KEYLASYA STORY

By tiamarshaa_

3.3M 167K 13.5K

Hanyalah kisah dari seorang gadis cantik nan lugu bernama Keylasya Arsyla Reine. Sang pemeran utama adalah a... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
Epilog

23

44.5K 2.1K 179
By tiamarshaa_

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu. Namun, sesosok gadis cantik masih enggan keluar dari kelas karena keadaan mengharuskannya untuk segera mencatat rumus-rumus yang berserakan di white board itu.

Yup! Dia Keyla, si gadis polos. Disinilah dia berada, di ruangan beralaskan hawa dingin nan menyejukkan. Selama pelajaran fisika tadi, ia dengan tak berdosanya malah tidur selama tiga jam pelajaran. Sang Mamat selaku guru fisika segera menindaklanjuti kelakuan Keyla dengan menyuruh gadis itu untuk tetap mencatat walaupun bel pulang sekolah sudah dibunyikan.

Ah, Keyla merutuki dirinya yang seringkali merasa badmood saat berada dalam situasi membosankan seperti ini. Seharusnya, ia mengontrol nafsunya untuk tidur, begitulah pikirnya.

Padahal tadi teman sekelasnya memberikan pinjaman buku catatan mereka, tapi ditolak Keyla dengan alasan menerima konsekuensi atas apa yang telah ia lakukan.

Setelah menyelesaikan tugasnya, Keyla memasukkan alat-alat belajarnya ke dalam tas. Ia menyampirkan tasnya ke bahu sebelah kanan lalu berjalan menuruni tangga disusul dengan menyelusuri koridor yang kini sudah sangat sepi tak berpenghuni.

"I just wanna be part of you symphony—" Keyla bersenandung kecil guna menghilangkan rasa takutnya akan situasi sepi seperti sekarang ini. Bayang-bayang akan hal mistis berterbangan begitu saja dia benaknya. Ah, lagi-lagi Keyla merutuki kebodohannya saat menolak penawaran Shilla yang ingin menemaninya.

Seketika langkah kakinya terhenti saat ia mendengar derap langkah sepatu lain di belakangnya. Namun sedetik kemudian, Keyla berlari bak orang kesetanan sembari membaca ayat kursi lalu mengulangnya beberapa kali.

Deg!

Jantungnya berpacu dengan cepat saat sebuah tangan mencekal pergelangan lengannya yang bebas. Dengan segala keberanian yang sebongkah upil itu, ia membalikkan badannya menatap sang empunya tangan.

"Ka—Kak Adam?", cicit Keyla lalu menetralkan detak jantungnya yang sedari tadi berpacu dengan tidak normal.

"Lo kenapa lari?", tanya Adam lalu melepaskan cekalannya.

"Keyla kira setan", jawab Keyla menghembuskan nafasnya lega.

"Gue dikira setan", batin Adam tersenyum kecut.

Dulu Fino sempat dikira Keyla sebagai setan. Kemudian Kevan, sekarang Adam. Lantas, siapakah selanjutnya? Kita tunggu saja.

"Kak Adam kok belum pulang?", tanya Keyla membuyarkan lamunan Adam.

Adam mengerjapkan matanya berulang. "Hp gue ketinggalan di laci tadi", jawabnya tanpa dusta.

Keyla menganggukkan kepalanya mengerti lalu setelahnya hanya ada keheningan diantara mereka.

Adam menggaruk tengkuknya tak gatal karena merasakan suasana yang awkward. "Gue anterin lo pulang", ucap Adam.

Keyla menggelengkan kepalanya cepat yang menandakan bahwa ia menolak dengan tegas.

"Gue gak terima penolakan", ujar Adam yang mengetahui maksud Keyla.

Adam menarik tangan Keyla menuju parkiran dimana motor ninja hijau kesayangannya berada.

"Naik", intruksi Adam.

Keyla menarik nafasnya panjang. "Ngerepotin gak nih?", tanya Keyla merasa tak enak.

Adam menggeleng sambil mengerjapkan matanya lucu. "Makasih banyak ya Kak Adam", ucap Keyla lalu menaiki motor Adam dengan hati-hati.

Adam tersenyum simpul dibalik helm full face nya, ia lalu melajukan motornya pergi meninggalkan sekolah. Di dalam perjalanan, Keyla dan Adam hanya saling diam. Tak ada satu pun yang mau membuka pembicaraan sekedar basa-basi belaka.

"Kak Adam, kita mau kemana?", tanya Keyla saat menyadari bahwa jalan yang mereka lewati bukanlah jalan menuju rumahnya.

"Suatu tempat", jawab Adam singkat, Keyla hanya mengangguk saja karena ia percaya bahwa Adam tak mungkin berbuat macam-macam padanya.

Tak berselang waktu lama, akhirnya mereka telah sampai di tempat tujuan. Keyla turun dengan hati-hati lalu mengernyitkan dahinya heran saat melihat tempat yang dimaksud Adam.

"Kak Adam! Kita mau ngapain ke pemakaman?", tanya Keyla saat menyadari bahwa mereka sedang berada di TPU.

Adam hanya bungkam lalu menarik tangan Keyla untuk menjawab pertanyaan gadis itu.

Mereka berhenti pada sebuah makam dengan batu marmer berwarna putih bersih dilengkapi tanaman mawar merah muda.

"Adiba Melusya Rheilando", eja Keyla membaca nama yang tertera di batu nisan itu.

Adam berjongkok di sisi kiri makam sedangkan Keyla di sisi kanannya. Adam tampak merapalkan beberapa doa sambil memejamkan matanya erat.

Keyla ikut berdoa walaupun ia juga merasa bingung saat Adam menarik nafas panjang berulang.

Mereka diselimuti keheningan. Keyla tak mau bertanya banyak karena ia mau Adam menceritakannya sendiri.

30 menit berlalu, akhirnya Adam berucap pelan, ah ralat! Berdeham lebih tepatnya. Adam menatap mata Keyla lalu mengalihkannya ke arah batu nisan.

"Dia adek gue", ucap Adam dengan lirih.

Kali ini, Adam menatap mata Keyla lekat. "Dia salah satu perempuan yang gue sayang. Dia cantik, lucu, dan gadis kecil yang baik"

Adam menarik nafasnya panjang guna menahan rasa sesak di dadanya. "Suatu hari, adek gue hilang. Waktu itu gue masih berumur lima tahun sedangkan adek gue umur empat tahun. Gue mogok makan berhari-hari sama terus nangis".

"Hingga seminggu kemudian, adek gue dikabarkan meninggal dunia karena dibunuh musuh bisnis keluarga gue", lanjutnya dengan suara bergetar.

Keyla terenyuh lalu berdiri dan berjongkok di samping Adam. Keyla mengelus pundak Adam yang agak bergetar itu kemudian memeluknya dengan erat.

"Shhhtt, Kak Adam jangan sedih. Adek kakak juga pasti gak suka liat kakaknya sedih kayak gini. Masa Kak Adam mau liat Adiba sedih? Gak kan? Maka dari itu terus bahagia! Kalo Kak Adam bahagia, Adiba juga bakal ikut bahagia!", ucap Keyla mengelus-elus rambut Adam dengan lembut.

Adam menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Keyla hingga gadis itu bisa merasakan hembusan nafas mint Adam.

"Pasti suatu hari Kak Adam bisa ketemu lagi sama Adiba! Trust me! Pokoknya selalu bahagia! Jadikan masa lalu yang kelam sebagai awal mula masa depan yang cerah", lanjut Keyla membuat hati Adam terenyuh.

Adam mengangkat kepalanya lalu menatap mata Keyla lekat. Tanpa Adam sadari, ia tersenyum hangat pada Keyla membuat gadis itu ikut tersenyum. Entahlah, Keyla merasakan sesuatu yang berbeda saat berada di dekat Adam. Tapi ia yakin jika itu bukanlah perasaan sejenis cinta atau apalah itu. Ia pun tak tahu. Atau apakah mungkin dia juga menyukai Adam? Astaga, Keyla tak habis pikir jika dia menyukai dua lelaki.

"Makasih", ujar Adam.

Keyla mengangguk semangat. "Nah gitu dong! Senyum!", ucap Keyla membuat Adam semakin melebarkan senyumannya.

"Mau langsung pulang?", tanya Adam, Keyla hanya mengangguk saja.

Mereka berdua pamit dari makam Adiba lalu menuju motor Adam.

"Udah?", tanya Adam.

"Udah", jawab Keyla sembari memegang pundak Adam.

Tanpa fikir panjang, Adam mengalihkan tangan Keyla ke perutnya. Astaga, Keyla bahkan sempat dibuat terkejut dengan perlakuan Adam. Keyla hanya diam, sedangkan Adam sudah melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Di sepanjang perjalanan, mereka hanya saling diam. Diam-diam Adam melirik wajah Keyla dari kaca spion. Ia tersenyum tipis saat melihat ekspresi polos Keyla tanpa beban itu. Sedangkan Keyla? Ia hanya diam sesekali menyandarkan kepalanya pada punggung Adam.

"Makasih banyak ya kak", ucap Keyla saat mereka telah sampai di depan rumah minimalisnya. Ia turun perlahan dengan senyum merekah.

"Hati-hati di jalan ya! Jangan ngebut kayak tadi", ujar Keyla membuat Adam terkekeh.

"Iya iya", kata Adam. Ia menatap manik mata Keyla sesaat lalu mengalihkan pandangannya pada jam yang melingkar di tangan kirinya.

"Gue balik ya. Assalamualaikum", pamit Adam.

"Iyaaa, waalaikumsalam", balas Keyla sembari melambai-lambaikan tangan kanannya saat motor Adam mulai menjauh.

Setelah motor besar Adam telah hilang dari pandangannya, Keyla memasuki rumah dan mengucapkan salam.

"Key, makan dulu yuk", ajak Hannah sembari menggiring Keyla menuju meja makan.

Keyla mendudukkan bokongnya di kursi meja makan. "Terimakasih bunda", ucap Keyla saat Hannah memberikannya sepiring nasi dan beberapa lauk serta sayur.

Keyla mulai melahap sajian yang dimasak oleh bundanya itu dengan khidmat. "Bunda nanti ngajarin anak-anak les?", tanya Keyla.

Hannah menatap Keyla lalu tersenyum hangat. "Iya nih".

Tes

Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata indah Keyla. "Bu-bunda", ucap Keyla dengan lirih. "Bunda kenapa mi-misan?", tanya Keyla panik lalu memeluk tubuh Hannah erat.

Sedangkan Hannah hanya diam dengan wajah yang sudah pucat pasi. Ia memegang kedua pundak Keyla lalu tersenyum hangat sembari menghapus darahnya menggunakan tisu.

"Bunda gak papa kok ahahah", kekeh Hannah meyakinkan Keyla.

"Gak! Bunda itu kenapa-napa! Kita ke rumah sakit sekarang", tegas Keyla.

Hannah menghembuskan nafasnya, ia kembali tersenyum hangat. "Keyla sayang, bunda gak papa kok. Bunda baik-baik aja ini. Bunda cuma kecapean aja", tutur Hannah lembut.

Keyla menatap lekat mata Hannah mencoba membujuk kembali bundanya itu untuk periksa ke rumah sakit. Namun nihil, Hannah masih terus keukeuh dengan ucapannya tadi. Mau tak mau, suka tak suka, Keyla hanya bisa mengangguk saja atas permintaan Hannah untuk tidak dibawa ke rumah sakit.

"Bunda hari ini gak usah ngajarin anak-anak les", lanjut Keyla.

"Ta—"

"Biar Keyla aja", sela Keyla cepat.

Hannah hanya mengangguk dan tersenyum. Anaknya ini memang sangat perhatian padanya. Hannah mengelus rambut Keyla sayang.

"Yaudah, buruan gih ganti baju. Hari ini ajarin anak-anak panti yang kelas 5 SD", ucap Hannah.

Keyla menatap sendu bundanya lalu mengangguk. "Bunda langsung tidur aja! Jangan kecapean!", ujar Keyla membuat kedua sudut bibir Hannah kembali tertarik.

"Iya Keyla sayang. Buruan gih, kasian anak-anaknya pada nungguin", balas Hannah.

Lagi dan lagi Keyla hanya mengangguk lalu masuk ke dalam kamarnya. Ia mandi terlebih dahulu sembari mencoba memikirkan suatu hal. Ada apa dengan bundanya? Astaga, ia dibuat pusing sekarang.

Setelah selesai mandi, Keyla bergegas memilih baju yang akan ia kenakan. Tidak berlebihan. Ia hanya menggunakan kaos putih biasa dibaluti jaket merah bermotif kotak-kotak, celana jeans hitam, serta sepatu yang selaras dengan warna kaosnya.

"Selesai", gumam Keyla setelah mengikat satu rambutnya tinggi.

Ia menyandang slinbag warna hitam guna menaruh dompet dan ponsel. Setelah dirasa sudah siap, Keyla segera keluar dari rumah tanpa berpamitan dengan Hannah. Bukan karena apa, ia hanya tak mau mengganggu waktu istirahat bundanya.

Karena jarak dari rumahnya ke panti asuhan cukup dekat, Keyla memutuskan untuk berjalan saja. Toh, menghemat ongkos juga.

Karena merasa bosan, Keyla mengamati sekitar yang ia rasa cukup sepi. Matanya terus menyusuri bangunan tua yang tak berpenghuni. Ah, Keyla merutuki dirinya sendiri karena memilih melewati jalan ini karena dianggap lebih dekat.

Keyla terus berjalan hingga langkahnya terhenti saat ia melihat seorang pria berpakaian serba hitam, tak lupa dengan maskernya.

Pria itu melangkahkan kakinya mendekati Keyla, membuat gadis itu ketakutan setengah mati. Ya Tuhan, ada apa dengan orang ini?

Posisi pria itu semakin dekat. Keyla bahkan tak bisa berlari karena kakinya tiba-tiba mati rasa. Berteriak pun percuma karena tak ada orang yang berlalu lalang disini, tentu kecuali dia dan pria asing itu.

"Ka—kamu mau apa?!" Akhirnya Keyla memberanikan diri untuk membuka suara.

Pria itu berhenti tepat di hadapan Keyla. Sedangkan Keyla berusaha untuk tetap tenang walaupun jujur, ia sangat ketakutan sekarang.

Pria asing itu membuka maskernya perlahan karena ia tahu bahwa gadis di depannya ini berprasangka buruk padanya.

"Tenang. Gue gak bakal ngapa-ngapain lo", ucap pria itu.

"Bukan orang jahat ternyata", seru Keyla bernafas lega.

"Gue cuma mau numpang tanya", lanjut pria itu sembari tersenyum manis. Astaga, wajahnya sangat tampan. Tapi Keyla rasa, pria ini berumur sekitar 20 tahunan.

"Tanya aja kak", jawab Keyla tersenyum ramah.

"Ini dimana ya? Soalnya gue gak terlalu hafal lokasi Jakarta", ucapnya

"Oh, ini bangunan tua di sebelah kompleks perumahan indah", balas Keyla.

Pria itu mengangguk. "Cafe Rhei's dimana ya? Gue ada janji disana", tanyanya lagi.

"Kakak tinggal jalan aja lurus. Entar ada pertigaan, nah, kakak belok kanan. Sampe deh", papar Keyla.

"Emang kakak kesana jalan kaki?", tanya Keyla.

"Mobil gue dibegal tadi", jawabnya enteng, membuat Keyla terkejut seketika.

Pria itu terkekeh. "Gue kaya."

Keyla mendengus sebal. "Songong!", ledek Keyla.

"Lha, dasar bocah! Gue memang kaya!", serunya tak terima.

"Ya ya serah", dengus Keyla.

Pria itu menyodorkan tangan kanannya di depan Keyla.

"Btw kenalin, nama gue Kenzo Bhitama Nichol. Lo bisa panggil gue Kenzo. Umur gue 22 tahun. Gue blasteran indo-spanyol. Alamat gue di Beverly Hills, California, Amerika Serikat. Kalo mau mampir entaran aja ya, gue sibuk. Gue punya pacar, pacar gue itu cantik banget! Kalah lo! Bapak sama emak gue lagi dirumah, lagi naena. Gue suka main skateboard. Gue punya kucing warna pu—"

"Keyla", sela Keyla cepat dan menjabat tangan Kenzo.

"Umur?", tanya Kenzo.

"16 tahun", jawab Keyla.

"Alamat?"

"Kompleks rumah indah."

"Kesukaan?"

"Musik."

"Artis favorit?"

"Ariana Grande."

"Makanan kesukaan?" Pertanyaan yang dilontarkan Kenzo membuat Keyla mendengus sebal. Apa-apaan lelaki ini?!

"Kakak cerewet banget sih!", cerca Keyla lalu melepaskan jabatan tangan mereka.

"Yang penting ganteng!", balas Kenzo dengan wajah angkuhnya.

Keyla memutar kedua bola matanya malas. "Ya ya ya. Keyla mau pergi dulu! Bhay! Semoga gak berjumpa lagi!", ucap Keyla lalu berjalan menjauh.

"Ya ya ya. Gue juga mau pergi dulu! Bhay! Semoga berjumpa lagi!", teriak Kenzo, sedangkan Keyla mencak-mencak di tempatnya lalu berlari kecil.

Akhirnya, Keyla telah sampai di panti asuhan. Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam.

"Assalamualaikum", seru Keyla.

"Waalaikumsalam", balas Aisyah.

Keyla menyalami punggung tangan kanan Aisyah. "Lha, bunda kamu mana Key?", tanya Aisyah.

"Bunda lagi istirahat di rumah. Kecapean", jawab Keyla, Aisyah mengangguk.

"Yaudah, kamu langsung ke ruangan aja. Anak-anak udah pada nungguin", imbuh Aisyah.

"Iya bun. Keyla ngajarin mereka dulu ya", ucap Keyla.

"Iyaaa", balas Aisyah.

Keyla segera masuk ke dalam ruangan yang biasa digunakan untuk belajar.

Ia mengucapkan salam lalu menyapa satu-satu anak didiknya. Setelah itu, Keyla segera memulai pembelajaran.

             •••

"Hm, Keyla beli apa ya?", gumam Keyla.

Saat ini, dia sedang berada di sebuah minimarket dekat rumahnya. Setelah usai mengajar anak-anak les tadi, Keyla berniat membeli beberapa makanan ringan sebagai camilan di waktu senggang.

Ia mengalihkan pandangannya pada jam yang terdapat di dinding minimarket.

"Udah jam setengah tujuh malem ternyata", monolognya dan bergegas menuju kasir.

Keyla membayar semua makanan yang ia beli lalu keluar dari minimarket dengan menjinjing beberapa kantong plastik.

Dug!

"Ah!" Keyla meringis karena bokongnya sukses berciuman dengan lantai.

Keyla menyumpah serapahi orang yang telah menabraknya. Tentu, hanya di dalam hati saja.

Keyla mendongak, menatap pelaku atas jatuhnya dirinya. Seketika matanya terbelalak kaget.

"K—Kak Jhonny", batin Keyla dengan ekspresi terkejutnya.

Buru-buru Keyla segera bangkit dari jatuhnya dan hendak pergi. Namun, Jhonny malah mencekal pergelangan tangannya.

"Lepas kak", cicit Keyla. Ia seketika mengingat ucapan pedas Jhonny tempo hari. Astaga, dia sungguh takut sekarang.

"Lepas kak!", bentak Keyla tak tahan lagi. Dengan refleks, Jhonny melepaskan cekalannya pada Keyla.

Keyla langsung berlari menjauhi Jhonny dengan beruraikan air mata. Percayalah! Semua yang diucapkan Jhonny tempo lalu sangat menyakiti relung jiwanya.

Brug!

Keyla jatuh terduduk di sudut-sudut kota. Ia menangis sejadi-jadinya sembari menenggelamkan wajahnya pada lekukan lututnya.

"Keyla benci Kak Jhon! Keyla benci!", teriak Keyla. Beruntung tak ada satu pun orang yang berlalu lalang disana. Keyla bersyukur, akhirnya ia bisa berteriak sesuka hatinya sekedar melepaskan rasa sesak yang merasuki hatinya.

Namun, semua itu tak berlangsung lama setelah seorang pria datang mendapati dirinya dalam keadaan yang berantakan.

"Key—Keyla?", panggil pria itu membuat Keyla mendongak.

"Nial", lirih Keyla dan segera memeluk Nial.

Nial membalas pelukan Keyla dengan sangat erat. "Lo kenapa Key?", tanya Nial was-was. Ia takut jika sesuatu yang buruk terjadi pada Keyla.

Keyla melepaskan pelukan mereka dan mulai menceritakan kejadian tadi saat ia tak sengaja bertemu dengan Jhonny.

Nial menghembuskan nafasnya lega. Ia kira Jhonny macam-macam dengan Keyla. Astaga, ia benar-benar takut jika Keyla suda menangis se-histeris ini.

"Nangis sampai lo puas", imbuh Nial lalu kembali memeluk Keyla erat.

Keyla semakin mengencangkan tangisannya. Ia hanya berharap jika dengan menangis, beban yang terpendam bisa keluar.

"Udahlah. Lo jangan perduliin lagi si Jhonny itu. Jauhin!", tegas Nial sembari menghapus air mata Keyla.

Nial mengecup kening Keyla sekilas. "Kalo ada apa-apa, jangan sungkan untuk bilang ke gue atau anak-anak lain! Kita ini keluarga lo", ucap Nial membuat senyum Keyla mengembang.

Gadis itu mengangguk. "Iya!", balas Keyla.

"Gadis baik!", kekeh Nial.

"Nial kenapa bisa ada disini?", tanya Keyla. Jujur, ia cukup penasaran.

"Tadi gue lagi jalan-jalan pake motor, habis itu gak sengaja denger teriakan. Jadi, gue kesini deh", jawab Nial sedangkan Keyla hanya ber oh ria.

"Gue anterin pulang", ucap Nial lalu menggandeng tangan Keyla menuju motornya yang terparkir tak jauh dari lokasi mereka saat ini.

Nial menginstruksikan Keyla untuk duduk di atas motornya. Sedangkan Keyla hanya mengangguk saja.

Keyla memeluk pinggang Nial erat setelah lelaki itu mulai melajukan motor besarnya.

Sementara itu, tak jauh dari lokasi mereka tadi, ada seseorang yang dengan sengaja mengambil foto mereka ketika berpelukan. Ia tersenyum sinis sembari mengamati foto tadi di ponselnya.

"See you tomorrow, Keyla".

•••
TBC!

MULAI KONFLIK NIH GAES!
PENASARAN? TUNGGU GUE UP LAGI YAK!

BTW ADA BONUS PICT KEYLA SAMA SHILLA NIH^^

Keyla: ASTRALALA NAGANALA! Keyla cantik banget ya Allah!!

Shilla: Apaan sih! Cantikkan juga gue!

Keyla: Mana?!

Shilla: Nih!👇😘

Keyla: Alah! Cantikkan juga Keyla!😍👇

Shilla: Kemana-mana juga gue!👇

Keyla: Ya Keyla lah!👇

Shilla: OKE OKE! GUE KALAH!

Continue Reading

You'll Also Like

3.9M 276K 84
[END] [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!] Blurb: Diculik paska dilahirkan, membuat gadis cantik ini, bertahun-tahun hidup tanpa kasih sayang orang tuanya...
Nesya By ANZ

Teen Fiction

2.1M 155K 65
NESYA ARDHANA DIRGA seorang perempuan cantik dan lugu itu ternyata tidak memiliki kehidupan yang mulus dan indah. Sampai akhirnya seorang pria yang m...
556K 27K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
31K 4.4K 35
Memiliki dua pekerjaan membuat Giyanti Paramita seolah memiliki dua kepribadian. Sebagai Giyanti, seorang artis yang banyak mengundang decak kagum se...