Shakala (On Going)

By chocholate_girl

87.2K 8.3K 963

GXG✓ Semuanya serba singkat, Shaka mau tidak mau harus tinggal di rumah eyangnya yang berada di kampung dalam... More

prolog
satu
dua
tiga
empat
lima
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh
sebelas
dua belas
tiga belas
Tulisan Shaka.
empat belas.
lima belas
enam belas.
tujuh belas.
delapan belas.
sembilan belas.
dua puluh.
duapuluh satu.
duapuluh dua.
duapuluh tiga.
duapuluh empat.
duapuluh lima.
shakala.

enam

3.7K 446 39
By chocholate_girl

Shaka menatap horror kepada Arin yang sekarang duduk di ruang tamu rumah eyang. Acara main game yang sedang dia lakukan dengan khusyuk di dalam kamar terganggu dan terancam harus diakhiri karena kedatangan Arin. Sedangkan eyang terlihat senang saat tiba-tiba Arin mengetuk pintu rumahnya dan menanyakan keberadaan Shaka. Belum sempat dikenalkan ternyata keduanya sudah berkenalan sendiri. Eyang jadi merasa sedikit lega karena akhirnya Shaka mau berteman.

"Nah harusnya begini biar kamu kerjaannya ndak cuma diam di kamar sambil main game," kata Eyang terlihat senang.

Sementara Shaka hanya bisa mengerucutkan bibirnya karena benar-benar merasa terganggu dengan kedatangan Arin.

Arin tersenyum mendengar perkataan eyang. "Ayo Ka, katanya kita mau gitaran di depan," katanya yang membuat Shaka langsung menatap Arin dengan tajam.

"Siapa yang mau gitaran coba," gerutu Shaka. "Mending main PUBG." sambungnya.

"Loh yang tadi siang itu," kata Arin sambil menaik turunkan alisnya.

"Sudah sana Ka, eyang ndak ngelarang asal cuma di depan rumah," kata Eyang yang membuat Shaka mengembuskan nafas kasar. Shaka masuk ke dalam kamarnya kemudian kembali dengan membawa gitarnya membuat Arin langsung mengembangkan senyumnya.

Shaka tidak mengatakan apapun dan langsung pergi ke teras membuat eyang hanya bisa menggeleng pelan melihatnya.

"Memang gitu anaknya," kata Eyang sambil tersenyum kepada Arin.

Arin mengangguk. "Arin ke depan dulu ya eyang," katanya sopan. Arin langsung menghampiri Shaka yang sedang duduk di teras. "Ayo." ajaknya kepada Shaka.

"Kemana lagi sih?" ketus Shaka.

"Itu loh disana Ka," kata Arin sambil menunjuk tempat duduk dari bambu yang berada di halaman rumahnya.

"Ck." kesal Shaka tapi tetap berjalan menuju tempat yang Arin maksud.

"Baru kenal udah ngeselin." gerutu Shaka saat keduanya sampai di tempat yang Arin maksud.

"Bawel."

Shaka dan Arin sama-sama duduk disana. Shaka memilih duduk di dekat pagar rumah Arin supaya dia bisa menyandarkan punggungnya. Sedangkn Arin duduk bersila menghadap Shaka.

"Ayo mainin gitarnya," kata Arin.

"Males, nih mainin sendiri," tolak Shaka kemudian memberikan gitar kesayangannya kepada Arin. "Awas lecet!" ancamnya.

Arin mendorong gitar Shaka kembali ke pangkuan pemiliknya. "Aku nggak bisa main gitar hehe,"

Shaka menatap Arin dengan jengah. Kalau bukan gitar kesayangannya mungkin sekarang Shaka sudah menggunakan gitar itu untuk memukul Arin, saking kesalnya dia dengan anak itu.

"Mau lagu apa?" tanya Shaka pada akhirnya, mengalah.

"Terserah," jawab Arin setelah lama mangamati Shaka.

Shaka mulai memetik senar gitarnya membuat Arin diam mengamatinya. Shaka memilih menyanyikan lagu Something Just Like This milik Coldplay featuring The Chainsmokers.

I've been reading books of old
The legends and the myths
Achilles and his gold
Hercules and his gifts
Spiderman's control
And Batman with his fists
And clearly I don't see myself upon that list

But she said, where'd you wanna go?
How much you wanna risk?
I'm not looking for somebody
With some superhuman gifts
Some superhero
Some fairytale bliss
Just something I can turn to
Somebody I can kiss

I want something just like this
Doo-doo-doo, doo-doo-doo
Doo-doo-doo, doo-doo-doo
Doo-doo-doo, doo-doo-doo
Oh, I want something just like this
Doo-doo-doo, doo-doo-doo
Doo-doo-doo, doo-doo-doo
Doo-doo-doo, doo-doo-doo
Oh, I want something just like this

I want something just like this

I've been reading books of old
The legends and the myths
The testaments they told
The moon and its eclipse
And Superman unrolls
A suit before he lifts
But I'm not the kind of person that it fits

She said, where'd you wanna go?
How much you wanna risk?
I'm not looking for somebody
With some superhuman gifts
Some superhero
Some fairytale bliss
Just something I can turn to
Somebody I can miss

I want something just like this
I want something just like this

I want something just like this
Doo-doo-doo, doo-doo-doo
Doo-doo-doo, doo-doo-doo
Doo-doo-doo, doo-doo-doo
Oh, I want something just like this
Doo-doo-doo, doo-doo
Doo-doo-doo, doo-doo-doo
Doo-doo-doo, doo-doo-doo

Where'd you wanna go?
How much you wanna risk?
I'm not looking for somebody
With some superhuman gifts
Some superhero
Some fairytale bliss
Just something I can turn to
Somebody I can kiss
I want something just like this

Oh, I want something just like this
Oh, I want something just like this
Oh, I want something just like this

Shaka menaikan satu alisnya saat Arin memberikan kode lewat matanya. Dengan malas Shaka mengikuti arah pandang Arin. Dia langsung tercekat saat melihat seseorang yang sedang berdiri sambil mengamatinya dari balik pagar.

Orang itu tersenyum manis membuat Shaka tidak sanggup mengedipkan matanya, terpesona. Sementara Arin hanya tersenyum melihat reaksi Shaka sekarang.

"Hai," sapa orang itu.

Shaka mengerjapkan matanya kemudian menunduk, dia menggeleng pelan. "Pelangi?" tanyanya ragu.

Pelangi terkekeh kemudian berjalan memasuki pekarangan rumah Arin. Arin tersenyum simpul melihat wajah Shaka yang terlihat bingung sekarang.

"Hai Shaka, apa kabar?" tanya Pelangi saat dia sudah berdiri di dekat Shaka.

"B-baik," jawab Shaka terbata masih sedikit shock dengan kehadiran Pelangi disana. Pelangi tersenyum membuat Shaka semakin terlihat salah tingkah sedangkan Arin sudah terkikik geli sekarang.

"Kak Anggi abis pergi ya?" tanya Arin mengalihkan perhatian Pelangi dari Shaka.

"Iya Rin,"

"Kemana?" tanya Arin lagi.

"Ke rumah saudara, abis ada acara." jawab Pelangi yang hanya dibalas oh oleh Arin. Sementara Shaka hanya bisa mengerjapkan matanya melihat interaksi antara Arin dan Pelangi.

"Ka, Shaka!" seru Arin sambil mengguncang bahu Shaka.

"Hah, apa?" tanya Shaka gugup.

"Kamu ditanyain sama Kak Anggi malah ngalamun, hayo mikirin apa?" tanya Arin yang membuat Shaka hanya bisa menggaruk tengkuknya karena semakin gugup.

"Hehe enggak mikirin apa-apa kok," jawab Shaka. "Jadi tadi Kak Anggi nanya apa?" tanyanya.

"Kamu selain bisa main gitar bisa main alat musik apa lagi?" kata Pelangi mengulangi pertanyaannya yang tadi tidak Shaka dengar.

"Oh, selain gitar aku bisa main drum sama piano," jawab Shaka.

"Wih jago juga kamu..." puji  Arin sementara Pelangi hanya tersenyum manis yang lagi-lagi membuat Shaka merasa salah tingkah karena disenyumi terus oleh Pelangi.

"Tapi coba kamu buktiin mainin drum sama piano, siapa tau nanti Kak Anggi makin terpesona sama kamu," goda Arin yang membuat Pelangi langsung menepuk bahunya pelan.

"Arin!" seru Pelangi.

"Hahahahaaa..." tawa Arin membuat Shaka merasa  ingin tenggelam sekarang juga.

"Pipi kamu kenapa merah? Kamu sakit?" tanya Pelangi yang kali ini membuat Shaka ingin lenyap saja rasanya. Shaka malu.

"Ng-nggak kok, aku nggak apa-apa," jawab Shaka gugup membuat Arin kembali terkikik geli.

"Arin!" teriak seorang laki-laki dari dalam rumah Arin.

"Aduh bapak pake ganggu segala. Aku pulang dulu ya, selamat menikmati malam kalian berdua..." goda Arin kemudian meninggalkan Shaka dan Pelangi yang sekarang sama-sama menautkan alis bingung. Apa yang bisa dinikmati dari malam hari?

Shaka berdehem mencoba menyembunyikan rasa gugupnya karena ditinggal berdua bersama Pelangi. Jujur, sekarang rasa gugup dan debaran di dada adalah dua hal paling dominan yang sedang Shaka rasakan. Shaka bahkan lupa bagaimana caranya memulai obrolan sedangkan ada banyak hal yang sebenarnya ingin Shaka tanyakan kepada Pelangi.

Shaka melirik Pelangi sekilas yang sekarang sedang memeluk dirinya sendiri karena udara malam yang dingin. Ck, Pelangi pasti kedinginan karena hanya memakai sweater tipis dan rok selutut sekarang. Dengan inisiatifnya sendiri Shaka langsung melepaskan jaket kesayangannya kemudian memakaikan jaket itu di bahu Pelangi.

Pelangi yang merasakan ada jaket yang dipakaikan kepadanya langsung menatap Shaka dengan bingung. Shaka yang ditatap oleh Pelangi hanya membalasnya dengan senyum.

"Kenapa dikasih aku?" tanya Pelangi.

"Biar kamu nggak kedinginan," jawab Shaka polos.

"Emang kamu sendiri nggak kedinginan hm?" tanya Pelangi lagi sambil mendekatkan wajahnya kepada Shaka.

Shaka menelan ludahnya dengan susah payah kemudian menggeleng. "Nggak dingin kok," jawabnya kemudian tersenyum.

Pelangi ikut tersenyum kemudian membawa tangan kanan Shaka pada genggamannya. Pelagi juga merapatkan tubuhnya kepada Shaka kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Shaka. Lagi-lagi perlakuan Pelangi membuat jantung Shaka makin menggila rasanya.

Kayaknya aku beneran harus periksa jantung deh, batin Shaka karena merasa ada yang salah dengan jantungnya. Shaka menahan nafas saat mencium wangi rambut Pelangi yang harumnya sama seperti beberapa hari lalu. Rasanya menenangkan, dan Shaka menyukai aroma itu.

"Kamu biasanya tidur jam berapa?" tanya Shaka membuka obrolan.

"Nggak tentu, tergantung jam berapa aku ngantuknya," jawab Pelangi yang sekarang sedang memejamkan matanya menikmati suara detak jantung Shaka di tengah keheningan malam. Ya, Pelangi mendengar debaran keras milik Shaka dan hal itu membuatnya menyunggingkan senyum tipis.

"Oh gitu," kata Shaka sekenanya karena kembali bingung harus mengatakan apa.

"Kamu sendiri biasanya tidur jam berapa?" tanya Pelangi balik.

"Uhm, kalo udah bosen main game biasanya aku tidur," jawab Shaka jujur. Karena setiap malam pasti dia akan bermain game sampai dia sendiri merasa bosan ataupun batrai ponselnya habis yang membuat dia akhirnya pergi tidur.

"Berarti kamu sering begadang?" tanya Pelangi lagi.

"Hehe iya gitu," jawab Shaka. Pelangi menegakan tubuhnya dan menatap Shaka.

"Jangan sering-sering, begadang nggak baik buat kesehatan kamu!" kata Pelangi tegas yang membuat Shaka hanya bisa mengangguk patuh.

"Oke aku nggak begadang lagi," kata Shaka yang langsung dihadiahi senyuman oleh Pelangi.

"Ya udah pulang sana ini udah malem, inget jangan begadang setelah ini." kata Pelangi yang lagi-lagi dibalas dengan anggukan patuh oleh Shaka yang bahkan membuat Shaka sendiri takjub dengan dirinya yang bisa langsung patuh dengan perintah Pelangi dimana dia saja sering membantah ayahnya. Pelangi hebat.

:•::•:

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 128K 49
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
499K 53.9K 23
Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum layaknya bayi beruang saat ia sedang marah...
289K 26.7K 31
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
2.6M 142K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...