RATU PILIHAN [pcy;ssw]

By BlueinWendy

94.1K 12K 362

Ketika sepupunya menikahi seorang pelacur dengan catatan kriminal panjang, Chanyeol tahu ia harus melakukan s... More

Starring Cast(s)
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31 (END)
EPILOG
Let's Move

Chapter 22

2.6K 342 1
By BlueinWendy

RATU PILIHAN

CHAPTER 22

Original Story by Sherls Astrella

---


Seungwan mendesah panjang.

Hyoyeon cemas melihat ratunya. Beberapa hari terakhir ini, Seungwan banyak duduk melamun seperti ini. Biasanya, setiap tidak ada kegiatan, selalu ada saja keributan yang dibuat Seungwan namun belakangan ini ia hanya mendesah panjang.

Hyoyeon curiga. Apakah perubahan tingkah laku Seungwan ini disebabkan oleh kehidupan lain dalam dirinya. Bukankah sikap seorang wanita selama hamil sedikit banyak dipengaruhi oleh janin dalam kandungannya?

Bagaimana Hyoyeon mengetahuinya? Tentu saja karena gosip itu. Gosip akan kehamilan Seungwan sudah sampai ke Istana bahkan Hyoyeon sering menjadi incaran orang-orang yang ingin tahu. Namun, apa yang dapat dikatakan Hyoyeon tentang gosip itu? Ia tidak mengetahui kebenarannya. Ia juga tidak berani memastikannya.

Pernah Hyoyeon menyinggung masalah itu. Wajah Seungwan langsung merah padam sebagai jawabannya. Melihat kepanikan Seungwan saat itu, Hyoyeon meragukan kebenaran gosip itu. Tapi kalau melihat sikap Seungwan yang seperti ini...

Lady Joohyun juga pernah datang ke Istana hanya untuk memastikan gosip itu. Namun, seperti apa yang didapat Hyoyeon, wajah Seungwan merah padam! Melihat kepanikan Seungwan, Joohyun pun memutuskan untuk tidak terus mendesak gadis itu.

Raja Chanyeol, di sisi lain, selalu tertawa setiap kali ada yang menyinggung masalah kehamilan Seungwan. Ia tidak membenarkan juga tidak menyangkal gosip itu.

Keduanya benar-benar tidak membantu menjernihkan gosip ini! Kalau memang benar Seungwan hamil, mengapa Seungwan selalu panik setiap kali ditanya? Kalau Seungwan tidak hamil, mengapa Chanyeol selalu tertawa riang setiap kali ditanya? Kalau Seungwan memang benar hamil, mengapa hingga detik ini tidak ada pengumuman resmi dari pihak Fyzool?

Yoona, sang dokter yang diajak Chanyeol berbicara di Corogeanu pun tidak luput dari gosip itu. Orang-orang terus membanjiri rumahnya hanya untuk memastikan kebenaran gosip itu. Namun, tentu saja, Yoona tidak dapat membantu.

Tiadanya kepastian dari pihak manapun membuat setiap orang terus berspekulasi dengan kabar kehamilan Seungwan ini.

"Apa yang sedang kaulamunkan, istriku?" Chanyeol melingkarkan tangan di pinggang Seungwan.

Seungwan terperanjat. Ia membalikkan badan.

Senyuman Chanyeol menabuh genderang jantung Seungwan. "Tampaknya aku benar-benar mengejutkanmu. Ini tidak baik untuk bayimu."

"K...kau...," Seungwan kehilangan kata-katanya.

Wajah bersemu itu menggoda Chanyeol untuk menjatuhkan ciuman.

Mata Seungwan membelalak lebar ketika mulut mereka bertemu.

Chanyeol tersenyum lembut.

Seungwan memalingkan kepala. Tangannya menutupi wajahnya yang panas. Ketika Chanyeol menarik punggungnya merapat ke dadanya, barulah Seungwan menyadari sejak tadi tangan Chanyeol tidak beranjak dari pinggangnya.

Keduanya sama sekali tidak menyadari pasangan-pasangan mata yang terpusat pada mereka. Sebagai pemeran utama gosip yang paling hangat di Viering saat ini, setiap tindakan mereka memancing perhatian setiap mata. Sekarang, di koridor Istana yang ramai, keduanya berpelukan dengan mesra. Setidaknya itulah yang dilihat orang lain.

"Dengarlah aku, Seungwan," bisik Chanyeol.

Suara lembut Chanyeol ketika menyebut namanya, menabuh genderang jantung Seungwan.

"Aku ingin kau mengucapkan selamat tinggal pada kawanmu di Loudline."

Seungwan langsung melepaskan diri dari pelukan Chanyeol. Matanya menuntut penjelasan Chanyeol.

"Apakah kau lupa besok kita akan berangkat ke Pittler?" Chanyeol bertanya, "Atau mungkin kau lebih senang bertemu dengan pemuda itu daripada pergi berburu denganku?"

"T-tidak," sergah Seungwan, "Tentu saja aku mau pergi denganmu."

"Reaksimu tidak mengatakannya," Chanyeol tidak sependapat, "Jangan katakan padaku kau lupa."

"Wajar saja kalau aku lupa," Seungwan tidak senang dengan pertengkaran yang dipancing Chanyeol, "Orang gila mana yang mau pergi berburu ketika hewan-hewan bersiap-siap tidur selama musim dingin!?"

"Kau tidak mengerti. Justru inilah letak tantangannya. Mengapa?" Chanyeol mencondongkan tubuhnya, "Apakah kau tidak punya kepercayaan diri untuk mengungguliku?"

Wajah yang terlalu dekat itu membuat mata Seungwan tidak bisa menghindarkan tatapannya dari bibir yang sanggup meluluhkannya. Seungwan segera mengalihkan pandangannya dan ia kembali mengutuki dirinya sendiri. Sepasang mata kelabu Chanyeol menyedot pandangannya seperti gua gelap tak berujung. Seungwan mengatupkan tangannya di dadanya – siap menangkap jantungnya yang siap melompat sewaktu-waktu.

"Jadi, sayangku?"

Nada gembira dalam suara itu menyadarkan Seungwan akan permainan Chanyeol.

"Aku tidak akan kalah darimu! Lihat saja!"

Chanyeol tersenyum puas. "Aku tidak sabar melihat penampilanmu besok."

Seungwan kesal. Ia marah! Mengapa setiap saat ia baru menyadari permainan Chanyeol ketika pemuda itu sudah puas!? Ia tidak akan membiarkan pemuda itu tahu belakangan ini ia terus memikirkannya!? Seungwan tidak akan membiarkan Chanyeol menertawakannya karena itu!!

"Mau ke mana kau?" Chanyeol menarik tangan Seungwan.

"Aku mau mencari Jongin!"

"Jangan pergi terlalu lama," pesan Chanyeol.

"Aku tidak akan kembali sampai besok!" Seungwan pergi dengan kesal.

Chanyeol tertawa. Ia tahu Seungwan sedang marah padanya. Inilah Seungwannya. Seungwan salah kalau ia pikir Chanyeol tidak tahu hobi barunya akhir-akhir ini.

Perubahan Seungwan terlalu mencolok hingga penghuni baru Fyzool pun tahu ada yang salah pada Seungwan. Bagi tiap orang, Seungwan berubah karena bayi dalam kandungannya. Namun bagi Chanyeol, Seungwan berubah karena ia kecewa pada kenyataan ia tidak benar-benar hamil.

Andaikan saja Seungwan tahu betapa Chanyeol menginginkan kehamilannya...

Hari-hari belakangan ini Chanyeol menghindari pertemuan dengan Seungwan di saat tiada orang lain di sekitar mereka. Chanyeol tidak mau kehilangan akal sehatnya lagi seperti malam itu. Chanyeol tidak berani menjamin di saat lain ia dapat mengendalikan tindakannya seperti saat itu.

Hari-hari belakangan ini Chanyeol menyadari ia tidak menginginkan kehamilan Seungwan hanya karena tuntutan awal pernikahan ini. Chanyeol tidak mau Seungwan hamil hanya karena tugasnya sebagai seorang Ratu. Chanyeol menginginkan keturunan yang benar-benar diinginkan mereka berdua!

Melihat Seungwan yang menjauh dengan membawa kemarahannya, Chanyeol ragu keinginannya itu dapat segera terlaksana.

Tidak mengapa. Chanyeol tidak terburu-buru. Mereka masih muda. Mereka masih perlu membina hubungan sebelum kehadiran anak mereka. Sekarang yang harus segera ia laksanakan adalah mempersiapkan perburuan mereka – tradisi warisan ayahnya.

Chanyeol pun mengundurkan diri dari tempat itu.

-----0-----

Seungwan masih kesal ketika ia sudah tiba di Loudline.

"Pria itu. Lihat saja! Akan kutunjukkan padanya siapa Seungwan! Ia pikir ia bisa mempermainkanku sesuka hatinya!!"

Henry hanya bisa diam mendengarkan omelan Seungwan. Sejak hari pertama ia mengawal sang Ratu ke Loudline, ia terus mendengar omelan Seungwan tentang suaminya itu. Sekarang ia mulai terbiasa dengannya.

Henry tidak mengerti bagaimana ia harus menggambarkan hubungan kedua insan ini. Di saat mereka berbicara, Henry dapat merasakan keintiman di antara mereka. Namun, ketika bersama Seungwan seperti saat ini, Henry merasa Chanyeol adalah musuh bebuyutan Seungwan. Entah bagaimana Seungwan di mata Chanyeol.

Seungwan menghentikan langkah kaki kudanya dengan tiba-tiba.

Henry terperanjat. Ia juga segera menghentikan kudanya. Ketika ia melihat Seungwan, gadis itu sudah turun dari kudanya.

"P-Nona, apa yang Anda lakukan?" Tanyanya panik. Baik Chanyeol, Seungwan hingga Changmin sudah memperingatinya untuk tidak menyebut gelar gadis itu. Namun Henry masih tidak sanggup bersandiwara.

"Jangan berisik," Seungwan menegaskan dengan tidak senang. "Tunggu aku di sini," katanya kemudian menghilang dalam keramaian.

Henry tertegun. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Ia diperintah untuk mengawal Seungwan selama sang Ratu berada di Loudline. Ia diperintah untuk tidak membocorkan identitas gadis itu. Ia diperintah untuk tidak meninggalkan sisi Seungwan. Namun sekarang, untuk pertama kalinya sejak ia menerima tugas ini, Seungwan menghilang dari pandangannya.

Henry membawa kuda-kuda mereka ke tepi jalan dan menanti Seungwan.

Apa pun yang dilakukan Seungwan, gadis itu bukan bertindak tanpa berpikir. Inilah yang saat ini dipercaya Henry.

Selama beberapa hari mengawal Seungwan di Loudline, Henry melihat sosok lain sang Ratu yang anggun dan liar. Henry tertegun di hari pertama Seungwan menyapa pedagang-pedagang Loudline dengan akrab. Ia tidak dapat berkomentar melihat sang wanita nomor satu di kerajaan ini bersenda gurau dengan rakyat biasa. Gadis itu menjadi idola di Loudline. Tua muda menyukainya. Pria wanita menyayanginya.

Henry adalah satu di antara sekian banyak orang yang meragukan keputusan sang Grand Duke Jungsoo. Namun, setelah melihat sendiri pemandangan ini, Henry sadar Duke memilih Ratu Viering bukan tanpa pertimbangan.

Raja Chanyeol juga tentu sudah mengetahui hal ini sehingga ia membiarkan istrinya berkeliaran di Loudline hanya dikawal oleh seorang pria yang tengah memasuki masa setengah abadnya.

Baru saja Henry berpikir seperti itu ketika Seungwan muncul di antara keramaian.

"Ke mana saja Anda, Pa," tatapan tajam Seungwan membuatnya menutup suara.

"Aku hanya melihat seorang kenalanku," Seungwan menerangkan, "Namun aku kehilangan jejaknya."

"Kenalan Anda!?" Henry kaget, "Apakah ia melihat Anda? Apakah ia..."

"Jangan khawatir," Seungwan menenangkan, "Aku tidak seceroboh itu. Aku tahu tidak seorang pun boleh melihatku di sini."

Henry lega mendengarnya.

Baru saja Henry merasa seperti itu ketika Seungwan berkata, "Tunggu aku di sini," sambil berlari ke seberang jalan.

Henry terpaku. Ia benar-benar tidak tahu apa yang sedang dilakukan Seungwan.

Demikian pula Seungwan. Ia tidak tahu apa yang tengah dilakukannya.

Seungwan bukanlah tipe yang suka campur tangan dalam urusan orang lain. Ia juga tidak suka mengintai tingkah laku orang lain. Namun beberapa saat lalu ketika melihat Sooyeon memasuki Dristol, insting Seungwan mengatakan ada sesuatu yang tidak beres. Sooyeon sudah menjadi Duchess of Pittler. Ia adalah istri orang nomor satu dalam urutan tahta Kerajaan Viering. Mengapa ia masih mengunjungi Dristol? Dan mengapa pula ia harus bersikap sembunyi-sembunyi seperti itu?

Seungwan semakin tidak mengerti ketika melihat Sooyeon menggandeng seorang pria bertubuh besar. Cara Sooyeon menggandeng pria itu membuat Seungwan yakin hubungan di antara mereka tidaklah semurni yang terlihat.

Seungwan baru memutuskan akan meminta tolong sumber gosip terbesarnya, Jongin, ketika ia kembali melihat keduanya menuju lorong ke pemukiman kumuh. Namun lagi-lagi Seungwan kehilangan jejak.

Seungwan menyusuri lorong itu. Matanya terus memperhatikan sekelilingnya – mencari sosok seorang wanita berambut merah dan seorang pria bertubuh besar.

"Apa yang kau lakukan di sini?" seseorang menepuk pundak Seungwan.

Seungwan terperanjat.

Jongin bingung melihat reaksi Seungwan. "Apa aku mengagetkanmu?"

"T-tidak," Seungwan cepat-cepat menghilangkan kekagetannya. Sesaat lalu ia sempat mengira keduanya menyadari ia tengah mengikuti mereka.

"Apa yang kaulakukan di sini?" tanya Jongin, "Sebaiknya engkau tidak pergi ke tempat ini seorang diri." Jongin lalu memperhatikan sekeliling Seungwan dengan heran, "Di mana penjagamu itu?"

Seungwan tersenyum. Ia tahu siapa yang dikatakan Jongin.

Di hari pertama Henry datang ke Loudline bersamanya, Seungwan mengenalkan Henry sebagai teman sekerjanya yang oleh Earl Hielfinberg ditugaskan untuk membantunya berbelanja kebutuhan rumah tangga Hielfinberg. Sebagai reaksi atas penjelasannya, Jongin berkomentar, "Pasti suamimu yang melakukannya. Ia pasti cemburu padaku sehingga mengatur orang untuk mengawasimu."

Seungwan sempat was-was dengan komentar itu.

"Ia pasti bukan sekedar pelayan."

"Apa maksudmu?"

"Kau tidak perlu menutupinya dariku, Seungwan. Melihatnya saja aku sudah yakin ia pasti ketua pelayan-pelayan Earl Hielfinberg. Earl pasti sangat mempercayainya sehingga ia mendengar permintaannya."

Seungwan lega. Namun di sisi lain ia berharap Chanyeol tidak akan mengikutinya ke Loudline lagi.

Chanyeol terlalu berwibawa untuk menjadi rakyat biasa. Auranya sebagai seorang raja terlalu kental.

Hari itu saat ia menjemputnya, sikap Chanyeol terlalu mencurigakan sebagai seorang pelayan. Kebiasaannya memberi perintah sama sekali tidak bisa dihilangkannya walau Seungwan terus mengomelinya sepanjang hari. Harga dirinya yang tinggi juga membuat pagar pembatas yang jelas antara dia, sang raja dengan mereka, sang rakyat biasa.

Hari itu Seungwan dibuat sadar Chanyeol adalah seorang raja dan ia hanyalah seorang gadis biasa. Ia memang dilahirkan dalam lingkungan bangsawan, sebagai putri Earl of Hielfinberg, namun hatinya dibesarkan dalam lingkungan rakyat biasa.

"Aku meninggalkannya."

"Meninggalkannya?" Jongin tak percaya. Sejak kemunculan pria tua itu, Seungwan selalu bersama pria tua itu. Pria tua itu sama sekali tidak mau meninggalkan sisi Seungwan walau hanya sejenak!

"Aku punya pertanyaan untukmu," Seungwan mengalihkan pikiran pemuda itu.

-----0-----

Sooyeon melihat sekelilingnya dengan tidak senang. "Dasar orang rendahan!" gerutunya ketika seorang pria kumuh terhuyung-huyung menabraknya. Matanya melirik orang-orang yang di matanya tidak berkelas sedang berpesta pora dengan minuman keras rendahan mereka.

"Ini adalah tempat yang aman untuk berbicara," Zhoumi menyadari kejijikan Sooyeon akan suasana di sekitarnya dan ia menekankan, "Seperti keinginanmu."

Sooyeon benar-benar tidak menyukai cara pria itu memperlakukannya. Mereka memang pernah mempunyai hubungan serius. Namun sekarang ia tidak lagi sederajat dengannya. Ia adalah seorang Duchess and ia tetap seorang pria kumuh tak berkelas.

"Bir?" Zhoumi menawarkan segelas penuh minuman.

"Jangan menghabiskan waktuku!" Sooyeon menepis kasar lalu ia berkata serius, "Aku mau kau melakukan sesuatu untukku."

"Menarik," kata Zhoumi menegak minumannya, "Apa yang diminta Duchess of Binkley dari seorang perampok seperti aku?"

"Bunuh Seungwan!"

Zhoumi terperanjat.

"Kumpulkan orang," kata Sooyeon serius. "Bunuh Seungwan!"

Zhoumi tertawa. "Ternyata Duchess of Binkley masih seorang Sooyeon."

"Kau salah, Zhoumi. Sekarang aku bukan Sooyeon yang dulu. Aku tidak akan membiarkan orang lain menertawakan aku lagi! Semua orang sama saja! Mereka tidak mengerti bagaimana sulitnya hidup ini."

Sooyeon tidak akan membiarkan orang lain terus meremehkannya. Sejak kecil, tidak seorang pun menerimanya. Karena ia berasal dari luar Coaber, setiap orang memandangnya sebelah mata. Ketika orang tuanya meninggal pun tidak ada yang peduli padanya. Mereka terus meremehkannya. Sekarang ketika ia berhasil mendapatkan posisi yang mantap, semua orang kembali memandang rendah padanya. Memangnya apa artinya darah biru? Para bangsawan itu tidak lebih baik darinya. Mereka juga pernah membunuh. Mereka juga pernah mencuri. Mereka bersikap anggun seakan-akan mereka adalah makhluk mulia. Hanya karena ia melakukan pekerjaan kotor itu dengan tangannya sendiri, tidak berarti mereka bisa menghinanya!

Ia telah berjuang dengan tangannya sendiri untuk mencapai posisinya saat ini. ia tidak akan berhenti. Ia akan terus berjuang hingga puncak!

"Mereka harus tahu siapa Sooyeon!" Sooyeon menegaskan.

Setelah ia menjadi seorang Ratu, tidak akan ada yang berani menghinanya lagi. Saat itu ia akan membunuh semua orang yang berani menjelekkannya. Tidak akan ada lagi orang yang berani merendahkannya ketika Yifan tidak berada di sisinya. Saat ini mereka bisa menghina, mengejeknya bahkan merendahkannya ketika Yifan tidak ada di sisinya. Namun, ketika ia sudah menjadi seorang Ratu Viering, mereka tidak akan berani lagi.

"Apa kau pikir akan semudah itu?"

"Tentu saja tidak. Apa kau pikir aku tidak tahu? Chanyeol tidak pernah mengijinkan gadis itu keluar Istana. Pengawalan gadis itu juga ketat. Setiap saat selalu ada prajurit yang mengawal gadis ingusan itu"

"Menarik," kata Zhoumi, "Aku sudah lama ingin mencicipi para pasukan pengawal kerajaan."

"Kumpulkan orang-orang kepercayaanmu," Sooyeon puas, "Kita harus mencari kesempatan untuk membunuh Seungwan. Kalau perlu kita pancing dia keluar dan habisi!"

"Bayarannya?" tanya Zhoumi.

Sooyeon bingung.

"Apa yang bisa kau berikan sebagai bayarannya?" Zhoumi menantang, "Ini bukan pekerjaan mudah. Salah sedikit saja bisa kehilangan nyawa."

"Apa yang kau minta?" Sooyeon balas menantang.

"Tidak sulit," Zhoumi memegang dagu Sooyeon, "Yang kuminta tidaklah sulit." Ia mendekatkan wajahnya, "Aku ingin kau."

"Kau memang bajingan," desis Sooyeon.

Zhoumi tertawa. "Inilah yang kusuka darimu. Kau selalu terus terang. Kau tidak pernah setengah-setengah dalam mencapai tujuanmu."

Sooyeon membenci pria ini. Dulu mereka pernah menjadi sepasang kekasih. Tetapi itu dulu.

"Baik," Sooyeon sepakat, "Aku terima syaratmu."

Apa salahnya tidur bersama pria ini? Ini semua juga demi mencapai tujuannya. Ketika ia berhasil membunuh Seungwan, ia akan menyuruh orang untuk menghabisi pria ini. Tidak ada yang boleh tahu ia berada di balik rencana pembunuhan Seungwan. Ia akan menghabisi siapa pun yang berani menghalangi jalannya. Kalau perlu, ia juga akan menyusun rencana untuk menghabisi Chanyeol.

"Kau memang wanita yang berambisi besar," Zhoumi tertawa, "Aku mencintai sifatmu ini." Dan ia bertanya serius, "Kapan kau ingin aku mengeksekusinya?"

"Kau tahu Pittler?" Sooyeon pun berkata serius.

-----0-----

"Kau terlambat!" Chanyeol berkata tajam.

"Siapa bilang?" Seungwan berkata santai sambil memotong sepotong daging di piringnya, "Aku pulang lebih awal dari rencanaku."

Siapa yang bisa langsung pulang setelah mendengar tentang pria bertubuh besar yang dilihatnya bersama Sooyeon itu!?

Tepat seperti dugaannya, sang sumber gosip terbesarnya mengetahui siapa pria besar itu. Hanya dengan menjelaskan rupa pria itu, Jongin sudah bisa mengatakan segala hal tentang pria itu.

Menurut Jongin, pria yang bernama Zhoumi itu sangat terkenal di Loudline. Ia adalah seorang perampok yang tidak segan-segan menghabisi nyawa orang lain untuk mendapatkan keinginannya. Semua penduduk di Loudline takut padanya. Tidak seorang pun berani berselisih dengannya juga dengan bawahannya yang jumlahnya sangat banyak itu.

Seungwan tidak tahu apa hubungan di Sooyeon dan Zhoumi. Mengingat pekerjaan Sooyeon sebelum ia menjadi Duchess, mungkin mereka adalah teman akrab. Namun mendengar penjelasan Jongin lebih lanjut, Seungwan menjadi cemas. Sebelumnya Duchess of Binkley pernah terlihat bersama Zhoumi di sekitar Loudline. Tidak hanya itu saja. Jongin pernah melihat Duke dan Duchess of Binkley pergi Dristol tak lama setelah peringatan Red Invitation.

Seharian ia mengelilingi Loudline hanya untuk mencari jejak keduanya.

Seungwan tahu cara yang paling cepat adalah bertanya pada setiap orang yang dilihatnya. Namun, siapa yang berani menjamin orang yang ditanyanya bukan bawahan Zhoumi ataupun kenalan Sooyeon? Karena itulah Seungwan pulang terlambat.

Chanyeol sudah menanti dengan wajah murkanya.

"Ke mana saja kau!?" seru Chanyeol – menyambut kedatangannya, "Bukankah sudah kukatakan untuk pulang awal!!? Apa kau tidak mendengarku!? Apa kau ingin diracun di sana!?"

Itulah Chanyeol. Di hari mereka berada di Loudline, Chanyeol selalu curiga setiap ada yang memberi mereka sesuatu. Puncaknya adalah ketika seorang pedagang langganan Shindong mengundang mereka untuk makan malam di rumahnya. Saat itu Chanyeol menolak. Namun Seungwan menerimanya dengan senang hati.

Chanyeol sempat memarahinya karena itu. Kata Chanyeol, "Bagaimana kalau makanan itu diracun? Apa kau berani menjamin kebersihannya!?"

Bagi Seungwan, Chanyeol memang seorang Raja. Seungwan mengabaikan Chanyeol dan terus masuk ke rumah sang pedagang sehingga Chanyeol tidak punya pilihan lain selain mengikutinya.

Chanyeol terlihat sangat kesal ketika mereka telah duduk di meja makan kecil itu. Ia tampak tidak tertarik melihat masakan sederhana yang disiapkan di depannya. Setelah menyicipi masakan mereka, barulah Chanyeol mengakui kelezatan masakan itu yang tidak kalah dari juru masak Istana. Tentu saja ketika Seungwan bertanya, Chanyeol tidak mengakuinya. Ia hanya menjawab, "Biasa."

Seungwan, tentu saja, tidak bisa dibohongi oleh jawaban singkat itu. Walau demikian, pengalaman itu tidak membuat Chanyeol mengerti. Ia tetap tidak menyukai ide Seungwan menerima pemberian teman-temannya di Loudline. Ia tidak suka mendengar laporan Seungwan menyantap sesuatu di luar sana. Menurut Seungwan, Chanyeol terlalu khawatir akan keselamatannya, sang pemberi keturunan Viering.

"Kau membuatku menunggu!!" Chanyeol menegaskan kesalahan Seungwan.

Seungwan heran. Mengapa Chanyeol harus menunggunya? Kalau ia memang lapar, ia bisa makan sendiri.

"Aku tidak pernah minta kau menungguku."

"Aku harus yakin kau tidak makan setiap makanan yang disodorkan padamu!"

Ya, tentu saja, Chanyeol, sang pendeta Viering, tidak mau direpotkan lagi dengan pernikahan, bukan?

Tiba-tiba Seungwan sadar. Ia harus memperingatkan Chanyeol akan tindakan Yifan dan Sooyeon. Ia memang tidak punya bukti tetapi ia yakin instingnya tidak salah.

"Sebaiknya kau mewaspadai Yifan," Seungwan memperingatkan, "Kudengar mereka merencanakan sesuatu terhadapmu."

Alis mata Chanyeol terangkat. "Begitu banyakkah waktu luangmu hingga kau sempat mengurusi gosip itu?"

"Ini bukan gosip," Seungwan menegaskan dengan kesal. "Aku mendengarnya dari sumber terpercaya."

"Ya... ya... sumber gosipmu," kata Chanyeol acuh sambil menyantap makan malamnya. "Gadis sepertimu pasti mempunyai banyak sumber gosip terpercaya."

"Chanyeol!"

"Aku mengetahui Yifan lebih baik dari kau," Chanyeol mengingatkan dengan nada tegasnya, "Aku tahu ia adalah seorang pengecut. Ia tidak akan berani melakukan sesuatu padaku."

"Yifan mungkin tidak tetapi Sooyeon mungkin. Sooyeon adalah wanita yang ambisius. Ia akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya."

Mata Chanyeol menatap langsung Seungwan. "Sepertimu?"

Seungwan tidak menyukai ejekan itu. Ia telah berbaik hati memperingati Chanyeol tetapi pria itu malah menganggapnya sedang bergosip ria.

"Terserah apa katamu!" Seungwan berdiri kesal.

"Habiskan makan malammu sebelum kau pergi," Chanyeol memperingatkan.

"Aku sudah kenyang," kata Seungwan acuh. Dengan tenangnya, ia melangkah ke pintu.

Seungwan tahu Chanyeol sangat tidak menyukai seseorang meninggalkan ruang makan sebelum ia menghabiskan makanan di piringnya tetapi ia sudah tidak tertarik untuk menemani Chanyeol lagi. Pria itu telah membuang selera makannya jauh-jauh.

"Aku tidak akan mengirimmu makanan kalau kau kelaparan di tengah malam," Chanyeol mengancam.

"Terima kasih," balas Seungwan dingin, "Aku sedang berdiet."

"Kau tidak akan meninggalkan tempat ini sebelum menghabiskan makan malammu!" Chanyeol mengulang dengan ancaman.

"Aku lelah. Aku ingin tidur," Seungwan mengabaikan perintah itu.

"Tidur?" Chanyeol bertanya heran, "Apa aku tidak salah mendengar? Burung liar sepertimu yang suka berkeliaran di malam hari sudah mau tidur sepagi ini?"

"Aku tidak mau bangun kesiangan," Seungwan membuka pintu, "Besok pagi kita akan pergi ke Pittler."

"Selamat malam, suamiku yang idealis," Seungwan melontarkan ejekannya lalu menghilang di balik pintu.

Chanyeol geram. Gadis itu benar-benar satu-satunya orang di dunia ini yang tidak bisa diaturnya!

---

Continue Reading

You'll Also Like

1.9K 450 3
Setelah lima tahun putus dan tidak saling bertemu, Shanum dibuat terkejut ketika dia masuk kelas untuk mengajar pascasarjana, salah satu mahasiswanya...
1.4M 81.6K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
1.3K 97 10
Nama Laut tersemat di dirinya pada tahun 1999, tanpa embel-embel apapun di belakangnya. Rian Putra Redian si sulung. Reza Putra Redian si tengah. La...
10.2K 740 5
Seo Joohyun bertemu dengan mantan kekasihnya, Cho Kyuhyun. Pria yang pernah menduakannya dulu.