KEYLASYA STORY

By tiamarshaa_

3.4M 169K 13.5K

Hanyalah kisah dari seorang gadis cantik nan lugu bernama Keylasya Arsyla Reine. Sang pemeran utama adalah a... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
Epilog

62

54.9K 2.2K 243
By tiamarshaa_

"Keyla! Buka pintu! Gue mau masuk." Shilla terus menggedor-gedor pintu kamar Keyla berharap sang empunya berkenan membuka.

Namun nyatanya di dalam sana Keyla sama sekali tak memberi respon yang menyenangkan. Cewek itu hanya diam dan Shilla pastikan jika Keyla sudah menangis.

"Keylasyat, buka anjir! Pegel juga tangan gue lama-lama!" kesal Shilla luar biasa.

Masih diam, seakan tidak ada orang di dalam. Hal itu tentu membuat Shilla seketika panik.

"Key! Buka dong! Lo kenapa sih?" Shilla masih mencoba membuka knop pintu. Namun nihil, pintu dari kayu jati itu kuatnya bukan main.

"Keyla kenapa?" Suara itu, suara yang sangat Shilla hindari. Namun tak elak pula dia tetap menoleh sambil menunjukkan sedikit senyum canggungnya.

"Hm, Keyla masuk ke dalam kamar, Kak. Kayaknya nangis deh," ujar Shilla seadanya.

Tanpa membalas, Adam langsung berbalik dan masuk ke ruangan di sebelah kamar Keyla. Tak lama dari itu, Adam kembali dengan membawa sebuah kunci duplikat lalu meletakkan di lubang kunci.

Ceklek!

Pintu telah terbuka membuat Shilla bergegas masuk ke dalam kamar dan diikuti oleh Adam. Bisa keduanya lihat jika Keyla sekarang sedang meringkuk di dalam selimutnya seraya terisak kecil.

Shilla perlahan duduk di tepi ranjang lalu ia mencoba mencari letak kepala Keyla. "Kenapa?" tanya Shilla, kali ini sangat lembut dikarenakan doi lagi di depan dong.

Keyla yang masih enggan membuka selimut hanya menggeleng pelan sebagai tanggapan.

Melihat itu, Adam hanya menghela nafas lalu mendudukkan dirinya di tepi ranjang, persis di sebelah Shilla.

Tangan Adam terangkat mengelus sayang kepala adiknya yang masih dibungkusin selimut tebal. "Adeknya Abang kenapa?" tanya Adam dengan suara rendah.

"Keyla malu, Bang," cicit Keyla lalu terdengar sebuah isakan.

Lantas Adam langsung mengangkat tubuh Keyla perlahan lalu membuka selimutnya. Alangkah terkejutnya Adam dan Shilla sudah melihat kondisi berantakan Keyla.

Mata cewek itu sembab, hidungnya memerah, rambutnya acak-acakan, dan muka yang sudah pucat.

Adam meraih tangan dingin Keyla lalu ia meniupnya. "Kenapa Sayang?" tanya Adam.

Keyla menggeleng pelan dengan garis lengkung bibir ke bawah. "Kenapa gak ada yang bilang sama Keyla kalo keluarga Kak Kevan kesini?" tanya Keyla kecewa.

Adam tersenyum lalu ia menghapus air mata adiknya dengan lembut. Hal itu sebenarnya membuat Shilla gemas, rasanya ia ingin bungkus Adam terus bawa pulang. Tapi itu cuma halu, ia mana berani haha.

"Keyla tetep cantik kok. Ayo turun," ajak Adam namun Keyla langsung menggeleng cepat.

"Keyla jelek, Bang!" rengek Keyla.

"Cuci muka lo Key, habis itu gue benerin rambut lo," sahut Shilla. Keyla perlahan mengangguk ragu lalu ia berlari masuk ke dalam toilet untuk membasuh wajahnya.

Sementara itu Adam langsung menoleh pada Shilla yang sedang memalingkan pandangan ke arah lain.

"Makasih Shilla," ucap Adam dengan suara rendah. Ah, maskulin sekali tolong. Nada-nada suara orang ganteng memang beda!

Sontak Shilla terkejut dan langsung menatap Adam yang masih menatapnya. "Buat apa Kak?" bingung Shilla.

Adam tersenyum sedikit tapi sialannya terlihat sangat menawan. "Makasih aja," balas Adam. Shilla yang tak mau bertanya banyak hanya mengangguk pelan sebagai tanggapan.

Tak lama dari itu, Keyla kembali dengan rambut yang sudah digerai. Wajahnya masih basah karena air, bahkan piyamanya juga ikut basah. Mungkin cewek itu kelewat panik.

"Gue kepang aja ya, kasian yang di bawah pada nungguin lo." Shilla langsung mengepang rambut Keyla. Sedangkan Keyla sudah misuh-misuh di tempatnya.

"Keyla gak ganti baju?!" tanya Keyla.

"Gak ada waktu lagi, buruan ayo!" Setelah mengepang rambut Keyla, Shilla segera beralih menarik lengan Keyla untuk mengikuti langkah Adam yang sudah keluar terlebih dahulu.

Saat sudah berada di lantai bawah, Keyla langsung bersembunyi di belakang tubuh Shilla agar orang-orang tidak melihatnya.

"Ayo duduk, Sayang," ucap Almeta lembut. Keyla mengangguk pelan lalu duduk di tengah-tengah Almeta dan Aretha.

Shilla yang masih berdiri hanya tersenyum canggung dan hendak pergi. Namun sebelum itu terjadi, suara bariton milik Abiansyah menginterupsi pergerakannya.

"Ayo duduk di samping Adam, Shilla," ujar Abiansyah.

Shilla mengangguk kaku. "I-iya Om." Shilla berjalan sopan kemudian mendudukkan dirinya di sebelah Adam yang terpantau masih tidak berekspresi.

"Bisa dimulai, Bian?" tanya Andra selaku kepala keluarga Carlos. Ana yang berada di sebelahnya kali ini terlihat kalem, tak seperti biasanya yang selalu menempel pada Keyla.

Abiansyah tersenyum dengan sangat berkharisma. "Tentu saja, Andra," balas Abiansyah.

"Baiklah, untuk pembangunan hotel aku serahkan sama kamu. Aku yakin kamu bisa mengurus semuanya dengan rapi," ucap Andra.

Abiansyah mengangguk tegas. "Kamu tenang saja. Semuanya akan aku atur sebaik mungkin. Hanya saja, sekarang ada tikus di perusahaanku yang harus aku basmi dulu." Abiansyah tertawa garing setelahnya.

"Masih ada?" tanya Andra, cukup terkejut.

"Satu orang lagi," sahut Andrew yang sedari tadi diam menyimak.

Sementara itu Keyla hanya diam dengan kepala yang menunduk. Kalau hanya membahas masalah pekerjaan, kenapa ia harus ikut? Bukan karena apa, penampilannya kali ini membuatnya sangat tidak nyaman. Apalagi Keyla beberapa kali mendapati Kevan tersenyum mengejek ke arahnya. Cowok itu memang sangat menyebalkan di segala situasi.

"Untuk perihal Keyla dan Kevan bagaimana?" tanya Aretha. Tentu saja Keyla langsung duduk tegak saat namanya disebut-sebut.

Alena tersenyum hangat. "Iya nih, anak aku si Kevan mau ngajak Keyla tunangan. Katanya pacaran itu terlalu biasa aja," kekeh Alena.

Mendengar itu membuat Keyla terkejut bukan main. Sontak Keyla beralih menatap Kevan yang hanya tersenyum tidak berdosa.

"M-maksudnya apa ya?" tanya Keyla bingung. Pasalnya membayangkan bertunangan dengan Kevan saja bahkan tak pernah.

"Bang, ngomong gih." Alena menyikut siku putra sulungnya untuk segera berbicara.

Kevan menarik nafas sebentar lalu ia tanpa ragu menatap lekat mata Keyla.

"Lo mau gak tunangan sama gue?" Kevan bertanya mantap. Sementara itu Keyla dibuat sudah terbang sangat tinggi. Awas saja kalau ini hanya prank. Kalau iya, Kevan akan ia tabok nanti.

"Gimana, Sayang?" Abiansyah tersenyum lembut ke arah putri bungsunya yang masih terperangah.

"I-ini beneran, Pa?" tanya Keyla memastikan.

Abiansyah mengangguk menjawab pertanyaan Keyla. "Kamu tau? Sekarang Papa sudah mengerti bagaimana perasaan kamu. Kamu pasti resah banget kalo setiap hari dijagain sama bodyguard. Dan menurut Papa, ini adalah jalan yang terbaik. Karena kalo kamu sudah sama Kevan, berarti kamu gak perlu lagi bodyguard," tutur Abiansyah lembut.

Abiansyah baralih menatap Kevan. "Karena apa? Karena Papa percaya Kevan bisa jaga kamu," lanjut Abiansyah.

Keyla menipiskan bibirnya dengan mata yang sudah basah. Almeta yang melihat itu langsung membawa Keyla ke dalam pelukannya.

"Jangan nangis, kalo Kak Adel sama Kak Nisa disini pasti mereka ngetawain kamu," canda Almeta membuat Keyla tertawa pelan.

Buru-buru ia menghapus air matanya lalu kembali menatap Abiansyah yang sedang tersenyum hangat.

Saking tak kuasa menahan haru, Keyla beranjak dan tanpa basa-basi lagi ia langsung memeluk Abiansyah yang sepertinya tidak siap. Namun beruntungnya ayah dan anak itu tidak sampai terjungkal ke belakang.

"Makasih, Pa. Keyla sayang Papa! Maafin Keyla ya karena sering ngambek sama Papa," cicit Keyla. Abiansyah tersenyum lalu ia membalas pelukan sang putri dengan erat.

"Udah jangan nangis lagi. Gak malu sama Kevan?" Keyla tertawa sambil menghapus air matanya. Ia langsung mendudukkan dirinya di tengah-tengah Abiansyah dan Almeta.

"Bang, tinggal beberapa menit lagi." Ana berbisik namun suaranya cukup bisa Keyla tangkap.

Kevan langsung beranjak lalu ia menyodorkan salah satu tangannya pada Keyla. Sementara itu Keyla bingung, namun tak urung pula ia langsung menyerahkan tangannya pada Kevan.

Kevan langsung menuntun Keyla untuk beranjak dan berjalan, diikuti oleh yang lainnya dari belakang.

Demi apapun Keyla bingung. Ini mereka kenapa sih? Mengapa semuanya seakan menyembunyikan sesuatu darinya?

"Kak, kita mau ngapain?" tanya Keyla semakin bingung terlebih Kevan membawanya menuju belakang rumah.

"Mau ngajak lo tunangan," jawab Kevan.

"Yakali masih SMA udah tunangan, ngaco ah!" Keyla tertawa sumbang sebagai pengalihan rasa gugup.

"Makanya buat sejarah sama gue, sejarah yang selalu membuat bahagia saat dikenang, bukan sejarah pelajarannya Pak Teko." Kevan memberikan senyum jenakanya pada Keyla. Fiks, ini terlalu aneh. Lantas Keyla menoleh kanan-kiri dengan mata menyipit.

"Kenapa?" tanya Kevan.

Keyla mendengus pelan. "Dimana kameranya? Siapa tau kita lagi direkam terus dimasukin ke situs lambe turah," ucap Keyla sekenanya.

Kevan tersenyum kecil. "Iya, lagi direkam," tanggapnya seraya menggulung senyum.

"Dimana sih?" kesal Keyla.

"Ini di otak gue, terus bakal gue simpen di hati biar lengket terus." Kevan memandang wajah Keyla seraya tersenyum penuh arti.

Keyla yang malu hanya mencubit pinggang Kevan kuat-kuat. Namun cowok itu sama sekali tidak bereaksi seperti apa yang Keyla harapkan. Kevan malah menunjukkan senyuman manisnya pada Keyla.

Tangan Kevan terangkat untuk membuka knop pintu yang merupakan akses menuju taman belakang rumah. Keyla semakin terheran-heran karena mendapati taman yang sangat gelap dan tiba-tiba saja lampu semua mansion mati, sehingga tak ada lagi setitik cahaya yang menerangi.

"Eh, Kak Kevan?" Tangan Keyla meraba-raba di udara karena sosok Kevan sudah tidak ada di sebelahnya. Suasana yang sangat gelap menyulitkannya untuk melihat.

Keyla ketakutan, ia menangis. Terlebih hanya dia seorang disini. Keluarganya bahkan tidak ada.

"Kalian dimana?!" Keyla menangis histeris. Ia sampai terduduk di rumput saking takutnya.

DORRR!

"ASTAGHFIRULLAH!" Di waktu yang bersamaan, Keyla berteriak disusul oleh banyaknya kembang api yang menghiasi langit malam.

Tak lama dari itu, lampion taman mulai menyala dengan terang.

"SELAMAT ULANG TAHUN KEYLASYA!"

Keyla mendongak dan mendapati orang-orang tersayang berada di hadapannya dengan sebuah kue di atas meja. Semuanya ada, keluarga lengkapnya, keluarga Kevan, keluarga Shilla, anak 10 IPA 1, bahkan Fino dan Lucas pun ada.

Keyla yang tak mengerti kembali melanjutkan tangisnya karena merasa dipermainkan. Hey, ia sedang tidak ulang tahun hari ini. Apa-apaan mereka?!

Adam berjalan menuju Keyla lalu ia mengangkat tubuh adiknya yang terduduk di rumput. Cowok itu menggenggam tangan Keyla dan membawanya menuju meja yang terdapat kue.

Abiansyah dan Almeta mendekati Keyla lalu mereka mencium pipi putri bungsunya bergantian.

"Selamat ulang tahun, peri Papa," ucap Abiansyah seraya tersenyum lebar.

Keyla menangis, sungguh ia tak mengerti. "Keyla kan lagi gak ultah," balasnya.

Adel dan Annisa terkikik geli. Ternyata keduanya berada di taman. Pantas tidak kelihatan di ruang tamu tadi.

"Siapa bilang kamu lagi gak ultah? Kamu ulang tahun hari ini, Keyla." Adel berucap dengan senyum merekah. Lalu ia memeluk tubuh sang adik disusul dengan Annisa, Andrew, dan Aretha.

Keyla menoleh ke arah Almeta yang masih tersenyum. Seakan mengerti maksud tatapan Keyla, Almeta mengangguk ringan. "Iya, tanggal lahir kamu sebenarnya hari ini," ucap Almeta.

Keyla cengo untuk beberapa detik lamanya. Pantas saja semuanya aneh. Mulai dari keluarga Kevan yang bertamu ke rumahnya terlalu larut, Shilla yang nekat ke rumahnya malam-malam hanya untuk curhat, dan Kevan yang tiba-tiba mengajaknya bertunangan. Semuanya ternyata hanya settingan, termaksud Kevan. Ah, Keyla bingung harus senang atau sebaliknya.

"Kenapa? Keyla gak seneng?" Aretha menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah Keyla.

Keyla menggeleng, dia senang kok. Sangat senang malah!

"Keyla cuma bingung, Mi," jujur Keyla.

"Ayo tiup lilinnya!" seru Fino membuat semuanya kembali heboh.

Aron segera menyalakan lilin dan mereka dengan serempak menyanyikan lagu selamat ulang tahun keras-keras. Hampir di penghujung lagu, Keyla mulai meniup lilinnya hingga padam semua.

Menyaksikan itu, semua orang bertepuk tangan dengan sangat meriah. Bahkan Lucas tak segan-segan meniup terompet seraya merekam kejadian untuk ia masukkan ke instastory miliknya.

Adam tersenyum, lalu ia memeluk tubuh adiknya erat-erat. "Selamat ulang tahun ya, Abang sayang Ameli," ucap Adam.

Senyum Keyla merekah mendengar kata yang sangat manis itu. "Ameli juga sayang Abang!" balas Keyla senang.

Adam melepaskan pelukan mereka perlahan-lahan. Tangannya lalu terangkat untuk mengacak rambut Keyla dengan gemas. "Kamu lucu pake piyama," kekeh Adam.

Keyla mendengus. Jujur ia cukup kesal karena hanya ia yang berpenampilan aneh malam ini. Semua teman-temannya tampil cantik dan modis. Keyla jadi heran, ini beneran ia yang ulang tahun?

Keyla semakin dibuat kesal tatkala Kevan menghampirinya seraya tersenyum jenaka. Melihat itu, semua orang menjadi sok sibuk lalu berpura-pura pergi meninggalkan keduanya.

"Selamat ulang tahun," ucap Kevan pelan.

Keyla mempoutkan bibirnya sebal. "Kalian semua nyebelin!" tukas Keyla.

Mendengar itu, Kevan tersenyum geli. "Siapa suruh gak siap-siap? Kan udah dibilangin tadi sore." Kevan menatap Keyla, ia tersenyum miring kali ini.

Keyla yang bingung hanya menyipitkan matanya tak mengerti. "Perasaan, Kak Kevan gak ngomong kayak gitu deh," cetus Keyla terdengar agak ngegas.

"Ada." Kevan menyahut lembut.

Keyla menggigit bibir bawahnya sambil berpikir. Ia yakin sekali kok kalau Kevan tidak mengucapkan itu tadi sore.

"Yang mana sih?!" gerutu Keyla semakin kesal.

"Gue ada nanya sama lo, malam ini ada acara?" jawab Kevan membuat Keyla cengo dalam beberapa detik.

"Kak Kevan cuma nanya gitu doang! Terus langsung pergi. Otak Keyla mana bisa nyampe kesitu, Kak!" Keyla meringis.

"Lo juara 1 paralel, masa gitu doang gak kepikiran," ledek Kevan lalu ia berlalu pergi menuju Adam, Fino, dan Lucas yang sedang bersenda gurau.

Keyla yang tinggal sendiri hanya mengerjap tak percaya. Mari kita ulangi sekali lagi, ini beneran dia yang ulang tahun? Kenapa ia diabaikan sementara disini banyak orang?! Ah, miris memang.

Tak lama kemudian, Keyla diam-diam tersenyum getir. Ternyata tunangan itu juga termasuk settingan. Padahal Keyla sudah terbang terlalu tinggi, tapi eh dibuat jatuh ke kerak bumi.

Sakit banget sialan:)

Keyla dibuat semakin kesal kala netranya menangkap Kevan yang ikut bercanda bersama para sahabatnya. Ingin rasanya Keyla menyinggung masalah pertunangan itu. Tapi ia malu, nanti dibilang terlalu ngarep dong haha.

Sudahlah, Keyla tak boleh berharap banyak lagi. Nanti patah hati, sakitnya lama. Maka dari itu ia memilih bungkam dan kembali memendam rasa ini diam-diam.

Ya, itu lebih baik untuk seterusnya.

••••
BERSAMBUNG

NGANTUK SIH SUMPAH. DI RUMAH JUGA GABUT BGT TP MALES NGAPA NGAPAIN HEHE. ALHASIL, REBAHAN ADALAH PILIHANKU. HE APASI:)

UDAH DULU YA, MAU TIDUR

Continue Reading

You'll Also Like

67.4K 3.4K 44
Kirana Fradella Permata merupakan gadis licik yang berkedok wajah cantik. Ia bersekolah di SMA 1 Nusantara, sekolah yang rata-rata berisi anak penjab...
51.4K 3.3K 62
#𝚂𝚎𝚛𝚒𝚎𝚜 1 𝕲𝖊𝖓𝖗𝖊 : 𝕱𝖎𝖐𝖘𝖎 𝖗𝖊𝖒𝖆𝖏𝖆 𝓦𝓮𝓵𝓬𝓸𝓶𝓮 𝓽𝓸 𝓢𝓽𝓸𝓷𝓮 𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂 𝓢𝓮𝓻𝓲𝓮𝓼 (𝑺𝑭𝑺) 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐟𝐨𝐥...
806K 37.3K 66
complete parts!! "you are mine" "gue nggak suka penolakan" ⚠The first part is a bit boring ⚠Typo bertebaran ⚠Mengandung kata-kata kasar #star 02-0...
602K 27.6K 75
Quin itulah nama panggilan dari seorang gadis bernama Quinzy Arabella Edeline, Quin kecil sangat bahagia karna kehidupannya bak seorang putri, ia can...