RATU PILIHAN [pcy;ssw]

By BlueinWendy

94.1K 12K 362

Ketika sepupunya menikahi seorang pelacur dengan catatan kriminal panjang, Chanyeol tahu ia harus melakukan s... More

Starring Cast(s)
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31 (END)
EPILOG
Let's Move

Chapter 15

2.3K 353 3
By BlueinWendy

RATU PILIHAN

CHAPTER 15

Original Story by Sherls Astrella

---

Duchess of Binkley memandang langit-langit kamarnya.

Semua ini berawal dari kejadian di Ruang Makan pagi ini.

Sooyeon sudah tidak dapat menahan dirinya lagi. Setiap pagi semenjak kepulangan mereka ke Viering, Yifan mulai melakukan ini. Bahkan kian hari ia kian parah. Semua koran yang ada di Viering dibelinya dan setiap pagi ia selalu menjelajahi satu koran ke koran yang lain.

"Hentikan, Yifan!"

Yifan terus membolak-balik koran dengan gelisah.

"Untuk apa kau terus mengkhawatirkan hal itu?" Tanya Sooyeon, "Chanyeol sudah tidak mengusikmu lagi. Bukankah itu bagus? Seharusnya kau lega Chanyeol tidak pernah memanggilmu lagi."

Yifan menggeleng. "Tidak. Kau tidak memahami Chanyeol."

Ini bukan cara Chanyeol. Chanyeol tidak pernah melepaskannya semudah ini. Chanyeol selalu mencari dan mencarinya hingga ia bersumpah ia tidak akan melakukan kesalahannya lagi.

Namun Sooyeon benar, sejak awal Chanyeol sudah tidak mengambil sikap seperti biasanya. Chanyeol tidak mengirim pasukan ketika mereka meninggalkan Viering. Chanyeol tidak memaksanya untuk membatalkan pernikahannya. Chanyeol tidak melakukan apa pun untuk menceraikan mereka. Chanyeol juga tidak pernah memanggilnya lagi semenjak malam itu.

Justru karena tindakan Chanyeol yang tidak biasa inilah, Yifan menjadi semakin gelisah. Ia tidak tahu apa yang tengah direncanakan Chanyeol. Ia sama sekali tidak bisa memprediksinya.

Sooyeon sudah lelah melihat kegelisahan suaminya yang tidak berarti ini.

"Kulihat ia sudah cukup dibuat lelah oleh istrinya yang liar itu," komentar Sooyeon.

"Tidak. Itu tidak mungkin," Yifan gusar, "Aku melihat sendiri mereka."

"Apa yang kaulihat?" Tanya Sooyeon. "Mereka berdua berkasih-kasihan?"

"Ya," jawab Yifan, "Aku melihatnya sendiri dengan mata kepalaku."

"Yifan, Yifanku yang malang," desah Sooyeon, "Mengapa engkau begitu mudah dipengaruhi Chanyeol? Tak heran kau begitu takut pada Chanyeol."

"Kau tidak mengenal Chanyeol," sergah Yifan, "Kau sama sekali tidak memahami Chanyeol!"

"Ya, aku tidak mengenal Chanyeol," Sooyeon sependapat, "Namun aku tahu ia menikahi Seungwan hanya untuk mengganjalmu." Kemudian ia menegaskan, "Tidak pernah ada cinta di antara mereka dan tidak mungkin ada."

"Aku melihat mereka sendiri," sergah Yifan.

"Kalau Chanyeol memang mencintai Seungwan, mengapa sampai sekarang ia belum mengajak Seungwan pergi berbulan madu? Mengapa ia malah mengurung Seungwan?"

"Chanyeol sibuk," kata Yifan membela, "Ia pasti akan mencari waktu yang tepat untuk berbulan madu."

"Apakah kau akan mengurung istri yang kaucintai?" Potong Sooyeon, "Semua membicarakannya, Yifan, untuk apa kau masih berkeras kepala? Seisi Viering mengetahuinya. Chanyeol tidak pernah mengijinkan Seungwan meninggalkan Fyzool. Bagaimana mungkin Chanyeol mengurung Seungwan di Istana kalau ia memang mencintai Seungwan? Bahkan hampir setiap saat mereka bertengkar. Semua pernah mendengar pertengkaran mereka. Apa mungkin mereka saling mencintai kalau mereka sering bertengkar sehebat itu? Mereka sama sekali bukan pasangan yang serasi juga bukan pasangan yang saling memahami. Mereka justru terlihat seperti sepasang musuh bebuyutan."

"Aku juga mendengar Earl of Hielfinberg melarang putrinya pulang ke Schewicvic. Ia juga tidak pernah mengunjungi Seungwan. Menurutmu apakah yang ada di balik semua ini? Kalau memang ia merestui pernikahan mereka, ia pasti tidak akan memperlakukan Seungwan seperti putri durhaka. Seungwan pasti telah memanfaatkan persahabatan ayahnya dengan Grand Duke untuk mendapatkan posisinya saat ini. Seungwan tidak selugu yang kaulihat. Percayalah aku mengenal banyak gadis seperti itu."

"Tetap saja itu tidak berarti Chanyeol tidak sedang merencanakan sesuatu!"

"Ia sudah bukan lagi merencanakan sesuatu!" Sooyeon kesal, "Ia sudah menjalankannya. Apa kau tidak bisa melihatnya!?"

Yifan mengacuhkan istrinya dan meraih koran yang lain.

Sooyeon mendesah panjang melihat suaminya membolak-balik koran dengan panik seperti menanti kabar kematiannya sendiri itu.

"Yifan," ia berdiri di belakang Yifan dan merangkulkan tangannya di dada pria itu. "Temani aku." Dengan suara manjanya, Sooyeon merayu, "Aku ingin pergi ke Loudline. Temani aku berbelanja."

"Kau ingin membeli apa?" Yifan menarik Sooyeon ke pangkuannya. "Katakan sayangku, apa yang bisa kubelikan untukmu untuk mempercantikmu?"

"Aku hanya akan mempercantik diriku untukmu seorang," Sooyeon mencium Yifan.

"Aku ingin kau terlihat cantik setiap saat. Kau adalah wanita tercantik dan terhebat yang pernah ada di dunia ini," Yifan memeluk istrinya. "Segeralah bersiap-siap."

Begitulah akhirnya mereka berada di pusat perbelanjaan Loudline beberapa saat setelahnya.

Berada di pusat Loudline dapat membuat Yifan melupakan kegelisahannya. Sooyeon pun juga menikmati waktunya. Dengan kekayaan Duke of Binkley, tidak ada yang tidak bisa dibelinya. Ditambah kekuasaan Yifan yang masih bergelar Putra Mahkota Viering, tidak ada yang tidak bisa didapatkannya.

Sooyeon menyukai kehidupan barunya ini.

Matanya memang tidak salah. Ketika ia bertemu Yifan untuk pertama kalinya di Dristol, ia tahu masa depannya akan berubah bila ia berhasil menggaet pria ini. Ia berhasil! Sekarang ia adalah wanita nomor dua di Viering, Duchess of Binkley! Dengan kekuasaannya sebagai satu-satunya calon ratu setelah Seungwan, siapa yang berani mengusiknya?

Ketika berada di Loudline itulah, Sooyeon mendengar kabar ini. Seungwan menghilang dari Fyzool! Pihak Istana tidak tahu bagaimana ia bisa menghilang dari penjagaan mereka yang ketat. Tidak seorang pun punya ide bagaimana Seungwan pergi tanpa diketahui seorang pun.

Sooyeon tahu. Ia tahu gadis itu pergi ke mana. Bukankah wanita bangsawan selalu seperti ini? Melompat ke pelukan pria lain walaupun ia sudah bersuami.

Yang paling menarik adalah sikap Chanyeol. Pria itu sama sekali tidak peduli oleh kepergian Seungwan. Ia malah pergi ke rumah Grand Duke untuk merayakannya.

Tampak jelas bagi Sooyeon, Chanyeol tidak menikahi Seungwan karena cinta. Cerita di balik pernikahan mereka adalah murni omong kosong!

Sooyeon menoleh pada Yifan yang tidur nyenyak di sisinya.

Ia akan membuktikan pada Yifan. Ia akan membuat Yifan sadar Chanyeol sedang berusaha mematahkan jalannya menuju tahta.

Sooyeon membunyikan bel.

Berdiri telanjang di depan cermin, Sooyeon mengagumi kulit halusnya. Ia mencintai tubuh moleknya yang telah menaklukan banyak pria. Ia mengagungkan wajah cantiknya yang telah merebut hati banyak pria.

"Aku adalah orang yang pantas menjadi Ratu Viering," ia berkata pada dirinya sendiri.

Sooyeon baru saja mengenakan baju tidurnya ketika pelayan datang.

"Adakah yang bisa saya lakukan?"

"Siapkan kereta dan panggil orang untuk membantuku."

Pelayan itu mendengus tidak senang dan pergi tanpa mengatakan apa-apa.

Sooyeon mengacuhkan pelayan tidak tahu diri itu. Semua orang sama saja! Mereka tidak menghormatinya.

Sooyeon sering mendengar orang-orang membicarakan dirinya.

Ketika Yifan tidak berada di sisinya, mereka menghina, mengacuhkan bahkan tidak memandangnya sama sekali.

Sooyeon tidak mau ambil pusing. Dengan kedudukannya sebagai Duchess of Binkley, siapa yang berani melawannya? Selama ia masih seorang Duchess of Binkley, setiap orang harus tunduk padanya!

-----0-----

Chanyeol memandang ke luar jendela.

Seungwan sudah membuat keributan lagi di halaman belakang Fyzool.

Hari ini adalah waktu rutin merawat halaman Fyzool.

Sejak pagi Seungwan sudah melepas gaun mahalnya beserta perhiasan-perhiasannya yang indah. Tanpa mempedulikan pelayan-pelayan yang berusaha menghentikannya, Seungwan bergabung dengan para pekerja yang sudah mulai terbiasa oleh gangguan Seungwan.

Seungwan tampak akrab dengan mereka bahkan tanpa ragu-ragu menyuruh prajurit pengawalnya turun tangan.

Chanyeol tersenyum. Dengan caranya sendiri, gadis itu merebut hati setiap penghuni Fyzool.

Hari ini Chanyeol bisa lega. Seungwan akan sibuk sepanjang hari hingga tidak punya waktu untuk kabur.

"Paduka."

Chanyeol membalikkan badan.

"Duchess of Binkley minta bertemu Anda," pelayan pria itu memberitahu dengan hati-hati.

Chanyeol membelalak. Apa wanita itu hanya datang untuk merusak harinya!?

Pelayan itu memperhatikan perubahan wajah Chanyeol. Seisi Viering tahu Sooyeon adalah hal yang sensitif bagi Chanyeol.

"Apakah saya harus mengatakan Anda sibuk?"

Chanyeol tidak menanggapi.

Mengusir Sooyeon tampaknya adalah hal terbaik yang bisa dilakukannya. Sooyeon harus tahu walau ia sudah menjadi Duchess of Binkley, di matanya ia tidak lebih dari seorang pelacur!

Chanyeol memandang kebun.

Seungwan tampak menikmati kesibukannya merapikan semak-semak.

'Apa yang akan dilakukan Seungwan?' Ia bertanya-tanya.

Gadis itu mungkin akan langsung menerjang Sooyeon dan memakinya. Tidak, itu pasti! Gadis itu pasti akan melakukannya.

Chanyeol tersenyum geli membayangkannya.

Pelayan itu kebingungan.

"Suruh dia menemuiku di Ruang Duduk."

"Baik, Paduka," pelayan itu langsung pergi.

Chanyeol pun meninggalkan koridor menuju Ruang Duduk.

-----0-----

Hyoyeon membawa keranjang besar di tangannya.

"Cepat! Cepat, Hyoyeon. Cepat!" Seungwan memanggil tidak sabar.

Semua orang tersenyum.

"Tampaknya Anda sudah tidak sabar, Paduka Ratu," ujar seseorang.

"Tentu saja!" Sahut Seungwan, "Aku harus segera mengumpulkan bunga-bunga ini sebelum ia rontok."

Hyoyeon menyerahkan keranjang itu pada Seungwan.

"Aku sungguh tidak menyangka aku bisa menemukan bunga kesukaan Mama di sini," tangan Seungwan sibuk memasukkan bunga-bunga yang telah dipetiknya ke dalam keranjang, "Aku harus segera merangkai dan mengirimnya ke Schewicvic. Mama pasti akan gembira."

"Paduka Ratu memang gadis yang baik," puji yang lain.

"Paduka Ratu," kata Hyoyeon, "Saya mempunyai berita yang pasti tidak akan Anda percayai."

"Apa itu, Hyoyeon?" Seorang wanita berkata tidak sabar.

"Cepat katakan!" Kata pelayan yang lain.

"Duchess of Binkley datang!"

"Ia datang!?" Mereka terpekik tidak percaya.

"Sekarang Paduka Raja pergi menemuinya," Hyoyeon memberitahu.

"Akhirnya ia datang juga," gumam Seungwan puas. "Di mana dia?"

Seungwan tidak sabar ingin bertemu wanita yang menyebabkan nasib sialnya ini. Ia sudah tidak sabar ingin mencaci maki wanita yang tidak tahu diri itu. Kekesalannya sudah hampir meluap dan perlu segera disalurkan.

"Mereka berada di Ruang Duduk."

Seungwan langsung bergegas.

"Tunggu dulu!" Hyoyeon menahan Seungwan, "Anda tidak bisa ke sana seperti ini."

"Aku tidak punya banyak waktu," Seungwan menegaskan.

"Anda tidak ingin terlihat kacau seperti ini, bukan?" Tanya Hyoyeon, "Anda harus tampil selayaknya seorang Ratu Viering."

"Benar, Paduka Ratu," yang lain mendesak, "Anda tidak boleh tampil seperti ini di hadapan Duchess."

"Ia harus tahu Anda lebih pantas menjadi Ratu Viering," timpal yang lain.

"Ia benar-benar buruk. Tidak seorang pun di Arsten yang menyukainya."

Seungwan melihat pelayan itu.

"Benar, Paduka Ratu," seorang pekerja kebun membenarkan, "Saudara saya bekerja di Arsten. Ia mengatakan Duchess benar-benar tidak tahu diri. Sikapnya itu benar-benar membuat muak. Ia seenaknya saja memerintah orang lain. Ia belum menjadi Ratu namun sikapnya sudah seperti seorang Ratu. Ia sudah lupa dulunya ia juga wanita biasa. Ia tidak berdarah biru dan tidak akan pernah berdarah biru!"

Seungwan melihat pria itu.

"Anda tidak boleh kalah dari wanita rendah itu," yang lain menegaskan.

Mereka benar. Ia tidak bisa tampil seperti ini terutama di hadapan Sooyeon. Ia tidak akan dan tidak boleh membiarkan wanita itu menertawakannya.

"Cepatlah," Seungwan menarik tangan Hyoyeon, "Segera siapkan air mandi dan gaun gantiku. Aku tidak punya banyak waktu."

"Baik, Yang Mulia," para pelayan wanita yang berada di tempat itu langsung bergerak.

"Kami akan mengumpulkan bunga-bunga itu untuk Anda, Paduka Ratu," kata para pekerja kebun.

"Terima kasih," Seungwan tersenyum gembira dan menarik Hyoyeon ke dalam.

Kedua pengawal Seungwan juga bergegas mengekor.

Para pekerja kebun itu saling tersenyum.

"Paduka Ratu memang masih anak-anak," kata seorang di antara mereka.

"Namun ia jauh lebih baik dari Sooyeon. Aku lebih suka Paduka Ratu daripada wanita rendahan itu," tegas yang lain.

-----0-----

Chanyeol melihat Sooyeon duduk di sofa di tengah ruangan. Ia merasa jijik melihat wanita itu dengan dandanannya yang mencolok. Bibirnya dipoles merah terang. Pipinya pun tidak kalah merahnya. Tampaknya ia ingin semakin menonjolkan rambut merahnya. Gaun yang yang dikenakannya pun tidak kalah menonjolnya. Potongannya yang rendah memamerkan dadanya yang penuh.

'Benar-benar wanita rendahan,' Chanyeol berkata pada dirinya sendiri.

Sooyeon langsung berdiri begitu melihat Chanyeol tiba.

"Ada apa kau mencariku?" Tanya Chanyeol langsung pada tujuan.

"Saya mempunyai satu pertanyaan. Apakah itu benar?" Tanya Sooyeon tanpa basa-basi, "Pernikahan Anda dengan Paduka Ratu tidak akur. Kalian sering bertengkar bahkan kemarin saya mendengar Paduka Ratu kabur."

"Ia tidak kabur," Chanyeol meralat, "Ia hanya pergi ke Mangstone. Ia sudah kembali."

Sooyeon hanya menatap Chanyeol dengan penuh kecurigaan.

Chanyeol dapat memaklumi bila Sooyeon masih belum mendengar Seungwan sudah kembali ke Istana. Hari sudah larut ketika mereka tiba di Fyzool. Chanyeol tidak ingin membuat perhitungan dengan Seungwan dan ia membiarkan gadis itu langsung kembali ke kamarnya. Ia sendiri juga langsung menuju kamarnya untuk beristirahat.

"Seungwan masih berdandan di kamar. Tak lama lagi ia pasti akan muncul," Chanyeol berkata sambil berharap.

"Benarkah itu?"

"Apakah kaukira aku sedang berbohong?" Chanyeol tidak suka cara wanita itu menatapnya. Wanita itu benar-benar merendahkannya dan itu membuatnya semakin muak. "Kami mendengar kabar kedatanganmu bersamaan."

"Saya mendengar kalian pisah kamar," Sooyeon terus mengutarakan keyakinannya.

"Kau terlalu mempercayai gosip," Chanyeol berkelit.

Chanyeol berharap Seungwan akan segera muncul. Belum lima menit ia menghadapi wanita ini tapi ia sudah lelah. Ia membutuhkan bantuan. Ia tidak dapat menyuruh seseorang untuk memanggil Seungwan. Satu-satunya yang menjadi harapannya adalah Seungwan mendengar dari seseorang bahwa Sooyeon datang.

Chanyeol yakin Seungwan akan muncul begitu ia mendengar Sooyeon datang. Ia percaya!

Baru saja Chanyeol berkata seperti itu ketika pintu terbuka.

"Saya tidak menduga akhirnya saya bisa berjumpa dengan Anda," kata Seungwan begitu ia muncul, "Saya sudah menantikan perjumpaan ini sejak lama."

Kedatangan Seungwan benar-benar membuat Chanyeol lega. Tekanan yang ditanggungnya ketika menghadapi Sooyeon tiba-tiba saja hilang tanpa bekas. Ia merasa Seungwan telah membawa pergi tekanan yang ditanggungnya selama ia menahan diri untuk bersikap sopan pada wanita yang jelas-jelas tidak disukainya ini.

"Aku banyak mendengar sepak terjangmu. Kau benar-benar terkenal sejak kabar pernikahanmu yang menghebohkan itu. Seluruh dunia membicarakannya. Pernikahanmu benar-benar membuka lembaran baru sepanjang sejarah Viering," Seungwan melanjutkan tanpa memberi kesempatan pada Sooyeon untuk membuka mulut. "Sayang sekali kalian sudah berada di luar negeri ketika kami mengetahuinya. Andai saja kalian masih ada di sini, kami pasti akan mengadakan pesta besar-besaran untuk merayakan pernikahan kalian. Aku yakin kau pasti menginginkan pesta yang meriah dan mewah seperti pesta pernikahanku, Sooyeon."

Seungwan berhenti sejenak seolah-olah menyadari sesuatu, "Kau tidak keberatan aku memanggilmu Sooyeon, bukan?"

Sooyeon geram. Gadis itu sengaja mengungkit-ungkit pernikahannya! Ia sengaja menyindir pernikahannya yang diadakan secara rahasia itu! Ia berkata seolah-olah pernikahannya adalah skandal yang memalukan Viering. Bagaimana mungkin gadis ingusan ini berkata sekurang ajar itu padanya? Gadis itu hanya putri seorang Earl sebelum ia menikah dengan Raja Chanyeol. Tidak lebih dari itu!

"Tidak, tentu tidak, Paduka Ratu."

Seungwan tersenyum manis – membuat Sooyeon kian geram.

Chanyeol menahan tawa gelinya melihat wajah merah Sooyeon yang menahan kesal. Memang sudah seharusnya Seungwan yang dimajukan untuk menghadapi Sooyeon. Gadis itu jauh lebih tahu bagaimana menghadapi wanita seperti Sooyeon.

Sooyeon merasa ia sudah tidak perlu berbasa-basi. "Saya dengar pernikahan kalian ini direncanakan mendadak. Saya rasa kalian menikah untuk mencegah Yifan naik tahta," kata Sooyeon langsung pada tujuan.

"Aku?" Chanyeol bertanya heran, "Apakah kau kira kami menikah gara-gara kalian?" Chanyeol merangkul pundak Seungwan.

Seungwan terkejut.

"Apakah kau kira aku adalah orang seperti itu?" Chanyeol bertanya tidak senang.

Seungwan langsung menyadari suasana.

"Siapakah yang mau menikah tanpa cinta? Memangnya kau siapa sehingga kami harus menikah karena kalian?" Seungwan bertanya sambil merapatkan dirinya pada Chanyeol. "Aku mencintai Chanyeol. Ia adalah segalanya bagiku."

Seungwan menatap Chanyeol penuh kasih dan ia melingkarkan lengannya di leher Chanyeol.

Chanyeol membalas pelukan Seungwan dengan menurunkan tangannya di pinggang Seungwan.

Sooyeon melihat sepasang pengantin baru itu memulai adegan mesra mereka dan ia merasa muak. Tanpa berkata apa-apa lagi ia meninggalkan tempat itu.

Seungwan mendengar pintu terbuka dan sesaat kemudian tertutup.

Ia segera menjauhkan diri dari Chanyeol dengan kesal.

"Aku tidak percaya!" Dengusnya, "Aku tidak percaya aku mengatakan kalimat menjijikkan itu!"

Chanyeol tersenyum sinis melihat gadis itu mengomel sendiri. "Kau cukup meyakinkan sebagai seorang pemula."

Seungwan langsung menatap tajam pria itu. "Aku sungguh tidak percaya semua ini!" Serunya, "Ini benar-benar gila! Kau membuat aku bertingkah seperti... seperti..." Seungwan tidak dapat mengutarakannya.

"Seperti pelacur?" Sambung Chanyeol mengejek.

"Dan kau bersuka cita atasnya!" Seungwan murka melihat kesenangan dalam mata pria itu.

Chanyeol tertawa geli.

"Gila! Ini benar-benar tidak masuk akal," komentar Seungwan, "Pernikahan ini benar-benar konyol!"

Tawa Chanyeol langsung menghilang. Ia mencengkeram tangan Seungwan dan menatapnya dengan tajam. "Kuperingatkan kau," katanya berbahaya, "Jangan bertindak macam-macam."

"Dan mempermalukan diriku sendiri lebih dalam?" Sambung Seungwan tidak senang, "Membiarkan diriku dalam bulan-bulanan koran? Menyeret diriku sendiri dalam gosip terbesar abad ini?"

Chanyeol terdiam mendengar nada tidak senang dan terluka Seungwan.

"Tidak. Terima kasih," sambung Seungwan, "Aku tidak akan membiarkan diriku menjadi korban lebih dalam lagi."

Chanyeol melepaskan Seungwan.

"Terima kasih," Seungwan balas mengejek Chanyeol, "Suamiku yang tercinta."

Chanyeol tidak memberi tanggapan apa-apa.

Seungwan pergi meninggalkan ruangan itu dengan marah.

---

Continue Reading

You'll Also Like

156K 15.4K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
3K 313 6
[Jaerose ft 97L] Diantara kita bertiga, siapa yang ingin kamu pilih?
71.6K 6.4K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
507K 5.5K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...