✔️Dating Doors || NCT

By _chicagogirl

261K 47.5K 6.6K

Bayangkan, apa yang terjadi kalau dating doors benar-benar terjadi dan dialami olehmu? ➖ [15 +] It's not a h... More

PROLOG !
[ 1 ] ;ㅡHuang Guanheng
[ 2 ] ;ㅡHuang Guanheng
[ 1 ] ;ㅡLee Jeno
[ 2 ] ;ㅡLee Jeno
[ P ]
[ R ]
[ 1 ] ;ㅡNa Jaemin
[ 2 ] ;ㅡNa Jaemin
[ O ]
[ B ]
[ 2 ] ;ㅡPark Jisung
[ L ]
[ 1 ] ;ㅡLucas Wong
[ 2 ] ;ㅡLucas Wong
[ E ]
[ M ]
[ 1 ] ;ㅡDong Si Cheng
[ 2 ] ;ㅡDong Si Cheng
[ B ]
[ 1 ] ;ㅡLi Yong Qin
[ 2 ] ;ㅡLi Yong Qin
[ E ]
[ 1 ] ;ㅡQian Kun
[ 2 ] ;ㅡQian Kun
[ G ]
[ 1 ] ;ㅡLee Taeyong
[ 2 ] ;ㅡLee Taeyong
[ I ]
[ 1 ] ;ㅡMoon Taeil
[ 2 ] ;ㅡMoon Taeil
[ N ]
[ 1 ] ;ㅡZhong Chenle
[ 2 ] ;ㅡZhong Chenle
[ T ]
[ 1 ] ;ㅡJohnny Seo
[ 2 ] ;ㅡJohnny Seo
[ H ]
[ 1 ] ;ㅡLiu Yangyang
[ 2 ] ;ㅡLiu Yangyang
[ E ]
[ 1 ] ;ㅡNakamoto Yuta
[ 2 ] ;ㅡNakamoto Yuta
[ N ]
[ 1 ] ;ㅡLee Donghyuck
[ 2 ] ;ㅡLee Donghyuck
[ F ]
[ 1 ] ;ㅡKim Doyoung
[ 2 ] ;ㅡKim Doyoung
[ I ]
[ 1 ] ;ㅡHuang Renjun
[ 2 ] ;ㅡHuang Renjun
[ N ]
[ 1 ] ;ㅡJung Jaehyun
[ 2 ] ;ㅡJung Jaehyun
[ I ]
[ 1 ] ;ㅡXiao De Jun
[ 2 ] ;ㅡXiao De Jun
[ S ]
[ 1 ] ;ㅡKim Jungwoo
[ 2 ] ;ㅡKim Jungwoo
[ H ]
[ 1 ] ;ㅡMark Lee
[ 2 ] ;ㅡMark Lee

[ 1 ] ;ㅡPark Jisung

5.1K 899 116
By _chicagogirl

SELESAI DIREVISI

Kembali, setelah sepulang sekolah seperti biasanya, Ara pergi berjalan kaki. Namun, bedanya hari ini sedikit mendung, jadi Ara takut akan terguyur hujan dalam perjalanannya kembali.

Jadilah ia sekarang duduk dengan manis di halte bus untuk menunggu bus datang. Walau ia agak ragu bus-nya akan datang tepat waktu. Hingga, Ara menyadari seseorang berjalan mendekat ke arahnya.

Tentu Ara sadar, dan agak takut juga. Apalagi saat seseorang itu duduk tepat di samping Ara tanpa menyisihkan jarak.

"Jangan panik gitu, orang yang beneran mau nyulik lo jadi tambah berani nyulik lo, tau."

Suaranya ...!

Ara langsung menoleh ke sampingnya, ke posisi di mana orang yang Ara takuti itu duduk. Sosok itu, yang berperawakan seperti laki-laki, sedikit menolehkan wajahnya dan menurunkan masker yang dikenakannya.

Buru-buru Ara menoleh ke kiri dan kanan, lalu duduk kembali dengan tenang. Walau hatinya tak karuan karena takut sosok itu akan dilihat publik,

"Lo ngapain di sini, Jen? Bahaya tau!" bisik Ara tanpa menoleh ke Jeno.

"Makanya, ayo ikut gue. Kita pergi ke rumah lo naik motor gue aja," saran Jeno yang dilirik oleh Ara sekilas.

Setelah menimang-nimang, akhirnya Ara setuju. Ia sangat berharap hujan akan turun, setidaknya cukup mampu untuk membuat orang-orang pejalan kaki untuk tidak berkeliaran di jalanan.

Tentu demi Jeno, agar tak ada yang sadar kalau idola satu itu sekarang sedang menjemput seorang wanita untuk diantar ke rumahnya!

Walau ... tujuan sebenarnya bukan bermaksud ke sana.

...

Di dalam rumah Ara, Jaemin berulang kali menggulingkan badannya di sofa, dikarenakan ponselnya yang mati dan ia tak membawa charger. Alhasil, Jaemin dirundung kebosanan.

"Kapan sih Ara pulang? Bosen," gerutu Jaemin.

"Jadi kangen sekolah," gumam Jaemin sambil mencoba tidur di atas sofa.

Benar, semalam Jaemin akhirnya memutuskan tidur di sofa. Padahal Ara bisa saja mengide untuk pergi ke kamar orangtuanya dan membiarkan Jaemin tidur di kamarnya.

Entah mengapa, Ara hanya tidak yakin untuk mengizinkan Jaemin tidur di kamarnya. Lagipula, sofanya itu masih baru. Ara bertaruh Jaemin pun pasti nyaman tidur di sana.

klek

"Jaemin? Ada di rumah, 'kan?" tanya Ara setelah membuka pintu.

Dilihatnya Jaemin ada di sofa ruang tamu, memandang Ara dengan tatapan memelasnya. Ara menyambutnya dengan tawa kecil, lalu berjalan masuk dan diikuti oleh Jeno di belakang.

Jaemin mengerutkan dahinya, keheranan akan siapa yang Ara bawa ke rumahnya. Dan matanya membulat lebar begitu sosok itu, alias Jeno, membuka topi dan maskernya.

Tentu setelah Ara menutup pintu rumahnya rapat-rapat.

"Jeno!" seru Jaemin.

"SSHH!" Ara dan Jeno pun serempak menaruh jari mereka di bibir dan menyuruh Jaemin diam.

Jaemin pun segera membungkam mulutnya, namun senyumnya mengembang kembali dan ia langsung memeluk Jeno. "Hah ... gue bisa gila gara-gara bosan di sini!"

"Penggemar lo tuh, masa' gue disuruh tidur di sofa sih?" omel Jaemin, mengadu pada Jeno bagai ia adalah ayahnya. Dan Ara adalah ibu tirinya.

"Ya, masa' lo mau tidur satu kamar sama dia?" tanya Jeno, yang tahu sebenarnya Ara tidak mengatakan soal ada dua kamar.

"Ya ... kagak ...," sahut Jaemin dan mendengus. "Gue penasaran deh, di dimensi itu lo sama gue sebagai apa ...?"

"Kenapa lo nanya itu?" tanya Jeno.

"Penasaran," sahut Jaemin dan melihat ke arah Ara.

Ara menggaruk kepalanya, sedikit canggung juga untuk menjawab pertanyaan itu. "Jadi ... suami istri."

"What?! Gue gak aneh-aneh, 'kan??" tanya Jaemin, syok.

"Ya, enggaklah! Emang suami istri udah pasti romantis terus apa?" sahut Ara, seketika membuat Jaemin diam.

Jeno hanya menghela napasnya, lalu menyuruh Jaemin untuk duduk manis dengan benar. Barulah menyuruh Ara mengganti pakaian atau setidaknya melakukan hal yang biasanya ia lakukan sepulang sekolah.

Jujur, Ara memang ingin berganti pakaian. Namun, lupakanlah. Sekarang ada yang lebih penting daripada ganti pakaian. Ara datang kembali ke ruang tamu sambil membawa laptopnya.

"Yesterday, there are something happened," kata Ara sambil membuka laptopnya.

"What is it?" tanya Jeno.

"Katanya, Ara udah berhasil mecahin teori pertama, yaitu matahari terbenam." Jaemin memandang Jeno dan Ara bergantian, "mungkin maksudnya pergantian identitas itu."

"Dan juga, mungkin laptop ini bakal membuka permainannya sebelum matahari terbenam. Ya, sore," Ara melanjutkan penjelasan Jaemin, yang diangguki oleh Jaemin.

Ketiganya pun sama-sama melihat laptop itu bergerak sendiri, menyala dan mengarahkan kursor-nya sendiri ke penyimpanan Ara. Dan secara tiba-tiba, laptop itu kembali menampilkan layar hitam.

Mirip seperti mati.

"Kenapa lagi?" tanya Jaemin.

"Entah ...?" sahut Ara sambil mengerutkan dahinya, hingga sesuatu muncul lagi di layar laptop itu. "'Hanya Ara yang bisa memilih, tidak ada yang lain', hm ... apa ini teori juga?"

"Kayaknya cuma pemberitahuan," jawab Jeno, "apa peraturannya juga kemarin dikasih tahu?"

"Enggak," jawab Ara sambil menggeleng-geleng. "Mungkin, harus dipecahin juga kayak teori pertama."

Jeno dan Jaemin pun serempak mengangguk setuju. Akhirnya Ara mulai bermain, dan sambil bermain, ia juga memikirkan caranya melepas semua ini sebelum seluruh anggota NCT mengalaminya.

Bayangkan, apa yang akan terjadi pada anggota terakhir kalau ia tak memiliki pengganti untuk mengembalikan identitasnya?

"Bentar, abang-abang NCT127 masih di Amerika, 'kan?" tanya Jeno, menginterupsi.

"Mampus," sahut Jaemin sambil menutup mulutnya.

Ara pun juga memandang layar laptop di hadapannya dengan cemas. Apakah benar pintu ini dipilih secara random oleh Ara? Atau, sistem yang menggerakkannya itu sudah mengaturnya?

Tentu Ara tidak ingat pilihan apa saja dibalik pintu-pintu itu meskipun ia yang membuatnya. Jumlah dating doors yang ia buat pun sudah tidak cukup dihitung pakai jari.

Namun, apabila orang-orang yang dipilih di sini memiliki pola, maka, Ara tidak perlu khawatir. Ia hanya perlu memecahkan polanya. Dan, entah itu akan menjadi teori yang keberapa.

"Wah! Jisung!" seru Jaemin, dan buru-buru merebut ponsel Jeno dan mengecek keberadaan dirinya. Tak mendapati yang diharapkan, Jaemin kecewa.

"Kok ... gue belum ada ...?"

"Dibilangin abis matahari terbenam! Pikun, ya?" omel Jeno dan merebut ponselnya kembali. 

"Nah, karena udah tahu gimana, jadi baiknya kita pergi sendiri-sendiri aja," kata Ara yang menarik perhatian dua laki-laki itu.

"Kenapa gak bareng-bareng?" tanya Jeno, dan Ara menanggapinya dengan mengecek jam di dinding.

"Tiga puluh menit lagi matahari bakal terbenam, jadi, kalian seharusnya udah bawa Jisung menjauh dari gedung agensi dan jelasin situasinya." Ara mengangguk-angguk meyakinkan Jeno dan Jaemin.

Berhasil, karena Jaemin rasa itu masuk akal. "Jeno 'kan dikenal Jisung, jadi nanti Jeno aja yang ngobrol dan ngajak Jisung ketemu gue setelah matahari terbenam."

"Kalian bisa atur lokasi ketemuannya, 'kan?" tanya Ara yang kompak diangguki oleh Jeno dan Jaemin.

Akhirnya, mereka semuanya pun bersiap-siap untuk pergi dari rumah itu. Ara menyimpan laptopnya, Jeno mengenakan identitas penutup, begitu juga Jaemin dengan ponsel dan maskernya. 

Tidak ada yang tahu jelas apa yang akan terjadi nantinya, jadi, baiknya Jaemin berjaga-jaga. Di tengah-tengah persiapan itu, Jeno tiba-tiba menyadari sesuatu.

"Ara," panggil Jeno.

"Hm? Kenapa Jen?" tanya Ara ketika ia hendak membuka pintu rumah.

"Apa gak masalah ... kita ngasih tahu soal keadaan ini ke anggota yang belum main?" tanya Jeno.

Ara terdiam, kemudian memandang Jeno. "Peraturan emang belum dikasih tahu, tapi mungkin kita harus cari tahu sendiri."

"Meskipun risikonya besar," lanjut Ara yang dipahami oleh Jeno.

Mereka segera berpencar begitu keluar dari pagar rumah Ara. Ara mencari rumah itu, sedangkan Jeno dan Jaemin pergi ke agensi dengan mengendarai motor.

Bayangkan kalau Ara menyetujui mereka pergi bersama, dikemanakan motor Jeno?

.

.

.

.

.

.

.

Ara merasa kalau saat ini ia sedang tertidur di dalam kelas, dengan posisi menelungkupkan wajahnya di balik kedua tangannya yang melipat. Walau, sepertinya ada sebuah tangan lain yang menjadi bantalan Ara.

Perlahan, Ara membuka matanya, dan pemandangan pertama yang menyapanya adalah Jisung. Senyuman menggemaskan itu benar-benar melegakan.

"Selamat siang, putri tidur. Tangan aku boleh dibalikin, gak? Daritadi aku gak ngerjain tugas karena tangan aku kamu pakai tidur," kata Jisung.

Buru-buru Ara terbangun, dan Jisung segera menarik tangannya. Namun, setelahnya tangan itu mengusap-usap kepala Ara dengan lembut.

"Padahal kita belum selesai ngerjain tugasnya, kamu udah tidur aja," ujar Jisung.

"Haha, iya, maaf ya ...," sahut Ara dan mengusap matanya pelan.

"Hmm, gimana kalau kita pergi ke cafe? Buat beliin kamu minum?" tawar Jisung yang disetujui oleh Ara.

Akhirnya, Jisung yang mengenakan kaus hitam dan celana santai itu berdiri dari duduknya. Tak lupa tangan Ara yang selalu digenggamnya, bahkan sampai membantu Ara untuk berdiri dari duduknya.

Tentu saja Ara terpukau dengan perlakuan lembut dihiasi dengan senyum menggemaskan itu.

.

.

.

Kenapa dia bisa selucu ini?!

jujur deh. kalian sukak ga si ama book ini? aneh ga si? wkwkwkw :v

Continue Reading

You'll Also Like

120K 18.5K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
359K 6K 193
Kumpulan quote dari berbagai cerita wattpad . . . . . Publishing : 14-04-17 ------------------------------------- #28InPoetry[01/08/17] #20InPoetry[2...
19.5K 3.4K 58
Keduanya sama-sama Pangeran. Pangeran dari dunia nyata dan pangeran dari dunia yang berbeda. Tapi diantara mereka ada yang pangeran sungguhan. Lalu y...
200K 9.9K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...