Meet Again ; Ketika Kisah Bel...

By kinantiii26

4.1K 1K 16

[COMPLETED] "Ayla gue itu perhatian engga kayak lo yang cuek, Ayla gue itu orang nya sabar engga kayak lo yan... More

Prolog
Sekolah
Tawaran Pertemanan
Nayla, Namanya
Teman?
Nayla bukan Ayla
Sudah Biasa
Insiden UKS
Boomerang?
Di Bonceng
Gue bukan Ayla!
Seperti Hilang Arah
Nayla Nacaella Putri
Kenyataan
Masih Sama
Sakit
Bukan Siapa-Siapa
Masalah
Bakso Mercon
Deska Naekafa Erland
Sahabat
Sebelum Aku Pergi?
Awal atau Akhir?
Mundur?
Cerita Masa Lalu
Apa yang Terjadi?
Mantan, I Love You
Peduli
Kembali Menjauh
Kecewa
Akhir Penantian?
Ikatan Batin
Pergi
Harapan Tahun Lalu
Sedikit Layu
Menata Hati
Sebuah Harapan?
Hikmah
Perihal Waktu
Meet Again (Versi Nayla)
Dear, Mantan Pacar
Meet Again (Versi Langit)
Epilog
[Extra Part]

Ikat Pinggang

59 16 0
By kinantiii26

"Witing tresno, jalaran seko kulino"

~Faeza Langit Dermantara~

***

Pip pip pip

Ini adalah bunyi alarm yang ke 6 kali nya. Sang pemilik hp masih tertidur lelap tanpa terusik oleh kerasnya alarm yang ia setel setiap jam 4 dini hari. Ini sudah jam 5 sedangkan dia belum siap-siap untuk pergi sekolah. Setelah kemarin sore mimpi buruk akhirnya Nayla memutuskan untuk tidak tidur terlalu awal, jadilah dia telat bangun karena tadi malam baru tidur pukul 1 dini hari. Apalagi kalau bukan maraton drakor?

Maraton drakor merupakan hobi Nayla sejak dia kelas 9. Tidak punya teman bermain adalah salah satu alasan Nayla sangat menggemari menonton drama korea. Ji Chang Wook adalah aktor favoritnya, apalagi seusai menonton drama yang dibintanginya yang berjudul ' Backstreet Rocky '. Salah satu drama favoritnya.

Nayla mengucek matanya, terasa sekali jika dia masih menahan kantuknya. Nayla mengambil telepon selulernya untuk melihat jam, dengan segera dia langsung mandi dan mengambil wudhu untuk mengerjakan sholat subuh.

Shit! gara-gara maraton drakor!

Dengan tergesa-gesa dia memakai seragam lengkapnya, dia memakai nya dengan tidak sabaran. Ini sudah jam 6 lebih, dia hanya tidak ingin terlambat masuk kelas.

Rambutnya dia biarkan tergerai, tas yang tadi malam telah ia siapkan disambarnya kepundak, sepatu sneaker warna putih tak lupa ia pakai. Dering hp membuatnya menoleh setelah dia berjalan membuka pintu kamarnya.

"Halo" terdengar suara kekhawatiran dari seberang sana.

"Hm" Nayla menuruni tangga dengan sedikit berlari, sambil menatap jam yang terpampang didinding. Terlihat jarum pendek diangka 8 sedangkan jarum panjang diangka setengah 7

"Lo kemana aja si Nay? Dari kemarin susah gue hubungi. Gue juga kemarin mau kerumah lo tapi ada mama lo didepan rumah, mana berani gue nya. Kan gue jadi lupa! Cepet bego! Gue udah tunggu didepan ini!"

Nayla tersenyum menanggapi ocehan Kaka. Nayla tidak membalasnya karena dirinya sudah berada diambang pintu. Dia mematikan telepon nya sepihak lalu dimasukan ke saku yang ada dirok nya.

"Bukannya dijawab malah cengengesan" gerutu Kaka saat menyadari Nayla tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya mendekat kearah Kaka yang tengah dalam mode 'ngambek'

"Udah yuk berangkat" ucap Nayla sambil menepuk pundak Kaka santai setelah duduk dijok belakang. Benar-benar seperti tidak terjadi apa pun sebelumnya.

"Iya gue maafin!" sindir Kaka sebelum melajukan motor kesayangan nya. Lagi-lagi Nayla terlihat tertawa kecil sambil mengenakan helm dikepalanya.

"Oke. Makasih"

***

"Lo kemarin kemana?"

"Mama masuk rumah sakit" Nayla yang tadinya ingin berjalan mendahului Kaka, dengan cepat dia berbalik arah meminta penjelasan.

"Tidak parah" Nayla yang belum puas, masih menatap Kaka datar. Lalu Kaka berjalan cepat yang disusul Nayla dengan sedikit berlari.

"Nanti pulang sekolah mau kesana?"

"Ikut" rengek Nayla saat terlihat Kaka mengangguk, menjawab pertanyaan Nayla yang pertama.

Semua orang yang melihat kearah mereka kedua, hanya menatap tanpa kedip. Karena mereka baru saja melihat ekspresi Nayla yang baru pertama mereka lihat. Merengek seperti anak kecil yang meminta dibelikan permen pada ibunya, terlihat juga Nayla yang menggoyangkan lengan kanan Kaka untuk mendapatkan jawaban 'iya'

"Iya tapi lepas. Gue mau masuk kelas dulu"

"Tapi janji"

"Iya pacar"

"Bohongan" lanjut Kaka melirihkan suaranya lalu kedua nya tertawa, ah tidak! Lebih tepatnya Kaka yang tertawa lebar sedangkan Nayla, dia hanya tersenyum sesekali menahan tawanya.

Kaka mengacak-acak rambut Nayla lalu berjalan melewati kelas Nayla sambil melambaikan tangannya dan jangan lupakan acara unjuk giginya. Nayla menggeleng melihat tingkah Kaka yang berjalan mundur sambil cengengesan tidak jelas.

"Nayla" langkahnya berhenti tepat diambang pintu lalu menoleh ke belakang mencari siapa yang baru saja memanggilnya.

"Nanti ada razia"

"Ha?"

"Nanti ada razia" ucapnya mengulang dengan penuh tekanan.

"Hm" acuh Nayla dan lekas meninggalkan laki-laki bernama Langit itu. Nayla hanya bingung, mengapa Langit memberitahukan hal penting pada dirinya? Bukan kah itu rahasia para pengurus osis?

"Nay. Ikat pinggang lo mana?" tanya Rey ketika tidak sengaja melihat Nayla yang tidak mengenakan ikat pinggang.

"Ha?" otak nya masih menyaring pertanyaan Rey, apalagi dengan pernyataan Langit tadi diambang pintu, semakin membuat nya takut. Setelah dilihat, dia baru sadar jika dia lupa memakai ikat pinggang. Itu juga karena tadi bangun kesiangan.

Double Shit!

Nayla tidak pernah melanggar aturan yang dibuat. Karena bagi Nayla, berurusan dengan BK adalah hal yang membuang-buang waktu, tenaga dan pikiran. Pasti guru BK nya akan ceramah panjang kali lebar kali tinggi nantinya, dan itu termasuk mubasir waktu! Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Setelah diberi ceramah pasti nanti akan diberi pertanyaan pertanyaan yang menyita pikirannya. Dan yang terakhir tentu saja pasti akan kena hukuman, dan itu akan semakin membuang tenaga nya yang sangat berharga.

Nayla hanya bisa berharap dan berharap jika ada kendala nantinya saat pengurus osis masuk ke kelasnya.

"Bukan masalah besar si kalau tidak pakai, yang penting pas tidak ada razia aja" jelas Rey santai, dia hanya tidak tau saja jika hari ini akan diadakan razia dadakan.

Otak Nayla mulai merencanakan hal-hal yang menurutnya konyol seperti pura-pura sakit, pura-pura pingsan, mengumpat dikamar mandi dengan alasan sakit perut. Aneh, Nayla menggeleng cepat, tidak mungkin dirinya melakukan nya karena bagaimana pun dia tidak terlalu pandai berakting.

Tapi, satu hal yang menggangu pikiran Nayla. Mengapa Langit repot-repot memberitahukan nya pada dirinya? Ini kan termasuk rahasia anggota osis dan para guru. Mengapa Langit terdengar perhatian kepada nya? Tidak tau kah Langit jika Nayla sudah bersusah payah melupakannya atau mungkin Langit hanya merasa kasihan kepada nya?

Nayla menggelengkan kepalanya pelan setelah tersadar dari lamunannya. Dia tidak boleh terlalu memikirkan seseorang karena nantinya pasti akan bersangkutan dengan perasaan. Dia bahkan paham dengan kalimat 'benci jadi cinta' karena seseorang yang terlalu membenci orang lain pasti akan selalu dia pikirkan hingga lambat laun perasaan itu muncul. Jadi Nayla putuskan untuk tidak terlalu memikirkan orang lain terutama Langit.

"Waalaikumsalam bu" ucapan serempak dari teman teman Nayla mengalihkan pandangannya. Sejak kapan guru yang mengajar, masuk kelasnya?

Nayla mulai merilekskan pikirannya. Karena tidak ada tanda tanda, para pengurus osis akan datang kekelasnya. Apa mungkin Langit menge-prank-nya? Semoga saja iya.

***

Nayla tengah berjalan menyusuri koridor kelas XI. Dia berjalan dengan santai bahkan sambil menggumamkan sebuah lagu. Dia baru saja dari kamar mandi untuk mencuci mukanya karena sepertinya dia sangat mengantuk tadi dikelas padahal ini masih pagi.

Langkah nya terhenti, dari kejauhan Nayla bisa melihat jelas jika kelasnya tengah ramai. Dia berhenti sejenak untuk menimang timang apakah dia akan kembali ke kamar mandi saja untuk bersembunyi atau dia akan tetap kekelas.

Saat Nayla membalikan badan nya, dia terkejut karena ada Langit dihadapannya. Entah sejak kapan laki-laki itu berada disana. Nayla hanya bisa menelan ludahnya kasar, ia tahu jika seluruh anggota osis pasti akan mematuhi aturan dan pasti itu juga berlaku bagi seorang langit.

Nayla tidak menyangka jika Langit memutuskan untuk menjadi anggota osis. Bahkan dulu ia tidak pernah berpikir sampai kesana. Nayla masih ingat dengan jelas jika laki-laki dihadapannya ini adalah seseorang yang pendiam, memiliki aura dingin, bahkan suka mencari keributan. Walaupun pendiam, dia juga tipikal orang yang tidak akan diam jika direndahkan.

"Mau kemana?"

"Kamar mandi"ucap Nayla ketus. Dia bersikap seperti ini, hanya karena dia tidak ingin diperlakukan seperti dulu lagi. Sudah cukup Nayla bersikap bodoh hanya karena cinta. Saat ini, dia belum siap membuka hati karena dia rasa belum saatnya bersikap bodoh.

Cinta, satu kata, beribu rasa, berjuta kebodohan. Satu kata bertuliskan cinta itu mampu merubah seseorang menjadi bodoh bahkan orang terpintar sekalipun. Karena kita pasti pernah berada diposisi dimana kita ingin selalu dekat dengan seseorang bahkan mau melakukan apapun untuk membantunya. Itu memang bukan kebodohan, namun jika kita sering dimintai bantuan dan mereka bersikap seenaknya, itulah yang dinamakan bodoh.

"Bukan nya habis dari sana?"tanya Langit mengintrogasi.

Nayla mengalihkan pandangan, dia tengah memikirkan rencana lain. Bagaimana pun, dia tidak ingin berhubungan dengan guru BK. Tiba tiba sebuah ikat pinggang berada ditangannya. Nayla mendongak, menatap Langit.

"Pakai. Lo tidak akan masuk BK. Gue jaminannya"

"Udah sana, nanti pada curiga sama lo kalau kelamaan" Melihat Nayla yang ragu, Langit pun segera mengulurkan ikat pinggang nya tepat dihadapan Nayla.

"Tap---"

"Tidak ada tapi tapian. Sana" ucap Langit sambil membalikan tubuh Nayla dan mendorongnya agar mau kembali ke kelas. Walau karena terpaksa.

Langit masih tetap berada ditempatnya sambil menatap Nayla yang berjalan kedepan. Melihat Nayla memasangkan ikat pinggang nya, tanpa sadar senyumnya mengembang. Langit suka, walau harus dengan memaksa.

Witing tresno, jalaran seko kulino.

Cinta datang. Karena terbiasa.

Langit percaya arti kalimat diatas. Cinta datang, karena terbiasa. Jadi Langit putuskan untuk membuat Nayla terbiasa dengan dirinya. Seperti Langit yang terbiasa akan kehadiran Nayla dulu.

Langit percaya, suatu hari nanti meski dalam jangka waktu panjang, pasti Nayla akan melihat dirinya lagi sebagai Faeza. Seseorang yang pernah ada dihatinya, seseorang yang selalu diperhatikannya, seseorang yang tega meninggalkan nya sendiri, seseorang yang membuatnya sakit hati.

Meski terdengar menyedihkan, tapi Langit akui jika itu semua benar adanya. Langit hanya ingin Ayla nya kembali. Entah Ayla atau Nayla, bagi Langit mereka berdua itu sama. Walau belum berhasil membuktikannya, namun Langit percaya pada akhirnya jika Ayla nya sudah menjadi orang yang berbeda.

Tbc.

***

Purworejo♡,

Continue Reading

You'll Also Like

396 86 53
"Kurasa aku mulai jatuh cinta..." Dia Eliza, anti akan namanya cinta karena suatu peristiwa yang pernah di alaminya. Hingga ia dipertemukan dengan se...
RINJANI By dinduww

Teen Fiction

1.7K 819 11
R.I.N.J.A.N.I Sebuah kisah di bulan Juni. Rinjani. Cewek asal Medan dengan rupa menawan yang selalu menjadikannya ratu sekaligus bahan nyinyiran. Hid...
1.6K 176 52
Duta bingung ketika tiba-tiba diadang seorang cewek yang minta dilamar. "Please, kamu harus lamar aku!" todongnya tanpa basa-basi. Duta pikir cewek i...
183K 28.7K 52
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...