My Mate Is Psychopath (END)

By Tklstr_30

390K 33.3K 1.8K

[TERBIT] Aku tak percaya akan semua ini ! Bagaimana bisa seorang Alpha tampan sepertiku mendapatkan mate se... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66
Chapter 67
Chapter 68
Chapter 69
Chapter 70
Chapter 71
Chapter 72
Chapter 73
Chapter 74
Chapter 75
Chapter 76
Chapter 77
Chapter 78
Extra part 1
Extra part 2
Pengumuman
Pengumuman 2
Vote Cover
Open Pre Order MMIP
Link Shopee

Chapter 7

10.5K 881 35
By Tklstr_30

Happy Reading🍃

******

"Bagaimana ini? Dimana aku akan menemukannya?" frustasi Lucas dalam pikirannya

Lucas memandang Ebert. Mengamati dengan lamat. Mencari kejailan melalui matanya. Namun hanya keseriusanlah yang ia lihat di mata Ebert.

"Lucas akan bawa mate Lucas. Tapi tidak dalam waktu dekat ini ya"

Ebert memiringkan kepalanya. Tidak mengerti apa yang dimaksud Lucas.

"Gini Bert....gimana ya jelasinnya...."

Belum sempat Lucas menyelesaikan kalimatnya. Ebert telah memotongnya terlebih dahulu.

"Jelasin aja Ebelt bakalan ngelti kok" kata Ebert dengan polosnya

Lucas menimang-nimang. Mungkinkah dia akan mengatakannya pada Ebert? Tapi ia merasa tak tega jika memberikan kebenarannya pada Ebert. Memang sih kebenaran yang sesungguhnya ia juga belum tahu. Namun perspesi setiap anak kecil siapa tahu, kan?

"Nggak ah..nanti kamu pusing Bert" Jelas Lucas

Ebert kini merasa pusing. Bukan karena informasi tentang mate Lucas. Namun karena perkataan Lucas lah yang kurang jelas apa maksudnya. Terkadang Ebert bisa paham akan kata-kata orang dewasa. Terkadang juga sebaliknya.

"Tuhkan Ebelt jadi pusing benelan. Lucas ngomongnya belbelit-belit sih. nggak jelas!"

Lucas tertawa mendengar kekesalan Ebert. Rasanya ia sangat puas bisa melihat Ebert seperti itu. Jarang sekali Ebert merasa kesal. Karena biasanya Ebert lah yang membuat orang lain
kesal.

"Hahah mukamu tambah jelek,Bert. Nggak sia-sia ibu lahirin aku" kata Lucas dengan percaya dirinya

"Mana ada sepelti itu. Ibu biasa aja tuh. Nggak gimana-gimana" balas Ebert tak mau kalah dengan Lucas

"Terserah padamu saja. Dasar bocah!"

Setelah mengatakan itu dan menonyor kepala Ebert. Lucas langsung berlari keluar. Tak peduli dengan teriakan nyaring Ebert yang memenuhi ruang kerjanya.

"Sepertinya mengoda Ebert akan menjadi kebiasaan baruku"

                           🐺🐺🐺🐺

Siang telah berganti malam. Menampakkan sang rembulan sebagai pengganti raja siang. Semilir angin berhembus pelan. Menyapa dedaunan yang bergoyang.
Di balkon kamar maskulinnya Lucas menegadah memandang bintang-bintang. Memikirkan cara untuk bertemu dengan mate nya, kembali.

Andai saat pertemuan pertama waktu itu ia menghampiri matenya. Mungkin saat ini ia tidak akan susah-susah berpikir seperti itu. Kesal, marah, menyesal bercampur menjadi satu. Namun ia juga sadar jika terlalu terburu-buru maka tidak akan baik. Mungkin inilah jalan dari moongoddes. Membiarkan Lucas memahami matenya terlebih dahulu meskipun dari jauh.

Saat Lucas ingin ke kamar mandi. Tiba-tiba saja Beta nya mengetok pintu kamarnya.

"Luc apa kau didalam?" Tanga Darell dari luar kamar Lucas

"Ya. Masuk saja"

Pintu terbuka dengan lebarnya. Menampilkan Darell yang sedang tersenyum garing. Entah apa yang membuatnya terlihat sebahagia itu. Lucas duduk di pinggiran ranjangnya. Sembari menunggu Darell yang tengah menutup pintu yang sialnya terlalu pelan, menurut Lucas.

"Ck. kalau nutup pintu emang harus gitu? " tanya Lucas kepada Darell yang berjalan kearahnya.

"Hehe...nggak harus sih. Tergantung yang nutup"

Lucas memutar bola matanya. Ketidak jelasan sifat Darell kembali mulai. Sepertinya sifat Darell yang aneh memang sudah menjadi ciri khasnya tersendiri. Buktinya setiap Lucas membaca pikiran Darell. Yang ada di otaknya tak jauh-jauh dari hal-hal aneh. Yang kalau menurut Lucas lebih pantas dilakukan anak kecil, seperti Ebert.

"Kau kenapa malam-malam ke kamarku? ada hal yang penting?"

"Apa kau lupa? malam ini kan kau harus packing untuk kedunia manusia besok pagi"

Lucas menepuk jidatnya. Bagaimana bisa ia melupakan hal sepenting itu? Untungnya ada Darell yang selalu mengingatkannya.

"Astaga Aku lupa. Kau bantu aku" pinta Lucas tanpa menerima penolakan.

"Iya"

Lucas dan Darell bersama-sama menyiapkan segala keperluan yang mereka butuhkan untuk kedunia manusia. Meskipun begitu, kewajiban Lucas sebagai seorang alpha tidak ia lepas begitu saja. Dengan bantuan Darell yang akan melaporkan setiap kejadian yang ada di packnya akan memudahkan Lucas dalam menghandel dua pekerjaan sekaligus.

"Kau harus tetap hati-hati disana. Meskipun nantinya manusia tidak mengetahui siapa dirimu. Namun banyak bangsa immortal yang akan mengenalimu" kata Darell mengingatkan Lucas untuk selalu berhati-hati

"Iya....iya. Tanpa kau beritahu, aku juga sudah mengerti"

Darell memberikan kedua jari jempolnya sembari berkata 'good' kepada Lucas. Lucas tak menanggapinya. Kini ia benar-benar fokus kepada barang bawaannya. Meneliti satu demi satu agar nanti ia tak perlu repot-repot mengambil ke castle nya jika ada yang tertinggal.

"Aku rasa cukup ini saja yang aku bawa. Oh..ya kau sudah membelikan aku rumah seperti yang aku pinta kan?" tanya Lucas kepada Beta nya

"Sudah Luc. Semuanya telah aku persiapkan jauh-jauh hari"

Lucas menganggukan kepalanya. Semuanya telah beres. Tinggal dirinya saja yang kurang. Pengalaman hidup barunya akan segera di mulai. Berada di lingkungan manusia memang bukanlah hal yang pertama. Namun bekerja di tempat manusia lah yang menjadi pertama baginya.

"Semoga kau menemukan matemu disana ya Luc. Kalau bisa pepet terus jangan kasih celah buat dia mengelak. hahah" nasihat Darell yang notabenya masih sendiri dan belum menemukan belahan jiwanya

"Semoga saja begitu. Kau doakan saja yang terbaik untukku nanti"

Darell hanya menjawab dengan bahasa isyarat tangan lagi. Dan kali ini dengan bentukan tangan yang mewakilkan kata 'oke'.

Lucas tak memedulikan hal itu. Toh juga ia sudah paham betul dengan sifat Darell. Pernah ia bertanya mengapa Darell sering menggunakan bahasa isyarat tangan seperti itu. Dan Darell menjawab dengan entengnya. Katanya "Ketika ada yang lebih irit, ngapain kita menggunakan yang boros"

Lucas awalnya takjub dengan pemikiran Darell yang memang benar sih. Namun perumpamaan yang ia gunakan tidak lah tepat dengan apa yang mereka bahas. Seharusnya Darell menggunakan kata-kata itu ketika akan menghemat listrik, air maupun makanan. Itu yang akan lebih tepat.

Lucas memandang jam yang tertempel di dinding. Sudah hampir larut malam. Ia mengode Darell untuk kembali ke kamarnya. Namun Darell sama sekali tidak bergeming.

"Kau tak mau tidur?"

"Hah? maksudmu tidur di sini?" tanya Darell dengan tampang sok polosnya

"Aku masih lurus!"

Darell menyenggir kuda.

"Aku tidak bertanya kau masih lurus atau tidak. Tapi jika kau kesepian aku bisa menemanimu malam ini" Kata Darell sembari mengedipkan matanya.

Lucas menatap horor Darell. Sekesepian apapun dirinya. Ia bersumpah tak akan mau di temani tidur dengan seorang laki-laki. Terlebih lagi yang bentukannya seperti Darell.

Tak ingin berlama-lama dengan Darell yang semakin hari kian parah. Lucas mendorong paksa tubuh Darell keluar kamarnya.

"Sana kembali ke kamarmu. Jangan kau ucapkan kata-kata menjijikan seperti tadi. Kau membuatku ngeri"

Darell tersenyum. Lucas semakin ngeri setelah membaca pikiran Darell. Apa Darell sudah tak waras? Ia menginginkan Lucas?

Lucas langsung menutup pintu dan menguncinya. Tak peduli dengan Darell yang saat ini tengah tertawa terpingkal-pingkal.

"Hahah...Luc...Luc. Ternyata mudah juga membuatmu takut seperti itu"

Darell meninggalkan kamar Lucas. Di sepanjang jalan menuju kamarnya pun ia masih saja tertawa. Bahkan saat sampai di kamarnya, ia masih tertawa hingga ketika ia tersedak barulah dia berhenti.

"Uhuk...uhuk...dasar nyamuk tak tahu sopan santun. main nylonong aja masuk mulut orang sembarangan!"

Darell mengambil minum di atas nakasnya. Membiarkan nyamuk yang telah masuk kedalam mulutnya semakin masuk ke dalam tubuhnya. Hingga membiarkan alam yang akan mengurusnya nanti.












TO BE CONTINUE

Jangan lupa Vote, komen sebanyak-banyaknya ya guys🔥
Sampai bertemu dengan aku , kalau sudah up lagi😂
Maaf ya baru bisa up hehe

                                16 Sepetember 2020








Continue Reading

You'll Also Like

69.7K 6.6K 55
[Fantasy, Vampire, Romance, Action] ~First Story~ πŸŽ– # 1 Vampir - 7 Januari 2024 πŸŽ– # 1 Vampire - 7 Januari 2024 πŸŽ– # 1 Human - 23 Maret 2024 πŸŽ– # 2...
35.3K 3.9K 14
Aku tak pernah menyangka jika keajaiban seperti ini yang akan terjadi dalam hidupku. Bagaimana bisa seorang gadis biasa sepertiku secara tidak sengaj...
6.5K 1.9K 60
🌸 Meski kau hidup sesaat namun menyisahkan kenangan yang tak pernah berkarat 🌸 Gembel, sebutan darinya untukku bahkan saat kami baru pertama kali b...
499 53 9
Bagi Clea, Arilos adalah segalanya. Setelah kehancuran keluarganya, Arilos adalah sebuah kebahagiaan untuk Clea. Bahkan Clea rela berjam-jam menunggu...