(โœ“.) Midnight Strangers

By febjaes

398K 96.8K 49.1K

๐—ฆ๐—จ๐— ๐— ๐—”๐—ฅ๐—ฌ : Pergi ke pulau terpencil sendirian merupakan cara ampuh untuk melupakan seseorang menurut mi... More

1. Comenzar
2. Warna Apa
3. Suatu Hari Di Kantin
4. Pertemuan Pertama
5. Hari Itu Di Bioskop
6. I Will Be Over You
7. 37.5 FM Radio
8. Hari Ini Makan Udon
9. No Thoughts Head Empty
10. Harusnya Nggak Gini
11. Oh, Jadi Gitu
12. PENGAKUAN
13. Don't. Talk. To. Me
14. Stress Day
15. Terus Gua Gimana?
16. Reinkranasi Peramal
TRAILER
18. "Iming Li Siipi, Yi?"
19. Samping Tukang Kebab
20. Lo Aneh, Tapi Baik
21. Something New
22. CLBKTSSYE
23. Cowok Bangsat
25. Now I Know
26. Mau Bicara Apa?
27. Where Did I Go Wrong?
28. YEPPEOSEOOOOO
29. Let's Talk About Yesterday
30. Ucapan Yang Mana?
31. Nomor NIK
โš ๏ธ WARNING โš ๏ธ
33. Fifty Nine Twenty Nine
34. Whatsapp Dan Kafe Ons
35. Sebagian Cerita Soodam
36. Pas Di Mcd Itu
37. Informasi Baru
38. Bad Day, Nice Night
39. I Wish I Can Eat Udon Noodles Now ๐Ÿฅฃ
40. Mau
41. Sepuluh Ribu Jam
42. Semoga Cepat Sembuh
43. See You
44. Ini Chapter Empat Puluh Empat
45. Nggak Usah Ganggu
46. Nggak Peduli Tapi Peduli
47. Disini Di Nectar Kafe
48. Kapan Kita Bisa Bicara?
49. Duh
50. Hubungan Apa
51. Midnight Stranger
52. Terminar
๐Ÿ’ซ Bonus Chapter : Cerita Baru Orang-Orang ๐Ÿ’ซ

24. Mau Balikan Atau Nggak Sih?

7.3K 1.8K 1K
By febjaes

Aku mengetuk-ngetuk jariku diatas paha ketika lampu lalu lintas menyala mengeluarkan warna pertamanya, merah. Sesekali aku menangkap wajah cowok itu dari spion motor. Aku masih memikirkan sesuatu yang waktunya sudah berlalu beberapa jam yang lalu, bahkan aku dan tubuhku sudah berada di tempat lain.

haechan
Whatsapp
12.54

me
kapan? |

haechan
| ya
| hari
| ini

Saat itu aku berpikir kalau aku sudah memiliki janji dengan seseorang, maka aku nggak perlu lagi buat janji sama orang lain.

me
nggak bisa hari ini |

haechan
| kenapa?

Nggak tahu harus bilang apa, karena yang jelas kalau bilang karena aku bakalan pulang bareng Yangyang itu nggak mungkin.

haechan
| kan keselnya hari ini.

me
emang kalau makan sama lo bisa buat buat kesel gw ilang? |

haechan
| mana gua tau. 🤷‍♂️
| tapi kalau lu nolak paling gua yang kesel.

me
pokonya ga bisa 🙏 |

haechan
| oh gua tau.
| hmmmmm.
| •\_/•

me
TAU APAAN??? |

haechan
| nggak.
| kalau berubah pikiran hubungi.

Ketika Yangyang dan Haechan menawariku dua pilihan di waktu yang sama, aku kebingungan. Saat itu aku merasa bahwa aku nggak bisa berprilaku tegas pada diriku sendiri. Aku cuma mengandalkan pemikiran seperti,  membatalkan penawaran Yangyang buat aku nggak enak hati, sedangkan makan udon sama Haechan bisa kapan aja. 

Setidaknya seperti itulah caraku berpikir tadi. Namun, setelah sampai diambang pintu kelas, aku kembali berpikir berlawanan.

Pulang sekolah bareng Yangyang bisa setiap hari, tapi pergi bareng Haechan nggak bisa.

Ah! Pusing!

Tapi ujung-ujungnya juga ....

me
ditempat biasa? |

haechan
|  apeni

me
makan udon |

haechan
| ^^
| 👄👁👄
| EH SALAH
| 👁👄👁

me
GUE NANYA YA JAWAB |

haechan
| iyaAa.
| di tempat biasa aja lu nunggu.
| depan gerbang sekolah lu.

me
maksudnya apa :) |

haechan
| gua kesana :)

"Kenapa?" tanya Yangyang saat itu ketika bel pulang sudah dibunyikan dan dia menungguku di depan kelas selama sepuluh menit lamanya. Padahal nggak ada yang suruh dia ngelakuin itu.

"Bukannya tadi udah dikasih tau?" kutanya untuk sekedar memastikan. Masalahnya, beberapa menit setelah aku mengiakan ajakan Haechan, aku texting Yangyang kalau aku nggak bisa bareng dia hari ini.

"Aneh aja tiba-tiba nggak bisa."

"Ya soalnya ... sama temen gue yang ini mainnya gak bisa tiap hari, sama lo kan bisa tiap hari?"

"Berarti maksudnya besok-besok lu mau pulang tiap hari sama gua?"

GAK GITU SIH.

"Bukan... apaya... sama lo kan ketemunya setiap hari Yangyang, lo paham nggak sih maksud gue?"

Yangyang ketawa dikit, "Iya, gausah panik."

"Temen yang mana sih?" tanya dia LAGI. Sumpah, nggak tahu sejak kapan Yangyang jadi lebih strict sifatnya padahal dia udah bukan siapa-siapa. Perubahannya berbanding jauh dibanding sifat dia yang dulu-dulu saat aku sama dia masih jadian. Dan jujur, aku nggak suka sama sifat dia yang begini. Kalau ada waktu, aku pasti bilang kalau aku nggak nyaman sama Yangyang yang sekarang.

"Ya adalah pokoknya ... lo nggak akan kenal." Aku mengelak. Yangyang kemudian mengangguk.

"Yaudah hati-hati kalau gitu. Gua pulang duluan." Aku mengangguk yang disusul dengan perasaan lega. Aku memperhatikan punggung cowok itu sampai menghilang sebelum akhirnya aku pergi ke gerbang belakang untuk menemui Haechan.

Jujur, rasanya saat itu aku kayak lagi selingkuh dari pacar padahal aslinya dua cowok ini bukan siapa-siapa.

Dan disinilah aku sekarang. Bersama cowok bernama Haechan, diatas motornya dan masih pakai seragam. Tapi aku protes,

DUG

Ketika kaca  depan helmku, ralat, helm Haechan membentur helm bagian belakangnya karena motornya yang tiba-tiba ngerem mendadak. Sehingga tanpa berpikir panjang, aku langsung menepuk keras bagian belakangnya itu.

"Pelan-pelan lo nggak bisa?"

"Ngelamun mulu lu kaya banyak cicilan."

Aku nggak menggubris omong kosongnya.

"Lu pasti belom izin sama calon cowok lu?" katanya.

"Izin apaan? Calon cowok apaan juga?"

"Lu belum izin sama Yangyang mau pergi bareng gua atau mau gua aja yang izin?"

Hah? Perkatannya sukses membuatku geleng-gelengin kepala, "Nggak tau deh gue harus jawab apa, bingung gue sama lo."

"Gua juga pernah pdkt sama orang. Kalau jalan sama yang lain pasti nggak enak meskipun dia bukan pacar, makanya tadi lu nolak pergi bareng gua? Bener apa bener?" tanya Haechan sambil tetap konsisten dengan arah laju jalan.

Aku diam. Demi Tuhan aku nggak tahu harus jawab apa. Kayak terserah deh lo mau mikir gimana gue pusing banget sumpah, atau memang rasanya akhir-akhir ini perkataan Haechan selalu buat aku mati kutu. Nggak tahu nggak ngerti.

Aku dan Haechan sampai di restoran Jepang yang sama ketika aku dan dia makan udon bersama untuk yang pertama kalinya. Semuanya masih sama, bahkan tempat duduk yang Haechan pilih juga masih sama, yang beda cuma satu, kalau dulu aku nggak tahu dia Udon, kalau sekarang udah tahu.

"Lu nggak akan buat status di Whatsapp?" tanya Haechan tiba-tiba.

"Status apa?"

"Hari ini makan Udon? Nanti gua buat hari ini makan udon bareng Nyenyi."

"Anjir, Chan?"

Haechan ketawa, "HAHAHAH kenapa? Gua nanya."

Aku menelam salivaku karena kaget, bisa-bisanya dia masih inget hal-hal gituan. Perasaannku kali ini dicampur dengan pemikiran yang bertanya-tanya tentang kok ada sih orang setengil ini?

"Iya nanti gue buat, hari ini makan udon bareng Udon." Sarkasku, hal itu membuat dia ketawa lagi. Padahal aslinya aku nggak serius bilang begitu.

"Jangan lupa hide si Yangyang," Katanya.

JHAKSKSLALA ANJROT.

"Lo ini udah curang segala-galanya,"

Haechan ngerutin dahinya, "dalam hal?"

"Lo kaya tau semuanya tentang gue, gue nggak tau apa-apa tentang lo."

Bibir bawahnya maju ke depan, "lu mau tau tentang gua yang mana?" Perkataannya membuat situasi disini seolah-olah aku MAU TAHU BANGET semua tentang Haechan, seolah-olah aku penasaran sama kehidupannya. Padahal bukan itu ... Gimana ya ... Ya biar ada bahan ejekan aja gitu.

"Nggak jadi." Jawabku disusul dengan pergerakan memilih menu mie udon disana.

"Lu mau tahu mantan gua siapa, atau gimana?"

Aku mengangkat kedua bahuku. Membuat bahasa tubuh untuk memberi tahu dia kalau itu nggak penting buat aku dan aku nggak mau tahu.

"Kali aja, soalnya lu dulu pernah nanya di MS."

"Dan lo nggak jawab." Ucapku spontan.

"Nggak penting."

WOW?????

"GAYAAAA ... gue nggak inget kapan lo bilang lo udah move on dari dia soalnya yang gue inget lo selalu bilang lo nggak bisa lupain dia." Katakku. Asli, kayaknya Haechan nggak bisa jawab.

"Emang."

Aku diam. Yaudah kalau emang.

Berbarengan dari situ pesanan mi udon beserta minuman kita berdua datang. Haechan langsung makan makanannya, sedangkan aku seperti pada planning pertama, aku mau makan sesuatu yang berkuah dan pedas. Maka dari itu, aku menambahkan banyak sambal ke dalam mangkuk.

"Lo  nggak akan foto mi udon lo, Chan?"

"Buat?"

"Profil di MS. Gue bosen lihat avanya foto udon itu mulu." Aku bilang. Dia ketawa.

"Gua juga bosen ava lu korea mulu."

"Jennie Blackpink cantik jangan ngasal lo!"

"Cakep sih tapi wajahnya kaya calon kakak ipar gua." Kata Haechan yang ini buat aku ketawa banget.

"HHAHAHAHAHA buset lo kalau ngayal pake takaran dong!"

"Asli gua nggak ngayal. Gua tadinya mikir kalau calon kakak ipar gua main MS."

Aku ngerutin dahi, "Lo apasih Chan sumpah," kata aku, masih ketawa.

"Lu ini bener-bener nggak percaya banget sama gua?"

Haechan beranjak mengambil ponselnya yang ada di kantung seragam celananya. Butuh sekitar satu menit dirinya menggulir ponselnya untuk menunjukanku sebuah foto.

"Nih."

Mataku terbelak. Rasanya bola mataku betul-betul keluar dari tempatnya dan nggak ada kedipan disana. Shock banget. Bukan tentang calon kakak iparnya malah shock karena kakaknya.

"INI ABANG LO?" kutanya. Haechan ngerutin dahinya dengan eskpresi yang kebingungan dan merasa heran.

"Dih salah fokus."

"INI ABANG LO? JAWAB."

"IYA!"

"Nggak mungkin?????" nggak tahu rasanya aku jadi super excited. Aku sampai menggenggam ponsel anak itu dan menzoom-out zoom-in fotonya.

"Abang tiri." Katanya kemudian.

"Ohhh ..., "

"Cakep banget. Sedekah apaan lo dulu sampai punya abang kaya gini?"

Haechan langsung merebut ponselnya dari tanganku.

"Oke enough. Nggak usah lama-lama ntar lu naksir."

"UDAH."

Nggak lama, cowok itu menunjukan foto lainnya, dirinya kembali menyodorkan ponsel miliknya kepadaku.

"Cakep yang mana?"

"KIRI LAH!"

Haechan mengambil ponselnya seperkian detik kemudian memberikannya kembali padaku.

"Kiri?"

Aku berdecak sambil mencetak seulas senyuman sebal dan menggelengkan kepalaku.

"Bener-bener lo jadi cowok ye!"

Aku kembali memokuskan diri kepada mi udon yang sudah aku pesan. Dan begitupun dengan Haechan.

"Ngomong-ngomong, gua udah siap." Katanya kemudian.

"Siap apa?"

"Siap dengerin curhatan lu tentang apa yang buat lu kesel."

Aku memajukan bibir bawahku ke depan, "kata siapa gue mau curhat sama lo?"

"Nggak mungkin sih kalau nggak curhat. Lu kan anaknya apa-apa cerita, makan mi udon aja lu cerita ke Whatsapp."

Aku langsung sentil punggung tangannya, "lo tuh nggak usah ngungkit-ngungkit itu mulu!" hal itu membuat Haechan ketawa.

"Sorry abisnya gokil HAHAHAH." Aku diam, membiarkan Haechan dengan tawanya yang masih terdengar.

"Iya, iya sorry ... jadi kenapa?"

Aku masih diam. Dimulai darimana gusti???????

"Gue tuh ya sebel banget sama si Jeno." Ujarku kemudian.

"Oh iya sama sih gua juga." Ini kata Haechan, sumpah ini langsung buat aku penasaran banget.

"Hah lo kenapa sebel sama dia?"

"Ey, lu dulu lah yang cerita, lu kenapa sebel sama dia?"

"Gue cerita tapi nanti lo cerita!"

"Iye! Jawab dulu."

Aku menyimpan tanganku diatas meja. "Gue yakin Lily pasti pernah cerita tentang Jeno ke lo, lo pasti tau kan kalau akhir-akhir ini Jeno sama Lily tuh deket. Nggak kayak dulu-dulu deh pokoknya, lo mungkin nggak tahu mereka dulu kayak apa, yang pasti mereka berdua dulu nggak sedekat ini. Hal itu buat gue mikir kalau Jeno suka sama Lily juga, lo paham kan maksud gue? Tapi tadi gue tiba-tiba denger kabar Jeno jadian sama anak kelas sebelahnya, kan gue kaget. Gue nggak suka Lily jadi kayak dimainin gitu!"

"Terus yang buat gue makin sebel tuh pas dia ....," suaraku menghilang.

Dan akhirnya diam.

"Pas dia?" tanya Haechan. Apa Haechan nggak akan kesinggung karena kalau aku terusin, aku bakal nyebut nama dia.

"Pas dia apa, Feb?"

"Pas itu ... Chan, kan kemarin lo bilang lo tau dari Jeno tentang gue sama Yangyang, nah gue tuh nggak suka dia ikut campur urusan gue juga. Terus Jeno bilang kalau gue nggak suka Lily dimainin, gue jangan ngemainin temennya, katanya kalau gue nggak akan balikan sama Yangyang gue harusnya jauhin dia. Lo bayangin jadi gue, apa nggak ilfeel digituin?" paparku.

Haechan diam setelah aku bertanya demikian, dirinya melipatkan tangan di dada dengan tatapan yang sedikit agak tajam dibuatnya.

"Kalau lu emang bakal balikan sama Yangyang harusnya lu nggak marah si Feb, kecuali emang lu nggak akan sama dia lagi." Katanya. Kok dia jadi ngebela Jeno?

"Ya gue nggak tahu lah kalau soal itu ... gue tuh temenan sama siapa aja gituloh. Kenapa dia harus ngelarang gue temenan sama Yangyang?"

"Lu nganggep Yangyang temen, tapi emang Yangyang nganggep lu temen juga?"

LOH????

"Yangyang pasti berharap lebih, dia lagi nunggu lu kan Feb? Gua juga cowok, kayanya gua ngerti posisi si Yangyang ini sekarang." Katanya. Aku menganga, kaget. Parah sih kaget banget, Haechan berkata seolah-olah dirinya tahu tentang perkataan Yangyang waktu itu di restoran saat turnamen. Dia kayak tahu semuanya.

"Kok lo jadi ngebelain dia sih, Chan?"

"Gua nggak ngebelain Feb, gua penasaran aja, lu mau sama dia lagi atau nggak sih sebenernya?" tanya Haechan, ini serius banget. Wajahnya memberi tahuku begitu. Aku nggak tahu, demi Tuhan aku nggak tahu jawabannya.

Selama beberapa detik aku menatap ketat kearah matanya. Namun karena dirasa percakapan ini malah melenceng jadinya, aku kembali fokus kepada mi udonku yang lama-lama bisa jadi melebar.

"Udah deh Chan, gue segitu aja curhatnya." Kubilang. Haechan menghela napasnya.

"Sekarang mending lo kasih tau gue kenapa lo sebel sama si Jeno?"

Haechan nggak bergeming. Dia malah minum minuman yang sedari tadi belum dia sentuh bahkan walau cuma ujung sedotan.

"Gua kan bilang kalau lu udah selesai ceritanya."

"Gue udah selesai cerita, Haechan."

"Belum."

AKU HARUS CERITA APAAN LAGI.

"Lu belum jawab pertanyaan gua." Katanya. Membuat aku  membuang napasku panjang.

"Nggak tau lah gue Chan, gue harus tanya Lily dulu."

Haechan ngerutin dahinya, "Tanya Lily? Lily emak lu?"

"Ya nggak! Gue tuh selalu konsultasi sama Lily, soalnya kalau dia yang kasih saran pasti bener!"

"Bisa gitu?"

"Bisa lah! Lo nggak tahu? Gue instal MS juga disuruh Lily."

Haechan senyum sedikit, "Tau kok gua, Lily juga cerita tujuan lu instal MS buat ngelupain Yangyang, kan? Yang mana artinya kalau lu balikan sama Yangyang lu nggak usah instal MS lagi." Kata Haechan. Aku tertohok. Tapi lebih ke bingung, ini Lily cerita apa aja tentang aku kenapa jadi semuanya Haechan tahu? 

"Ya terserah gue dong mau instal atau nggak, lagian gue masih mau chattingan sama temen-temen gue disana."

"Temen yang mana? Temen lu kan gua doang?"

Sok tahu banget si Haechan. Temenku banyak di MS cuma nggak ada yang aku balesin aja.






○●○






Nggak kerasa sudah hampir dua jam aku sama Haechan ada di restoran cuma buat ngobrol, dan  mesen ini itu kalau dirasa kita masih mau makan. Maka dari itu kita berdua bergegas pulang, karena Mama juga udah nanya-nanya kenapa aku belum pulang. Aku mau protes sama Haechan, karena dia belum juga kasih tahu alasan kenapa dia sebel sama Jeno. 

Atau jangan-jangan anaknya cuma ngikut-ngikut aja?

Padahal, aku udah paksa dia tadi, tapi Haechan masih tutup mulut bahkan sampai saat dirinya sudah berhasil mengantarkanku pulang sampai depan gerbang rumah. Nggak ngerti kenapa rasanya dia selalu punya cara agar bisa terlihat curang.

"Helmnya mau disimpen disini atau lo bawa pulang?" tanyaku sambil membuka helm miliknya kemudian membetulkan letak rambutku.

"Di lu aja deh, biar gua ada alasan bisa kesini lagi." Katanya.

???????????????????????????

"Mau ngapain lo kesini?"

"Ketemu Jaemin." Katanya. Nggak tahu ngasal apa beneran dia.

"Stress."

"Ya iyakan? Masa ketemu lu???"

Aku diam lah, "Iya sih ... mana mungkin lo mau ketemu gue."

Slot gerbang yang ada di belakangku terdengar, membuat aku dan Haechan menoleh ke arah belakangku. Adalah Jaemin orang pertama yang bisa aku lihat saat pintu gerbang terbuka dan kemudian Yangyang yang terlihat sudah menaiki motornya dan bergegas untuk pulang.

Dengan sekejap mata, situasi ini membuat aku mau mati detik ini juga.









































































































































JoHnNy jEnnIe dI sHiPpErin EmAng aDa iNteRaksI?????????????? gue geplak pala lo. Mengharapkan interaksi di wattpad kamu pikir ini MAMA Music Awards???????

Continue Reading

You'll Also Like

3.2K 2.3K 11
sshhht, menjadi sempurna itu tidak selalu mengasyikkan! ngga percaya? yuk baca cerita ini. jaemin, ambara, mark, dan jane. mereka seperti memiliki ba...
26.9K 4.3K 13
ACT 3 - CHEMISTRY OF LOVE โBerapa banyak lagi nyawa yang harus menghilang?โž Kata mereka, kau harus berhati-hati selama berada di perjalanan. Karena m...
360K 38.4K 27
[TERBIT DI HAEBARA PUBLISHER | SEBAGIAN CERITA TELAH DIHAPUS] ACT - COLOR BLIND UNIVERSE โTuhan itu adil. Tetaplah hidup dan aku akan menjadi pelang...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2M 109K 59
"Walaupun ูˆูŽุงูŽุฎู’ุจูŽุฑููˆุง ุจูุงุณู’ู†ูŽูŠู’ู†ู ุงูŽูˆู’ุจูุงูŽูƒู’ุซูŽุฑูŽ ุนูŽู†ู’ ูˆูŽุงุญูุฏู Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...