The Ugly Truth

274 21 1
                                    

Semuanya berawal dari suatu malam ketika Renata istrinya, mengusirnya dari rumah. Gilang sudah berjanji akan membawakan uang hasil usaha sewa mobil yang baru dirintisnya bersama temannya. Tapi ternyata temannya malah membawa lari uang mereka, sehingga utang mereka malah semakin bertambah.

Setelah menunggu sampai tengah malam, Gilang berusaha memanjat tembok rumahnya dari rumah tetangga yang berada persis di sebelahnya. Berharap Renata sudah tertidur pulas sehingga ia bisa menyelinap masuk ke dalam rumahnya.

"Berantem sama istri lagi?" sapa seorang wanita yang mengagetkan dirinya, sampai Gilang terjatuh di halaman.

Gilang mengenali sosok wanita cantik itu yang tengah merokok dan menenggak sebotol minuman di tangannya. Dia adalah tetangganya, yang baru saja pindah ke sana dan memiliki seorang anak perempuan yang sebaya dengan anak-nyanya.

"Percuma lewat sana. Istri kamu juga mengunci teras belakang. Sorry. Aku nggak sengaja denger kalian bertengkar."

Gilang termenung. Sejenak ia terpesona dengan kecantikannya, sekaligus terkesan dengan sikapnya yang begitu terus terang padanya.

"Kalo mau kamu bisa nunggu di sini aja. Besok pagi baru pulang ke rumah. Mau rokok?"

Sekarang wanita itu malah menyodorkan sebungkus rokok padanya. Gilang masih belum menjawab apa-apa.

"Aku tahu kamu. Kamu Ayah si kembar yang tinggal di sebelah, kan?"

"Ah... maaf, aku nggak bermaksud lancang masuk rumah kamu." ujar Gilang akhirnya meminta maaf karena merasa tidak enak dengannya.

Tidak seperti dugaannya, bukannya marah tapi wanita itu malah menertawakannya. Gilang jadi semakin malu dengan perbuataannya.

"Sorry, bukannya mau ngetawain kamu. Tapi aku salut sama kamu yang berani manjat rumah aku habis berantem sama istri kamu."

Sarah menyeka air matanya yang keluar akibat tak sanggup menahan tawanya, "Kamu lucu." komentar Sarah yang kini melontarkan pujian untuknya, lalu kembali menanyainya. "Nama kamu siapa?"

Gilang tersipu malu-malu menjawab pertanyaannya, "Gilang."

"Halo Gilang, aku Sarah." kata wanita itu lagi yang kini tersenyum begitu manis kepadanya.

Sarah Ayu Damara.

Sejak awal bertemu dengannya, Gilang sudah jatuh hati padanya.

Rasanya, sudah lama sekali Gilang tidak merasakan ini. Perkawinan yang membelenggunya selama sepuluh tahun ini memang tidak membuatnya bahagia. Dengan Renata ia lebih banyak bertengkar dan saling menyalahkan daripada menjadi pasangan yang menguatkan satu sama lain.

Di tengah hidupnya yang hancur berantakan, tiba-tiba saja ia menemukan sosok Sarah yang sempurna baginya. Sarah mengisi hari-harinya dengan penuh kebahagiaan. Meski Gilang tahu itu berarti ia harus menodai kesucian perkawinannya.

***

"Itu apa?" tanya Sarah pada Gilang yang tengah asyik mengelap benda berwarna hitam yang ada di tangannya.

"Dulu waktu masih muda, aku punya hobi menembak sama teman-temanku. Aku mencurinya satu buat kenang-kenangan. Bagus ya?" jawab Gilang memamerkan pistol mainannya dengan bangga.

"Wow, aku nggak tahu kalo kamu punya hobi yang berbahaya." goda Sarah yang memeluk tubuh Gilang dari belakang.

"Kemarin Rin nggak sengaja menemukannya di kamarku. Renata marah besar dan menyuruhku membuangnya. Dia takut ini akan menyakiti anak-anak." ujar Gilang menceritakan pertengkarannya yang kesekian kalinya dengan istrinya.

Reverse (Every scar has a story)Where stories live. Discover now