Happy reading...
"Iya dad aku akan mengatakan pada Yoongi dan Taehyung."
".........."
"Ya semuanya lancar disini."
".........."
"Jinnie sehat-sehat saja dad, yahh dia semakin cantik." Tawa renyah terdengar dari pria berlesung pipit yang kini duduk santai di ruangan kantornya sembari memegang benda persegi yang ia tempelkan ke telinga kanannya.
"............"
"Bilang pada mom aku juga merindukannya."
Sambungan pun berakhir.
"Sayang." Sosok namja cantik perlahan masuk kedalam ruangnnya sembari menenteng tas kotak makan seperti biasanya.
Kebiasaan Kim Seokjin istrinya yang selalu mampir ke perusahaannya untuk memastikan dirinya memakan makanan sehat.
Namjoon berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri istrinya sembari merentangkan kedua tangannya untuk memeluk istrinya tercinta.
"Selamat siang ratuku." Kecupan lembut mendarat dikening sang istri.
Jin semakin mendusel pada ceruk leher sang dominan sebagai jawaban.
"Tadi siapa yang telepon sayang ?"
"Ohhh tadi appa menelpon mengabari bahwa kita semua besok harus terbang ke markas utama."
"Huh ? Ke markas utama ? Dengan Yoongi dan Taehyung juga ?"
"Yah si penguasa Raion sudah memberi titah." Jawabnya dengan nada bercanda.
"Tumben sayang, appa menyuruh kita semua kesana ? Apakah akan ada acara besar ?" Tanya si pria cantik sembari tangannya ditarik sang suami untuk menuju sofa panjang di ruangannya.
Namjoon mengendikan bahu.
"Seperti biasa, si penguasa itu tidak pernah memberi penjelasan kenapa. Dan sialnya tugas kita sebagai anaknya hanya menuruti tanpa harus protes."
"Tapi jika firasatku benar, ini tentang para mafia."
"Para mafia ?" Reflek Seokjin menghentikan pergerakannya yang sedang membuka beberapa kotak makan yang dia bawa.
"Maksudmu antara Raion dan Triad ?"
"Mungkin ratuku, aku juga belum tau pasti."
"Apa ada hal buruk ?" Gurat khawatir nampak jelas diwajah cantiknya.
"Raion dan Triad tidak pernah terlibat konflik hingga harus bermusuhan. Meski mereka sama kuat, wilayah mereka pun dari awal sudah berbeda ratuku."
Seokjin mengangguk.
"Semoga firasatku salah." __Kim Namjoon si sulung dari kelompok Raion.
.
.
.
.
"Yaaakkkk bocah sialan !!!!" Teriakan Yoongi memenuhi mansion keluarga Kim.
"Duuuhh vampir apaan sih" Si bocah yang sedang diteriaki hanya menjawab malas lalu bersembunyi dibalik lengannya.
"Bangsat Tae, punya adik kenapa tolol model dirimu sih !!!!" Yoongi meraih salah satu bantal sofa yang tergeletak mengenaskan dibawah lantai lalu melempar dengan tidak berkeperimanusiaan kearah adik tercintanya yang kini nampak berantakan terlentang diatas sofa panjang dengan tumpukan kaleng bir yang berserakan seperti penampungan sampah.
Taehyung berdecak lalu berbalik memunggungi kakak vampirnya itu tanpa peduli teriakan Yoongi yang makin menggema.
"Kim !!!!! Bangun dan bersihkan dirimu atau kau kubunuh sekarang !!!!"
Yoongi menarik adik bontotnya itu dalam sekali hentakan hingga si pemuda tampan terjatuh dari sofa dengan tidak elitnya.
"Yaaakkkk sakit bodoh !" Taehyung mendelik kesal kearah kakaknya yang kini sudah terlihat begitu murka.
"Siapa yang kamu panggil bodoh hah ????"
Tangannya langsung menjambak surai Taehyung tanpa ampun lalu menyeret tubuh adiknya itu menuju kamarnya.
"Yaakkkk hyuunggg." Taehyung meronta merasakan kepalanya berdenyut nyeri karena demi apapun jambakan tangan mungil kakak vampirnya itu sungguh tidak main-main.
"15 menit cepat bereskan dirimu, 1 jam lagi kita ke bandara bocah sialan!!"
Pintu kamar Taehyung ditutup dengan segala kekuatan yang Yoongi miliki hingga suara bedegum menyentak kesadaran Taehyung.
"Sialan ! Kenapa aku punya hyung sesadis dia sih !!" Gerutunya sembari melangkah pelan menuju kamar mandi.
.
.
.
"Kook" Seruan Jimin sontak membuat si pemuda manis menoleh kearah asal suara.
"Pesawatnya akan berangkat, ayo !!!" Jimin melambai dari kejauhan agar Jungkook segera beranjak menghamipirnya.
Tanpa menjawab Jungkook segera melangkah mengikuti arah Jimin.
.
.
Jimin mendecih pelan saat disadari si pemuda manis disampingnya kembali melamun menatap keluar jendela pesawat yang hanya menampakan awan putih dan terik matahari.
"Hei Jeon." Jimin menepuk pundak Jungkook agar tersadar dari lamunannya.
"Hmm" Tanpa menoleh sedikit kearah Jimin yang duduk disampingnya.
"Ini hanya perasaanku atau memang benar yang kulihat ? Sudah beberapa hari ini kau sering terlihat diam dan melamun ?" Jimin membuka pembicaraan.
Helaan nafas panjang terdengar.
"Aku hanya memikirkan sesuatu hyung."
Jungkook menggerakan tubuhnya agar bersitatap dengan sepupunya tersebut.
Kedua alis Jimin berkerut ketika melihat gurat serius diwajah pemuda manis dihadapannya ini.
"Ada apa ?"
"Kenapa ayah tiba-tiba menyuruh kita kembali ke markas ?"
"Mungkin ada hal penting mengenai Triad yang harus kita ketahui Kook. Kau tau kan ayahmu itu tidak pernah mensangkutpautkan kita jika bukan hal yang benar-benar penting mengenai kelompok kita." Jimin menjawab kalem.
"Dan itu yang membuatku takut hyung, terakhir kali kita mendadak dipanggil ke markas utama berakhir tidak baik kan ? Aku yakin kau tau maksudku." Kerutan serius dan gelisah menjadi satu tergurat jelas diwajah manis Jungkook membuat Jimin paham apa yang sedang dipikirkan pemuda manis ini.
"Apapun itu semoga kali ini tidak akan berakhir buruk Kook." Jimin menepuk pelan bahu sepupunya itu sembari tersenyum tipis kearahnya.
.
.
.
"Bandara ?? Kita kemana ??" Wajah bodohnya terlihat jelas di wajah tampan si pemuda Kim, dia mengedarkan pandangan ketika baru menyadari mobil yang ia tumpangi memasuki area bandara.
"Yoon, kau tidak memberi tau Taehyung kita berangkat ke markas utama ?" Namjoon yang duduk di belakang supir menanggapi pertanyaan Taehyung yang duduk di bangku belakang Van mewah tersebut.
"Tch, jangan menyalahkanku hyung, bocah sialan ini semalaman mabuk bahkan aku harus menggunakan tenaga ekstra untuk menyeretnya ke kamar mandi."
Sahut Yoongi sembaru bersedekap melirik sekilas kearah adiknya yang kini ikut
menggerutu.
"Aku yakin bahkan kesadarannya sekarang belum pulih sepenuhnya."
"Hahhh, dia kenapa ?" Namjoon mengehmbuskan nafas lelah menatap adik kecilnya.
"Yah, bukan tipe si bontot sekali mabuk-mabukan seperti itu. Meski sebrengsek apapun dia." Seokjin menyahuti.
"Entahlah, beberapa hari ini dia bersikap dingin. Bahkan menutup diri. Seperti orang patah hati." Jawab Yoongi dengan wajah datarnya.
"Tentang keturunan kelompok Triad itu ?" Seokjin menatap suaminya dan Yoongi bergantian.
"Menurut prediksiku 90% itu benar hyung."
"Apapun yang terjadi di markas utama nanti, kuharap tidak bersangkutpaut dengan kejadian beberapa tahun lalu dan berakhir buruk lagi." Namjoon bergumam pelan lalu keluar dari dalam mobil saat mobil van tersebut berhenti di pintu masuk utama bandara.
.
.
.
"Hyung, kita ke Jepang ??" __Kim Taehyung si bungsu dari kelompok Raion.
Tbc