Halaman baru terbuka, menampilkan judul baru pula. Cinta. Kata itu mengelilingi pikiran Bona beberapa kali. Ia dibuat heran, mengapa kehidupan manusia sangat mendramatis? Di bab sebelumnya, Bona membaca segala hal mengenai rindu, perasaan yang katanya bisa menimbulkan sesak di dada jika sedang memikirkan seseorang. Satu-satunya cara untuk mengobati rindu adalah bertemu.
Setiap halaman baru terbuka, maka semakin cepat pula Bona mengetuk kuasnya di meja. Bona mengerti, namun juga bingung.
Saat ini Bona sedang membaca buku mengenai manusia. Di pagi hari hingga siang menjelang, Bona terus memusatkan perhatiannya pada buku itu.
Cinta adalah kunci dari kebahagiaan. Di mana seorang wanita dan pria saling memadu kasih dengan harapan bisa hidup bersama dan membangun keluarga hingga menghasilkan darah daging yang sama, tanpa ada suatu paksaan hingga hubungan mereka tercipta. Gejala awal dari perasaan ini ialah jantung akan berdebar cepat bila bertemu dengan seorang yang dicinta, namun debaran tersebut terasa sangat nyaman.
Reflek Bona memegang dada, merasakan detak jantungnya yang terasa biasa-biasa saja. Ia pun kembali membaca;
Hasrat ingin menyentuh seseorang yang dicinta begitu besar. Contoh yang paling menunjukkan ketulusan adalah pelukan dan ciuman.
Alis Bona terangkat. Ia mengambil cermin lalu menatap pantulan wajahnya. Iris biru laut Bona jatuh pada bibirnya. Bona memegang bibir merah muda alami itu dengan dahi yang berulang kali berkerut. Bona geleng-geleng dan memutuskan untuk kembali membaca;
Dan yang terakhir, dunia seakan menjadi milik berdua.
Bona tak kuasa menahan tawanya. Ia memukul-mukul meja sembari memegang perut. Perutnya yang terasa keram terlebih ia masih menstruasi, membuat Bona berulang kali harus meringis disela tawanya.
Gelsy hanya geleng-geleng melihat tingkah sang Nona. Gadis penyihir itu tengah menangkap ikan di laut dari jendela kamar Bona menggunakan sihir. Sedangkan Damares, pria itu tengah menulis cerita romantis. Siapa lagi jika bukan Bona yang menyuruhnya. Sudah lima hari Bona menstruasi, dan sejak itu pula, Bona seperti memiliki ketertarikan pada cerita-cerita erotis. Mungkin hormon-hormon Bona baru terbentuk setelah 100 tahun lamanya. Damares beranggapan bahwa Bona sedang mengalami pubertas saat ini. Hanya saja Nona mudanya itu belum bertemu dengan seorang pria yang akan membuatnya jatuh cinta.
Bona menghapus air di sudut matanya dan kembali membaca;
Akhir bahagia dari cinta adalah pernikahan. Tapi, jika berakhir dengan kesedihan, maka akhir kisah cinta yang satu ini adalah perpisahan.
Bona bersandar di kursi sembari memainkan jemarinya, mencoba untuk mengerti apa yang baru saja ia baca.
Gelsy muncul dari balik pintu kamar Bona, ia membawa piring berisi ikan bakar, "Waktunya makan siang, Nona."
"Letakkan saja di atas meja. Aku masih ingin membaca."
Gelsy mengangguk. Ia duduk di samping Bona, memperhatikan setiap gerak-gerik Nonanya itu.
Damares menghela napas. Ia mengambil buku sejarah Diabolus di rak lalu berdiri di hadapan Bona. Damares tahu betul karakter Nona mudanya itu. Sekeras apa pun Bona selalu menyombongkan diri bahwa ia adalah Diabolus, Bona tak bisa mengelak bahwa ia pun penasaran pada sisi dirinya yang lain, manusia. Rasa keingintahuan Bona pada manusia lebih membuatnya rajin belajar mengenai mereka daripada harus memperdalam pengetahuannya mengenai Diabolus.
Bona berdongak menatap Damares, "Apa kau mencintaiku, Damares?"
Damares menunduk penuh hormat, "Tentu saja, Nona."
"Lalu mengapa kau tak pernah menciumku?"
Damares dan Gelsy terbelalak. Damares terlihat begitu gugup, "Nona, kau harus bisa membedakan hubungan yang berlandas cinta dan hubungan antara seorang tuan dan pelayannya."
"Tapi, aku tak pernah menganggapmu pelayan. Kau dan Gelsy kuanggap teman."
Gelsy terenyuh mendengarnya, "Tetap saja, Nona. Kami sudah bersumpah pada Lord Ladarius untuk mengabdi padamu selama kami masih hidup. Itu berarti, kami adalah pelayanmu."
Bona berdecak pelan. Ia masih tak mengerti, "Tapi, kalian mencintaiku, kan?" tanyanya. Damares dan Gelsy mengangguk.
"Ya, Nona," jawab Damares.
"Kalau begitu, cium aku. Aku ingin tahu bagaimana rasa ciuman. Aku harus melakukannya dengan seorang pria, kan?"
Gelsy tersedak air liurnya saat mendengar pertanyaan polos Bona. Bahkan hampir membuat topengnya terlepas. Damares dan Bona berulang kali menepuk punggung Gelsy. Telapak tangan Gelsy terbuka dan terangkat ke atas, tak lama kemudian segelas air sudah berada di atas telapak tangannya. Gadis berambut ungu itu segera meneguknya hingga habis.
"Dengar, Nona. Hubungan pertemanan dengan hubungan bersama seorang yang dicinta itu berbeda. Ciuman bibir tanpa dilandasi hubungan cinta itu sangat lancang!" ujar Gelsy memperingatkan.
Bona manggut-manggut, "Lancang... terima kasih, Gelsy. Sekarang aku sudah mengerti," katanya lalu kembali membaca buku.
"Nona, apa kau sangat tertarik pada kehidupan manusia?"
Pertanyaan Damares berhasil menghentikan gerak-gerik Bona. Gadis itu terlihat gugup dan segera menggeleng cepat, "Tidak. Aku h-hanya penasaran saja."
"Kalau begitu, saatnya kita belajar tentang sejarah," Damares menutup buku manusia Bona dan meletakkannya kembali di dalam rak. Damares kemudian meletakkan buku sejarah Diabolus di hadapan nona mudanya itu.
"Baiklah. Baiklah. Mari kita belajar," kata Bona jengah. Bahkan sebelum Damares membaca, ia sudah merasa bosan duluan.
Damares duduk di hadapan Bona, ia membuka buku tersebut dan mulai membaca, "Ratusan ribu tahun yang lalu, iblis murni memutuskan untuk kembali ke neraka. Satu-satunya iblis murni yang tertinggal di dunia alam bawah adalah Lord Zion dengan lima anaknya. Tapi, anak-anak Lord Zion begitu tamak akan kekuasaan. Mereka saling berperang untuk merebut kekuasaan dunia alam bawah. Bahkan mereka pun menginginkan kematian Ayah mereka sendiri. Lord Zion murka. Ia memecah kekuatan anak-anaknya menjadi lima elemen. Dan Lord Zion memilih untuk kembali ke neraka, meninggalkan anak-anaknya dalam kekuatan mereka yang telah terbatas. Sejak saat itulah keturunan anak-anak Lord Zion disebut Diabolus, keturunan iblis yang berkekuatan terbatas."
Bona manggut-manggut dan memilih untuk diam saja. Sehingga Damares lantas kembali bersuara, "Bagaimana pendapatmu, Nona?"
"Aku sudah tahu itu, Damares. Kau selalu membacakan bagian itu untukku. Aku sudah bosan mendengarnya," jawab Bona.
"Aku sengaja agar kau selalu mengingatnya, Nona. Ada beberapa manusia yang memiliki ingatan buruk. Mungkin saja Nona juga termasuk dalam beberapa itu."
"Tapi, aku ini bukan sepenuhnya manusia. Darah Diabolus juga mengalir di dalam tubuhku. Sejauh ini, aku selalu mengingat sesuatu dengan baik. Bahkan aku hafal di mana letak koma dan titik setiap bacaanmu."
Gelsy tertawa pelan, "Tidak ada salahnya untuk berjaga-jaga, Nona."
Bona mendengkus pelan. Ia beralih menatap Damares, "Lanjut."
"Setiap lima ribu tahun terakhir, keturunan seorang Raja dari semua clan, akan saling merebut takhta clan dengan cara membunuh Ayah mereka--"
"Aku juga sudah tahu itu, Damares. Bisa kau ganti bacaan lain?" ujar Bona. Raut wajahnya berubah seketika. Dia tahu bahwa hari itu pasti akan tiba, hari di mana Eduardo atau Casmira akan membunuh Ladarius untuk takhta Clan Asten. Dirinya? Tak perlu ditanya. Sudah pasti Bona akan menolak takhta, ia tak mau membunuh Ayahnya.
Damares mengangguk. Ia mengelus bahu Bona, mencoba untuk menguatkan gadis itu. Damares pun kembali berkata, "Raja yang telah terbunuh, selalunya akan bereinkarnasi. Hal ini pun berlaku untuk setiap Ratu. Yang selalu mengalami reinkarnasi hanya garis keturunan penguasa saja. Menurut buku, dan yang sudah Nona ketahui sendiri, Lord Ladarius adalah reinkarnasi dari Lord Gregor, Raja Clan Asten yang ke enam. Lord Eduardo adalah reinkarnasi Lord Matthias, Raja Clan Asten yang ke delapan. Dan Lady Casmira adalah reinkarnasi dari Queen Ludmila, pendamping Lord Matthias."
Gelsy geleng-geleng. Sejarah Diabolus membuat kepalanya terasa pusing. Ia cukup bersyukur karena lahir sebagai seorang penyihir yang tak memiliki sejarah neko-neko dan hidup dalam ketenangan.
"Aku juga sudah tahu itu."
Alis Damares terangkat, "Kalau begitu, beritahu aku reinkarnasi semua Raja dari setiap Clan saat ini."
Bona memainkan jemarinya di atas meja, "Lord Caesar, dia adalah reinkarnasi dari Lord Barnabas, Raja Clan Aneor yang ke tujuh. Lord Jedrick adalah reinkarnasi dari Lord Jadranko, Raja Clan Akins yang ke delapan. Lord Romelo, reinkarnasi dari Lord Pedro, Raja Clan Akennaton yang ke lima."
"Lalu Lord Gavriel reinkarnasi dari siapa?" tanya Gelsy. Bona mengedikkan bahu tak tahu.
"Tunggu sebentar," Damares membuka halaman baru, "tak ada. Buku ini tidak memberitahu apa pun mengenai Lord Gavriel selain sejarah di mana empat belas ribu tahun yang lalu ia memilih untuk memisah diri dan mengganti nama Clan Ausar dengan Clan Dexter. Lord Gavriel sepertinya juga memilih untuk menutup diri."
Bona menoleh ke jendela, menatap bangunan tinggi istana es Clan Dexter, "Dari dulu dia memang seperti itu, selalu misterius."
"Ya. Empat belas ribu tahun, berarti dia belum pernah terbunuh," sahut Gelsy.
"Bukan belum pernah, Gelsy. Itu karena Lord Gavriel memang belum nemiliki keturunan sampai saat ini," ujar Damares.
"Tapi, tetap saja, kan bahwa Lord Gavriel adalah Diabolus terkuat saat ini? Dia memiliki hidup yang lebih lama daripada semua penguasa clan saat ini."
"Belum tentu, Gelsy. Semua penguasa Diabolus juga hebat, namun sudah pasti dalam elemen mereka sendiri. Lord Gavriel adalah Diabolus terkuat di Clan Dexter. Tapi, sudah pasti dia bukan yang terkuat di Clan Akennaton atau pun clan lain. Begitu pun sebaliknya."
Gelsy menyengir, "Iya. Kau benar, Nona."
Bona geleng-geleng lalu menghela napas. Ia menatap Damares, "Apa tak ada reinkarnasi dari Raja ke tiga ke atas? Tampaknya, penguasa semua clan saat ini merupakan reinkarnasi dari Raja ke lima ke bawah."
Damares membuka halaman berikutnya, "Ada, Nona. Tapi, dia seorang Pangeran."
"Siapa?"
"Lord Milson. Dia adalah reinkarnasi dari Lord Dominic, Raja Clan Akennaton yang ke dua. Tapi, saat itu kekuasaan Lord Dominic tidak berlangsung lama sebab dulu dia adalah pemberontak, Nona. Lord Dominic sangat berambisi menguasai dunia alam bawah. Bahkan dia mengadu domba semua clan agar kehancuran tercipta."
Gelsy mengangguk setuju, "Benar, Nona. Karena hal ini, Lord Milson sering mendapatkan perlakuan tidak adil. Bahkan dari keluarganya sendiri. Semua clan seakan membenci dan mengasingkan Lord Milson. Semua Diabolus seperti menolak lupa kejahatan Lord Dominic di masa lalu. Dan Lord Milson lah yang terkena imbasnya."
"Kasihan," kata Bona. Ternyata, bukan hanya dirinya sendiri yang bernasib menyedihkan. Milson. Untuk sejenak, nama itu menguasai pikiran Bona. Tapi, tidak lagi setelah ia berucap, "bacakan aku tentang sinar ikatan," katanya dengan senyuman lebar.
Damares membuka halaman baru, "Sinar ikatan adalah cara Diabolus untuk mengikat diri dengan pendamping hidupnya. Keduanya harus saling memberi sinar ikatan. Jika keduanya sudah saling terikat, maka sulit untuk dilepaskan. Mereka akan menjadi pasangan abadi hingga ajal menjemput mereka untuk kembali ke neraka. Efek dari sinar ikatan pun sangat kuat. Terlebih bagi seorang Ratu, dia tak akan bisa jauh-jauh dari sang Raja. Sinar ikatan ini pertama kali keluar dari mulut, dan akan meresap ke tubuh pendamping mereka melalui mata."
"Lalu apa keuntungan bagi keduanya? Apa ini sama dengan pernikahan bagi manusia?" tanya Bona.
"Tentu saja beda, Nona. Hubungan antara Diabolus yang telah terikat dengan sinar ikatan akan lebih kuat. Salah satu contohnya, beberapa kekuatan dari Diabolus pria, akan dimiliki pula oleh pendampingnya. Begitu pun sebaliknya."
"Jadi, jika aku terikat dengan Diabolus lain, aku juga akan memiliki ekor dan tanduk? Aku akan menjadi Diabolus seutuhnya?" tanya Bona. Gadis itu terlihat begitu tertarik.
Gelsy menggeleng cepat, mengerti dengan maksud pertanyaan Bona, "Jangan coba-coba, Nona."
Damares pun ikut menggeleng, "Tidak, Nona. Sinar ikatan hanya menularkan kekuatan. Bukan ciri fisik. Dan jangan coba-coba untuk memuaskan rasa ketertarikan barumu saat ini. Karena selain kau tak memiliki sinar ikatan, kau pun memiliki rahim."
______________________________________
hii!
Bona kembali. Semuanya masih samar samar, aku fokus ke perkenalan dulu.
sampai jumpa di chapter 4!
Dilla