Unpredictable Journey [Tamat]

By sskwtsptr

7.2M 452K 20.5K

Mentari tergila-gila pada Baskara, sedangkan Baskara setengah mati menghindari Mentari. Arti namanya mungkin... More

Mentari dan Mataharinya
Sakit
Cinderella KW seribu
Bukan budak cinta
Ceroboh level 99
Perjanjian 127 juta
Ancaman manis
Mochi dan sumber kesakitan Mentari
Penolakan dan keputusan
Terpaksa profesional
Selangkah lebih jauh
Mas Fajar
Terasa sukar
Baskara sakit?
Sesuatu dibalik celana
Akibat COVID-19
Terbongkar
Ini akhirnya
Kecupan tengah malam
Mimpi buruk Mentari
Pupus
Kisah lain
Baik-baik saja
Berakhirnya perang saudara
Sudah sah
Cerai?
Menjemput restu
Hidup baru
Memulai dari awal
Seseorang mulai tertarik
Setelah malam pertama
Masalah rumah tangga
Restu bunda
Bahagia
Ratapan singa betina
Kejutan
Adegan kamar mandi
Rencana sedot lemak
Kehadiran Mereka
(Bukan) keluarga harmonis
Ternyata ...
Mencari
Hilang kendali
Trauma
Mansion Raharja
Mengambil alih
Mentari pembunuh?
Pelengkap
Epilog

Extra part

204K 7.1K 489
By sskwtsptr

"Kalian gak seharusnya memaksa masuk ke kamarku begini. Dasar penyusup!"

"Apa? Kita diizinin sama tante Indi, kok. Iya, kan, Cak?"

"Hn."

"Lagian kita pacar lo, dan lo harus biasain diri dideket kita berdua. Iya, kan, Cak?"

"Hn."

Candra menoleh kesal. "Apakah tidak ada kata lain yang ada diotak anda, Pak?" tanya Candra menyindir kakaknya.

"Hn."

"Ah, terserah." Candra memutar mata jengah, lebih memilih menatap gadis cantik yang sedang bertolak pinggang menatapnya dan Cakra.

"Kalian yang maksa, ingat?" Anna membuka lemari pakaiannya, memilih-milih gaun mana yang kira-kira cocok untuk pergi ke acara makan malam bersama keluarga dua lelaki pemaksa itu.

"Pakai yang hitam," suruh Cakra menatap sisi wajah Anna lekat. Tetap pada posisinya yang duduk di tepi ranjang gadis itu sambil memangku sebelah kakinya.

"Pakai yang navy aja," usul Candra, menyerahkan gaun selutut yang ia ambil dilemari Anna dan menyerahkannya untuk dipakai oleh gadis itu.

Anna menoleh, menilik Cakra yang memakai jas warna hitam dan beralih pada Candra dengan jas warna biru tuanya. Seperti biasa, tidak ada yang ingin mengalah antara Cakra dan Candra. Sama seperti beberapa minggu lalu saat Cakra dan Candra meminta Anna menjadi pacarnya dihari yang sama, niatnya tidak ingin menerima keduanya tapi malah ujung-ujungnya keduanya yang datang dan memaksa Anna menerima.

Dan kini seorang Anna Prameswari sudah sah menjadi kekasih dari Cakra Bintang Raharja dan Candra Bintang Raharja. Gila memang. Semakin gila lagi mengingat rumah mereka yang bersebelahan.

Daripada menimbulkan keributan antar saudara kembar, jemari Anna lebih cepat mengambil gaun merah marun dan masuk ke dalam kamar mandi tanpa bersuara.

Candra mencebik kesal, melempar gaun yang sudah ia ambil kembali ke dalam lemari. "Gara-gara lo!" sentaknya pada Cakra yang hanya menatap tanpa minat.

Suara ponsel berdering membuat keduanya meraih ponsel di saku masing-masing, Cakra mendengus saat tak menemukan apa-apa di sana. Kenapa juga Candra memilih nada dering yang sama seperti ponselnya, bertahun-tahun Cakra mencoba sedikit membedakan dirinya dengan sang adik dengan memilih pakaian atau apapun itu yang berbeda, namun Candra justru terlihat sengaja menyamakan miliknya dengan segala sesuatu yang Cakra gunakan.

"Halo, Bun? Iya, ini lagi di rumah Anna. Sebentar Candra ke sana. Iya, Bundaaa." Candra memasukan kembali ponselnya ke dalam saku, berjalan menuju pintu kamar Anna dan membukanya. "Gue ke mobil duluan, kata bunda nanti kalian nyusul aja, tapi cepet! Dan inget, berarti besok giliran gue yang kencan sama Anna," ujar Candra dan berlalu menutup pintu.

Cakra menghembuskan napas berat, mulai bosan menunggu Anna yang tak kunjung keluar dari kamar mandi. Dengan malas Cakra berdiri dan mengetuk pintu kamar mandi tak sabar.

"Lama! Lo sebenernya jadi ikut gak, sih?!"

"Bentar!" seru Anna dari dalam, disusul bunyi bedebum yang membuat Cakra tanpa pikir panjang menerobos masuk.

Terlihat Anna bersimpuh dilantai kamar mandi dengan resleting gaun terbuka di belakang tubuhnya, gadis itu meringis pelan mengusap telapak tangannya.

"Gaunnya gak muat? Lo kegendutan?" tanya Cakra di ambang pintu tak tergerak sedikitpun untuk membantu gadis yang menjadi pacarnya itu.

Dengan mata memicing Anna menoleh dengan tajam, mengacungkan jari telunjuknya ke arah Cakra. "Apa katamu? Gendut?"

Emosi karena disinggung masalah berat badan, Anna menerjang Cakra hendak menghajarnya namun kakinya justru tersangkut di keset kamar mandi membuat ia terjengkang bersama Cakra yang menahan tubuhnya.

Napas Anna memburu, sedangkan Cakra tampak tenang meskipun belakang kepalanya sedikit sakit akibat menghantam lantai. Jemari Cakra menyusuri pundak dan leher Anna, semakin turun menuju punggung dan pinggang polos itu.

"Cakra?" panggil Anna tercekat, mencoba bangkit dari atas tubuh lelaki yang terasa mendekapnya itu.

"Lo ... modus, ya?" tanya Cakra sembari menarik resleting gaun Anna hingga sukses menutup punggung telanjang gadis itu.

Dengan menahan tubuh menggunakan satu lengannya, Cakra duduk memaksa Anna mengangkat tubuhnya dan membalas tatapan datar itu dengan raut protes.

"Siapa bilang---"

"Jangan banyak omong. Kalau lo udah selesai kita langsung berangkat," sela Cakra cepat dan berdiri kemudian menatap Anna yang terlihat semakin kesal.

***

Berselang 20 menit sejak mobil yang ditumpangi Baskara, Mentari, dan Candra sampai di mansion Raharja, mobil Cakra menyusul setelahnya. Dan sekarang mereka sudah berkumpul di meja makan yang penuh dengan hidangan lezat.

Tama yang masih tetap gagah duduk di kepala kursi, di samping kanannya duduk Sintya diikuti Baskara dan Mentari. Sedangkan di samping kirinya duduk Cakra diikuti Anna dan Candra yang tidak tahu malu malah menggeser kursinya agar menempel dengan milik Anna.

Sayang sekali Alvino sekeluarga tidak ikut acara makan malam ini, lelaki itu tengah menjalani bulan madu bersama isterinya, bukan Safira, gadis itu memang benar-benar tidak menyukai Alvino yang terlalu agresif menurutnya. Safira malah menikah dekan pacarnya yang asli orang Australia saat menempuh kuliah dengan beasiswa di negara itu.

Sedangkan Alvino yang patah hati memutuskan untuk berkeliling dunia dan akhirnya menemukan jodoh di Italia. Beruntung sekali Baskara yang berjodoh dengan orang didekatnya.

Jodoh memang hal yang tidak bisa ditebak manusia.

"Lo tadi gak diapa-apain, kan, sama si Cakra?" bisik Candra didekat telinga Anna. Gadis itu berdehem pelan, jika hanya diraba-raba bukan termasuk apa-apa, berarti tidak. Lagian memang Anna yang ceroboh, seharusnya tadi ia berterimakasih pada Cakra yang menahan tubuhnya.

"Gak," jawab Anna pelan. Candra mengangguk menghembuskan napas tenang.

Walaupun saudara kembarnya itu terlihat seperti lelaki baik-baik, tidak ada salahnya juga sedikit mencurigai. Kata orang, kan, yang diam itu justru dengan mudah menghanyutkan. Candra tidak ingin jika lengah sedikit saja, Anna bisa jadi jatuh dalam pelukan Cakra seorang.

"Ah, jadi ini ya kekasih Cakra? Anna?" Sintya bertanya lembut pada Anna setelah menyendokan nasi ke piring ayahnya.

Anna tersenyum sopan, hendak menjawab namun disela oleh Candra. "Bukan, Nek. Maksud Candra, Anna pacar Candra juga."

Sintya dan Tama mengernyitkan alis, sedangkan Mentari menendang kaki anaknya di bawah meja sembari mendelik garang. Baskara terkekeh pelan, mengelus rambut Mentari lembut disusul lumatan kecil dibibir isterinya. "Mereka udah remaja, sayang. Jangan digalakin terus," ujar Baskara mesra.

"Ayah ...," desah Cakra memperingati. Demi Tuhan mereka sedang berada dimeja makan sekarang, adegan porno seperti itu tidak seharusnya dilakukan di depan remaja 17 tahun seperti dirinya dan Candra juga Anna.

Candra yang hendak protes dengan tendangan Mentari justru melongo, Anna melebarkan matanya terkejut dan dengan cepat memalingkan wajahnya yang bersemu ke arah kanan. Tapi bukannya reda, wajahnya semakin panas saat tatapannya beradu dengan Cakra yang langsung mengunci tatapan mereka.

Ya ampun, kenapa kelakuan anak sama bapak sama-sama bikin senam jantung, sih? batin Anna meringis. Dengan pelan menunduk ke bawah untuk menghindari tatapan Cakra.

Sintya hanya tersenyum lembut menyaksikan kemesraan putera juga menantunya, bersyukur karena hubungan mereka yang tetap harmonis meskipun sudah melewati belasan tahun. Tidak seperti dirinya yang akhirnya kandas ditahun ke-37 pernikahannya dengan Atmaja 3 tahun lalu.

Perceraian yang membuat Baskara, Mentari, Tama, juga cucu-cucunya shok dan tidak percaya dengan hal-hal miris yang Sintya beberkan di depan mereka. Baskara bahkan sempat pergi dan tidak ingin berbicara dengan semua orang, tak terkecuali isterinya. Namun setelah dua hari menenangkan diri, Baskara dapat kembali dengan dada yang lebih lapang.

"Ekhem, apa kita sudah bisa memulai acara makan malamnya? Pria tua ini sudah semakin renta untuk dapat menahan lapar lebih lama," ujar Tama menyudahi suasana canggung itu.

Mentari mengangguk dengan wajah memerah, mencubit perut suaminya yang tak tahu tempat. Yang lainpun menyetujui dan mulai menyuapkan makanan masing-masing. Obrolan ringan sesekali melayang diudara menemani makan malam mereka.

Cakra memperhatikan Anna yang nampak dengan cepat menyesuaikan diri. Memperhatikan bagaimana jemari lentik itu memegang sendok, memperhatikan bibir itu yang bergerak terbuka dan mengunyah dengan lambat, memperhatikan bagaimana bibir itu menyentuh pinggir gelas saat minum, dan kepala Cakra dengan cepat memproses bayangan-bayangan erotisnya bersama Anna.

Cakra mengerjap cepat menyadarkan diri, meneguk air minumnya rakus hingga tandas. Ia tidak bisa terus seperti ini, menghayalkan hal-hal dewasa di umurnya yang bahkan baru 17 tahun. Ini semua gara-gara ayahnya, beberapa kali Cakra memergoki Baskara dan Mentari melakukan hubungan dewasa ditempat-tempat tak lazim seperti dapur dan garasi.

Cakra yang saat itu turun untuk mengambil air di jam 12 malam bahkan terkena serangan jantung kecil meskipun melihat dengan sekilas. Bisa dibilang otaknya sudah kotor sejak kejadian itu, ingin rasanya Cakra tiba-tiba hilang ingatan.

Cakra mengatur napasnya yang berat. Mencoba meyakinkan diri sendiri dengan keputusan yang akan ia ambil.

Tanpa Cakra sadari semua orang sudah selesai dengan makan malamnya, Cakra mendorong piringnya yang masih menyisakan banyak makanan. Sudah cukup selama ini Cakra menahan diri, ia tidak ingin hal-hal yang akan ia lakukan berakhir menjadi zina. Jika dapat mendapatkan pahala dengan status sah, kenapa tidak.

"Begini," ujar Cakra memulai, menarik napas panjang dan menghembuskannya pelan. "Setelah lulus SMA Cakra sudah memutuskan untuk menikahi Anna."

Semua orang terperangah. "Apaa?!" seru Candra dan Anna berbarengan.

Mata Anna melotot mengerikan menatap wajah Cakra yang terlihat serius.

"Gak bisa! Kalau Cakra nikahin Anna, berarti Candra juga harus nikahin Anna!" Candra mengambil keputusan yang lagi-lagi membuat semua orang terperangah.

"Aku gak mau punya dua suami!" seru Anna lagi, memandang ngeri pada dua lelaki bersaudara itu. Apa mereka sudah gila? Sepertinya iya.

"Tuhan, tolonglah jauhkan aku dari dua cowok gak berotak ini!" teriak batin Anna memelas.

***

Part ini bagaimana, sist?

Jika berkenan, tolong tinggalkan kesan dan pesan tentang cerita ini selama kalian membaca dari awal hingga part terakhir. Dan jangan lupa juga saranin cerita ini keteman-teman kalian agar mereka tahu tentang Baskara dan Mentari juga dua anak kembarnya. 💛

Untuk sequel, masih mengambang di sudut otakku. Jadi gak tau bakalan bisa berkembang dan ditulis atau malah mengendap dan berdebu. Doain aja biar aku lancar ngehalu dan buat cerita-cerita menghibur lainnya.

And, sedikit fun fact; aku gak tau dapet hidayah dari mana, dari dajjal mungkin. Akhir-akhir ini malah dapet ide nulis cerita dewasa mulu. Padahal, kan, lagi puasa. 😥

Mau ditulis salah bin malu. Gak ditulis kebayang-bayang terus. Otakku sebelas duabelas, lah, sama Cakra. Mesum intinya, mah.

Okelah, sekian kalau gitu.
Wassalam
-yoursista00
05-2020
___________

Continue Reading

You'll Also Like

440K 17.9K 34
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
66.8K 7.2K 114
༺ღ༒ ༒ღ༻ Ini novel kelanjutan dari novel Silent Lover yang mengisahkan tentang CP Jun Qiyu dan Song Liqing ༺ღ༒ ༒ღ༻ AUTHOR : QIANG TANG CHAPTER : EN...
231K 30.1K 49
Di tengah hari yang panas udara yang pengap, Arkana secara tiba-tiba menyatakan perasaannya pada Lisa. Menjadi sebuah misteri dan kebingungan di kal...
2.7M 221K 55
​Alexis pattinson dan Darrel Kneiling sudah bersahabat sejak kecil, hubungan mereka berubah menjadi sedikit lebih rumit ketika Darrel menyatakan cint...