Red Thread • [ jjk × kyr ]

By yrrookie2

471K 46K 2.7K

[COMPLETED] Sejauh apapun kau pergi, aku akan menemukanmu. Karena pada akhirnya, kita terhubung dalam seutas... More

Opening
Cast
Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Epilog

13

7.8K 1.1K 39
By yrrookie2

Nichkhun membalikan badannya dan mendapati Jungkook yang tengah mengarahkan pistol kearahnya. Pria itu terkekeh lalu mengangkat kedua tangannya.

"Kau mendapatkanku," ucap Nichkhun sambil menatap mata Jungkook tanpa takut.

Jungkook tersenyum sinis dibalik maskernya. Ia menempelkan moncong pistol tersebut ke dahi Nichkhun.

"Santai saja Gold. Kita bisa berbicara baik-baik tanpa harus melibatkan otot," Nichkhun dapat melihat kilatan marah pada mata Jungkook. Walaupun ia tidak takut, ia akui tatapan Jungkook sedikit membuatnya terintimidasi.

Jungkook mendecih. "Setelah apa yang kau lakukan padaku kau berharap aku mau bicara baik-baik denganmu? Kalau aku mau aku bisa mencabik dirimu sekarang juga"

Nichkhun tertawa lalu merentangkan tangannya. "Silahkan"

Jungkook tidak dapat menahan emosinya. Ia memukul kepala Nichkhun dengan pistolnya, membuat   pria itu terjatuh. Ia menarik kerah baju Nichkhun kasar lalu meninju wajah pria itu bertubi-tubi. Nichkhun tidak melawan, membiarkan Jungkook memukulinya.

Jungkook berhenti ketika wajah Nichkhun sudah dipenuhi lebam dan luka. Darah segar mengalir dari hidung pria itu. Jungkook mengambil pistolnya lalu mengarahkannya kembali pada Nichkhun.

"Kau pantas mati," desis Jungkook. Bersiap menekan pelatuk sebelum Nichkhun mengatakan sesuatu yang membuatnya berhenti.

"Kim Yerim," ucap Nichkhun sambil menatap Jungkook dengan matanya yang lebam akibat pukulan pria itu. Jungkook terdiam, seakan-akan meminta Nichkhun melanjutkan kalimatnya.

"Ini tidak adil Gold," Nichkhun meludahkan darah dari mulutnya kesamping sebelum kembali menatap Jungkook.

Jungkook menatap Nichkhun tidak mengerti. "Apa yang ingin kau katakan?"

"Aku ingin sedikit bercerita padamu, jadi bisakah kau simpan dulu mainanmu ini?," tanya Nichkhun. Jungkook tidak bergeming membuat Nichkhun berdecak. "Ini tentang Kim Yerim"

Jungkook otomatis menegakan tubuhnya. Ia berjalan mundur beberapa langkah, tangannya masih memegang pistol mengarah pada Nichkhun.

"Lanjutkan," ucap Jungkook.

Nichkhun tersenyum sinis lalu mengangguk pelan. Ia membenarkan posisi duduknya dan bersandar pada kaki meja kerjanya

"Aku mengikuti Kim Yerim seminggu ini," ucap Nichkhun lalu melirik file yang ada dimejanya. "Kutebak kau sudah tahu"

"Kau tahu kenapa aku melakukannya? Aku ingin memancingmu keluar. Tapi aku salah. Ternyata kau datang sendiri padaku tanpa harus dipancing"

Nichkhun tertawa menatap Jungkook dengan sorot mengejek. Ia merasa menang kali ini.

"Tapi sayangnya aku sudah terlanjur memberi umpan"

"Apa maksudmu?," tanya Jungkook cepat. Firasatnya memburuk. Ia merasa hal yang tidak baik akan segera terjadi cepat atau lambat.

Nichkhun tersenyum sambil melirik jam di pergelangan tangannya.

"Sebentar lagi jam setengah tujuh malam, waktunya Kim Yerim pulang dari rumah sakitnya. Ia akan naik bus nomor 9 menuju rumahnya. Apa aku benar?," tanya Nichkhun pada Jungkook.

Jungkook tidak tahu jam pulang kerja Yerim ataupun bus yang digunakan untuk gadis itu pulang. Wajah bingung Jungkook membuat Nichkhun kembali tertawa untuk kesekian kalinya.

"Hubungan kalian tidak berjalan baik kurasa. Apa tebakanku benar?," ejek Nichkhun membuat Jungkook emosi. Ia menarik pelatuk pistolnya, melepaskan peluru yang berhasil menggesek bahu Nichkhun, membuat pria itu menjerit tertahan.

"Aku tidak suka bermain-main! Apa yang sedang kau lakukan?," bentak Jungkook tak sabaran.

Suara tembakan Jungkook mengundang para penjaga masuk keruangan. Mereka mengelilingi Jungkook dengan pistol dimasing-masing tangan mereka.

"Kita memang bertolak belakang Gold. Aku sangat suka bermain, maka dari itu aku menyiapkan kejutan spesial untukmu," Nichkhun berdiri perlahan sambil memegangi bahunya tanpa melepaskan pandangan matanya dengan Jungkook.

"Aku menaruh bom dibus yang dinaiki Kim Yerim. Bom itu akan meledak bila rem diinjak. Anak buahku ada disana untuk mengaktifkan bom begitu wanita itu naik kedalam bus. Bukankah sangat menarik? Seoul akan menyaksikan pertunjukan baru malam ini," ucap Nichkhun dengan nada angkuh.

Jungkook membulatkan matanya. Tangan dan kakinya seketika gemetar. Jantungnya berdetak tidak karuan. Pikirannya kacau. Kim Yerim dalam bahaya.

"Dasar gila! Bajingan kau Nickhun!," Jungkook baru saja akan menghabisi Nichkhun sebelum suara tembakan memenuhi ruangan. Ia jatuh berlutut dengan rasa sakit yang luar biasa dibetis kanannya.

Jungkook mengepalkan tangannya menahan sakit sekaligus amarah. Ia mendongak, menatap tajam Nichkhun. Pria itu merunduk, menyejajarkan tubuhnya dengan Jungkook. Ia melepaskan masker Jungkook kasar lalu membuangnya kesembarang arah.

Nichkhun tersenyum miring. "Habisi dia"

Jungkook merasakan tendangan keras dipunggungnya membuatnya terhuyung jatuh kedepan. Tangan kirinya melindungi kepalanya dari tendangan anak buah Nichkhun. Jungkook tidak diam. Tangan kanannya perlahan meraih pistolnya yang terjatuh lalu menembaki anak buah Nichkhun.

Ia berdiri, berusaha mengabaikan sakit dibetisnya. Ia menembaki anak buah Nichkhun tanpa ampun. Beberapa terjatuh terkapar. Menyisakan tiga orang yang kini menghampirinya.

Salah satu dari mereka merebut pistol Jungkook dan mebuangnya jauh. Jungkook geram lalu meninju wajahnya lalu memelintir kepalanya sehingga menimbulkan suara berderak yang mengerikan.

Tanpa Jungkook sadari salah seorang dari mereka memukul kepala Jungkook dengan sebuah lampu meja dari belakang, membuat Jungkook jatuh. Pukulan tersebut cukup keras, membuat pandangan Jungkook kabur. Ia kembali terjatuh kelantai, tubuhnya benar-benar lemas.

Nichkhun bertepuk tangannya senang. Ia menghampiri Jungkook, menjambak rambut pria itu sehingga Jungkook mendongak menatapnya.

"Ini yang akan kau dapatkan jika berani macam-macam denganku. Kau mung-"

"Hwang Miyoung," bisik Jungkook lemah mampu memotong kalimat Nichkhun.

Pikiran Jungkook sudah kacau. Ia harus menyelamatkan Yerim sekarang juga. Satu-satunya cara mengalihkan Nichkhun adalah Miyoung. Walaupun ia tahu ia hanya akan menambah masalah kedepannya.

Persetan. Keselamatan Yerim yang utama sekarang.

Nichkhun memiringkan kepalanya. Tertarik dengan apa yang baru saja diucapkan Jungkook. "Ada apa dengan Tiffanyku?," tanyanya bingung.

Jungkook tersenyum miring. Mengabaikan rasa sakit diujung bibirnya yang berdarah. Ia menatap tajam Nichkhun.

"Jadi kita bermain wanita disini? Baiklah, aku ikuti permainanmu," ucap Jungkook. Nichkhun menggeram kesal melihat wajah angkuh Jungkook.

"Aku tahu dimana Hwang Miyoung. Aku tahu siapa orang yang ada didekatnya"

"Aku akan memberitahumu kalau kau menyuruh orang-orangmu keluar"

Nichkhun tampak menimbang-nimbang ucapan Jungkook. Ia akhirnya memberi kode pada dua anak buahnya yang tersisa untuk menunggu diluar.

"Akan lebih baik jika kau tidak berbohong Jeon Jungkook," ucap Nichkhun sambil menatap Jungkook tajam.

"Aku memang tidak berbohong," ucap Jungkook sebelum membenturkan kepalanya kekepala Nichkhun membuat pria itu terhuyung kebelakang.

Jungkook menyambar pistolnya dengan cepat lalu mengarahkannya kekepala Nichkhun yang masih kesakitan. Tangan kirinya menahan menarik tangan kiri Nichkhun kebelakang.

"Sialan kau Jeon Jungkook," desis Nichkhun geram, merasa posisinya kini terpojok. Jungkook tersenyum penuh kemenangan sebelum mendorong Nichkhun untuk berjalan keluar ruangan.

"Bos!," seru anak buah Nichkhun yang langsung bersiap menyerang. Nichkhun memberi kode pada mereka untuk menahan serangan sementara dirinya dijadikan tameng oleh Jungkook yang kini menuju lift.

Jungkook masuk kedalam lift bersama Nichkhun yang masih dalam kendalinya. Ia menurunkan pistolnya lalu berbisik pada pria itu.

"Jauhi Kim Yerim, maka Hwang Miyoung tidak akan kusentuh sedikitpun,"bisik Jungkook sebelum mendorong Nichkhun keluar lift. Ia memencet tombol tutup dengan cepat.

"Brengsek kau Jeon Jungkook! Kalian cepat kejar dia! Pastikan Kim Yerim terbunuh malam ini!"

×××

Jungkook berlari kencang menuju Seoul Medical Center. Ia tidak mempedulikan kakinya yang sudah berdenyut hebat dan tubuhnya yang remuk. Dipikirannya kini hanya ada Kim Yerim. Ia mencoba menelpon gadis itu tapi tidak bisa. Yerim memblok nomornya.

Jungkook baru saja akan menyebrang sebelum sebuah mobil putih berhenti tepat beberapa senti dari tempatnya berdiri membuatnya terkesiap.

"Ya! Kalau menyebrang lihat-lihat! Kau sudah mau ma- Jeon Jungkook? Astaga, apa yang terjadi denganmu?," pengendara mobil yang hampir menabraknya-Jung Eunha menghampiri Jungkook yang berpenampilan acak-acakan.

Jungkook mengucapkan syukur dalam hatinya. "Eunha, tolong bantu aku. Dokter Kim dalam bahaya," ucap Jungkook terengah sambil memegang bahu Eunha. Wajahnya menyiratkan kekhawatiran yang besar.

"Apa yang terjadi?," tanya Eunha tak mengerti.

"Kujelaskan nanti. Aku yang menyetir, kau coba hubungi dokter Kim"

×××

Yerim sedang duduk menunggu bus dihalte depan rumah sakitnya. Sesekali ia memijit bahunya yang terasa pegal. Seperti biasa, hari ini adalah hari yang sangat sibuk.

Bus nomor 5 datang. Kerumunan yang menunggu bus bersamanya naik, menyisakan dirinya dengan seorang pria bertopi yang duduk tak jauh darinya.

Yerim melirik pria itu. Pria itu tidak bisa diam. Gelagatnya mencurigakan. Yerim yang melihatnya langsung waspada dan memeluk tas dipangkuannya. Akhir-akhir ini memang banyak terjadi penjambretan disekita rumah sakitnya.

Tak lama, bus nomor 9 datang. Yerim buru-buru naik bus itu. Bus itu sepi. Hanya terdapat tiga siswi sekolah menengah dan seorang nenek dengan cucu laki-lakinya yang masih kecil. Yerim tersenyum lalu mengambil tempat duduk disebelah nenek tersebut.

Bus tersebut meninggalkan halte. Meninggalkan pria bertopi yang kini duduk sendirian. Pria itu menekan tombol pada alat pengendali jarak jauh yang berada disakunya. Mengaktifkan bom pada bus yang baru saja meninggalkan halte tersebut.

Yerim tersenyum setiap kali cucu sang nenek bercerita dengan semangat. Pipinya yang gembul membuat Yerim gemas ingin mencubitnya.

"Cucu nenek sangat tampan," ucap Yerim pada nenek disebelahnya. Nenek itu tersenyum lalu mengusap kepala cucunya itu.

"Hyunnie, lihat. Noona cantik ini memujimu. Kau harus bilang apa padanya?"

Sang cucu yang dipanggil Hyunnie itu tersenyum lebar. Pipinya sedikit bersemu merah mendengar pujian dari Yerim.

"Terima kasih noona," ucap Hyunnie riang membuat Yerim tertawa gemas.

Tiba-tiba ponsel Yerim berdering. Ia mengambil ponsel tersebut dari sakunya lalu melihat nama orang yang menelponnya.

"Halo, Eunha?,"

"Yerim? Dimana kau sekarang?", tanya Eunha dari seberang panggilan.

"Aku dalam perjalanan pulang eonni. Ada apa?"

"Apa kau naik bus?"

Yerim mengernyit. Suara Eunha tergantikan dengan suara pria yang sangat familiar. Suara Jungkook.

Yerim mendengus kesal, baru saja ia akan mematikan telpon tersebut tetapi terdengar teriakan Jungkook dari seberang panggilan.

"Demi Tuhan Kim Yerim! Bukan saatnya memikirkan masalah kita. Kau dalam bahaya, dimana kau sekarang?!"

Yerim sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya mendengar teriakan Jungkook yang cukup kencang. Suara Jungkook terdengar terburu-buru dan panik. Tiba-tiba Yerim merasa ketakutan.

"Aku sedang dalam bus. Ingin pulang," ucap Yerim pelan. Jantungnya mulai berdegup kencang.

"Shit!"

"Jeon Jungkook, kau gila! Turunkan kecepatannya, demi Tuhan! Jungkook kita bisa kecelakaan!"

Terdengar umpatan Jungkook yang disusul teriakan histeris Eunha. Yerim dapat mendengar suara mesin mobil yang dipacu kencang dari seberang telepon. Yerim memegangi dadanya yang berdentum-dentum akibat jantungnya.

"Yerim, jangan panik. Bilang pada supir bus agar jangan mengerem atau menurunkan kecepatan. Bus yang kau naiki sekarang ini terpasang bom. Bom akan meledak jika rem diinjak," ujar Jungkook dengan cepat.

Yerim melongo mendengarnya. Kakinya lemas. Tangannya gemetaran. Matanya menangkap halte tak jauh didepannya. Ia segera berlari kedepan untuk memperingatkan supir bus agar tidak berhenti dihalte tersebut.

"Pak, apapun yang terjadi jangan injak rem. Jangan turunkan kecepatan sama sekali!," teriak Yerim panik.

Supir bus tersebut kaget. "Astaga nona! Apa yang anda bicarakan?"

"Bus ini terpasang bom dan akan meledak bila rem diinjak!," teriakan Yerim kali ini berhasil membuat seisi bus terdiam.

"Apa-apaan nona? Apa kau sedang berkhayal sekarang?," ucap salah satu siswi pada Yerim.

"Nona, ini tidak lucu. Aku bisa memanggil polisi sekarang juga," ucap supir bus tersebut. Suaranya sedikit bergetar, terdengar ketakutan setelah mendengar kata-kata Yerim.

"Aku serius! Jangan hentikan kecepatan sama sekali!," ucap Yerim sebelum mendekatkan ponselnya ketelinganya kembali.

"Jungkook"

"Bagus Yerim. Tugasmu sekarang jangan panik. Aku dalam perjalanan kesana. Jangan tinggalkan supir, bantu dia kendalikan bus agar tidak turun kecepatannya," ujar Jungkook dengan suara yang tidak sepanik sebelumnya. Terdengar jelas Jungkook berusaha membuat Yerim tenang dengan menenangkan dirinya sendiri.

"Jungkook, aku takut," bisik Yerim. Ia menggigit bibirnya menahan air matanya yang mendesak keluar. Ia menatap para penumpang lainnya yang sedang berpelukan ketakutan. Cucu laki-laki nenek tadi sudah menangis. Yerim merasa ia bisa terkena serangan jantung kapan saja mengingat jantungnya yang bergedup sangat kencang.

"Jangan takut Yerim. Aku hampir sampai"

"Cepatlah datang. Aku tidak mau mati Jungkook," isakan Yerim akhirnya keluar. Ia sangat ketakutan.

"Tenanglah. Percaya padaku," Yerim dapat mendengar tarikan napas Jungkook dari seberang sana.

"Aku akan menyelamatkanmu"

×××

Huaaaa aku deg-degan sendiri nulisnya hehehe 😅

Gimana chapter ini?? Greget ga? Maaf ya kalo ga memenuhu ekspektasi, aku ga terlalu jago bikin adegan berantem-berantem 😅✌✌

Semoga kalian suka yaa chapter ini! Jangan lupa comment dan vote! Kritik dan saran dari kalian akan sangat membantu ❣❣

Sampai ketemu dichapter selanjutnyaa 💜💜

-yrrookie💜💜


Continue Reading

You'll Also Like

22.8K 5.3K 16
Kecelakaan hebat merenggut nyawa kedua orang tua Shazia. Karena kemalangan yang menimpa dan membuatnya menjadi sebatang kara, kerabat jauh datang unt...
1.1M 37.7K 54
Follow dulu guys Lagi revisi, jadi maaf kalau banyak typo. Gadis dengan masa lalu yang kelam, dan sedih, menemukan keluarga yang harmonis dan hanga...
11.5K 1K 19
Mew melihat dari Jauh Gulf Berbicara dengan pria yang tidak dia kenal. Selama 2 tahun mereka bersama, Gulf tidak pernah terlihat semalu itu didekat p...
151K 15.1K 29
[COMPLETED] [SEGERA DIREVISI] Kesalahan fatal yang dilakukan oleh Baek Arin membuat dirinya terjebak di dalam dunia Min Yoongi. Mereka melalui setiap...