SHALFA [SUDAH TERBIT]

By Hildaliyah

4.1M 166K 7.2K

Judul Pertama : ALFA [PROSES REVISI] Alfaro Arsen Sanjaya. Laki-laki yang sering disapa Alfa itu adalah seora... More

Prolog
1. Sepertinya Pernah Melihat
2. Seenaknya
3. Jemput Shalsa
5. Freeclass
6. Seleksi Cheers
7. Anggota Pengganti
8. Putusnya Hubungan
9. Hilang?
10. Merepotkan Terus
11. Antar Alfa
12. Berharap Lebih
13. Pertandingan ABL
14. Pertandingan ABL (2)
15. Tumpangan
16. Menyebalkan!
17. Persiapan Tanding ABL Babak 2
18. Kekalahan
19. Tertukar?
20. Dasar Mesum
21. Benarkan Tertukar
22. Punya Dia?
23. Tuhkan!
24. Darurat malah off
25. Bawa Jaket
26. Tidak Masuk
27. Ngapain ya?
28. Hp Lemot
29. Jadi Sebenarnya Punya Siapa?
30. Saling Suka?
31. Maksudnya?
32. Masih Belum Percaya
33. Jadi Beneran?
34. Penasaran
35. Kanya Tau?
36. Titipan Feli
37. Rumah Alfa
38. Marah?
39. Satu Bulan
40. Tania Bella tau!
41. Mantan Alfa
42. Penjelasan
43. Penjelasan (2)
44. Mencoba
45. Bertemu
46. Masih mencoba
47. Janji Palsu
48. Masalah hati
49. Tidak Ada Kata Romantis
50. Pergi Kemana?
51. Truth or Dare
52. Terjadi
53. Kantin
54. Bertemu
55. Diterbangkan lalu Dijatuhkan
56. Sesak
57. Alfa dan David
58. Hubungan Baru
59. Nonton
60. Bersama Alfa
61. Jebakan David
62. Berakhir
63. Pasar Malam
64. Nadir
65. Kembali
66. Mundur
67. Akhirnya
68. Menyempatkan
69. Upacara Terakhir
70. Gara-gara Feli
Epilog
Extra Part
SHALFA PUNYA INSTAGRAM
Sekilas Info
VOTE COVER
Info PO!!
OPEN PRE-ORDER!!!
Info PO Kedua!!
TANGGAL PO 2!!

4. Peduli?

80K 3.7K 95
By Hildaliyah

Sebelum baca, jangan lupa kasih tekan bintang dulu!!

Happy Reading

•••

Bel istirahat sudah berbunyi sekitar 15 menit yang lalu.

Shalsa, Tania, dan Bella yang baru saja keluar dari toilet, melihat sekumpulan anak laki-laki di depan kelas mereka.

"Kok di depan kelas kita rame, sih?" tanya Bella.

"Nagih uang mingguan kali." balas Tania.

"Ehh, tapi itu ada kak David sama kak Alfa. Mau ngapain mereka?"  tanya Bella lagi.

"Ya mana gue tau, Bellaaa!" geram Tania.

"Itu bukannya anak-anak basket, ya?" tanya Shalsa kini ikut bertanya ketika matanya sudah melihat segerombolan cowok didepan kelas mereka.

"Udah, yukk! Mending langsung samperin aja." ajak Bella antusias, mengajak pergi Shalsa dan Tania tak lupa menarik lengan kedua sahabatnya.

Disisi lain, "Yakin disini kelasnya, bang Dav?" tanya Ian ragu sambil celingak-celinguk kedalam seperti mencari seseorang.

"Yakin lahh, orang gue udah chat dia." balas David ikut celingukan mencari orang yang dimaksud.

"Ya udah cepet panggil! Lama tau nggak?!" titah Bagas malas berlama-lama.

"Permisi! Orang cantik mau lewat." seru Bella lalu menyingkirkan sekumpulan cowok-cowok yang berada tepat di depan pintu kelasnya.

"Ehhh, bentar." tahan Alfa segera.

Dag dug dag dug..

Duhh serius kak Alfa tahan gue? Batin Bella sumringah.

"Ehh, iya?? Kenapa, kak?" tanya Bella setelah sadar. Tak lupa dengan suara yang membuat si pendengar ingin muntah.

Nih cewek bikin jijik aja. batin Alfa berkomentar saat mendengar sahutan Bella. Lalu kembali melanjutkan. "Ini bener kelas X Ipa 4?"

"Iya, bener. Kenapa emangnya?"

"Boleh tolong panggilin Kanya?" pinta David

"Kanya Lesya? Boleh. Bentar ya, kak." akhirnya Bella masuk tanpa kedua sahabatnya. Mungkin dia sudah lupa karena ada Alfa.

"Tuh cewek kayaknya kecantol sama lo, Al." bisik Fary pada Alfa yang tengah memainkan ponselnya.

"Najis!"

Tak lama setelah itu, keluarlah orang yang sedari tadi ditunggu segerombolan cowok famous tersebut.

"Kenapa, bang?" tanya Kanya pada David.

"Ekhem,,,, maaf, kita berdua ke dalem dulu!" Izin Shalsa karena mungkin dirinya tidak ada urusan apapun.


"Lo anak cheers?" tanya David pada Kanya setelah Shalsa dan temannya pergi masuk.

"Iya. Kenapa?"

"Lo bisa bantu kita, nggak?" tanya Bagas.

"Bantu apa ya, kak?" tanya Kanya beralih menatap kearah Bagas.

"Kita mau minta data-data anak cheers, boleh?" tanya David

"Buat apa? Tapi kan Kanya bukan ketua cheers, bang."

"Tapi lo tim inti, kan?" kini giliran Fary yang bertanya.

Kanya hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Nanti ajak tim inti yang lain buat kumpul dulu di ruang olahraga balik sekolah." pinta David.

"Ohh, oke! Tapi sekarang cheers latihan."

"Ya bagus dong, jadi kumpul semua." saran Ian membuat Kanya mengangguk sebentar.

"Oke deh. Nanti, Kanya kabarin lagi." Lalu setelahnya Kanya masuk tanpa pamit.


•••

"Si Kanya, lagi di interogasi apaan, ya?" tanya Bella.

"Auu, tanya aja sendiri." balas Tania.

"iya juga ya. Tapi males, ahh."

"Ca, sekarang jangan lupa ya, kumpul cheers." ajak Kanya tiba-tiba yang sudah ada di depan meja mereka.

"Sipp." Shalsa memberikan jempolnya pada Kanya.

"Ya udah gue kesana dulu ya." pamit Kanya yang diangguki oleh Shalsa.

•••

"Ca, kita balik duluan, ya!" pamit Tania.

"Iya. Hati-hati"

"Lo bener gak mau kita tungguin?" tawar Bella membuat Shalsa menggelengkan kepalanya.

"Iya bener, lagian pasti lama. Terus gue juga ada Kanya kok baliknya, kita kan satu arah." tolak Shalsa halus.

"Ohh, ya udah. Kita duluan ya! Bye... Bye.. Caca!" pamit mereka lalu pergi meninggalkan Shalsa dan juga Kanya.

"Ca. Udah kan?" tanya Kanya

"Udah, yuk!"

Di lain tempat, yakni di lapangan olahraga.

"Hari ini kita latihan aja." ajak Alfa.

"Ehh, kok gitu? Sekarang kan bukan jadwalnya latihan." seru Ian heran.

"Ya gapapa. Sambil nungguin anak cheers latihan." David membalas.

"Lagian kalo latihan, nggak usah nunggu jadwal kali..." saran Bagas diangguki oleh yang lain.

"Iya tuh, bener." timpal Fary.

"Gak usah ganti baju, kita nggak bener latihan. Cuma maen aja." Ajak Alfa sambil membuka seragam sekolahnya lalu, hanya tersisa kaos hitam polos.

"Ohhh oke."

•••

Setelah cheers berganti seragam sekolah dengan seragam  cheers-nya. Segera mereka langsung pergi menuju lapangan olahraga. Tetapi, belum sempat mereka masuk ke area lapangan, mereka melihat ada anak basket yang sepertinya sedang latihan juga. Membuat langkah mereka terhenti.

"Lohh? Kok ada anak basket juga? Bukannya hari ini mereka nggak ada jadwal latihan?" tanya Nesa -ketua cheers.

"Oiyaa, kak, gue lupa bilang." celetuk Kanya berhasil membuat anggota yang lain menatap kearahnya, begitupun Nesa si ketua cheers.

"Bilang apa, Nya?" tanya Nesa.

"Kata anak basket, tim inti cheers abis latihan kumpul sama mereka." jelas Kanya.

"Mau ngapain?" sambar Oliv—wakil Nesa.

"Gak tau deh."

"Ya udah, yuk masuk aja, abis itu pemanasan dulu, terus langsung bikin formasi kemaren." titah Nesa, lalu mereka semua berjalan ke area lapangan.

•••

"Ehhh kayaknya, cheers mau latihan deh," ujar Fary saat dia melihat segerombolan anak cheers berjalan ke arah lapangan.

"Iya kayaknya. Soalnya mereka udah pake baju cheers-nya." balas Bagas.

"Widihhhhhhh, gilaaa! seragam cheers menggoda iman banget, anjir!" seru Ian membelalakkan matanya.

"Najisss, lo" David menoyor kepala Ian.

"Yeeee, gue normal kali, bang." balas Ian sambil mendelikkan mata pada David.

Itukan cewek yang tadi gue jemput. Batin Alfa sambil terus memperhatikan gadis yang tak jauh darinya.

"Woyyy, bang!! Lamunin apaan lo, sampe gak kedip mata?? Lo liatin anak cheers??" tanya Ian sambil menepuk bahu Alfa.

"Apaan sih, nggak!" elak Alfa.

"Ehh, Al. Tadi pagi lo jemput anak cheers yang mana?" tanya Fary seperti orang yang sedang berbisik.

"Kepo." balasnya dingin

"Yeee, si cunguk. Gue kan cuma nanya! Kan kalo cakep bisa gue embat. Haha" katanya lalu di akhiri dengan kekehan kecil.

"Udah-udah! Mending sekarang kita istirahat. Gantian, biar anak cheers yang pake nih lapangan." lerai David membuat mereka mengangguk.

"Iyalah, dari pada ribut gak jelas. Mending kita liat latihan mereka aja, sekalian liat skill mereka kalo latihan." ajak Bagas lalu mereka berjalan ke arah tempat penonton untuk beristirahat.

•••

"Kak Nesa." panggil Shalsa membuat Nesa menoleh kearahnya.

"Kenapa, Ca?"

"Caca jadi flyer?" tanya Shalsa.

"Iya. Gapapa kan? Soalnya gue kira Andin hari ini bakal ikutan latihan, ehh ternyata dia hari ini malah ngundurin diri buat keluar dari cheers." ujar Nesa merasa tak enak hati.

"Ohhh gitu... Iya, gapapa kok, kak!"

"Ya udah, langsung aja yuk masuk." ajak Nesa sambil menarik tangan Shalsa

"Iya, kak!!"

"Five... Six... Seven... Eight..." ucap salah seorang yang memandu lantihan cheers.

"One... two... three... four... five... six... seven...eight...!" teriak anggota cheers berbarengan.

Saat anggota yang lain sudah membentuk formasi. Akhirnya kini, bagian Shalsa yang akan melakukan gerakannya, yaitu gerakan berdiri yang akan ditahan oleh anggota cheers lain.

Dengan sigap, Shalsa sudah bisa berada di paling atas, dan membentangkan bendera sekolah mereka. Tapi, saat akan turun,

Tiba-tiba...

Brukk...

"Awww..." teriak Shalsa.

"SHALSA...." teriak anggota yang lain berbarengan lantaran terkejut mendapati Shalsa sudah terduduk dilapangan.

"Eh, eh, itu kenapa tuh? Kayaknya ada yang jatoh!" kata David yang langsung berhenti memakan jajanannya sambil menunjuk ke arah lapangan.

"Iya bener, ada yang jatoh. Tolongin gih!" titah Bagas menunjuk kearah lapangan dengan dagunya.

Melihat itu, entah dorongan darimana Alfa tanpa pamit langsung berdiri, melangkah menuju tempat cheers latihan.

Setibanya di lapangan, Alfa memarahi perempuan yang membuat Shalsa jatuh.

"Lo kalo nggak bisa latihan, ngomong! Jangan buat anak orang celaka!" tegur Alfa pada perempuan yang dilihatnya dari atas tribun sudah seperti orang gelisah. Anggota cheers yang lain hanya menatap Alfa heran. Kenapa Alfa tiba-tiba datang dan menegur salah satu diantara mereka??

"I-iya, kak. M-maaf, tangan s-saya tiba-tiba keram." jawab perempuan tadi yang diketahui bernama Dita.

Tanpa sepatah kata pun, Alfa langsung mengalihkan pandangannya kearah gadis yang masih terduduk dilapangan, lalu ia segera menggendong Shalsa ala bridal style dan pergi menuju ke UKS.

"Wuih... Gilaa! Serius itu Alfa? Kalo gitu tuh anak menang banyak dong!!" teriak Fary lalu mereka semua pergi ke UKS untuk menyusul Alfa.

Ditempat lain, kini Alfa sudah berhasil mendudukkan Shalsa di ranjang UKS.

"Apanya yang sakit?" tanya Alfa yang baru saja kembali untuk membawa kotak P3K.

"Lo gak liat? Lutut gue, tuh!" jawab Shalsa kesal menatap Alfa dengan sengit.

"Nyantai aja, kali!"

Lalu Alfa segera berjongkok dan membuka kotak P3K yang tadi ia bawa, lalu mengeluarkan alkohol untuk membersihkan lukanya.

"Ashh..." ringis Shalsa saat Alfa menumpahkan alkohol tersebut ke lututnya yang berdarah.

"Udah, diem! Pelan-pelan kok gue." perintah Alfa sambil meniup-niup saat dia memberikan obatnya pada Shalsa.

Akhirnya Shalsa diam walau harus menahan rasa nyeri. Lalu, tak sengaja ia memperhatikan Alfa yang sedang membersihkan luka di lututnya. Lalu setelah dibersihkan dengan alkohol, kini Alfa memberikan obat merah pada lutut Shalsa.

Alfa merasa seperti ada yang memperhatikan nya, lalu saat ia mendongak. Ternyata Shalsa sedang menatapnya. Dan seketika itu pula tatapan mereka bertemu.

Entah kenapa, Shalsa merasa jantungnya berdetak dua kali lebih cepat saat Alfa membalas tatapannya. Alfa manatapnya semakin intens.

Hingga...

"Woy, li berdua!"

"AWSSHH..." teriak Shalsa sambil memegang lututnya yang sakit saat ia merasakan lukanya di tekan lebih dalam oleh Alfa.

"E-ehhh, sorry, sorry." ucap Alfa khawatir dan dengan segera menjauhkan kapas yang ada dilutut Shalsa.

Setelah dirasa Shalsa sudah kembali membaik, Alfa segera memakaikan perban di lutut nya Shalsa.

"Uluu uluu... Cocwitttt, kakak. Dedek Ian juga pengen dongg!" ucap Ian sambil menirukan suara perempuan membuat David, Bagas dan Fary terkikik.

"Ngapain pada kesini?" tanya Alfa ketika selesai memakaikan perban dan membereskan kotak P3K-nya.

"Oh, jadi kita dilarang kesini, nih?" goda Fary sambil tersenyum penuh arti.

"Iya!"

"Ohh ya udah. Yuk gaes, kita pergi. Mereka mau pacaran dulu katanya." ajak David sambil berlalu pergi.

"Bacot!" teriak Alfa pada teman-temannya yang sudah meninggalkan UKS.

•••

"Ehhh, Dav, gimana? Shalsa dibawa kemana sama Alfa?" tanya Nesa saat melihat David cs berjalan ke arah anak cheers.

"Dibawa ke UKS. Lagi di bersihin lukanya." bukan David melainkan Bagas yang menjawab.

"Oh, syukur deh kalo udah di obatin lukanya." ujar Nesa lega.

"Emm, temen-temen. Kalo gitu latihan hari ini sampe sini dulu aja ya! Nanti kita lanjut lagi lusa!" Nesa pun menyudahkan latihan cheers kali ini.

"Ehh tapi inget ya, buat tim inti jangan dulu balik. Kita kumpul sama anak basket dulu." peringatnya lalu pergi ke arah ruang ganti.

•••

"Bacot!" teriak Alfa pada teman-temannya yang sudah meninggalkan UKS.

Shalsa yang melihat itu hanya terkekeh.

"Nggak ada yang lucu!"

Shalsa yang ketahuan terkekeh langsung berdehem menormalkan detak jantungnya.

Hingga akhirnya keheningan menyelimuti keduanya.

Shalsa yang tidak suka dengan situasi ini, lebih baik membuka pembicaraan terlebih dahulu

"Em, kenapa lo tolongin gue?" tanya Shalsa ragu.

"Karena gue punya hati." jawab Alfa dingin dan bisa dibilang ketus. "Gue kasian aja sama lo, temen-temen lo nggak ada yang mau nolong."

"Tapi, gue karena kasian aja, nggak le.bih, Jadi lo nggak usah ge.er!" lanjutnya sambil menekan kan kata akhir. Dan langsung mengeluarkan handphonenya

Shalsa terdiam sejenak. Lalu menatap ke arah bawah, dimana sepatunya berada.

"Kak?!" panggil Shalsa setelah keheningan menyelimuti mereka berdua. Alfa mengangkat sebelah alisnya sebagai jawaban. Tapi, sepertinya Shalsa tidak melihatnya.

"Kak?!" panggil Shalsa lagi.

"Apaan sih?" tanya Alfa geram.

"Emm, itu, a-anu..."

"Anu apaan?" tanya Alfa tak sabaran.

"Gue mau... Emm, bilang makasih" jawab Shalsa sambil menunduk.

Alfa yang melihat Shalsa pun terkekeh.

"Mau bilang 'makasih' aja gugup banget!" Balas Alfa sambil diiringi senyum kecilnya.

Astaga, baru tau gue kalo kak Alfa ganteng. Batin Shalsa kagum

"Gue tau gue emang ganteng!" Sepertinya Alfa mendengar batin-nya Shalsa.

"Ihh, apaan sih narsis banget lo." sergah Shalsa memalingkan wajahnya ke sembarang arah dengan pipi yang merah merona seperti kepiting rebus.

Alfa hanya terkekeh

"Gue mau nanya lagi, boleh?" tanya Shalsa ragu. Karena dia sudah lama ingin menanyakan tentang ini pada Alfa.

"Apa?" lalu Alfa menaruh handphonenya di meja UKS yang ada di dekatnya dan langsung menatap kearah Shalsa.

"Kenapa lo simpen kontak di line gue pake nama 'Arsen'? Kenapa nggak 'Alfa' aja?" tanya Shalsa

"Emang nggak boleh kalo gue simpen kontak dengan nama tengah gue?" Alfa balik bertanya.

"Bukan gitu!" Balas Shalsa sambil menggelangkan kepalanya pelan.

"Terus?"

"Ya gapapa sih, gue cuma mau nanya aja!"

Alfa hanya manggut-manggut mendengar jawaban gadis di depannya ini.

•••

"Eh! Si Alfa mana sih? Tuh anak kok belum balik-balik lagi?" tanya David kini yang sedang berada di ruang olahraga.

"Kayaknya belum selesai bercinta nya deh" ucap Ian sembarangan.

"Omongan, lo, Yan. Astagfirullah! Gue bilangin ke si Alfa, lo!" timpal Fary dengan cepat saat mendengar ucapan Ian yang tidak disaring itu.

"Eh, eh, jangan lahh, bang. Gue kan bercanda!" mohon Ian sambil menunjukkan jari tengah dan telunjuknya yang membentuk huruf 'V'.

"Ya udah, gue samperin dulu!"

Saat David akan beranjak dari tempatnya, Alfa datang bersama Shalsa.

"Ehh, akhirnya kapten kita datang." ucap Bagas sambil menyengir.

Tak mau ambil pusing, Alfa langsung saja berjalan ke arah tempat duduknya.

"Eh, ada dede Shalsa." goda Fary lalu mendekat sambil merapihkan rambutnya. "Ekhem" ujar Fary mencairkan suasana.

"Hai, kak?!" sapa Shalsa basa-basi sembari tersenyum kikuk.

"Hai juga... Oiya kenalin, gue Gifary Seno Slamet. Panggil aja Fary!" ucap Fary sambil menyodorkan tangannya tanda berkenalan.

"Ehh?? E- Shalsabilla, panggil Shalsa aja, kak." balas Shalsa sambil membalas jabatan tangan Fary.

"Mau kumpul cheers juga ya, Sha?" tanya Fary setelah jabatan tangannya selesai.

"Ha? Eh? Iya!" balas Shalsa.

"Katanya lo bukan tim inti cheers?" celetuk Alfa yang ternyata sedaritadi mendengarkan percakapan Shalsa dan Fary.

"Dia gantiin Andin!" ujar Nesa yang datang dari arah pintu luar bersama anggotanya.

"Ohh..."

"Ca, lo gapapa?" tanya Kanya khawatir yang langsung menghampiri Shalsa.

"Gapapa kok, Nya!"

"Alhamdulillah deh kalo gitu." ujar Kanya lega.

"Ya udah, langsung duduk aja." ajak David mempersilahkan.

•••

Hollaaaaaa🤗
Kembali sama ALFA, huhu

Ada yang mau nggak sih di gendong Alfa?? Jangan kan kalian, author juga pengen 😥

Ehh ngomong-ngomong, chapter 4 ini gimana??
Yok komen kalau kalian punya saran atau yang ngarasa kurang oke sama chapter Ini!
Dan jangan lupa! Kasih vote dan comment nya!!

Sekian🤗

Continue Reading

You'll Also Like

73K 2.4K 49
Natha adalah cewek manis yang pediam dan pemalu, namun sifatnya yang sangat penutup itu langsung berubah menjadi gila & bodoh ketika bertemu dengan A...
52.4K 3.6K 72
" lo mau jadi pacar gue gak?" Tanya cowok yang berpenampilan berantak dengan baju tidak dikancing. Cewek itu bingung... " duh gimana nih? Jawab apa?"...
256K 13.9K 63
[FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA] Tau cupu? Ya begitulah pasti sikapnya, sikap yang sangat tidak disukai oleh banyak orang terutama pria. Aurell Aysand...
2.7M 96.4K 67
Marvin Alfaro Miller, seorang mostwanted sekolah. Memikili wajah yang tampan, badan eksotis yang mampu membuat kaum hawa tergila gila padanya. Rachel...