Reverse (Every scar has a sto...

By FreeSpirit220190

8.9K 704 14

Gandhi, seorang dokter bedah syaraf yang sukses di usia muda terobsesi untuk mencari Senja. Sahabat masa keci... More

When We First Met
Best Friends
Fight
Last Birthday
It Was Never Been The Same Anymore
Lost
Moving On
False Alarm
Everything Has Changed
Malibu
Going Home
Dad
Back To Work
Trouble Maker
Temptation
Mad
Guilt
Scars
Counseling
Hello, My Friend We Meet Again
Nostalgia
Torn Apart
Almost
New Chapter
Choices
Ready To Go
The Big Day
The Ugly Truth
Let Go
Forgiven Not Forgotten
My Kind Of Happy Ending

Gone Girl

242 23 0
By FreeSpirit220190

"Tolong jelaskan, Pak Mario. Bukannya informan Bapak bilang Senja pergi ke Amerika untuk bekerja sebagai pengasuh anak atau asisten rumah tangga? Tapi kenapa ia malah menjadi seorang gadis... penghibur..."

Lidah Gandhi terasa kelu, tidak sanggup meneruskannya. Ia masih belum bisa menerima kenyataan kalau telah berhasil menemukan Senja, tapi dengan keadaan yang sama sekali berada di luar prediksinya.

"Kondisi seperti ini bisa saja terjadi, Pak Gandhi. Nona Senja datang ke negara ini saat peraturan imigrasi masih belum seketat sekarang."

"Maksud Bapak apa?"

"Begini, Pak. Dulu kita sering mendengar tentang gadis-gadis imigran yang ditawari untuk bekerja di luar negeri, tapi mereka malah terjebak dalam kasus perdagangan manusia. Mereka tidak bisa pulang karena dipaksa menanggung hutang dan harus melayani pria-pria hidung belang. Sayangnya... itulah yang juga dialami oleh Nona Senja sekarang."

Pak Mario menghentikannya begitu melihat ekspresi Gandhi yang kalut memeriksa hasil penyelidikannya, yang didapatkannya dari informan terpercaya.

"Anda baik-baik saja, Pak Gandhi?"

"Tidak apa-apa, Pak Mario. Tolong diteruskan."

Setelah berusaha kembali menenangkan hatinya, Gandhi mempersilahkan detektif pribadinya itu meneruskannya.

"Setelah diadopsi oleh Bibinya, Nona Senja lari ke Amerika bersama temannya yang menjanjikan pekerjaan. Tadinya informan saya mengira kalau Nona Senja akan bekerja sebagai nanny atau housekeeper, tapi ternyata Nona Senja bertemu dengan agency yang salah. Itulah sebabnya kita tidak bisa menemukannya."

Penjelasan pak Mario terasa cukup masuk akal. Selama seminggu berada di Amerika, mereka berdua telah berusaha menyusuri jejak Senja. Tetapi mereka selalu mengetuk pintu yang salah.

"Nona Senja kini berada dalam lindungan mafia Mexico yang cukup kuat, Pak. Prostitusi ilegal di California, karena itulah di malam hari Nona Senja harus bekerja sebagai stripper. Malibu Show Girls berkedok sebagai sebuah strip club, tapi bisnis utama mereka adalah prostitusi terselubung untuk orang-orang yang mampu membayarnya dengan mahal."

Selesai membeberkan penyelidikannya, pak Mario menyampaikan sederet solusi yang mungkin berguna bagi permasalahan Gandhi. Detektif pribadinya itu akan mencoba bernegosiasi dengan para mafia yang mempekerjakan Senja. Tapi itu berarti Gandhi harus menyiapkan sejumlah uang yang tidak sedikit.

Hati Gandhi masih terasa sesak setiap kali memikirkan apa yang sudah dialami oleh sahabatnya. Di saat Gandhi hidup bergelimang harta, sebaliknya Senja justru menghadapi hidup yang begitu mengerikan. Pantas saja Gandhi tidak bisa menemukannya dimana-mana.

Ya Tuhan.

Ternyata semesta bisa sedemikian itu bercanda dengannya.

***

"Silahkan masuk, Pak. Nona Senja ada di sana."

Pak Mario mempersilahkan Gandhi masuk ke dalam sebuah kamar, yang berada di ujung bangunan bertingkat tak jauh dari Malibu Show Girls setelah melewati lorong panjang yang terkesan suram dan menakutkan.

"Terimakasih, Pak Mario."

Sepeninggal pak Mario yang berpamitan untuk mengurus sesuatu, Gandhi melangkahkan kakinya ke ruangan sempit yang berukuran kira-kira 3 x 5 meter itu. Tidak banyak perabotan yang ada di kamar itu. Hanya ada satu ranjang tempat tidur, satu set meja rias, serta satu buah tempat duduk yang hampir lapuk dimakan oleh rayap.

Di balik pencahayaan lampu kamar yang redup, Gandhi bisa menemukan sosok Senja yang tengah merokok di depan meja riasnya.

"Ja,"

Mendengar seseorang memanggil namanya, Senja mematikan rokoknya lalu menghampiri dirinya. Begitu menyadari sosok yang menemuinya itu tak lain adalah Gandhi, teman masa kecilnya sendiri, Senja termenung memandanginya.

"Ini aku, Gandhi."

Aneh rasanya memperkenalkan dirinya sendiri. Seakan mereka tidak saling mengenal satu sama lain. Sementara Senja hanya bergumam perlahan menanggapi kehadirannya.

"You again."

Sulit bagi Gandhi membaca ekspresi wajahnya. Tidak ada rasa terkejut, senang, sedih, ataupun marah pada dirinya. Ingin rasanya Gandhi memeluknya. Tapi yang bisa dilakukannya hanya tertahan di tempatnya dan berharap supaya gadis itu mengingatnya.

"Ja, kamu nggak inget aku?"

Kali ini Senja tidak menjawabnya.

"Kamu beneran nggak inget siapa aku?" ulang Gandhi masih belum menyerah dengannya.

"What are you doing here?" tanya Senja kemudian.

Gandhi tertegun. Sikap Senja terlalu dingin untuk seseorang yang bertemu dengan sahabat lamanya. Apalagi setelah sekian tahun terpisahkan oleh peristiwa yang bisa dibilang cukup menyedihkan bagi keduanya.

"I'm going to take you home." ujar Gandhi pada akhirnya, menjawab Senja dengan bahasa yang sama sekaligus menyampaikan tujuan awalnya.

Senja tersenyum meremehkannya, "You're funny."

Gandhi tercengang. Apakah Senja baru saja menertawakannya?

"Ja, aku sudah mencari kamu kemana-mana. Aku nggak menyangka kalau aku akan menemukan kamu di sini. Tapi itu nggak penting, karena aku akan bawa kamu pergi dari sini."

Tawa Senja terdengar semakin keras. "Senja, aku serius." Gandhi mulai berkata gusar, tidak mengerti mengapa Senja menertawakannya. "Ja please, listen to me. You saved my life once. Now, let me save you. You just need to trust me, okay?" ulang Gandhi lagi.

Suara Senja mendesah, kali ini mengeluarkan kalimat cukup panjang yang terdengar di sela-sela tawanya.

"Stop saying that you're going to save me. Some people doesn't need to be saved. Let me tell you this... whoever you are looking for, she's gone. Just go. It's useless."

Gandhi tak menyangka akan menerima penolakan yang sedemikian kerasnya darinya. Secara tidak langsung Senja memang mengakui kalau ia adalah sahabat masa kecilnya yang dicarinya sejak lama. Tapi Gandhi tidak yakin apakah ia benar-benar mengenal sosok sahabatnya itu sekarang.

How can be a person who once be filled with life, turns out to be like this?

"Enggak, aku nggak akan pergi tanpa kamu." kata Gandhi masih bersikeras.

Menyadari lelaki yang ada di hadapannya ini tidak akan pergi sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan, Senja pun menghela napas malas. Kalau begitu tidak ada cara lain untuk membuatnya bungkam dan meninggalkan tempat ini.

"Okay then. Scr*w this, let's just get over it."

"Apa?"

Gandhi tidak mengerti apa maksud Senja berkata demikian. Tapi belum sempat Gandhi membuka mulutnya lagi, tiba-tiba saja Senja sudah duduk di pangkuannya dan merengkuh dirinya.

Agaknya Gandhi lupa kalau Senja yang ada di hadapannya kini bukan lagi remaja polos yang tidak tahu apa-apa. Melainkan telah berubah menjadi seorang gadis penghibur yang dipekerjakan untuk melayani lelaki seperti dirinya.

"Ja, kamu ngapain?! Stop!"

Senja mungkin salah paham. Gandhi mengunjunginya bukan untuk dihibur olehnya. Ia hanya ingin bicara dengannya sebelum mengajaknya pulang. Tanpa sadar Gandhi mendorong tubuh Senja menjauh dengan keras, sampai gadis itu berjingkat menarik diri darinya.

"What the hell?" Senja kelihatan sedikit tersinggung dengan perbuatannya.

Jantung Gandhi berdegup kencang dengan cara yang membuatnya tidak nyaman. Ia masih terkejut dan bingung dengan apa yang baru saja Senja perbuat padanya.

"If you're not going to touch me, leave." usir Senja kemudian dengan nada tidak senang.

Bersamaan dengan itu, Pak Mario muncul dari balik pintu memberi isyarat pada Gandhi jika urusannya telah selesai. Ya, pak Mario sudah membereskan negosiasinya dengan para mafia yang menaungi Senja dengan memberikan sejumlah uang yang cukup besar sehingga mereka mau membebaskannya.

"No."

Menangkap isyarat dari pak Mario, Gandhi pun menggelengkan kepala dan bersikap tegas terhadap Senja. "I'm not going anywhere and you're going home, with me."

***

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 17.3K 3
*Wattys 2018 Winner / Hidden Gems* CREATE YOUR OWN MR. RIGHT Weeks before Valentine's, seventeen-year-old Kate Lapuz goes through her first ever br...
2.1M 140K 80
What will happen when an innocent girl gets trapped in the clutches of a devil mafia? This is the story of Rishabh and Anokhi. Anokhi's life is as...
3.2M 133K 59
The story of Abeer Singh Rathore and Chandni Sharma continue.............. when Destiny bond two strangers in holy bond accidentally ❣️ Cover credit...
937K 22.7K 41
While moonlighting as a stripper, Emery Jones' mundane life takes a twisted and seductive turn when she finds herself relentlessly pursued by reclusi...