;ㅡQian Kun
[ 2 ] ;ㅡQian Kun
[ G ]
[ 1 ] ;ㅡLee Taeyong
[ 2 ] ;ㅡLee Taeyong
[ I ]
[ 2 ] ;ㅡMoon Taeil
[ N ]
[ 1 ] ;ㅡZhong Chenle
[ 2 ] ;ㅡZhong Chenle
[ T ]
[ 1 ] ;ㅡJohnny Seo
[ 2 ] ;ㅡJohnny Seo
[ H ]
[ 1 ] ;ㅡLiu Yangyang
[ 2 ] ;ㅡLiu Yangyang
[ E ]
[ 1 ] ;ㅡNakamoto Yuta
[ 2 ] ;ㅡNakamoto Yuta
[ N ]
[ 1 ] ;ㅡLee Donghyuck
[ 2 ] ;ㅡLee Donghyuck
[ F ]
[ 1 ] ;ㅡKim Doyoung
[ 2 ] ;ㅡKim Doyoung
[ I ]
[ 1 ] ;ㅡHuang Renjun
[ 2 ] ;ㅡHuang Renjun
[ N ]
[ 1 ] ;ㅡJung Jaehyun
[ 2 ] ;ㅡJung Jaehyun
[ I ]
[ 1 ] ;ㅡXiao De Jun
[ 2 ] ;ㅡXiao De Jun
[ S ]
[ 1 ] ;ㅡKim Jungwoo
[ 2 ] ;ㅡKim Jungwoo
[ H ]
[ 1 ] ;ㅡMark Lee
[ 2 ] ;ㅡMark Lee

[ 1 ] ;ㅡMoon Taeil

3.6K 772 251
By _chicagogirl

YANG KANGEN BOOK INI AYO TULIS NAMA SUAMINYA DISINI, SIAPA TAU NEMU MADUNYA-ups

mari kita lihat siapa yang punya banyak madu :V

SELESAI DIREVISI

Tidak memakan waktu lama, akhirnya Ara sampai di rumahnya. Begitu turun dari mobil, Ara melambaikan tangannya pada setiap pria tampan di sana, barulah ia berlari pulang menuju rumahnya.

Mungkin mereka tidak akan membuat Taeyong menginap di rumah Ara malam ini, sama seperti Kun kemarin. Yah, itu kabar baik untuk Ara.

Harus bagaimana dirinya kalau sampai seorang Lee Taeyong yang super tampan, super terkenal, super baik, super keren, dan super-duper lainnya itu tinggal di rumahnya?

Apa tidak jantungan?

"Hah, gue kembali sendirian di rumah," gumam Ara dan melirik langit malam.

Melihat pekatnya malam, maka seharusnya ini sudah mendekati jam sepuluh malam. Ara harus segera masuk rumah atau bisa-bisa ada orang jahat yang akan menculiknya nanti.

Meskipun Ara tidak cantik ataupun kaya raya, tetapi organ tubuh Ara kalau dijual juga mahal, tahu.

grep!

"Kyaaa!"

Ara langsung berteriak begitu seseorang merangkulnya, dan refleks hendak meninju perutnya, kalau bukan wajah sempurna milik Taeyong itu terpampang tepat di depan wajahnya.

Kedipan matanya, mengkode Ara untuk melakukan sesuatu. T-tapi apa?! Ara sudah keburu meleleh karena kedipan maut itu.

"Sayang, jangan ngambek ya? Masa' aku ditinggalin, sih? Iya, aku bakal dengerin kamu sampai selanjutnya," kata Taeyong dan memeluk Ara sambil berjalan.

Huahahaha jantungku udah lepas masuk lambung. Ara hanya bisa menahan senyum, tentu saja berperan sebagai kekasih yang sedang pura-pura marah.

"Makanya, kenapa gak mau beliin aku es krim, hm? Aku tuh laper, ih," omel Ara dengan suara sok imutnya.

Mau muntah, mau muntah gue?! Semoga Taeyong gal ilfeel, ya ampun mau ditaruh mana muka gue ini?! batin Ara sambil membuang wajah.

Tanpa ia tahu, kalau Taeyong sedang terkekeh di belakangnya. Tangan Taeyong pun menolehkan kepala Ara pelan, lalu mendekatkan wajahnya, dan menggosokkan hidung mereka berdua.

DEG!

I GOTTA CALL 119!!!!

Ara melongo menatap Taeyong dengan pipinya yang sangat memerah. Sedangkan Taeyong pun merangkul Ara lagi masih dengan senyum manisnya. "Ayo, kita pulang!"

"Haha ... ayo ...," sahut Ara dengan loyo.

Namun, Ara sadar kalau Taeyong sedang menoleh ke suatu arah dan memberikan tatapan super sinis yang pernah Ara lihat di dimensi lain itu. Ara takkan mau melihatnya lagi, meski itu hanya prank.

Setibanya di depan pagar rumah Ara, dengan cepat Ara membuka pintu dan mempersilakan Taeyong masuk. Begitu berada di dalam, Ara buru-buru menyajikan minum untuk Taeyong.

Ayolah, jarak dari tempat Ara turun dan tempat Taeyong menghampirinya itu cukup jauh. Pastilah Taeyong sangat kelelahan.

"Ini, Kak." Ara menyuguhkan minum, lalu duduk di kursi yang ada di dekat Taeyong. "Kenapa Kak Taeyong malah balik?"

"Apa karena ada ... orang jahat?" tanya Ara, sambil mengingat akting Taeyong barusan.

"Iya, dia kelihatannya mabuk dan ngelihat kamu dengan tatapan berniat jelek gitu," jelas Taeyong yang membuat Ara merinding.

Bayangkan kalau tak ada yang membantunya saat itu, bayangkan Taeyong tak melihatnya saat itu, mungkin Ara sudah ketakutan setengah mati.

Huh, berjalan sendirian di malam hari sebagai seorang wanita itu menyeramkan.

"Yah, untungnya aku bisa lari cepet dan nolong kamu," lanjut Taeyong.

Duh, kenapa ngomongnya jadi lembut begini? Aktingnya udahan kan ya? Masa' mau lanjut.

Respons yang Ara berikan tentu helaan napas lega dan senyum penuh terimakasih. "Untung Kak Taeyong perhatiin, kalau enggak? Bisa-bisa dalam bahaya gue."

"Lain kali perhatiin sekitar kalau lagi sendirian, ya? Bahaya loh, cewek kayak kamu sendirian malem-malem lagi," kata Taeyong dan tanpa sadar mengelus kepala Ara.

Ara yang diperlakukan seperti itu bagaimana bisa biasa saja? Maka dari itu, buru-buru Ara melepaskan diri dari usapan Taeyong, membuat Taeyong sendiri terkejut.

"Kak Taeyong pasti capek, 'kan? Itu bantal sama selimutnya yang dipakai sama anak NCT yang sebelumnya nginap di sini waktu hilang."

"Sekarang, Kak Taeyong boleh pakai dan tidur di sini. Kalau haus, boleh ambil minuman botol yang ada di dalam dus di situ," jelas Ara sambil menunjuk sebuah dus di dekat sofa.

Taeyong pun memandang Ara keheranan, tetapi Ara menyahutnya dengan senyuman dan segera pergi. Ia anggap kalau Taeyong sudah paham akan ucapannya.

Sejujurnya Ara tak mengatakan soal adanya air di dekat sofa pada anggota NCT sebelumnya yang menginap, hanya saja hari ini, Ara benar-benar salah tingkah!

"Haduh, bahaya banget. Ini Taeyong terlalu baik, nanti gue kebaperan, eh tau-tau cuma dianggap adik!" gerutu Ara begitu sudah di kamarnya.

Sedangkan Taeyong yang sudah ditinggali Ara itu hanya tersenyum kecil dan merapikan bantal untuk ia tiduri.

"Ah ... berasa balik lagi ke tujuh tahun lalu," gumam Taeyong, mengenang masa-masa remajanya, masa trainee-nya, masa-masa yang menggambarkan beratnya hidupnya saat itu.

Dan, sekarang ia justru merindukan dengan sangat masa-masa itu, entah mengapa. Suasana rumah Ara benar-benar membuatnya bisa tidur lebih tenang.

Mungkin, ia merindukan rumahnya. Merindukan keadaannya yang dulu. Yang bukan siapa-siapa.

Mungkin, bukan hanya Taeyong yang merasakannya saat ini. Mungkin semua anggota NCT juga merasakannya kala tidur di sofa rumah Ara.

Mungkin benar, kalau sistem ini memiliki tujuan tertentu. Ini tak terjadi tanpa alasan.

•••

Ten dan yang lainnya pun tiba di parkiran gedung agensi, lalu semua penumpangnya turun dengan cepat karena waktu sudah malam,  dan mereka semua harus istirahat. 

Tiba di lift, semuanya tampak menghela napas lega dan bersandar di dinding lift

"Besok jadwal lo apa, Jen?" tanya Ten, untuk memecah kesunyian.

"Bikin video buat VCR panggung lagi, kayaknya bakal makan waktu lama sih. Apalagi itu semacam akting juga," jawab Jeno dan Ten mengangguk-angguk. "Kalo Bang Ten?"

"Sama, kita juga bakal ada fanmeeting di sini, lagi latihan juga." Kun mengangguk membenarkan jawaban Ten.

ting

Lantai yang mereka tuju pun di depan mata. Jeno segera memisahkan diri dengan anggota WayV lainnya, karena asrama tempatnya tidur berlawanan dengan WayV.

Kun, Ten, dan Lucas yang ada di dalam lift pun hanya diam. Tentu saja karena sejak mereka pergi, jantung mereka sudah berdebar tak karuan.

Apalagi mereka harus pergi ke tempat publik seperti itu. Salah sedikit, mereka bisa berada dalam bahaya.

"Eh, Kun, mending lo kabarin manajer bilang kalau kita udah balik. Kayaknya dia masih sibuk pengarahan sama direktur, setidaknya biar dia gak khawatir."

Kun mengangguk-angguk paham, kemudian merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya itu. Sayangnya, ia tak menemukan ponselnya.

"Mati gue." Kun terpaku saat tak merasakan ponselnya di sakunya.

"Enggak tuh, lo masih hidup," sahut Ten yang dipelototi Kun. Sedangkan Lucas hanya terkikik.

"Hape gue kayaknya ketinggalan di mobil," ujar Kun dan pintu lift terbuka.

Ten mendengkus. "Kalau mau ambil, ambil sendiri. Gue mau istirahat!"

"Gue juga ya, Bang." Lucas menepuk bahu Kun kemudian segera berjalan keluar lift.

"Haah ... sial. Ah, males juga ah, gue mau tidur aja," gumam Kun dan akhirnya menyusul Ten dan Lucas menuju asrama WayV.

•••

Tak ada hal berkesan pagi ini, selain Taeyong yang membuatkan Ara sarapan setelah meminta izin darinya. Setelah beberapa tahun kepergian ibunya, pertama kalinya Ara dimasakkan seseorang.

Hei, hei. Wajar kalau Ara jatuh cinta, 'kan?

Meski begitu, Ara tetap memikirkan teori semalam. Tak disangka, ternyata polanya seperti itu. Ara sudah memikirkannya, tetapi ia terlalu sibuk memikirkan teori lain dan mengurus keberadaan anggota NCT yang hilang.

Yah, akhirnya, pola yang ia sempat pikirkan pun bisa dipecahkan bersama-sama. 

...

Setibanya di kelas, Ara segera duduk di kursinya. Tak lama, kelas dimulai dengan pelajaran yang cukup mengerikan. Bukan, bukan pelajarannya yang mengerikan.

Namun guru pengajarnya. Akan tetapi, Ilisa memilih untuk mengganggu di tengah pembelajaran.

"Ra," desis Ilisa.

"Apa?" tanya Ara.

"Pasti lo gak tau rumor baru tentang NCT gara-gara hape lo rusak, 'kan?" tebaknya dengan suara kecil.

"Kenapa lagi mereka emang?" tanya Ara sambil bergumam di dalam hati.

Apalagi kali ini?

Ilisa menunjukkan layar ponselnya diam-diam dan di layar itu terlihat sebuah mobil yang Ara kenali. Ya, mobil yang digunakan anggota WayV semalam untuk menjemput Taeyong.

Ara mengangguk-angguk. "Hm, terus?"

"Katanya, salah satu anak WayV pacaran sama sasaeng," bisik Ilisa yang membuat Ara mendelik kaget.

"HAH?"

Refleks, Ara menutup mulut dan membenamkan wajahnya ke meja. Ilisa yang terkejut pun menyimpan ponselnya dan pura-pura memperhatikan sang pengajar.

Guru tersebut pun melihat ke arah Ara yang sedang menyembunyikan wajah. Namun, tidak membantu sama sekali, karena teman sekelasmu sekarang sedang melihat ke arah Ara dengan ekspresi wajah terganggu.

"Ara Choi."

Menyerah, Ara pun berdiri dari duduknya dan memandang sang guru. Tangan guru itu pun hanya menunjuk pintu kelas, tetapi Ara paham.

Benar, ia dihukum dengan diusir keluar kelas.

...

"Gue bakal cubit ginjal si Ilisa, gak mau tau. Bisa-bisanya ada yang bikin rumor begitu? Teori darimanaㅡ"

Ara yang sedang berjalan pergi dari ruang guru setelah mendapat pengarahan, kini sedang berjalan menuju kelasnya untuk menemukan Ilisa.

Namun karena pemikiran Ara, tiba-tiba ia berhenti berjalan. Pikirannya mulai menerka-terka darimana dugaan rumor itu muncul.

WayV berpacaran dengan sasaeng? Apakah mereka menyimpulkannya dari foto mobil itu? Apa mereka berhasil mendapatkan wajah Ara?

"Penyamaran gue gagal? Ah elah," desis Ara sambil memijat kepala dan mulai berjalan pelan.

"Berarti gue gak bisa ketemu member WayV atau NCT lagi, bisa-bisa mereka kena rumor yang enggak-enggak. Harusnya gue udah duga bakal jadi begini, aduh."

Ara tiba di kelas dan memasang wajah garang ke arah Ilisa yang kini tersenyum memohon perdamaian pada Ara.

Ara duduk di sampingnya dengan satu alis menaik. "Jelasin tentang tuh rumor coba."

"Wow, lo masih mau tau?" 

"Ceritain aja, bawel."

Ilisa terkekeh, lalu membuka ponselnya dan membacakan sebuah artikel palsu tentang berita kejadian semalam yang melibatkan WayV.

Cepet juga mereka nulis beritanya. Yakin tuh, gak ada typo? batin Ara setelah membaca artikel.

"Gara-gara mereka liat yang nyupir mobil itu mirip Ten, dan keliatannya mereka bawa penumpang cewek. Masih desas-desus sih," jelas Ilisa.

Sudah kuduga. Mereka gak lihat pasti, supirnya aja gak bisa bedain, batin Ara sambil mengembuskan napas kasar.

"Ada foto ceweknya?" tanya kamu sambil mengintip ponsel Ilisa.

Ilisa menggeleng. "Ini dari ketikan si yang punya akun. Fotonya dia cuma nemu yang mobil ini aja."

"Hah, tipuan itu." Ara menggidikkan bahunya dan mulai menyalakan laptopnya. Sedangkan Ilisa keheranan.

"Cepet banget lo nyimpulinnya?" tanya Ilisa.

Ara menghela napas panjang, kemudian menatap Ilisa balik. "Gak ada gambar? Bohonglah, siapa tau itu manajer mereka? Mungkin mereka mau pergi ke suatu tempat buat keperluan fanmeeting?"

Mendengar jawaban Ara, Ilisa memajukan bibirnya sambil mengangguk-angguk. "Emang susah kemakan rumor ya lo?"

Ya, mana bisa kemakan. Cewek yang dia maksud di situ kan gue, Lis.

"Ya, gitulah," kata Ara sambil memainkan laptop yang sudah menyala. Hal aneh terjadi, program Dating Doors itu menyala, dan memulai permainan.

Keheranan, Ara melirik jam dinding di kelas. Sebentar lagi memang sore, tetapi waktu matahari terbenam masih cukup lama. Ada apa ini?

Haduh ... mainin aja kali, ya? batin Ara dengan sedikit keraguan.

Akhirnya Ara memutuskan untuk memainkannya. Pintu demi pintu Ara pilih, tanpa Ilisa memperhatikannya. Dan, jawaban diberikan.

"Taeil," desis Ara.

Teorinya ... bener?

...

Sepulang sekolah Ara memilih untuk berjalan kaki, karena berencana atau tidak, ia akan berjumpa dengan rumah itu juga. Akan tetapi, apakah Taeyong akan benar-benar aman berada di dalam rumahnya?

Bagaimana jika yang mengikuti Ara semalam adalah seorang penguntit gila NCT? Yang berkedok pria mesum yang ingin menjahati Ara?

"Hah, gue jadi pesimis begini deh," gerutu Ara sambil mengacak-acak rambutnya.

Karena tidak fokus berjalan, Ara tidak sadar kalau ada sekelompok orang berdiri di depannya. Sehingga ia menabrak orang itu, membuat dirinya terkejut.

Ia langsung mengangkat wajahnya, dan terkejut dengan siapa ia bertatap wajah saat ini.

Gila, kenapa mereka lagi, sih? Ini mereka ganti dari nguntit NCT jadi nguntit gue, ya? batin Ara.

"Kemarin yang turun dari mobil yang isinya WayV itu, lo 'kan? Ngapain lo? Lo pacar salah satu dari mereka?" tanyanya tanpa basa-basi.

Ara mengerjap, kemudian menggeleng. "Maaf, turun dari mobil WayV? Memangnya saya siapanya mereka sampai bisa masuk ke ranah pribadi kayak begitu?"

"Lo bukan sembarang orang, lo cewek yang sama dengan cewek yang waktu itu ngobrol sama beberapa anak NCT sama WayV. Gausah ngelak, gue punya buktinya."

Duh, heran banget deh. Mereka ini sasaeng beneran, ya? Yang kepengin banget dinotis idolanya, dan gak suka liat idolanya punya hubungan sama orang lain?

Masa' tiap hari gue bakal berhadapan terus sama mereka? Bisa kacau dong? batin Ara.

"Saya atau bukan, itu bukan urusan kamu. Memangnya hubungan kamu dengan NCT itu apa? Selain penggemar dan idolanya?"

"Daripada mencurigai orang dengan foto-foto kayak begitu dan berujung menyinggung mereka, kenapa kamu gak beli album NCT aja? Yang banyak?"

"Kalau perlu borong aja sampai tandas, sampai agensi mereka gak mampu lagi produksi albumnya." Ara menatap dengan jengkel.

"Daripada kamu habisin biaya untuk mencurigai perempuan itu, perempuan yang mungkin NCT anggap sebagai orang yang berharga bagi mereka," ujar Ara lagi.

"Kamu itu mengidolakan NCT untuk mendukung mereka, atau cuma mau memuaskan ego kamu aja? Bukannya kita tahu, tujuan mereka jadi NCT?"

Ara berjalan dengan tatapan tajam. "Karena mereka kepingin jadi penyanyi, penari, pemusik, pembuat seni. Bukan untuk memuaskan ego dan nafsu kalian."

Setelahnya Ara menabrak bahu salah seorang di sana dengan sengaja, karena sudah melihat rumah yang ia sedang cari.

"Justru penggemar seperti kamu itu yang harus diberantas, bahkan saya rasa kamu tidak bisa disebut penggemar."

Barulah Ara pergi dengan langkah cepat, meninggalkan tiga orang itu berdiri di sana entah dengan isi pikiran seperti apa setelah Ara katakan itu. Marah? Bisa jadi.

Pedulikah Ara? Terserah. Memangnya cuma Ara yang berpikiran seperti itu? Ara rasa banyak yang sepemikiran dengan dirinya.

Penggemar seperti tiga orang itu akan selalu ada, tidak harus selalu terlihat wujudnya, tetapi memang ada. Diberantas pun akan sulit, karena itu seperti mendarah daging.

Kalau mereka tidak intropeksi diri, maka mungkin yang seperti itu akan selalu ada.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ara terbangun tiba-tiba karena mendengar suara bising yang cukup samar-samar. Dan juga suara kamera yang mengambil gambar berkali-kali.

klek

Pintu di samping Ara terbuka lebar, dan menampilkan karpet merah yang membentang hingga ke depan sana. Di kanan-kirinya, terdapat banyak orang dengan kamera, pena dan kertas, lalu juga orang yang bersorak-sorai.

Pemandangan ini tidak asing bagi Ara, karena Ara selalu melihatnya ketika menonton acara red carpet NCT.

Oh? Gue jadi artis ... gitu?

Ara menurunkan kakinya keluar, ternyata ia berada di sebuah mobil mewah. Sorot kamera pun terarah padanya dengan flashlight dari arah mana saja.

Gaun yang Ara kenakan tidak begitu berat. Gaun bergaya mermaid, kesukaan Ara, dengan warna hitam dan putih yang berkilauan diterpa cahaya.

"Ah, itu Taeil!"

"Cepat foto ke arah sana!"

"Astaga, lihat! Ia memakai pakaian dengan warna seiras dengan tunangannya!"

"Sangat cocok sekali!"

Hm? Tunangan? Taeil udah tunangan?

Suara pintu terbuka pun terdengar dari belakang Ara, membuat Ara menoleh karena mengira itulah Taeil. Dan, perkiraannya benar.

Taeil berdiri di sana dengan pakaian yang senada dengan pakaian Ara, tersenyum manis ke arah Ara kemudian berdiri di samping Ara.

"Udah aku bilang, 'kan? Kamu cantik pakai gaun itu," kata Taeil sambil berbisik.

Ara tersenyum lebar. "Tunangannya Taeil itu kapan sih, gak cantik?"

"Haha, iya deh, iya." Taeil menggenggam tangan Ara, kemudian mereka berjalan beriringan di atas red carpet sambil melambaikan tangan ke arah kamera.

.

.

.

Wah, gue jadi tunangannya Taeil!

teruntuk kamu, shotaro stan sama sungchan stan, aku minta maap yes. gabisa masukin dua cogan itu ke cerita ini, hehehe💚

HAYU SEMANGAT VOTING GAMAU TAU.

BTW UNTUK KAMU YANG NGAKU OT23 STAN, STREAMING BAD ALIVE, MOONWALK WEH ITU ASTAGAAAA

giliran love talk rame sekali ahxisnzhs kzl


tapi turn back time sama take off jangan ditinggal juga uuuu


yes yes?? tbh akutu sayang banget lebih ke wayv, tapi bukan berarti gue dukung wayv only, no.

gue sayang 23 mas mas itu, i just hope the best for them. so do you, right?

💚💚💚💚 makasii udah nungguin cerita ini, muaahh💚

Continue Reading

You'll Also Like

491K 36.8K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
79.3K 7.7K 15
"Kalau kau bisa membuatku jatuh cinta dalam waktu 30 hari, aku akan menjadi kekasihmu. Kalau kau gagal atau kau menyerah, pergilah dari hidupku" -Mar...
16.2K 1.6K 55
POETRY BOOK. [read at your own risk] ❞ She's using the ink from her veins to write poetry about her feelings. ❞ ⚠️ this poetry is dedicated to those...
96.4K 17.7K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...