Purple Line (TAEKOOK)

By fhiet_hyun

161K 14.5K 999

Apa itu cinta ? Apa itu takdir ? Sebuah benang yang terus terulur menuju pada duniamu, meski pada kenyataanny... More

Prolog
Chapter 01
Chapter 02
Chapter 3
Chapter 4
Mau Tanya
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 09
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
IF YOU
QnA
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
I'M BACK
Chapter 21
Chapter 22
Jadi gini....

Chapter 17

3.9K 430 59
By fhiet_hyun

Makasih buat yg sabar 😊

Krn RL gak isa d prediksi jd ya gitu WP apalagi 🤣

Ada yang masih suka sama book yang lama terbengkalai ini ?



Happy reading..











Suara pintu terbuka tanpa permisi terdengar, menjadikan sosok yang sedari tadi berkutat dengan pekerjaannya berakhir mengalihkan atensi. Ditatapnya sosok adik kesayangannya kini terduduk pada sofa panjang berlapis beludru hitam pada sudut ruangannya, anggap saja ini adalah studionya yang hampir tidak dijamah si adiknya kecuali jika dirinya sedang butuh.

Yoongi mendengus, kemudian beralih duduk disamping adik angkatnya tersebut, meninggalkan tumpukan kertas not-not balok lagu yang ia susun diatas grand piano besar berwarna hitamnya yang tergeletak di tengah ruangan.

Ya, pekerjaannya adalah seorang pianis handal dan ia bersyukur orang tua angkatnya bahkan tidak mempermasalahkan hobi dan pekerjaannya tersebut.

"Ada apa ?" Yoongi bertanya setelah sunyi menyelubungi.

Menjadikan Taehyung menatap sendu kearah kakaknya tersebut, dan dengan gerakan perlahan dirinya menyamankan diri sekedar membaringkan tubuh dan menempatkan kepalanya diatas pangkuan sang kakak bermarga Min yang meski secara hukum telah berganti sebagai Kim.

"Aku patah hati hyung."

Ujarnya sembari memejam kelopak.

Dan hembusan nafas pelan terdengar setelahnya dari si kakak.

"Kau kenapa lagi dengan Jungkook ?"

"Dia sepertinya belum mencintaiku dengan benar hyung."

Menjadikan Yoongi mengerutkan kening, berusaha paham akan segala ucap sang adik yang masih setia memejam.

"Apa maksudmu mencintaimu dengan benar ?" Ulangnya lagi.

Taehyung mengangguk mengiyakan kemudian membuka kelopak sekedar menunjukan kesedihannya lagi.

"Dia bahkan tidak bisa menjawab, aku juga mencintaimu Kim, begitu. Dia hanya diam saja hyung, apalagi sudah dua kali dia bertemu dengan mantannya. Aku takut Jungkook goyah, padahal kan dia sedang hamil anakku." Jelasnya manja.

Ya, hanya pada sosok kakaknya ini lah Taehyung yang dewasa seakan lenyap dengan segala rengekannya.

"Taehyung, seharusnya kau sudah tau bagaimana Jungkook itu." Yoongi kini balas menatap adiknya tersebut sembari tanpa sadar jemarinya memainkan surai sang adik.

"Jungkook itu bukan tipe orang yang bisa mengungkapkan rasa, apalagi dengan umurnya yang sekarang. Menurutmu apa dia masih pantas bersikap bocah sepertimu begitu ?"

"Aku justru senang sekali kalau dia bisa bermanja-manja denganku hyung." Dengusnya tak terima.

"Dasar bocah !! Kalau kau begini bisa jadi Jungkook lelah dengan sikap bocahmu begini, tau ?"

"Loh, itu tidak boleh !!" Sungutnya berapi-api, menjadikan Yoongi menggeplak kepala adiknya main-main karena gemas setengah mati.

Iya gemas, gemas ingin mencekik sebenarnya. Karena demi apapun, Kim Taehyung yang sumpek begini pikirannya selalu jadi kekanakan dan itu merepotkannya karena harus menjelaskan pelan-pelan padanya.

Pada akhirnya Yoongi hanya bisa menghela nafas sembari menggeleng pelan.

"Kau kan dari awal yang mengejar-ngejar Jungkook, si kepala manajer keuangan kepercayaan appa yang kau puja tanpa lelah. Lalu, hanya karena mantannya tiba-tiba muncul kau jadi goyah begini ?"

Taehyung mengerjab dalam diam.

"Taehyung, seseorang yang sedang hamil akan lebih sensitif. Kalau kau mau menikahinya, yakinkan kalau kau ini memang pantas jadi seorang suami dan ayah untuk anaknya. Ingat Tae, siapapun dengan umur matang sepertinya pasti ada perasaan goyah, takut kalau kau ini cuma main-main."

"Urusan mantannya, memang kau tidak cukup percaya diri menghadapi mantan kekasihnya itu ?"

"Dia tampan hyung, tampan sekali dan berwibawa. Sial, dia bahkan terlihat lebih keren. Aku jadi menyesal terlambat dilahirkan begini." Dengusnya, menjadikan Yoongi terkekeh merasa lucu dengan segala pemikiran Taehyung adik angkatnya ini.

"Setauku Kim Taehyung itu tidak suka kekalahan kan ? Apalagi hanya karena dia lebih keren dan berwibawa ?" Lagi-lagi Yoongi terkekeh.

"Adikku ini lebih keren dan berwibawa jika dia mau, benar kan ?"

Menjadikan Taehyung pada akhirnya mengukir senyum perseginya, bangkit dengan penuh percaya diri setelahnya.

Ya, berkeluh kesah pada kakaknya memang tidak pernah mengecewakannya.

Setelah memeluk hangat tubuh mungil kakaknya tersebut, dengan langkah riang Taehyung keluar dari studio kakaknya, sekedar melangkah pada lantai atas di arah barat mansion keluarganya dimana sang pujaan hati berada.

//

//

Gelap menyelubungi, bahkan sunyi menjadikan resah pada sosok pria yang terbaring dalam gelung selimut tebal yang begitu halus.

Malam belum begitu larut namun tubuhnya terasa begitu lelah.

Jungkook masih terjaga meski raganya memilih hanya terdiam dengan posisi yang sama. Pikirannya seakan rancu kala kalimat Taehyung berputar begitu saja.

Kenapa Taehyung pun meragu hanya karena dia tidak mampu mengungkap rasa. Dan kenapa Eunwoo harus datang lagi disaat dirinya meyakini Taehyung lah yang menjadi sumbu hidupnya saat ini. Apalagi dengan sebuah kehidupan yang kini ia bawa bersama dengan raganya.

Suara pintu terbuka terdengar, diiringi langkah kaki dan aroma musk yang begitu Jungkook rindu.

Sosok Kim Taehyung perlahan mendekat pada tubuh Jungkook yang enggan sekedar mengubah posisi, berpikir bahwa Jungkook sedang terlelap dalam damai meski nyatanya dirinya terjaga namun memilih diam.

"Jungkook, sayang."

Satu bisikan lembut mengalun pada pendengaran Jungkook, begitu damai hingga membuat hatinya yang gundah menjadi menghangat.

"Maaf karena aku kekanakan sekali."

Perlahan Taehyung membawa dirinya mendekat pada tubuh Jungkook, menyelinap dibalik selimut sembari memeluk tubuh Jungkook yang tertidur membelakanginya.

"Aku mencintaimu dan rasanya ingin mati."

Dan usapan-usapan selembut bulu ia bubuhkan pada helai surai Jungkook yang wangi.

"Aku takut sekali kehilanganmu, aku takut kau goyah karena dia datang lagi di kehidupanmu."

Satu helaan nafas menggelitik ujung kepala Jungkook yang bahkan enggan bergerak.

"Sumpah mati aku mencintaimu, aku hanya ingin membuatmu yakin bahwa aku bukan bocah ingusan yang hanya mencinta karena damba, tapi aku mencintaimu karena aku tau kau adalah segalanya yang bisa membuatku begitu bahagia."

Dan satu kecupan hangat Taehyung bubuhkan pada ujung kepala Jungkook, kemudian mengeratkan pelukannya sekedar menyampaikan afeksi bahwa dirinya begitu butuh akan sosok pria yang ia dekap saat ini.

Hingga pergerakan si pemuda Kim membatu kala satu isakan terdengar dari sosok Jungkook yang ia kira damai dalam mimpi.

"Sayang."

Perlahan membalik tubuh Jungkook sekedar mendapati kedua matanya yang sembab dan jejak basah pada sudut matanya yang indah.

Jungkook-nya menangis lagi.

"M-maafkan aku T-Taehyung." Ucapnya pada sela isak tangis yang entah kenapa kian menderu.

Menjadikan Taehyung reflek memeluk begitu erat, mengelus punggung sang pujaan hati sekedar berharap bisa meredakan tangis.

"Sayang, tidak apa-apa. Aku juga minta maaf ya." Sahutnya.

"A-aku__aku mencintaimu Kim, disini s-sesak sekali saat kau meragu." Dalam isaknya, Jungkook membawa telapaknya pada dadanya yang naik turun karena sengguk isaknya.

"Maafkan aku, sayang maafkan."

Jungkook menggeleng ribut dalam dekapan si pemuda Kim yang berhasil memporak-porandakan hatinya yang lama sepi.

Dan satu kecupan pada bibirnya yang basah mampu menjadikan Jungkook mengerjab, memberanikan diri menatap bocah Kim yang kini tersenyum negitu tampan.

"Terima kasih, aku mencintaimu dan kau tidak boleh bosan mendengarnya dariku."

Menjadikan Jungkook mampu mengukir seulas senyum kala satu cengiran persegi itu muncul lagi, dibarengi dengan jejak basah pada bibirnya yang kini bertemu dengan milik si pemuda Kim.

Memberikan lumatan hangat yang menyebar pada sekujur tubuh, hingga satu kekehan mampu menjadikan Jungkook kembali tersenyum.

Ya, bocah bermarga Kim adalah afeksi yang menjadikan dirinya butuh, pada aroma musk yang tak pernah gagal menjadikannya mendamba, pada hangat dekapan yang tak pernah gagal menjadikannya aman, hingga pada bualan yang tak pernah gagal menjadikan Jungkook jatuh cinta.














Hingga..













"Milikku tegang__ hmmm boleh tidak ?"




















TBC


Wkwkwk mesum ya si Kim 🤣🤣

Jangan bahagia dulu, aku selalu bisa bikin jungkir balik hati kalian pas baca book ku wkwk 🤣🤣

Continue Reading

You'll Also Like

48K 7.5K 44
Rahasia dibalik semuanya
236K 35.4K 64
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
51.2K 3.6K 24
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
167K 14.2K 25
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...