Red Thread • [ jjk × kyr ]

By yrrookie2

473K 46.2K 2.7K

[COMPLETED] Sejauh apapun kau pergi, aku akan menemukanmu. Karena pada akhirnya, kita terhubung dalam seutas... More

Opening
Cast
Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Epilog

9

8.7K 1.2K 37
By yrrookie2

Ok Taecyeon tengah bersandar di mobil hitamnya dengan sebatang rokok terselip dibibirnya. Ia sedang memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang keluar masuk IGD Seoul Medical Center. Sepertinya para dokter jaga sangat-sangat sibuk sekarang.

Suara sirine ambulans menarik perhatian Taecyeon. Ambulans tersebut berhenti dipintu masuk disusul beberapa dokter dan suster berlarian kecil keluar dari IGD.

Mata Taecyeon memicing ketika melihat tiga orang dokter wanita tengah membantu para suster mengeluarkan pasien dari ambulans. Ia mengetuk kap mobilnya, memberi kode pada sang supir agar bersiap. Mobil hitam itu melaju untuk mencari tempat persembunyian.

Taecyeon berjalan mendekat, bersembunyi dibalik mobil-mobil yang terparkir tak jauh dari pintu IGD. Pria itu mulai bersiaga. Matanya mengikuti pergerakan ketiga dokter wanita itu .

"Suster Ahn, hubungi dokter Kang. Sepertinya pasien ini membutuhkan penanganan lanjut," seru salah satu dokter wanita tersebut.

"Baik, dokter Son," Suster Ahn pun berlari kedalam disusul Seungwan dan beberapa suster mendorong brankar yang diatasnya terbaring pasien kritis.

Taecyeon mengeliminasi Seungwan dari intaian matanya. Tinggal dua orang lagi.

"Suster Jung! Bawa pasien ini masuk-astaga!," Salah satu dari kedua dokter memekik kaget. Pasien yang baru saja dikeluarkan dari dalam ambulans terbatuk hebat dan mengeluarkan darah.

"Bawa pasien ini masuk cepat!," seru dokter wanita tersebut kepada para suster. Ia ikut mendorong brankar sebelum dihentikan oleh suara sirine ambulans satu lagi yang baru datang.

"Dokter Park urus pasien diambulans yang baru datang. Aku akan mengurus yang ini," ucap dokter wanita itu kepada dokter Park.

"Baik, dokter Kim"

Taecyeon langsung menegakkan badannya. Kini matanya hanya berfokus pada satu orang yang disebut dokter Kim itu. 

"Bingo"

Pria itu mengamati Kim Yerim yang baru saja menghilang dibalik pintu IGD. Ia tersenyum miring saat orang yang ditunggu-tunggunya menelpon. Dengan perasaan penuh kemenangan ia mengangkat telpon itu.

"Jadi?"

"Aku belum menemukan dokter Kim Yerim, tapi aku sudah menemukan dokter Kim. Aku akan kedalam untuk memastikan. Perasaanku mengatakan bahwa aku tidak akan salah orang," lapor Taecyeon pada Nichkhun yang langsung tersenyum diseberang sana.

"Bereskan dengan cepat lalu bawa wanita itu kemari. Setelah itu kembali cari Tiffany"

Taecyeon memutar bola matanya. Ia memang teman sekaligus pengikut setia Nichkhun, tapi ia mulai sedikit jengah dengan temannya itu yang selalu Tiffany, Tiffany, dan Tiffany.

"Sebaiknya kau menaikan gajiku. Aku tutup," Taecyeon menyimpan ponselnya. Ia mengambil langkah perlahan masuk kedalam IGD.

Taecyeon menginjakan kakinya kedalam IGD dan langsung disuguhi pemandangan yang sedikit kacau. Ruangan tersebut dipenuhi korban tabrakan yang terjadi di persimpangan depan. Ia menerka-nerkanya dari notifikasi berita dari ponselnya tadi.

"Tuan, silahkan ikuti saya. Apa keluhan yang anda rasakan sekarang?," ucap seorang suster yang menghampirinya dan memegang lengannya, bermaksud membantunya berjalan.

Taecyeon sedikit terkejut dengan kedatangan suster tersebut. Ia langsung pura-pura terbatuk dan tangannya otomatis naik memegang dada kirinya.

"Dadaku sakit dan sedikit sulit bernapas," ujar Taecyeon seadanya tapi berhasil mengelabuhi suster tersebut. Suster tersebut memintanya berbaring disalah satu kasur kosong lalu mengecek tekanan darahnya.

"Tekanan darah anda normal tuan. Mohon istirahatlah sebentar. Saya akan memanggil dokter untuk melakukan pemeriksaan," ucap suster tersebut sambil berlalu dari bilik pemeriksaan.

Yerim masuk ke ruangan IGD dengan noda darah di jasnya. Ia berlari kecil menuju wastafel dan mencuci tangannya cepat. Suster yang menangani Taecyeon menghampirinya.

"Dokter Kim, ada pasien baru disana," ucap suster tersebut sambil menunjuk Taecyeon.

Yerim mengangguk. Ia melepaskan jasnya dan memberikannya pada suster tersebut.

"Suster Ha, tolong ambilkan jas gantiku di ruangan dokter," ucap Yerim yang dibalas anggukan suster Ha.

Yerim berjalan menghampiri Taecyeon dengan troli peralatannya. Gadis itu menutup tirai sampai setengah dan mulai memeriksa Taecyeon.

"Selamat sore tuan. Bisa beritahu apa yang anda rasakan sekarang?," tanya Yerim sambil memakai stetoskop.

"Dada sakit. Napas sesak," ucap Taecyeon singkat. Ia memindai Yerim. Ia butuh nama. Memastikan bahwa dokter Kim dihadapannya ini adalah dokter Kim Yerim.

"Sakitnya di dada kiri atau dada kanan tuan?"

Taecyeon tidak menjawab. Gadis itu tidak memakai jas dokternya, ia yakin ID card gadis itu berada di jasnya.

"Tuan?"

Taecyeon menoleh kearah Yerim. Wajah gadis itu terlihat bingung.

"Kiri"

Yerim mengernyit lalu meletakan stetoskop di dada kiri Taecyeon.

"Seperti apa sakitnya tuan?"

Taecyeon menggeleng. Menandakan ia tak tahu tanpa melepaskan pandangannya pada gadis itu. Yerim mulai merasa tak nyaman. Ia merasa ada yang tidak beres.

"Dokter Kim, jasmu," suster Ha datang dan memberikan jas yang dilengkapi ID card pada Yerim.

"Terima kasih dokter Ha," ucap Yerim memakai jasnya dengan ragu. Kejadian ini pernah jadi sebelumnya. Sekitar empat bulan yang lalu bersama Jungkook.

Yerim melepaskan ID cardnya dan menaruhnya disaku jas. Taecyeon melihatnya dan ia semakin yakin. Gadis itu terlihat awas, berarti ada sesuatu yang disembunyikannya.

"Maaf tuan, saya lanjutkan pemeriksaannya," ucap Yerim dengan suara yang mulai gugup. Perasaannya sama sekali tidak enak. Ia kembali meletakan stetoskop di dada Taecyeon. Ia sedikit menyingkap kemeja hitam yang dipakai Taecyeon lalu terkejut setengah mati. Di dada pria itu terdapat sebuah tatto logo Jade Community.

Yerim melangkah mundur. Jantungnya berdegup kencang dan tangannya mulai gemetar. Perlahan ia menurunkan stetoskopnya lalu membuka tirai.

"S-saya akan mengambil alat. Tolong tunggu disini," Yerim keluar dari bilik tersebut dan menutup tirainya. Ia berlari kecil ke pintu keluar IGD yang terhubung dengan area dalam rumah sakit. Yerim berlari menuju toilet untuk menelpon Gold.

Belum sampai ke toilet, Yerim melihat beberapa pria berpakaian hitam-hitam yang mencurigakan. Ia segera berputar arah dan berlari menuju kantin rumah sakit, berencana untuk keluar dari pintu belakang kantin.

Yerim mendorong pintu kantin tersebut lalu menjerit tertahan ketika ia mendapati Taecyeon sudah berdiri lima langkah di hadapannya.

"Biar kutebak," Taecyeon berjalan maju sampai dihadapan Yerim yang sudah gemetar ketakutan.

"Dokter Kim Yerim?"

Yerim menggeleng ketakutan. Ia terus melangkah mundur, tangannya menggenggam knop pintu erat. Ia tidak bisa kembali masuk kedalam karena dapat membahayakan para pasien.

Taecyeon tersenyum miring. "Sepertinya kau sudah mengenaliku, dilihat dari caramu menatapku. Karena kau sudah tahu, aku tidak akan bicara banyak. Ikutlah denganku Kim Yerim"

Tubuh Yerim semakin gemetar ketika Taecyeon kembali mengikis jarak diantara mereka. Tangan Yerim meraba saku jasnya dan sedikit mendesah lega karena ponselnya ada bersamanya.

"Aku tidak mau," ucap Yerim dengan segala keberanian yang ia punya.

Taecyeon berdecak kesal. "Aku tidak suka melakukan kekerasan pada wanita. Jadi cepatlah"

Yerim kembali menggeleng kuat. Taecyeon sudah habis kesabaran. Ia mencengkram lengan Yerim lalu menariknya paksa. Gadis itu menjerit. Ia berusaha menarik tangannya sekuat tenaga dari cengkraman Taecyeon. Langkah lebar pria itu membuat Yerim terseret-seret.

"Tidak! Lepaskan aku! Tolong!," Yerim berteriak sekencang-kencangnya. Berharap petugas keamanan mendengar teriakannya.

"Diam, sialan!," Taecyeon menarik Yerim paksa. Ia mengeluarkan sapu tangan yang sudah dibasahi obat bius lalu membekap gadis itu.

Yerim memekik panik. Ia tahu itu obat bius. Ia mati-matian menahan napasnya sambil berusaha melepaskan cengkraman Taecyeon.

Mata Yerim mulai berat. Napasnya tidak kuat sehingga ia terpaksa menghirup sapu tangan itu. Ia tidak boleh kalah disini, pikirnya.

Yerim menendang-nendangkan kakinya kesembarang arah dan berhasil mengenai area diantara kedua kaki Taecyeon membuat pria itu menjerit kesakitan. Cengkramannya pada Yerim terlepas. Dengan sisa-sisa tenaga dan kesadaran seadanya, Yerim berlari kabur.

Taecyeon bergulung kesakitan. Tangannya meraih ponselnya dan melakukan panggilan.

"Cepat bergerak. Wanita itu kabur"

×××

Yerim berlarian tak tentu arah. Matanya buram, ia bisa pingsan kapan saja. Ia mengambil ponselnya dan menghubungi satu-satunya orang yang dapat membantunya saat ini.

"Ya, dok-"

"Gold, tolong aku!"

"Ada apa dokter Kim?"

"Orang-orang itu, mereka mengejarku Gold!", Yerim mulai terengah-engah. Sesekali ia menoleh kebelakang, memastikan tidak ada yang mengejarnya.

"Dimana kau sekarang?"

"Aku masih disekitar rumah sakitku. Ya Tuhan, aku harus kemana?"

"Dokter Kim, nyalakan GPS-mu. Teruslah berlari sejauh mungkin. Aku akan datang"

Yerim mengangguk lalu menyalakan GPS ponselnya, lalu kembali meletakan benda itu ditelinganya.

"Cepatlah Gold, mereka--tidak! Lepaskan aku! Siapapun tolong--"

Anak buah Taecyeon menemukan Yerim dan langsung menarik gadis itu kedalam mobil hitam. Ponselnya terjatuh dari genggamannya. Yerim meronta sekuat tenaga sehingga anak buah Taecyeon sedikit kewalahan. Gadis itu melepaskan sepatu kanannya dan mengambil ponselnya dengan kaki kanannya lalu melemparkannya kedalam mobil tanpa sepengetahuan anak buah Taecyeon.

Tenaga Yerim sudah habis. Obat bius tadi sudah mengambil alih kesadarannya lebih dari separuh. Ia tidak memberontak lagi, membiarkan dirinya dibawa masuk kedalam mobil.

×××

Jungkook tengah mengayuh sepedanya dengan cepat. Tangan kanannya memegang kemudi sementara tangan kirinya memegang ponselnya, membuka GPS untuk melacak keberadaan Yerim.

Jungkook mengernyit ketika Yerim berjalan jauh lebih cepat dari sebelumnya. Ia mengumpat kesal, Yerim pasti sudah dibawa oleh orang-orang itu.

Ia mengambil jalan memotong, masuk ke sela-sela bangunan untuk mengejar mobil tersebut. Mobil tersebut melewati sebuah gang kecil sehingga akan sulit bergerak terlalu cepat.

Jungkook menemukannya. Sebuah mobil hitam kini sudah nampak di pandangannya. Ia mempercepat kayuhan sepedanya. Ia berhenti sebentar, mengambil batu berukuran sekepalan tangannya lalu kembali menjalankan sepedanya. Ia melempar batu tersebut sekuat tenaga dan mengenai kaca belakang mobil tersebut. Kaca tersebut pecah dan Jungkook dapat melihat Yerim yang sudah tidak sadarkan diri.

"Sial"

Rantai sepedanya lepas. Ia segera turun dari sepeda tersebut lalu melemparkan sepeda tersebut kekolong mobil sehingga pergerakan mobil tersebut melambat. Jungkook berlari, menggedor-gedor bagian samping mobil.

"Hentikan mobilnya, brengsek!"

Taecyeon yang sudah berada di mobil membulatkan matanya lebar. Pria yang kini sedang menggedor-gedor mobilnya adalah kurir yang ia jebak sepuluh tahun silam. Taecyeon mengambil pisau lipat lalu menarik Yerim kejendela mobil, mengancam Jungkook akan menyakiti gadis itu.

Lari Jungkook melambat, ia sedang berpikir keras sekarang. Ia kembali mengambil batu yang ada dijalanan dan melemparnya kedalam mobil melalui celah jendela belakang yang sudah pecah.

"Aaarrggh"

Taecyeon memegangi kepala belakangnya yang terasa pecah. Darah segar mengalir dari sana membuat kepalanya pening. Lemparan tersebut cukup kuat membuatnya sedikit kehilangan kesadarannya.

Jungkook mengambil kesempatan tersebut untuk melompat kedalam mobil, tidak memperdulikan tubuhnya yang tergores pecahan kaca dari jendela belakang. Ia memukul leher anak buah Taecyeon dari belakang hingga tak sadarkan diri. Ia berpindah kekursi tengah dan menatap tajam Taecyeon yang sedang mengacamnya dengan pisau di leher Yerim.

"Menyerahlah kau sudah terluka," ucap Jungkook dingin.

Taecyeon tertawa dan mendekatkan pisau tersebut sampai menyentuh leher Yerim yang kini sedikit berdarah karena goresan tersebut. Jungkook semakin marah melihatnya.

"Kau mencariku tuan kurir? Kukira masalah kita sudah selesai," ucap Taecyeon dengan suara yang lemah karena denyutan hebat di kepala belakangnya.

Perlahan Yerim menemukan kesadarannya kembali. Gadis itu meringis merasakan pisau yang sedikit menggores permukaan kulitnya. Ia reflek mendorong tangan Taecyeon sekuat tenaga.

"Gold...," panggil Yerim lemah sambil memegangi lehernya yang berdarah.

Sekali lagi Taecyeon membulatkan matanya. Supir yang sedang mengemudi didepan reflek mengeluarkan sebuah pistol lalu mengarahkannya kearah belakang. Jungkook yang melihatnya langsung memelintir tangan supir tersebut lalu membenturkan kepalanya kejendela. Mobil tersebut menjadi hilang kendali  dan menabrak pagar pembatas jalan.

Yerim memejamkan matanya ketakutan. Asap keluar dari kap mobil. Mobil tersebut bisa meledak sewaktu-waktu.

Taecyeon menggeram marah. Ia menyingkirkan Yerim, mendorong gadis itu kebarisan depan mobil dan menyerang Jungkook dengan pisau lipatnya. Jungkook menghindar, mencengkram tangan Taecyeon lalu merebut pisau tersebut dan menusukannya keperut pria itu.

"K-kau, s-selama ini," Taecyeon menatap Jungkook dengan matanya yang memerah menahan sakit. Matanya berhadapan dengan mata Jungkook yang menyiratkan amarah yang sangat dalam.

"Kau yang menjebakku sepuluh tahun yang lalu. Apa aku benar?," tanya Jungkook. Taecyeon tertawa dan membuat Jungkook memperdalam tusukan pisau yang digenggamnya.

"Y-ya, a-atas perintah atasanku" ucap Taecyeon terbata-bata. Pria itu sudah kehabisan tenaga. Jungkook mengernyit. Jadi ada orang lain lagi? pikirnya.

Taecyeon memandang Jungkook sinis. Perlahan matanya menutup dan sudut bibirnya sedikit terangkat.

"Kau datang untuk membalaskan dendam padaku atau murni menyelamatkan gadis ini, Gold? Atau bisa kupanggil, Jeon Jungkook?,"

Jungkook mendecih. Ia melirik Yerim yang kembali tidak sadarkan diri dikursi depan. Ia harus cepat-cepat pergi. Ia tidak ingin meladeni Taecyeon yang mulai memancing dirinya.

Jungkook bergerak maju. Ia menarik kerah baju Taecyeon, menarik pria itu mendekat lalu menatapnya tajam. Taecyeon menjerit kesakitan karena sakit yang luar biasa dibagian perutnya.

"Beri aku alasan untuk membiarkanmu tetap hidup atau akan ku bunuh kau sekarang juga"

Taecyeon menatap Jungkook lemah. "Apa yang kau inginkan hah?"

"Nama," ucap Jungkook pelan. "Nama atasanmu"

Taecyeon menggeleng lemah. Ia tidak akan memberitahu Jungkook. Melihat Taecyeon yang keras kepala membuat Jungkook benar-benar habis kesabarannya. Ia menarik pisau itu dari perut Taecyeon lalu menusukannya lagi ke perut pria itu dan membuatnya menjerit. Ia melepaskan kerah baju pria itu kasar sehingga kepala belakangnya membentur jendela tepat di lukanya. Taecyeon tidak sadarkan diri.

Jungkook terengah-engah sendiri. Ia meninju jok mobil kesal. Ia mengusap wajahnya dan menghela napas berat. Ia melirik Yerim yang terluka di kursi depan. Ia segera turun dari mobil tersebut lalu mengeluarkan Yerim dari sana. Ia menyelipkan tangannya kebelakang leher dan kaki Yerim lalu menggendong gadis itu. Ia berlari menjauh mengingat mobil tersebut sewaktu-waktu bisa meledak.

Jungkook membaringkan Yerim ditanah. Ia merobek ujung kausnya lalu menekan luka dileher Yerim. Luka itu tidak dalam, hanya goresan tetapi mengeluarkan darah cukup banyak.

"Dokter Kim, kau bisa mendengarku?"

Tak ada respon. Jungkook menepuk-nepuk pipi Yerim pelan. Wajah gadis itu pucat.

"Bangunlah dokter Kim," bisik Jungkook lembut. Tangan kanannya  menangkup pipi kanan Yerim saat mata gadis itu perlahan membuka.

Yerim menatap Jungkook dengan matanya yang hanya terbuka setengah. Wajah Jungkook menunjukkan kekhawatiran yang sangat. Tangan Yerim bergerak pelan dan menyentuh tangan Jungkook yang berada dipipinya. Menyalurkan rasa takutnya pada pria itu.

"Kau datang," bisik Yerim lemah.

Jungkook tersenyum kecil lalu mengangguk pelan. Ibu jarinya mengusap pipi Yerim membuat gadis itu memejamkan mata, merasa nyaman.

"Aku sudah bilang akan datang, maka aku pasti akan datang dokter Kim"

×××

Gimana chapter ini?? 😆😆

Maaf yaa telat updatenyaa harusnya kemarin malem kan? Hehehe~

Semoga kalian suka ya chapter ini, jangan lupa vote dan comment ❣

Kritik dan saran dari kalian akan sangat amat membantu 💜💜

Sampai ketemu di chapter selanjutnya ~~

-yrrookie💜

Continue Reading

You'll Also Like

133K 17.3K 41
Awalnya hanya sepihak, kemudian jadi dua pihak. Kemudian melebar sampai ke mana-mana. Namanya juga takdir, siapa yang bisa menebak? ______ Vange Park...
1.2K 168 23
Berawal dari tragedi kecil di bar malam itu, yang mana bisa saja akan membuat image Sovia hancur jika seseorang buka mulut. Ia tidak pernah menyangka...
722K 67.4K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
1.5K 666 56
#JANGAN LUPA MAMPIR# #SEBELUM MEMBACA FOLLOW, VOTE DAN KOMEN# Kim Juri dan Choi Byungchan dijodohkan oleh keluarga mereka yang sudah berteman cukup l...