Ice Girl And The Troublemaker

By ccottonccastle-

90.2K 12.8K 981

[ slow ──banget buat── up ] ❛❛Organisasi dulu, diriku sendiri, baru kamu.❜❜ More

• • I N T R O • •
• IGATT - 1 •
• IGATT - 2 •
• IGATT - 4 •
• IGATT - 5 •
• IGATT - 6 •
• Faketagram •
• IGATT -7 •
• IGATT - 8 •
• IGATT - 9 •
• IGATT - 10 •
• Faketagram •
• IGATT -11 •
• IGATT - 12 •
• IGATT - 13 •
• IGATT - 14 •
• IGATT - 15 •
• IGATT - 16 •
• IGATT - 17 •
• IGATT - 18 •
• IGATT - 19 •
• IGATT - 20 •
• IGATT - 21 •
• IGATT - 22 •
• IGATT - 23 •
• IGATT - 24 •
• IGATT - 25 •
• IGATT - 26 •
• IGATT - 27 •
• IGATT - 28 •
• IGATT - 29 •
• IGATT - 30 •
• IGATT - 31 •
• IGATT - 32 •
• IGATT - 33 •
• IGATT - 34 •
• IGATT - 35 •

• IGATT - 3 •

4.1K 656 65
By ccottonccastle-

Lalisa sedang tiduran di kasur miliknya, berencana untuk mengabiskan hari minggu di atas kasur seharian. Kaki jenjangnya bergerak-gerak gemas saat merasa greget sendiri melihat adegan drama di laptop miliknya. Fyi, Lalisa punya banyak list judul drama yang akan ia tonton seharian ini.

Padahal dia sendiri yang minta diperingatkan, tapi dia juga yang melanggar. Kalau dipikir-pikir, vibesnya sama seperti ucapan, "aku dietnya besok aja deh." saat melihat makanan kesukaan. Kurang lebih begitu.


Lalisa mengalihkan pandangannya ke arah sebuah notification di ponsel setelah menekan tombol pause pada drama yang sedang ia tonton.

⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀


-cecan's group(4)-

⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Sonyaa: woy gue bawa berita heboh woy!

Rosearerosie: apaan? Ganggu gue lagi chat sama doi nih.

Jennierubyjane: apaan? Sejak kapan juga si Rose punya doi?

Sonyaa: Lalisa mana Lalisa?

Rosearerosie: nyimak aja terus Lis

Lalalalisa: apa? Eh, Layla ganti nama?

Sonyaa: username Lis

Rosearerosie: Lay, ada berita apa?

Lalalalisa: Lay? Jadi inget dengan memb eksoh

Jennierubyjane: 2

Sonyaa: jadi, tadi gue ketemu sama Danny pas lagi nyapu dihalaman
Sonyaa: please deh, masih cantikan gue daripada Iching. Btw, exo woy, bukan eksoh

Rosearerosie: Iching siapa? Mang Iching penjual es doger depan komplek?

Jennierubyjane: gue jadi pingin es doger

Lalalalisa: balik ke si Layla. Terus?

Jennierubyjane: 2

Rosearerosie: 3

Sonyaa: ya gue senenglah. Itu berarti rumah dia satu komplek sama gueeee, emang ya jodoh gak akan kemana
Sonyaa: bukanlah, masa penjual es doger

Lalalalisa: oh.

Rosearerosie: 2

Jennierubyjane: 3

Sonyaa: oh doang? Kasih selamat gitu kek

Rosearerosie: selamat
Rosearerosie: kasian, Layla butuh suport

Sonyaa: ngomong kasar dosa ngga sih?

Lalalalisa: kasar

Sonyaa: anj──
Read by 3

Lalisa mematikan ponselnya. Kalau diingat-ingat, Layla memang sedang menyukai seorang cowok yang seangkatan dengan mereka, Danny namanya. Sebenarnya Lalisa agak gedeg dengan Layla yang menjadi stalker dadakan semenjak menyukai Danny.

Pernah satu kali Layla mencari nomor ponsel Danny di ruangan TU saking nekadnya. Ah, Lalisa ingin segera menenggelamkan wajahnya di balik bantal saat mengingatnya. Sangat memalukan.

Ting

Notafication dari ponsel Lalisa berbunyi lagi. Karena secara alamiah manusia adalah mahluk yang mudah penasaran, ia segera membukanya.

Benuabestn: add back
Benuabestn: kaget ya gue tau id line lo?

Reflek, gadis itu menelungkupkan ponselnya ke kasur. Gemas, ingin sekali memakan Benua hidup-hidup.

Benuabestn: gue bener ya?

Lalalalisa: gak.

Benuabestn: lo nyuruh gue buat nemuin lo di ruang musik sepulang sekolah apa maksudnya?

Lalalalisa: liat aja nanti.

Benuabestn: oke bby

Lalalalisa: najis.

Benuabestn: ^.^
Read.

Lalisa mendelik. Apa-apaan?!

Dasar kang kerdus.

Lihat saja, jika ada yang mengganggunya lagi, ia takkan meghiraukannya. Park bo gum sedang berbincang dengan lawan mainnya saat pintu kamar Lalisa diketuk.

Lalisa belum mengubah posisinya saat pintu kamarnya dibuka. "Lalis?"

Lalisa menoleh sambil menoreh senyum palsu. "Iya?"

Ibu Lalisa menggeleng kecil sambil terkikik geli. "Ternyata kamu udah move on juga ya."

Dahi Lalisa berkerut lalu ia terduduk di pinggir kasur. "Maksud mama?"

Ibu Lalisa justru mendekat sambil menjitak pelan kepala Lalisa hingga ia meringis. "Kamu kalo lupa jangan kelewatan, tuh pacar kamu jemput katanya udah janjian."

"Hah?"

Ibunya tersenyum penuh arti padanya. "Iya, pacar kamu. Mama harap yang satu ini gak kayak 'dia' ya, Mama juga seneng kamu udah mau buka hati lagi buat orang lain yang pantas."

Lalisa bangkit berdiri menghadap sang ibu. "Apaansih ma? Lalis gak punya pacar."

Senyum Ibu Lalisa memudar. "Ah, belum kali Lis. Yaudah sana kamu ganti baju, kasian nungguin."

Lalisa menggeleng. "Tapi Lalisa gak punya pacar ma──"

"Cepetan atau uang jajan kamu mama potong?"

Mata Lalisa melotot. Sejak kapan ibunya main ancam begini?

Beberapa menit kemudian, Lalisa sudah siap dengan style khas miliknya yang selalu simple ── nyerempet males.

Langkah Lalisa terhenti di anak tangga terakhir sambil matanya memincing menatap ruang tamu rumahnya. Dari postur tubuh cowok yang duduk di hadapan Ibunya itu, seperti tidak asing dimata Lalisa.

Sampai cowok itu berbalik dan tersenyum sambil melambaikan tangan kearah Lalisa. Cewek itu melotot, tangannya mencengkram pegangan tangga dengan kuat sampai buku-buku jarinya memucat.

"Benua!"

Dari mana ia tahu alamat rumahnya?!

•••

Dan disinilah mereka sekarang, di sebuah restoran milik keluarga Benua saling duduk berhadapan di sebuah meja dekat jendela.

Suasana kota Jakarta di hari minggu yang tak seramai hari biasa menjadi pemandangan yang di pandang oleh Lalisa. sedangkan Benua, memandangi wajah Lalisa dari jarak dekat begini saja sudah ingin sujud syukur ── percaya diri dengan kemenangannya.

Lalisa melirik ke arah Benua. "Ngapain?"

"Hah?" Benua merasa dirinya tak melakukan apa-apa selain memandangi Lalisa.

"Ngajak gue kesini."

Benua berdehem, lalu melipat tangannya di atas meja. "Lo mau pesen sesuatu? Mumpung restorannya punya tante gue."

Lalisa menghembuskan napas pelan. Lelah dengan kekayaan keluarga dan sikap sembrono Benua. "Langsung aja."

"Nggak ada maksud lain si sebenernya, cuma mau jalan."

Idih. "Jalan? Lo siapa?"

Lalisa tak percaya dengan apa yang barusaja ia dengar. Harus berapa kali lagi dia menolak agar cowok itu menjauh?

"Calon masa depan lo," Benua berkata dengan santai sambil melihat-lihat daftar menu tanpa ada niatan untuk memesan sesuatu.

Gadis itu hanya diam sebagai tanggapan. Benua terkekeh pelan, menopang dagunya dengan punggung tangan.

"Tadi setelah dilihat-lihat rumah lo lumayan juga, tapi yang keliatan cuman lo sama Mama lo doang, Papa lo kemana? Lo gak punya kakak atau adek gitu?"

Lalisa mengalihkan pandangannya kembali ke jendela. Ini salah satu alasan mengapa ia tak mau bersikap ramah kepada orang asing, tidak mau mereka masuk ke kehidupannya, lalu mengorek pembahasan yang tak ia sukai seperti ini.

Jika saja Benua tahu kalau Papanya adalah sumber yang menghancurkan keluarganya, ia berharap Benua takkan membahasnya lagi.

Lalisa menghela napas lewat celah kecil bibirnya. "Bukan urusan lo."

Ia menatap Benua dengan tatapan serius. "Gue harap lo jangan deket-deket gue. Gue nggak suka kalau ada orang asing yang tiba-tiba masuk ke kehidupan gue tanpa izin. Gue harap Lo ngerti, Benua. Gue ngerasa nggak nyaman."

Lalisa merapikan tasnya, lalu buru-buru bangkit dari sana, tapi Benua menahan tangannya.

Lalisa menoleh, "Besok tetep temuin gue di ruang musik sepulang sekolah."

Lalisa menyingkirkan tangan Benua dengan perlahan, lalu pergi.

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 62.5K 66
"Jangan cium gue, anjing!!" "Gue nggak nyium lo. Bibir gue yang nyosor sendiri," ujar Langit. "Aarrghh!! Gara-gara kucing sialan gue harus nikah sam...
37.3K 6.9K 77
Marsha anak yang sangat pintar di sekolahnya, dengan prestasi yang ia dapat ia lolos ke perguruan tinggi negeri yang ia mau selama ini. Namun, masala...
323K 34.8K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
948K 77.6K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...