Purple Line (TAEKOOK)

By fhiet_hyun

161K 14.5K 999

Apa itu cinta ? Apa itu takdir ? Sebuah benang yang terus terulur menuju pada duniamu, meski pada kenyataanny... More

Prolog
Chapter 01
Chapter 02
Chapter 3
Chapter 4
Mau Tanya
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
IF YOU
Chapter 17
QnA
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
I'M BACK
Chapter 21
Chapter 22
Jadi gini....

Chapter 09

6.5K 659 36
By fhiet_hyun

Gilaaaa hampir 2 bulan loohh..

Dan akhirnya aku mlm ini isa ngetik dan up krn Winter Bear nya Taehyung 😭😭😭

Maaf bgt buat reader yg nungguin lama bgt, chap ini aja udh 900++ word dan ngetiknya beberapa mggu gak kyak dulu sehari dua hr ngetik kelar..
Pdahal kurang dikit tp kyak mandek nih otak gak mau kompromi, stres krn bntak prepare.an yg kudu d siapin trsmasuk mental biar isa jd istri skaligus tetep cinta bangtan 🤣🤣

Tinggal menunggu hari, doakan lancar ya aku nikah sama Taehyung wkwkwk *auto digampar kookoo 🤣🤣







Happy Reading...
























Jungkook berdiri canggung, terlalu gugup dengan keadaan yang serba mendadak begini. Rasanya baru kemarin dia masih menjalani kehidupan normalnya, tapi hari ini dia sudah harus dihadapkan dengan beberapa pasang mata yang sedang menatapnya ingin tau. Tanpa tau bahwa bocah bermarga Kim yang berhasil menjungkir balikan hidupnya ini tengah tersenyum pongah pada keluarga besarnya kala tangannya yang bebas tanpa permisi menyelinap pada pinggang si pria Jeon yang masih kaku ditempat.

Dan disana Jimin mengulum senyum, menahan gelak tawa yang sedari tadi ingin dia tunjukan hanya karena wajah menggemaskan sahabat sekaligus rekan kerjanya yang terlihat lucu saat gugup.

"Waahh cantik sekaliiiiiiiii !!!!!!"

Pekikan girang terdengar dari arah lain, menjadikan Jungkook menoleh dan semakin membuatnya gugup kala sosok mungil berparas ayu menghampirinya dengan langkah riang yang anggun bersamaan dengan bosnya Tuan Kim. Jadi, siapa lagi jika bukan ibu Kim Taehyung sekaligus istri dari bosnya ini Kim Baekhyun.

Pelukan hangat diterima Jungkook, tersenyum kikkuk kala kedua telapak halus milik Bakehyun menangkup pipinya.

"Aku tau kau akan secantik ini, kalau tidak mana mungkin anakku jadi segila ini." 

Dan decakan halus terdengar dari si bocah, melepas paksa si cantik Jeon dari kedua tangan ibunya dan kembali merengkuh Jungkook tanpa sungkan.

Dasar Bucin !!!

"Selamat datang Jungkook." Sapa Daehyun sembari tersenyum kearah Jungkook dan menggeleng pelan dengan tingkah istri dan anaknya yang siap beradu mulut.

Jungkook hanya membungkuk sebagai balasan hingga dirinya ditarik paksa oleh si bocah Kim, menghilang dari berbagai pasang mata yang memandang si cantiknya.










"K-kim__"

Jungkook terhenyak kala sapuan halus pada bibirnya ia terima, netra kelamnya menatap hazel yang kini menatapnya, menghantarkan hangat yang perlahan melingkupi hatinya. Membiarkan bilah bibirnya digigit pelan oleh si bocah kurang ajar yang menginvasi hidupnya.

"T-taehyung__" Jungkook terengah kala ciuman terlepas dan menampakkan sejuntai saliva yang terulur diantara bibir keduanya sebagai penghubung.

Terlalu dekat, hingga rasanya Jungkook begitu sesak dengan rasa yang bercampur aduk.

"Ya sayang, aku disini." Jemarinya perlahan membelai rahang Jungkook terus turun pada kerah yang mencekik. Melepas perlahan satu kancing pada kerah atas kemudian membenamkan wajahnya disana, menghirup begitu rakus dan mencetak satu ukiran kecil disana, tepat diatas tulang selangka.

"T-taehyung, j-jangan__" Jungkook memejam kala sebuah gigitan kembali ia rasakan, menggenggam surai halus Taehyung yang masih pada posisinya hingga sebuah decakan terdengar kala sebuah ketukan pada pintu toilet dimana keduanya berada terdengar.


"Kim, apapun yang kau lakukan didalam kau harus keluar sekarang boy." Suara Jimin terdengar begitu menjengkelkan dari balik pintu.

"Pergi dari sini !!" Geram Taehyung.

"Tidak sebelum kau mengatakan akan keluar membawa Jungkook, karena acara keluargamu akan segera dimulai." Jimin terkikik saat suara dengusan Taehyung terdengar samar dari dalam.

"Oke, lima menit."

Dan saat langkah Jimin terdengar mulai menjauh hazelnya menatap Jungkook yang masih menunduk dengan semu samar pada wajahnya yang lagi-lagi membuat si bocah Kim mengulum senyum.

"Maafkan aku, aku tidak bisa menahan diri kalau melihatmu secantik ini." Bisiknya sembari membenarkan kemeja Jungkook yang sempat ia berantakan karena ulahnya.

Lagi-lagi Taehyung tersenyum dan jatuh bekali-kali lipat kala sosok Jungkook yang masih diam pada posisinya terlihat begitu gugup.

"Jangan pikirkan apapun, hanya ingat bahwa apapun yang akan dikatakan orang nanti, aku selalu mencintaimu, tidak akan berubah sampai aku mati."

Menjadikan Jungkook mendongak dan tanpa aba hanyut pada tatapan hangat itu lagi, bahkan membiarkan satu kecupan lagi-lagi lolos dicuri oleh si pencuri hatinya.

Ya, Jungkook tau dia sudah jatuh cinta. Jatuh cinta pada bocah tampan priyayi yang kini menatapnya penuh puja. Lalu Jungkook hanya bisa berpasrah diri kala sebuah genggaman ia dapat dan perlahan menggiring tubuhnya keluar menuju acara keluarga yang kini menanti.








//

//











"Jadi ini yang kau puja setengah mati ?" Suara terlampau malas terdengar, menjadikan Jungkook lagi-lagi menegang kala sepasang mata runcing kini sedang menatapnya kemudian melirik Taehyung yang berada disampingnya.

Bukan, bukan tatapan benci atau lainnya, melainkan tatapan menelisik dengan dengusan malas meneliti si bocah yang masih berkutat dengan sekaleng cola-nya sebagai penutup makan malam itu.

"Iya, memang kenapa kakak gulaku ? Hm ?" Kedua alis Taehyung terangkat, jelas menantang dengan pertanyaannya. Menjadikan seluruh pasang mata memperhatikan interaksi keduanya, tanpa terkecuali Jungkook yang bahkan belum terbiasa dengan situasi canggung seperti ini.

"Namamu Jungkook kan ?" Kini netra kecilnya kembali menatap Jungkook.

Jungkook mengangguk sebagai jawaban.

"Kau yakin bocah ini mencintaimu sampai mati ? Kau tau ? Bocah ini selalu berbicara omong kosong." Menjadikan Jungkook membola pada netra kelamnya yang berbinar bingung, dalam hati bertanya-tanya siapakah gerangan yang bisa berbicara begini tanpa rasa sungkan dihadapan kedua orang tua Taehyung yang hanya menyimak tanpa berkomentar.

"Aku kakak angkat bocah itu, namaku Min Yoongi."

"Dan dia calon kekasihku yang biasa kuceritakan itu." Jimin menyahut dengan senyum menawannya, menghiraukan decakan dari Yoongi yang melayangkan protes.

Jungkook menatap Yoongi, membalas uluran tangan seputih salju tersebut dengan senang hati. Kemudian paham bagaimana sahabatnya si Park Jimin selalu memuja sosok ini, dia begitu manis meski raut wajahnya selalu datar seperti enggan berinteraksi dengan siapapun disekelilingnya, namun nyatanya dia adalah sosok yang peduli meski enggan menyatakan, sangat persis seperti yang di ceritakan Jimin sebelum-sebelumnya.

"Namaku Jeon Jungkook."

"Kau terlalu baik untuk bocah ini, kusarankan jangan pernah mau menerima bocah tengik ini, dia selalu merepotkan." Lagi-lagi Yoongi berujar, berusaha membuat kesal Taehyung yang kini menatap tajam kearahnya.

"Hyung !!!!" Taehyung menggeram kala raut Yoongi yang tak mempedulikan protesannya.

"Kau mencintai bocah ini ? Kau yakin ?" Yoongi kembali bersuara, fokusnya sedari tadi hanya pada Jungkook yang kini makin kikuk.

"H-huh ?" Kedua kelopaknya berkedip, tidak menyangka pertanyaan itu bakal dipertanyakan dipertemuan keluarga Kim ini. Pikirnya yang akan ditanyakan perihal bibit bebet dan bobot keluarganya, tapi pertanyaan apa ini ???

"Tch." Yoongi berdecak.


"Kau tidak tuli kan ?"



Jungkook terperangah, seketika mati kutu mendengar penuturan si pria manis yang tak semanis ucapannya.

Dirinya sibuk meruntuki diri kenapa begitu sial berada disituasi ini tanpa tau bahwa bocah tengiknya sedang menatapnya penuh harap, bahkan hazel-nya berpendar sekedar menunggu jawaban dari bilah bibirnya yang mesih setia mengatup, total tak menyadari bahwa banyak yang menunggu jawabannya.

"A-aku___"



"Kau masih ragu, benar ?" Yoongi menyahut, bosan menunggu kalimat Jungkook yang terus menggantung. Meski jelas raut kecewa Taehyung terpampang jelas. Peduli setan, fokusnya hanya pada Jungkook, karen ini tentang perasaan adiknya untuk kedepannya.


Sedangkan Jungkook tersentak kemudian menggeleng begitu ribut dengan pendar takut menyelimuti netra kelamnya.

"Lalu ?"

Yoongi masih menatap dengan kedua netra runcingnya, bertumpu dagu sembari memainkan jemarinya pada bilah pipi gembilnya, yang mana menjadikan Jimin menatap tanpa kedip bagaimana cantiknya pujaan hatinya ini.

Jimin itu sama, sama-sama gila seperti si bocah Kim Taehyung kalau sudah mengenai cinta.

"I-ini hanya terlalu cepat, yahh seperti itu tapi bukan berarti aku ragu. Tidak seperti itu." Jungkook mulai menatap Yoongi dengan pendar yakin.

"Memang benar selama ini aku menampik, terus berusaha mendorong Taehyung menjauh dari kehidupanku yang selalu monoton sebagai pria matang berusia kepala tiga."

"Aku hanya belum terbiasa dengan ini semua, akupun tidak tau menyatakan cinta itu seperti apa karena aku bukan remaja yang bisa dengan mudah mengucap cinta seperti itu adalah makanan sehari-hariku. Tidak__ tidak seperti itu."

"Aku lelah terus berbohong, aku hanya ingin menjalaninya tanpa perlu mengobral janji karena aku tidak tau kedepannya hubungan ini akan terjalin seperti apa. Aku tau perasaan terkadang dengan mudah berbalik apalagi Taehyung masih remaja, kemungkinan dia bosan dan memilih pergi adalah presentase kemungkinan terbesar yang akan terjadi. Tapi aku mencoba memilih__" Tatapan Jungkook perlahan teralih pada hazel si bocah yang kini menggenggam tangannya dibawah meja, lagi-lagi tersenyum begitu hangat seperti biasa, selalu berhasil membuat hatinya kembali menghangat.

"__memilih berusaha bersamanya, menjadi orang yang selalu melihat senyumnya dan berusaha tak egois apapun caranya untuk meraih impiannya. Apa itu namanya cinta ? Apa itu bisa disebut aku mencintainya ?"




"Ya, kau mencintainya." Yoongi tersenyum, netranya bergulir menatap ibunya yang sudah menitikan air mata, lalu pada ayahnya yang mengangguk pada dirinya. Dan terakhir pada si bocah yang kini tersenyum begitu lebar menampilkan senyum perseginya pada orang yang ia cintai dan Yoongi pun sadar, bocah itu__ bocah yang dulu merengek meminta agar dirinya menjadi hyung-nya saat pertama kali bertemu dipanti asuhan dimana orang tuanya menyumbang sebagai relawan terbesar pun kini sudah dewasa, meski ia yakin bocah lain seumurannya mungkin hanya akan berganti pacar demi kesenangan muda semata. Tapi ini tidak, Taehyung adiknya berbeda. Adiknya selalu menjadi dewasa meski caranya selalu aneh dimata orang lain, tapi ini adalah Taehyung adiknya.




Dan kekaguman yang sedari tadi Yoongi ukir untuk adik kesayangannya secepat kilat seperti debu terhembus angin kala dengan kurang ajar dan tanpa rasa malu mengecup bibir Jungkook dihadapan keluarga besarnya, bahkan acuh pada raut Jungkook yang sudah semerah tomat hingga menjalar pada kedua telinganya.







"KIM TAEHYUNG !!!!!" Yoongi menggebrak meja, bahkan tangannya sudah ancang-ancang ingin melempar piring dihadapannya ini kearah bocah keparat ini.

Jimin menepuk jidat, Daehyun menghela nafas dan Baekhyun yang tersenyum bangga.

Sedangkan sang pelaku hanya memamerkan cengiran tanpa dosa mengabaikan teriakan Yoongi yang menahan emosi disebrang meja sekedar mendekat kearah Jungkook sembari berbisik pelan.







"Jangan harap bisa pergi dari hidupku setelah ini, gwajangnim."





















TBC


Konflik mana konflik ???

Ffku tanpa konflik itu bagai Taehyung tanpa Jungkook, gak pernah bisa lengkap 🤣🤣🤣

Continue Reading

You'll Also Like

449K 4.7K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
88.6K 13.5K 18
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
44.3K 6.1K 37
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
71.7K 7K 20
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG