Red Thread • [ jjk × kyr ]

By yrrookie2

473K 46.2K 2.7K

[COMPLETED] Sejauh apapun kau pergi, aku akan menemukanmu. Karena pada akhirnya, kita terhubung dalam seutas... More

Opening
Cast
Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Epilog

20

8.7K 1K 88
By yrrookie2

Yerim menghempaskan tubuhnya disofa ruang tengah rumahnya. Ia menyandarkan tubuhnya lelah. Ia memejamkan matanya, berusaha mencerna kenyataan yang baru saja diterimanya.

Jungkook berdiri diambang pintu. Ini memang bukan pertama kalinya ia mengunjungi rumah Yerim dan bukan pertama kalinya pula ia datang kesini untuk kabur. Pria itu hanya berdiri memandangi Yerim yang kelelahan setelah berlari kabur bersamanya.

Pandangan Jungkook terhenti pada kaki Yerim yang tampak memerah. Kaki gadis itu lecet karena dipakai berlari dengan high heels.

"Dimana dapurmu?," tanya Jungkook. Yerim menunjuk kearah dapurnya tanpa membuka matanya.

Yerim membuka matanya ketika merasakan Jungkook melepas high heelsnya. Jungkook memasukan kaki Yerim kedalam baskom berisi air hangat untuk meredakan sakit ditumit Yerim.

Yerim melepaskan gulungan rambutnya, membuat rambutnya terurai. Ia kembali menyandarkan tubuhnya ke sofa. Tangannya menepuk pelan pundak Jungkook yang sedang berjongkok untuk duduk disampingnya.

Jungkook menurut lalu duduk disebelah Yerim. Ia menatap gadis itu dengan tatapan khawatir. Wajahnya tampak lelah dan tak tenang. Mata gadis itu sembab setelah menangis tadi.

Jungkook menghela napasnya pelan. Ia menarik Yerim kedalam dekapannya, menyandarkan kepala gadis itu di dadanya. Membiarkan Yerim beristirahat.

Hening. Hanya terdengar suara napas dari keduanya. Jungkook berniat menanyakan apa yang dikatakan Nichkhun pada Yerim, tetapi ia ragu karena melihat Yerim begitu kacau. Gadis itu tampak tidak dapat menerima kenyataan yang disampaikan oleh Nichkhun.

Apapun itu, Jungkook yakin Nichkhun mengatakan hal yang membuat Yerim ketakutan dan ia bersumpah akan membunuh pria itu karena berani membuat Yerim seperti ini.

Jungkook menoleh ketika merasakan sandaran Yerim padanya terasa lebih berat. Yerim tertidur dipelukannya. Wajahnya yang tadi terlihat kacau kini terlihat lebih damai.

"Yerim, tidur dikamarmu. Jangan disini nanti badanmu sakit," bisik Jungkook sambil sesekali menepuk pelan punggung gadis itu. Yerim tidak bergeming, gadis itu masih memejamkan matanya.

Jungkook mendesah pelan. Ia mengeluarkan kaki Yerim dari dalam baskom lalu mengeringkannya dengan kain yang ia bawa dari dapur tadi. Ia menyelipkan tangannya dibawah leher dan kaki Yerim, menggendong gadis itu kekamarnya.

Sesampainya dikamar Yerim, Jungkook meletakan gadis itu diatas kasur. Ia menyelimuti Yerim sampai sebatas dada lalu duduk di sisi kasur, mengamati gadis itu.

Jungkook melirik jam dinding dikamar Yerim. Sudah larut, ia bisa ketinggalan bus terakhir jika tidak pulang sekarang.

Jungkook mengusap kepala Yerim lalu mengecup kening gadis itu. Ia baru saja ingin beranjak pergi sebelum tangannya ditahan Yerim.

"Mau kemana?," tanya Yerim dengan suara yang pelan, tetapi masih dapat didengar Jungkook.

"Yerim? Kukira kau sudah tidur," ucap Jungkook. Ia kembali duduk disisi kasur.

Yerim menggeleng. Ia menatap tangannya yang bertautan dengan tangan Jungkook lalu mengeratkan genggamannya.

"Ada banyak yang ingin kutanyakan padamu," ucap Yerim tanpa mengalihkan pandangannya.

"Tanyakan saja"

"Nichkhun. Ia bilang appa, aku, dan Yoorim adalah penghalang hubungannya dengan eomma. Apa maksudnya?," tanya Yerim.

Jungkook terlihat bingung. Ia bingung bagaimana cara menjelaskannya pada gadis itu. Yerim yang melihatnya bangkit dari tidurnya dan duduk menghadap Jungkook.

"Kau yakin kau akan baik-baik saja mendengarnya? Aku tidak ingin kau jadi seperti tadi," ucap Jungkook. Ia mengangkat tangannya lalu mengusap sisi wajah Yerim.

Yerim mengangguk. Ia menggeser tubuhnya mendekat pada Jungkook, bersiap mendengarkan pria itu.

"Nichkhun, ia memiliki perasaan tak wajar pada ibumu. Seperti obsesi yang berlebihan. Bahkan menurutku dia sudah mencapai tahap gila. Ia benar-benar ingin menguasai ibumu"

Jungkook menghela napasnya saat melihat perubahan ekspresi wajah Yerim. Gadis itu terlihat terkejut dan takut secara bersamaan. Bahkan matanya sudah berkaca-kaca.

"Kau yakin ingin mendengarnya sekarang? Kau tampak belum tenang sejak kejadian tadi Yerim. Jangan paksakan dirimu," ucap Jungkook khawatir. Ia merangkul Yerim disampingnya erat.

"Aku baik-baik saja Jungkook," ucap Yerim dengan suara lirih, berusaha meyakinkan Jungkook. Jujur Nichkhun membuatnya benar-benar ketakutan, tapi ia harus tau apa yang ingin dilakukan pria itu agar ia bisa melindungi keluarganya.

Jungkook mengangguk. "Setelah lulus, mereka tidak pernah bertemu. Setelah bertahun-tahun, mereka bertemu dan saat itu ibumu sudah menikah dengan mendiang ayahmu"

"Ia tidak terima akan hal itu lalu membunuh ayahmu. Ia menganggap ayahmu, kau, dan adikmu adalah penghalang hubungannya dengan ibumu. Maka itu ia-"

"Ia ingin menyingkirkanku dan adikku juga?," tanya Yerim pelan membuat Jungkook menoleh.

"Iya," jawab Jungkook singkat. Ia mengusap kepala Yerim pelan. Ia tahu seberapa besar ketakutan yang dirasakan Yerim.

Yerim menyandarkan kepalanya dipundak Jungkook. Tangannya terangkat menghapus air matanya.

"Kau ingat hari dimana kita jalan-jalan?," tanya Yerim yang dibalas gumaman Jungkook. Bagaimana mungkin ia tidak ingat? Hari itu adalah hari dimana Jungkook dan Yerim mengikat janji mereka untuk selalu bersama dan bahagia.

"Paginya Yoorim cerita padaku. Ia mengatakan hari sebelumnya ada wanita yang mendatanginya. Namanya Victoria," ucap Yerim membuat Jungkook menoleh kearahnya.

"Yoorim berkata bahwa Victoria ahjumma ingin membunuhnya, tapi ia tidak sanggup melakukannya. Lalu ia mengatakan pada Yoorim untuk menghindari pria bernama Nichkhun, tapi ia tidak mengatakan kenapa kami harus menghindarinya"

Yerim menghela napasnya. "Tapi kini aku sudah tahu kenapa," ucap Yerim menundukan wajahnya.

"Aku takut Jungkook. Nichkhun secara jelas mengatakan padaku bahwa ia ingin membunuhku. Bagimana jika kejadian seperti di bus terulang? Bagimana jika ia mengetahui rumah ini dan datang membunuhku dan Yoorim? Bagaimana jika-"

"Ssshh," Jungkook menghentikan ucapan Yerim. Ia melepaskan rangkulannya lalu menggenggam bahu gadis itu. Menatap gadis itu dalam.

"Aku tidak akan membiarkan ia melakukan sesuatu padamu ataupun keluargamu. Aku akan melindungi kalian," ucap Jungkook dengan yakin.

Yerim menatap Jungkook dengan matanya yang berair. Ucapan Victoria pada adiknya bahwa Jungkook akan melindungi keluarganya kini keluar sendiri dari mulut pria itu.

"Aku janji Yerim. Tak ada yang harus kau takutkan," bisik Jungkook pelan. Tangannya terulur membenahi letak  bantal Yerim.

"Sekarang istirahat. Jika masih ada yang ingin kau tanyakan simpan saja untuk besok. Ini sudah terlalu larut," ucap Jungkook mengarahkan Yerim untuk kembali berbaring.

Yerim menurut. Ia berbaring lalu menarik selimutnya sampai sebatas dada. Matanya melirik jam dinding.

"Kau sudah ketinggalan bus terakhir," ucap Yerim pada Jungkook yang sedang membenahi selimutnya.

"Aku bisa naik kendaraan lain"

Yerim terdiam tampak berpikir sejenak sebelum kembali menyingkap selimutnya. Ia menggeser tubuhnya lalu menepuk tempat kosong yang tadi ia tiduri. Ia menatap Jungkook yang mengernyit.

"Apa?"

"Kau bermalam disini saja"

Jungkook terdiam menatap Yerim lalu membulatkan matanya. Ia menyilangkan tangannya didadanya dan menatap Yerim horor.

"Apa yang akan kau lakukan padaku jika aku tidur disini?," tanya Jungkook dengan suara yang dibuat-buat seakan ia takut dengan Yerim.

Yerim mendecih lalu menarik tangan Jungkook hingga pria itu jatuh terbaring disampingnya. Ia menyelimuti Jungkook dan dirinya lalu memejamkan matanya.

Tubuh Jungkook membeku kaget menerima perlakuan dari Yerim. Tadinya ia berniat membuat Yerim tertawa dengan tingkahnya tapi ia tidak menyangka Yerim akan dengan santainya menarik dirinya untuk tidur bersama.

Yerim membuka matanya menatap Jungkook yang masih terdiam menatap langit-langit kamarnya. Mata Yerim tertuju pada Jungkook yang masih menggunakan setelan jasnya. Tangan Yerim terulur melepaskan dasi Jungkook.

"Astaga, Yerim!," pekik Jungkook kaget saat Yerim berusaha membuka lilitan dasinya. Tangannya berusaha menyingkirkan tangan Yerim.

"Ish, jangan teriak! Nanti eomma dan Yoorim bangun," ucap Yerim tanpa menghentikan usahanya melepaskan dasi Jungkook.

"Apa yang akan kau lakukan hah?," tanya Jungkook sambil menahan tangan Yerim. Ia berusaha mengecilkan suaranya.

"Tidurmu nanti tidak nyaman jika memakai dasi"

Jungkook menatap Yerim sesaat lalu bangkit duduk. Tangannya bergerak melepaskan dasinya.

"Aku bisa sendiri Yerim. Kau hanya perlu mengatakannya," ucap Jungkook dengan nada suara gugup membuat Yerim bingung lalu menyadari sesuatu. Yerim tertawa jail. Ia ikut bangkit dari duduknya lalu melepaskan jas pria itu dari belakang.

"Astaga, Yerim. Jangan seperti ini," Jungkook terkesiap. Ia kembali menelan ludahnya dengan susah payah. Sungguh pikirannya sudah kemana-mana saat ini.

Yerim kembali tertawa. Ia meletakan jas Jungkook dikursi kecil disebelah kasurnya. Tangannya memeluk Jungkook dari samping.

"Kancing paling atas juga harus dibuka," bisik Yerim. Tangannya terulur untuk membuka kancing tersebut tapi segera ditahan Jungkook.

"Aku tahu Yerim. Aku bisa sendiri jadi jangan bertidak yang aneh-aneh. Aku ini pria normal," ucap Jungkook sebelum kembali menelan ludahnya.

Pria itu membuka dua kancing teratas kemejanya lalu meletakan dasinya di meja samping kasur. Ia kembali menoleh pada Yerim dan mendapati gadis itu tersenyum jail padanya.

"Pikiranmu kotor Jeon Jungkook," ledek Yerim lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Jungkook berdecak kesal sebelum akhirnya tersenyum miring pada Yerim, membuat gadis itu menatapnya awas.

"Ya! Jungkook kau gila?!," pekik Yerim saat Jungkook mendorong dirinya hingga terbaring dikasur dengan Jungkook yang berada diatasnya. Tangan Yerim berada dipundak Jungkook, menahan pria itu.

"Ssshh, berisik. Nanti ibu dan adikmu bangun," ucap Jungkook sambil menatap dalam Yerim. Kini keadaan berbalik. Yerim benar-benar gugup saat ini.

Jungkook tersenyum usil sebelum mendekatkan wajahnya pada Yerim. Yerim benar-benar gugup setengah mati. Jantungnya berdebar kencang menatap wajah Jungkook yang semakin lama semakin mendekat. Ia merutuki dirinya sendiri yang telah menggoda Jungkook.

Jungkook berhenti beberapa senti didepan wajah Yerim. Ia dapat merasakan hembusan napas gadis itu yang tidak teratur. Ia terkikik melihat wajah Yerim yang memerah.

"Kau salah menggoda pria disaat kau hanya berdua dengannya dalam kamar seperti ini nona," bisik Jungkook geli. Ia benar-benar menahan tawanya agar tidak keluar.

Yerim terdiam. Ia berdeham pelan lalu kembali menatap Jungkook. "Lalu apa yang akan kau lakukan?"

"Menurutmu?," tanya Jungkook lalu mendekatkan wajahnya ketelinga Yerim. Ia meniup pelan telinga Yerim membuat gadis itu terkejut.

Jungkook tak dapat menahan tawanya lagi. Wajah Yerim benar-benar merah sekarang. Jungkook menggelengkan kepalanya, berusaha menghentikan tawanya.

"Asal kau tahu aku bisa lebih nakal darimu Yerim. Jadi jangan coba-coba," bisik Jungkook lalu berguling kesamping. Ia menarik selimut lalu menyelimuti dirinya dan Yerim.

Yerim mengerjap-ngerjapkan matanya berkali-kali. Berusaha mencerna kejadian barusan.

"Ah, Yerim! Sakit!," Jungkook mengaduh ketika Yerim mencubit perutnya.

"Kau kejam sekali ish," ucap Jungkook sambil mengusap-ngusap perutnya. Entah sudah berapa kali perutnya jadi sasaran amarah Yerim.

"Dasar mesum!"

Jungkook tertawa menatap Yerim yang wajahnya terlihat menahan kesal dan malu bersamaan. Ia menarik gadis itu kedalam pelukannya.

"Makanya jangan aneh-aneh," ucap Jungkook pelan.

Yerim terkekeh kecil. Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Ia menghadapkan tubuhnya pada Jungkook.

"Yoorim bilang ia pernah melihat Victoria dipersidanganmu waktu itu"

Jungkook mengangguk menyetujui perkataan Yerim. "Aku juga pertama kali melihat Victoria ahjumma saat sidang"

"Bagaimana kau bisa mengenal Victoria ahjumma?"

"Ia yang membantuku mendapatkan ijin keluar sel untuk menghadiri pemakaman ibuku waktu itu," ucap Jungkook pelan.

Yerim menganggukan kepalanya pelan. Akhirnya ia dapat mempercayai bahwa Victoria sebenarnya adalah orang yang baik.

Yerim menatap Jungkook yang tiba-tiba terlihat muram. Yerim yang menyadarinya langsung merasa tidak enak.

"Maafkan aku Jungkook. Aku tidak bermaksud mengungkit tentang ibumu," ucap Yerim tidak enak hati.

Jungkook menggeleng lalu tersenyum kecil. "Sudah jangan dipikirkan. Ayo tidur," ucap Jungkook pelan membuat Yerim menghela napasnya.

"Hhmm," Yerim hanya bergumam membalas perkataan Jungkook. Yerim melingkarkan tangannya pada tubuh Jungkook dan membenamkan wajahnya pada dada pria itu.

"Selamat tidur, Kookie"

Jungkook yang baru saja ingin memejamkan matanya terdiam. Senyum kecil terukir dibibirnya mendengar nama panggilan kesayangan dari ibunya diucapkan oleh Yerim. Ia mengeratkan pelukannya lalu mengecup kening Yerim.

"Selamat tidur juga Yerim"

×××

Yoorim keluar dari kamarnya masih dengan piyamanya. Ia turun ke lantai bawah, bermaksud membangunkan sang ibu. Gadis itu mengernyit menatap high heels Yerim yang diletakan sembarang dan sebuah baskom berisi air yang sudah dingin.

Yoorim mendengus kesal merutuki Yerim yang tidak bertanggung jawab akan kerapihan rumah. Ia mengambil high heels Yerim lalu meletakannya di rak sepatu. Mata Yoorim memicing menatap sepasang sepatu hitam disana.

Sepatu pria.

Mata Yoorim membulat. Ia segera mengambil sepatu tersebut lalu menyembunyikannya dibawah sofa. Ia takut Miyoung melihatnya lalu terkejut.

Yoorim bergegas naik ke lantai atas. Dipikirannya kini hanya ada kakaknya yang berani macam-macam membawa seorang pria bermalam dirumah.

Tok tok tok

"Eonni? Sudah bangun?"

Tidak ada jawaban. Yoorim kembali mengetuk pintu kamar Yerim lebih kencang.

"Eonni? Jangan salahkan aku kalau aku masuk ya?," ucap Yoorim. Tangannya dengan ragu membuka pintu kamar Yerim.

Yoorim menganga. Matanya membulat melihat pemandangan dihadapannya. Sang kakak tengah tidur berpelukan dengan seorang pria yang dikenalinya, Jeon Jungkook.

"Eonni...," panggil Yoorim masih dengan keterkejutannya.

Yoorim menangkap pergerakan Jungkook. Pria itu perlahan membuka matanya yang langsung bertemu tatap dengan Yoorim.

Yerim yang merasakan pergerakan Jungkook ikut terbangun. Ia menggeliat lalu menatap Jungkook yang tengah menghadap kepintu. Ia mengikuti arah pandang Jungkook dan mendapati adiknya tengah mematung diambang pintunya.

"Eh, Yoorim?," Yerim mengerjap-ngerjapkan matanya lalu menguceknya pelan.

"Eonni kau gila?! Apa yang sudah kalian perbuat semalam?!," pekik Yoorim sambil menunjuk Yerim dan Jungkook yang nyawanya masih belum terkumpul.

"Yoorim ada apa berteriak?"

Seketika nyawa Yerim langsung terkumpul. Matanya membulat menatap Yoorim yang menutup mulutnya dengan tangannya sambil merutuki kebodohannya berteriak kencang mengingat Miyoung yang bisa-bisa terkena serangan panik. Keduanya sama-sama terkejut.

"Ada apa?," tanya Jungkook pada Yerim dengan suara khas bangun tidur. Matanya yang belum terbuka sempurna menatap Yerim dan Yoorim bergantian.

Suara langkah kaki berhenti didepan kamar Yerim. Membuat kakak beradik tersebut menahan napasnya dan Jungkook yang masih menatap keduanya bingung.

"Ada apa Yoorim? Astaga," Miyoung membulatkan matanya menatap kedalam kamar Yerim. Putri sulungnya berada diatas kasur bersama seorang pria.

"Kim Yerim?! Apa yang kau lakukan?!," pekik Miyoung memasuki kamar Yerim.

"Siapa pria ini?! Kau tidak melakukan hal yang macam-macam kan?! Kim Yerim kau se-aarggh," Miyoung memegangi dadanya yang sakit. Napasnya mulai tercekat, ia menatap Yerim dan Jungkook bergantian.

"Eomma!," pekik Yerim dan Yoorim bersamaan. Keduanya menghampiri sang ibu dengan panik.

×××

Gimana chapter ini?? Suka kan?? 🙈🙈🙈

Jangan lupa vote dan comment! Kririk dan saran dari kalian akan sangat membantu ❣❣

Sampai ketemu di chapter selanjutnya! 💜💜

-yrrookie2💜

Continue Reading

You'll Also Like

115K 12.2K 19
[ CERITA INI TIDAK UNTUK DI COPY!! ] [ BUKAN CERITA BL ATAU BOY LOVE! ] • • • Apakah kalian percaya dengan yang nama nya perpindahan jiwa? Tidak buka...
34.1K 2.6K 5
Bagi Kongpob, SOTUS bukan lagi singkatan dari Seniority, Order, Tradition, Unity dan Spirit. Tidak jika itu ada hubungannya dengan senior kesayangann...
1.6K 666 56
#JANGAN LUPA MAMPIR# #SEBELUM MEMBACA FOLLOW, VOTE DAN KOMEN# Kim Juri dan Choi Byungchan dijodohkan oleh keluarga mereka yang sudah berteman cukup l...
38.9K 2.8K 12
by AchernarEve Tegas dan dingin adalah dua kata yang dapat menggambarkan Hermione Granger, wanita dengan karier cemerlang namun selalu terje...