ALLESYA

Av fatehanu12

60.8K 3K 613

Amazing cover by : @seulwoonbi "Gue ingin bahagia, tapi kebahagian sangat sulit untuk mendekat kearah gue. Ke... Mer

1. Allesya Arfani
2. 11 Otomotif 1
3. Geng Cabe
4. Illa Mazka
5. "Gue kangen lo, All,"
6. Agil Mahendra Dinar
7. "Gila aja, lo!"
8. Hari Senin
9. Bad Day
10. Dia...Datang!
11. Rest
Visualisasi Tokoh
12. What Heppen?
13. Pelipur Lara
14. Kejutan Pahit
15. Tonight With You
16. Oh, Shit!
17. Penampilan Baru
18. Satu Fakta
19. Moodboster
20. Penguat Diri
21. Perjalanan
22. Sebuah Pengakuan
24. Sebuah Pengakuan [2]
25. Perjalanan Berakhir Kesinisan
26. Dia Yang Kembali
Playsong Allesya
27. Dia Yang Terdiam
28. Kabar Memilukan Semua Insan
29. Kacaunya Sang Pelabuhan
30. Luka Menyakitkan
31. Whats Wrong?
32. Trapped
33. Clubbing
34. Rusuh
35. Pertunangan
36. Salma dan Allesya
37. Ungkapan Rasa Yang Pernah Hilang
38. Terbongkar
39. Akhir dari Semuanya
40. Kacaumu Kacauku
41. Belum Berakhir

23. Refreshing

1.2K 113 10
Av fatehanu12

Beruntungnya aku dimiliki kamu.

***

Mereka kini tengah bermain di taman belakang rumah Allesya. Rasa bahagia mereka sudah tak bisa lagi di curahkan. Agil bertekad untuk mengembalikan kebahagian dalam hidup Allesya dengan caranya.

Kini mereka tengah bermain basket, “Udah gak usah main. Cewek bantet kayak lo gak bakal bisa menang.” Hina Agil. Ya, mereka berdua akan terlihat seriusnya ketika salah satu dari mereka merasa sakit. Jika sudah seperti ini, mereka akan kembali ke sifat awal mereka.

“Halah, banyak omong lo! Jangan remehin gue!” Jawab Allesya yang tengah mengampit bola basket di lengan kanannya.

“Ck, halah. Bantet sombong.” Cibir Agil.

“Yaudah jangan banyak omong. Ayo duel aja!” tantang Allesya.

“Siapa takut?” tantang Agil balik.

Mereka kini telah saling berebut bola basket. Sudah 10 menit mereka bermain, namun belum ada yang bisa memasukkan bola ke ring lawan.

Allesya gesit, Agil pun gesit. Agil pikir, mengalahkan Allesya akan mudah. Namun ia salah, Allesya bahkan setara dengan kemampuannya.

Mereka berdua sudah terengah-engah. Allesya tiba-tiba memeluk Agil. “Agil...” panggilnya melirih.

Agil terkejut dengan sikap Allesya, ia berbalas memeluk Allesya dengan tangan kirinya yang bebas.

Sesaat Allesya langsung merebut bola yang diamit Agil dengan tangan kanannya. Allesya segera men-dribble dan melakukan lay-up. Ia berhasil memasukkan bolanya.

“HAHAHAHAHAHAHA, cupu lo!” Hina Allesya dengan tawa puasnya.

Agil yang tadi tertinggal untuk mengejar berkata, “Curang lo!” Ucap Agil tidak terima.

“Gak pa-pa penting menang.” Jawab Allesya terkekeh.

Keduanya langsung berteduh di gazebo yang sudah ada dua jus jeruk dingin itu. Ya, pasti pembantunya yang membuatkan minuman ini.

“Gue malah ngerasa kalo gue pengen tinggal disini lebih lama sama lo.” Ucap Agil.

“Iya, sih. Kan harusnya kita pulang hari ini. Gimana kalo pulang besok aja?” tanya Allesya.

“Nghh ... boleh. Gue nanti ijin bunda.” Jawab Agil. “Jalan-jalan, yok. Kemana gitu?” ajak Agil.

Allesya mengangguk, “Ke bukit buah naga aja, yang di Jollong itu. Tapi naik motor, ya. Kalo naik mobil kelamaan.” Ajaknya menyarankan.

“Heem, yok.” Agil pergi dari hadapan Allesya lebih dulu. Ia mengambil jaket dikamarnya. Allesya pun demikian.

“Allesya, Allesya, Allesya!” Teriak Agil dari lantai satu tengah mengenakan jaket dan topi. Allesya keluar. Ia mengambil jaket, totebag, dan juga topi.

“Berisik!” Ucap Allesya menuju garasi untuk mengambil motornya.

Agil mengikuti Allesya. Ia melihat ada lima mobil mewah, yang mana terdiri dari satu mobil jeep, satu mobil alphard, satu mobil civic, satu mobil pource, dan juga satu mobil Allesya yang baru itu.

Di garasi juga melihatkan enam motor. Dua moge, satu motor sport, satu motor matic yang biasa digunakan untuk touring, dan ada empat motor yang dimodifikasi sendiri yang mana sebuah motor tua disulap menjadi motor yang luar biasa kekiniannya.

Allesya segera mengeluarkan motor sport merah miliknya. Agil dibuat terheran-heran dengan diri Allesya yang tak terlihat kerapuhannya.

“Lo bisa naik motor, kan?” tanya Allesya.

“Bisa, dong. Naikin lo aja gue bisa.” Jawab Agil ngelantur. Allesya memukul tangan Agil dengan keras. Ia segera menyerahkan kunci motornya kedepan Agil.

***

Mereka telah sampai di bukit yang dituju. Kini, mereka sudah berada di paling atas bukit yang mana menyuguhkan pemandangan yang menyejukkan mata. Mereka duduk di gubuk kecil.

“Udaranya sejuk, ya.” Ucap Agil dan Allesya hanya mengangguk. “Lo pengen tau gak perasaan gue?” Tanyanya.

Allesya mengernyit, “Emang gimana?”

“Bahagia. Gue bahagia punya lo. Cewek terhebat gue setelah bunda.” Jawab Agil menatap manik kelabu Allesya. Sementara Allesya berusaha keras agar tidak memunculkan semburat di pipinya.

“Lo suka gue mulai kapan emangnya?” tanya Allesya.

“Sejak gue selalu manggil nama panggilan lo dengan lengkap.” Jawab Agil tersenyum. Ia menarik Allesya agar bersandar di dadanya. “Gue sayang banget sama lo. Gue gak suka lo dideketin cowok yang lainnya apalagi Dival.”

“Halah, bilang aja lo cemburu.” Allesya tersenyum menggoda.

“Gak kok. Gak cemburu.” Alibi Agil.

“Bilang kalo cemburu aja susah.”

“Cemburu, cemburu, cemburu, cemburu, cemburu,” Allesya menegakkan tubuhnya. Ia melihat Agil dengan heran yang berkata cemburu dengan terus-menerus.

“Stop, Agil!” Allesya memotong ucapan Agil.

“Cemburu, cemburu, cemburu, cemburu, cemburu, cemb-,” Agil masih saja mengoceh.

“Agil, diem!” Allesya kesal.

“Cemburu, cemburu, cemburu, cemburu, cemburu, cemburu, cemb-,” Agil tak menghiraukan Allesya.

“Heh, mulut lo pengen gue sumpal pake sendal, hah?!” Allesya jengkel.

“Cemburu, cemburu, cemburu, cemburu, cemburu, cemburu, cemburu, cemb-,” Agil menggerakkan kepalanya ke kiri dan kanan.

“Hahh, pengen gue terjunin lo dari sini sumpah.” Ucap Allesya frustasi.

“Cemburu, cemburu, cemburu, cemburu, cemburu, cemburu, cemburu, cemburu, cemburu,” Ucap Agil sembari menggerakkan bola matanya keatas samping kanan dan kiri.

“Cemburu, cemburu, cemburu, cemb-,”

Cup.

Agil bungkam. Ia tercekat. Ia malu. Ia tak berani menatap Allesya.

Allesya jengah dengan perkataan Agil. Dengan segenap kekesalan ia mencium pipi Agil. Dan benar saja, ia langsung terbungkam. Allesya terkekeh melihat Agil yang membuang muka. Pasti, ciuman ini yang pertama untuk Agil, meskipun di pipi. Mengingat Agil yang belum pernah pacaran.

“Hei, kenapa buang muka?” tanya Allesya terkekeh.

“Malu.” Agil menjawab polos.

“Malu kenapa?” tanya Allesya heran.

“Gak tau,” Agil menutup mulutnya dengan punggung tangannya.

“Sini tatap gue,” Allesya menangkup pipi Agil dan menghadapkan ke mukanya. Allesya menahan tawa karena melihat pipi Agil yang memerah.

Agil bahkan lebih menggemaskan kalo kayak gini. -Batin Allesya.

“Lo curang. Kenapa harus lo dulu yang cium gue?” tanya Agil polos.

“Salah sendiri bawel.” Jawab Allesya menahan tawanya.

“Kalo mau ketawa, ketawa aja, jangan kayak gitu.” Ucap Agil mengalihkan pandangannya lagi.

Seseorang yang sering membuat Allesya tersipu, ternyata juga bisa tersipu.

“Gak, deh. Sori. Lagian lo kalo peluk gue biasa aja, kok ini malah malu?” tanya Allesya.

First time.” Agil berkata lirih sembari menutup mulutnya dengan punggung tangan. “Gue meluk lo waktu di apartemen pertama kali itu juga first hug gue. Pokoknya gue kontak fisik untuk yang pertama kalinya sama cewek itu sama lo. Pengecualian buat bunda.” Jawabnya.

Allesya tak menyangka jika Agil juga membuka dadanya untuk ia. “Wah, daisuki-daisuki-daisuki.” Ucap Allesya memeluk Agil. Ia senang jika ia bisa menjadi yang pertama untuk Agil.

“Lo kenapa, sih, suka banget bicara Bahasa Jepang. Kan, kasihan pembaca yang gak tau artinya.” Ucap Agil sembari mengedipkan mata kirinya ke pembaca alias kalian. Hahahaha.

“Itu salah mereka sendiri. Kenapa gak tanya?” jawab Allesya sembari menatap sombong pembaca.

“Ngh ... yang digarasi tadi kendaraan lo semua?” tanya Agil ragu.

Namun lebih terkejutnya ia ketika Allesya menganggukinya. “Kenapa?” tanyanya.

Agil tidak bisa membayangkan kekayaan seperti apa yang dimiliki oleh orang tua Allesya. “Kendaraan lo banyak, ya. Mobil dan motor gue aja masing-masing cuma dua.”

“Mau mobil ato motor gue satu gak? Percuma juga dirumah nganggur.” Tawar Allesya yang membuat Agil tersentak.

“Gak usah, deh.” Agil menggeleng. Ia mengimbuhkan, “kenapa waktu dulu lo ke Jakarta gak bawa mobil aja?”

“Males nyetir sendiri.” Allesya melihat Agil yang hanya mengangguk tanda mengerti.

“Terus yang motor modifikasi tadi lo sendiri yang buat?” tanya Agil penasaran.

“Gak sendiri, sih. Dibantu Bang Ilham aja.” Jawabnya santai.

Mereka menghabiskan waktu dengan bercakap-cakap dan bercanda ria. Ada secercah kebahagiaan yang mulai mengisi disana. Di hati keduanya.

Sejatinya, jatah kebahagiaan dan kesedihan manusia itu sama. Hanya saja, diatur dalam porsi yang berbeda.

Layaknya diksi hononim. Dimana terdapat beberapa kata yang berbeda makna. Namun memiliki ejaan atau pelafalan yang sama.

Seperti itulah takdir manusia. Tuhan akan memberikan cobaan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Yang pastinya tak akan kekurangan maupun kelebihan porsi yang sudah ditentukan.

Cukup pahami, nikmati, dan ambil hikmahnya. Maka akan kau temukan bahagia selepasnya.

Karena semuanya ... sudah dikemas rapi-rapi oleh Sang Pemilik Nyawa.

***
Harusnya ini di publish besok, tapi aku pengen ngomelnya sekarang.

Fyi, aku kadang suka heran sama kalian. Kenapa sih kalian gak mau sekedar aja nekan bintang di pojok kiri bawah? Padahal gratis.

Dan aku ucapin terimakasih teruntuk kalian yang udah vote setiap chapter. Aku hargai kalian:)

Aku bela-belain ya ngetik di hp karena laptop aku rusak. Ngetik di hp itu kurang efisien. Udah harus mikir ide, juga capek dan lama kalo ngetik di hp.

Padahal kalo aja kalian mau nekan vote, itu bisa bikin aku semangat buat nulis. Karena itu aku anggap sebagai apresiasi dari kalian, loh. Tapi kalian malah demikian:)

Yang baca banyak tapi yang apresiasi dikit itu bisa kalian rasakan rasanya kalo kalian juga berusaha buat bikin cerita dan kalian pemula.

Padahal aku udah punya 10 draft yang kapan aja bisa aku update. Tapi kalian buat mood down aja.

Aku bakal update lagi kalo mood udah baikan.

Terserah kalian mau anggap aku labil, lah, alay, lah. TERSERAH. Kalian bikin bete, sih.

Sementara gak ada kata Biglove. Sankyu. Masih dalam mode ngambek!

Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

ARSYAD DAYYAN Av aLa

Tonårsromaner

2.2M 120K 60
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
750K 76.8K 44
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
212K 7K 20
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
6.4M 180K 57
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...