Musuh Tapi Menikah? [SUDAH TE...

By oreovanila

18.7M 873K 37.8K

ARGASEINA SERIES #1 [PART SUDAH TIDAK LENGKAP] [SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU] Rank #6 IN ROMANCE (110818) Musu... More

TOLONG DIBACA!
PROLOG
MTM - 1
MTM - 2
MTM - 3
MTM - 4
MTM - 5
MTM - 6
MTM - 7
MTM - 8
MTM - 9
MTM - 10
MTM - 11
MTM - 12
MTM - 13
MTM - 14
MTM - 15
MEET WITH CHARACTERS
MTM - 16
MTM - 17
MTM - Trailer Wattpad
MTM - 18
MTM - 19
MTM - 20
MTM - 21
MTM - 22
MTM - 23
AUTHOR NOTE
MTM - 24
MTM - 25
MTM - 26
MTM - 27
HELP ME!!
MTM - 28
MTM - 29
MTM - 30
MTM - 31
MTM - 32
MTM - 33
MTM - 34
PREORDER FLORA
MTM - 35
CARA BUKA PART DIPRIVATE(?)
MTM - 36
MTM - 37
AUTHOR NOTE 2
MTM - 38
MTM - 39
MTM - 40
MTM - 41
MTM - 42
MTM - 43
MTM - 44
ZONK
MTM - 46
MTM - 47
MTM - 48
MTM - 49
MTM - 50
MTM - 51
MTM - 52
MTM - 53
MTM - 54
MTM - 55
MTM - 56
MTM - 57
CHIT-CHAT
MTM - 58 (END)
PREKUEL MTM, NOT SEKUEL
CHIT-CHAT (2)
EPILOG
KALO MTM TERBIT, GIMANA?
SEKUEL "MTM?"
QNA MTM TERBIT
VOTE COVER MTM?
VOTE KEDUA COVER MTM?
FINAL COVER & SPOILER
GIVE AWAY 3 NOVEL MTM
MTM OPEN PREORDER
INFO BANGET NIH HAHAHA
GIVE AWAY 3 HOODIE MTM

MTM - 45

290K 12.9K 478
By oreovanila

***

Seina membanting tubuhnya ke atas kasur saat ia dan Arga sudah masuk ke dalam salah satu kamar di vila yang disewa oleh orangtua Arga di Bali.

Ya, orangtua Arga benar-benar merealisasikan keinginan mereka yang ingin berlibur di Bali tepatnya di bagian kecamatan Kuta, Badung selama beberapa hari ke depan.

Pesawat dari Jakarta melakukan take-off sekitar pukul 8 pagi dan mereka baru sampai di vila sekitar pukul 1 siang mengingat jalanan dari bandara begitu ramai hingga menimbulkan macet.

"Akhirnya bisa istirahat," gumam Seina seraya tangannya bergerak melepas perut hamil silikonnya.

"Kenapa dilepas?" tanya Arga.

"Risih tau! Gatel juga," decak Seina.

"Yaudah, tapi kalo mau keluar kamar jangan sampai lupa dipake lagi," pesan Arga.

"Iya Agar," sahut Seina.

"Omong-omong hari ini planning Mama mau ke mana?" tanya Seina.

Ia mengubah posisinya menjadi duduk, di samping Arga.

Arga yang mulai sibuk dengan ponselnya kembali meletakan ponselnya, menatap Seina seraya menggelengkan kepala, "Gak tau."

"Lagi pula aku capek, gak mau ke mana-mana dulu, kalo pun Mama mau pergi biarin sama Papa aja, aku mau berduaan sama kamu di sini aja." Arga menarik Seina ke dalam pelukannya, mengecup puncak kepala Seina beberapa kali.

"Aku gemes banget sama kamu," gumam Arga.

Seina yang sedikit merasa risih berusaha menjauhkan jarak dari Arga, ia masih belum terbiasa diperlakukan manis seperti itu--meski merasa nyaman, cara kerja jantungnya juga masih tidak bisa normal.

"Sebel deh! Kamu gak bisa romantis banget sih sama aku?" oceh Arga.

"Aku emang gak bisa romantis! Aku ya begini, kalo kamu suka ya terima aku apa adanya lah," sahut Seina.

Perempuan itu nampak menjulurkan lidahnya untuk mengejek Arga.

"Aku tarik lidah kamu tau rasa," umpat Arga.

"Eh? Kamu ngomong apa? Aku masih bisa denger!" seru Seina.

"Gak ngomong apa-apa," elak Arga.

"Dasar laki-laki mesum!" seru Seina.

Mendengar itu, Arga menatap Seina lekat seraya menaikan sebelah alisnya. "Aku? Laki-laki mesum? Serius?"

Perlahan tapi pasti tangan Arga mulai merengkuh pinggang Seina, memaksa wanitanya untuk mendekat padanya.

"Sini dong, katanya aku laki-laki mesum," bisik Arga tepat di telinga Seina dan itu berhasil membuat bulu kuduk Seina berdiri.

"Aku kasih tau laki-laki mesum itu kayak gimana," tambah Arga yang di akhiri kekehan di akhir ucapannya.

Seina tidak bisa berbuat banyak. Pikirannya sudah mulai menebak-nebak apa yang akan dilakukan oleh suaminya.

Mungkinkah dia akan melakukan apa yang mereka lakukan dua hari lalu? Lagi? Dan pada siang hari begini?

"Mukanya biasa aja, jangan bikin aku pengen nerkam kamu dong, Ja," kekeh Arga.

Lagi dan lagi tangan Arga bergerak nakal, mengusap setiap sisi wajah Seina yang kembali sukses membuat perempuan itu merinding.

"Agar...," desis Seina.

Arga mulai mengecup setiap sisi wajah Seina, perempuan itu bahkan bisa merasakan hembusan napas Arga yang menerpa wajahnya.

Sial... Seina mengumpat dalam hati saat tangan Arga mulai bergerak menyentuh bibirnya. Seina sudah tau akan ke mana arah tujuan Manusia Kenyal ini!

"Warna bibir kamu bagus," kekeh Arga.

"Aku mau yah?" bisik Arga tepat di telinga Seina.

Dan kini, Seina tidak bisa mengatakan apapun, Seina tidak bisa mengatak tidak jika ia sendiri pun mulai merasa candu dengan ciuman Arga sejak kejadian itu--saat Arga mengatakan cinta padanya di dapur apartment.

"Diam berarti kamu jawab iya," ujar Arga.

Arga mulai menempelkan bibirnya di atas bibir Seina.

"Argaaaa! Seiiii!!"

"Oh sial...," decak Arga.

Laki-laki itu menjauhkan tubuhnya dari tubuh Seina, bangkit dari kasur dan siap membuka pintu saat teriakan sang Mama tak kunjung berhenti memanggil nama mereka.

Seina sendiri nampak mengelus dadanya, berada di posisi seperti tadi membuatnya nyaris mati karena harus merasakan detakan jantung yang hebat dan berusaha menahan napasnya.

Dan panggilan Wulan itu entah ia harus senang karena merasa diselamatkan atau justru ikut kecewa karena gagal mendapat ciuman dari Arga.

"Kenapa, Ma?" tanya Arga begitu ia membuka pintu kamar.

Wulan nampak berdiri di luar kamar, menatap putranya dengan lekat.

"Kalian lagi ngapain?"

"Eh? Gak ngapa-ngapain, Ma, istirahat, si Sei pegel katanya," dusta Arga.

"Mama boleh masuk?" Wulan mengeryitkan keningnya.

Arga menolehkan kepala, seolah memberi isyarat kepada Seina untuk segera memakai perut hamil silikonnya.

"Eh? Mau ngapain sih, Ma?"

"Mau pastiin kalo kamu beneran gak ngapa-ngapain Sei!"

Sepersekian detiknya, Wulan memaksa menerobos masuk ke dalam kamar Seina dan Arga, kemudian merasa tak enak hati saat melihat Seina sedang bersandar di kepala ranjang sambil mengusap perut besarnya.

"Eh Mama?" sapa Seina kikuk.

Wulan sudah kepalang masuk akhirnya berjalan mendekati Seina, duduk di tepi ranjang di sisi kanan Seina.

"Oh kamu beneran capek yah? Perut makin besar, wajar sih," gumam Wulan.

Tangan wanita itu bergerak mengusap perut Seina, membuat Seina merasa was-was khawatir jika mertuanya itu merasakan tidak ada gerakan apapun di perutnya.

"Ah iya sedikit, Ma. Tapi tadi Arga udah pijitin Sei kok, jadi udah agak mendingan." Tangan Seina ikut mengusap perutnya, cara halus menyingkirkan tangan Wulan.

Di ambang pintu, Arga nampak menunjukan deretan giginya saat Wulan menatapnya setelah mendengar ucapan Seina.

"Tenang Ma, Aga belajar jadi suami dan calon Daddy yang baik dari Papa kok," sahut Arga.

"Iya, iya," gumam Wulan.

"Tadinya Mama mau ajak kalian buat ke pantai sore nanti, Pantai Kuta, sekalian liat sunset, tapi kalo ternyata Seina masih pegel gini kayaknya kalian istirahat aja deh, kasian. Biar Mama sama Papa pergi berdua aja." Wulan mulai bangkit dari duduknya.

"Ma, Sei mau ikut!" seru Seina.

"Eh?" ujar Wulan dan Arga bersamaan.

"Sei suka lihat sunset. Dedeknya juga mau lihat sunset." Seina menunjukan puppy eyes-nya.

Memang kesenangan Seina melihat sunset di pantai sepertinya salah satu hobinya yang jarang diketahui oleh orang-orang di sekitarnya, lagipula Seina hanya pernah melakukan itu beberapa kali, saat sedang berkunjung ke pantai saja, tentu.

Tapi yang jelas selagi ada kesempatan untuk melihat sunset, ia berusaha untuk tidak menyia-nyiakannya.

"Ga, gimana?" tanya Wulan.

"Gar, boleh yah, please?" Seina memohon.

Sebenarnya Seina tahu, Arga pasti akan menjawab tidak, mengingat ucapannya beberapa saat lalu di mana ia mengatakan tidak akan ke mana-mana hari ini dan itu sebabnya sepertinya Seina harus memohon.

"Demi dedek. Demi anak kita," tambah Seina.

"Gar, ayolah! Selama hamil aku kan gak pernah ngidam yang macem-macem, sekarang aku cuma mau liat sunset doang masa gak boleh?" rajuk Seina.

Arga nampak berjalan mendekati Seina, mengusap puncak kepala Seina sebelum akhirnya ia mengecup kening Seina lembut.

"Iya, nanti sore kita ikut Mama sama Papa buat liat sunset yah," ujar Arga.

Terang saja itu membuat wajah Seina nampak lebih bersemangat dari sebelumnya, membuat Wulan pun ikut menggelengkan kepala melihat sikap anak dan menantunya.

"Yaudah, sekarang Mama keluar dulu," pamit Wulan.

Wanita paruh baya itu beranjak keluar dari kamar Seina dan Arga, menutup pintunya, membiarkan Arga dan Seina kembali berdua.

"Kamu beneran mau liat sunset?" tanya Arga memastikan, ia khawatir jika tadi hanya salah satu akting yang dilakukan Seina di depan Mamanya.

"Iya. Dan kamu mau temenin kan?"

Arga terdiam untuk beberapa saat, kemudian mengangguk.

"Iya, demi anak kita." Tangannya bergerak mengusap perut Seina.

"Anak kita belum ada," ujar Seina.

"Akan segera ada. Berdoa aja," jawab Arga.

"Aamiin." Seina tersenyum lebar.

Melihat Seina tersenyum, berekspresi seperti tadi karenanya, membuat Arga begitu bahagia. Sungguh.

Arga bertekad tidak akan pernah membiarkan wajah Seina terlihat sedih atau bahkan sampai menangis.

Ia akan berusaha menjaga, melindungi dan mencintai Seina... serta calon anak mereka nanti, semaksimal mungkin.

---
Maapin yah, kebiasaan banget deh aku updatenya tengah malam mulu huhu😂

Btw part ini gimana? Aku ikutan senyum-senyum sendiri nulisnya :(

Oh iya beberapa hari lalu, komenku dibales lagi sama Jess Conte alias visualisasi si Seina 😂

Mantul banget deh!😂

Instagram:
(at)ashintyas
(at)oreovanila.story
(at)arga_dimitra
(at)seina_alexandra

Serang, 9 September 2018

Love,
Agnes

Continue Reading

You'll Also Like

55.1K 3.9K 45
Amazing cover By AMALIASLYB Belum [REVISI] Takdir yang mempertemukan dan takdir pula yang memisahkan. Berawal dengan pertemuan yang menyebalkan bera...
6.1M 49.8K 8
[TERSEDIA DI PLATFORM HINOVEL] Sebuah perjodohan yang sudah direncanakan sejak awal, oleh orangtua keduanya masing-masing. Pada masa remaja mereka...
471K 27.1K 30
▪︎CERITA SELENGKAPNYA DI JOYLADA▪︎ [Amazing Cover by : kamubiru] [COMPLETED] [END] "Hebat! Lo orang pertama yang gak tau gue!" ______________ Sheila...
Sagitarius By OPIK

Teen Fiction

272 34 1
Ini cerita tentang Ghesi Kanaka. Perempuan imut SMA Kusuma, sahabat Adrea dan juga Bintang. Gadis yang mencintai pacar sahabat nya sendiri, Gadis ce...