Give Me Hope, Give Me Hopeles...

By bluetouch17

8.5K 1.2K 1K

''Berilah aku harapan, agar aku punya alasan untuk berjuang'' ''Berilah aku keputusasaan, agar aku punya alas... More

(0) Prolog
(1) Childhood
(2) Permulaan
(3) Started
(4) Fate
(5) Ajakan
(6) Closer
(7) finally, knows
(8) Manis
(9) Sadarilah
(10) Klub
(11) Scared
(12) Kau dan Aku
(13) Past
(14) Explain
(15) Chingu/namjachingu?
(16) Reason
(17) Baru
(18) Who's that?
(19) Idk
(21) Confusing
(22) Own Way
(23) Realized
(24) I Saw All
(25) Lost
(26) Apart
(27) Hurt
(28) Emptiness
(29) Trying
(30) Reveal (END)
(31) Epilogue
NEW BOOK!

(20) He and She

185 31 41
By bluetouch17

Matahari enggan menyapa pagi hari ini. Terlihat gumulan awan gelap pekat menutupi langit ini. Air bening pun turun dari atas awan membasahi kota Seoul sekarang. Untungnya, Ji Ah sudah berada di sekolah. Jadi, ia tidak perlu berbasah-basahan saat menuju kelas. Ruangan yang ditempatinya saat ini masih sangat sepi. Hanya ada Soo Young, sang ketua kelas yang rajin.

*kling*
Handphone Ji Ah berbunyi tanda pesan masuk. Ternyata itu dari teman sebangkunya.

From : uri yeppeun Hye Ri

Ji Ah-ya~

Wae?

Jutek banget sih :(

Udah cepetan, kau mau aku izinkan tidak masuk kan?

Aigoo...
kau memang mengerti aku :*

Itu sudah kebiasaanmu
Kalau mau hujan selalu begini
Dari dulu

Makasih sayang♡♡
Nanti aku traktir mochi~


Terserahlah Hye Ri ingin melakukan apa. Ia memang selalu begitu. Ji Ah pun kembali mengutak-atik handphonenya untuk mendengarkan lagu kesukaannya melalu earphone putihnya. Tak lama kemudian, Mingyu masuk ke kelasnya dan menaruh tas di bangkunya. Dilihatnya kelas masih tidak terlalu ramai, Soonyoung pun belum hadir. Ia langsung duduk di sebelah Ji Ah untuk mencari teman berbicara. Namun, sepertinya Ji Ah sedang mendengarkan musik sambil tertidur. Cocok sekali dengan hari yang gloomy seperti ini.

Mingyu hanya tersenyum diam memperhatikan wajah Ji Ah yang tertidur. Cantik sekali.

'Poninya sedikit menutupi matanya...', batin Mingyu.

Ia pun menyingkirkan poni Ji Ah ke siss belakang telinganya. Namun, di tengah merapikan helai rambutnya, Ji Ah terbangun karena sentuhan jemari lembut seseorang. Ia berkedip beberapa kali, lalu mengucek matanya sekali.

"Kau terbangun?'', ucap Mingyu membuka pembicaraan.

"Kalau buka mata namanya bangun, bodoh'', jawab Ji Ah dengan nada sedikit kasar karena kesal dengan pertanyaan bodoh Mingyu. Sedangkan Mingyu hanya tertawa menertawakan dirinya sendiri.

"Pinjam earphonemu. Aku juga mau dengarkan lagunya'', sambut Mingyu sambil menarik earphone telinga kanan Ji Ah dan menaruhnya di telinga kiri miliknya.

Ji Ah pun tidak menolak perlakuan Mingyu. Ia hanya terdiam mendengarkan lagu Officially Missing You. Ia memilih lagu itu karena lagu itu adalah lagu kesukaan mereka berdua yang sering mereka dengarkan dalam posisi seperti ini.

Ji Ah sedang tidak mood hari ini. Ditambah lagi kondisi badan yang kurang sehat dan cuaca yang mendukung untuk memperburuk flunya. Ia terlalu banyak minum minuman dingin kemarin. Ia meletakkan kepalanya yang sedikit pusing itu di bahu lebar Mingyu.

"Mingyu'', panggilnya lirih sambil membetulkan posisi kepalanya di bahu Mingyu. Mingyu hanya terkejut Ji Ah memulai hal seperti lebih dahulu. Namun, ia senang. Saking senangnya sampai senyumnya tidak bisa ditutup.

"Kenapa?'', tanya Mingyu dengan lembut. Tentunya sambil berusaha menahan senyum tidak normalnya.

"...ani.... entahlah..'', jawab Ji Ah bingung dengan ucapannya sendiri.

"Waeyo? Kau sangat gloomy hari ini'', komentar Mingyu sambil merangkul Ji Ah dengan lengan kirinya. Kesempatan dalam kesempitan itu harus baginya.

".. aku sedang sakit... begitulah'', jawab Ji Ah sambil menghadap tetesana air hujan yang membasahi jendela kelasnya.

"Iya, kelihatan dari wajahmu'', kata Mingyu sambil menatap wajah Ji Ah yang memang sedikit pucat hari ini.

Keheningan kembali tercipta untuk beberapa saat. Ji Ah menutup matanya dan terlarut dalam suasana dingin hujan. Mingyu masih sibuk dengan pikirannya yang mengkhawatirkan Cho ssaem akan memasuki kelas dan mengakhiri posisi mereka ini.

"Mingyu'', panggil Ji Ah sambil tetap memejamkan matanya.

"Hm?'', jawab Mingyu sambil menolehkan kepalanya.

Merasa tidak ada jawaban dari lawan bicara, ia menanyakan sekali lagi pada Ji Ah.

"Kenapa?''

"... entahlah..''

"Kau sedikit aneh hari ini'', ucap Mingyu terheran dengan sikap Ji Ah hari ini

"aku hanya ingin memanggil namamu'', jawab Ji Ah masih dengan posisi sama dan mata yang terpejamkan.

Mingyu yang mendengarkan kata itu langsung dari mulut gadis yang ia sukai pun membuat moodnya naik drastis. Ji Ah adalah orang yang pemalu dan sedikit tidak peka. Ah bukan sedikit, dia tidak peka dengan sekitarnya. Dan sekarang ia mengatakan hal seperti ini. Kalau saja bukan karena Cho ssaem yang masuk ke kelas, Mingyu sudah pasti tidak akan beranjak dari kursi Hye Ri itu. Mingyu kembali ke bangkunya sendiri dan dilihatnya Soonyoung tidak hadir juga saat hari ini.

"Pasti gara-gara Hye Ri'', gumamnya pada diri sendiri.

Tak apa, istirahat kedua pun masih ada waktu bagi Mingyu untuk bersantai di sebelah bangku Ji Ah. Ia pun langsung melancarkan aksinya begitu tiba saatnya. Ia membelikan Ji Ah makanan karena ia tahu Ji Ah akan malas ke kantin apabila keadaannya sedang tidak fit.

"Itadakimasu'', sahutnya tiba-tiba sambil tersenyum menyodorkan kotak makan pada Ji Ah.

"Buatku?'', tanya Ji Ah memastikan. Ia masih bingung.

"Geurae. Makanlah'', jawab Mingyu sambil membuka kotak makannya juga.

"Gomawo'', ucap Ji Ah sambil tersenyum manis.

Mereka pun memakan bento yang dibelikan oleh Mingyu tadi di bangku Ji Ah. Di tengah acara makan mereka, tiba-tiba Saera menoleh dengan menunjukkan isi video yang ditontonnya.

"Ji Ah, neo daebakida....'', ucapnya terkagum sambil menoleh ke belakang dan tersenyum kagum.

"Lihatlah, kalian bagus sekali!'', seru Saera sambil memperlihatkan video performance Ji Ah dan Vernon kemarin. Mingyu pun melirik isi video itu juga.

"Hei, sudahlah. Aku malu... '', ucap Ji Ah menolak menonton video itu. Ia takut kesalahan dancenya akan terlihat.

"Ulangi dari awal'', potong Mingyu sambil menatap wajah Saera tanpa memperdulikan perkataan Ji Ah.

"Tidak boleh!'', larang Saera sambil mengambil kembali handphone hitamnya.

"Aku mau lihat''

"Nanti kau cemburu. Sudahlah'', jawab Saera dan kembali menghadap ke arah depan kelas.

"Kau jangan terlalu dekat dengannya'', larang Mingyu pada Ji Ah.

"Kenapa?''

"Pokoknya tidak boleh''

Ji Ah hanya terdiam biasa saja tidak menanggapi apapun. Ia sedang tidak mood untuk berdebat. Apalagi dengan kondisi badannya yang tidak sehat.

"Hari ini kau ada jadwal klub dance?'', tanya Mingyu penasaran sambil melahap kentang rebus di garpunya.

"Iya, kau juga ada klub sepak bola kan hari ini? Kurasa jadwal kita sama'', jawab Ji Ah sambil menatap Mingyu di sebelahnya. Mingyu hanya bisa mengangguk karena mulutnya penuh dengan makanan.

"Apa kau tidak ikut basket lagi? Aku jarang melihatmu di lapangan basket'', sambung Ji Ah sambil memakan bekalnya juga.

"Aku akan fokus sepak bola untuk saat ini. Kami akan ikut kompetisi sepak bola tingkat region yang diselenggarakan untuk seleksi nasional'', jawab Mingyu menjelaskannya pada Ji Ah.

"Daebak... kalau masuk tingkat nasional, traktir ya'', ucap Ji Ah sambil menyikut lengan Mingyu disertai cengirannya.

"Arraseo... kau akan jadi orang pertama yang mendengar beritanya dari mulutku'', sahut Mingyu memastikan ucapan janjinya pada Ji Ah.

"Joha! Akan kutunggu beritamu. Fighting!'', seru Ji Ah menyemangati teman kecilnya itu.

Jam sekolah telah usai, menandakan jam ekskul akan dimulai bagi klub yang memiliki jadwal hari ini. Ji Ah pun membereskan buku-bukunya dan bersiap untuk keluar kelas. Dilihatnya sosok pria asing berambut cokelat tengah berada di depan pintu kelasnya.

'Vernon?',

Batin Ji Ah dalam hati. Namun, sebelum ia mendatangi pria itu, tiba-tiba Mingyu sudah mendatangi orang itu terlebih dahulu.

"Cari siapa?'', tanya Mingyu ketus pada Vernon. Vernon pun berbalik badan.

"Ada Ji Ah?'', tanya Vernon sambil melirik ke dalam kelas 1-2.

"Kenapa mencarinya?'', ucap Mingyu menanya balik. Wajah semakin masam kali ini.

"Aku mengajaknya untuk ke studio dance bersama'', jawab Vernon dengan tatapan risih. Ia mulai tidak suka dengan gerak-gerik Mingyu yang posesif.

"Dia sedang tidak ada.....''

"Kenapa Vernon?'', potong Ji Ah dan langsung menghadap Vernon.

"Ah, aku ingin mengajakmu ke studio bersama-sama'', jelas Vernon tanpa basa-basi.

"Ah, ne...kaj...''

"Ji, kita ada perlu di kantor guru sekarang'', potong Mingyu sambil memegang pergelangan tangan Ji Ah.

"Wae? Kita tidak ada urusan di sana'', jawab Ji Ah bingung dengan apa yang dimaksud Mingyu.

"Aku belum menyerahkan tugasku pada Yoon ssaem. Kajja'', ajak Mingyu dan langsunh menarik lengan Ji Ah menuju kantor guru.

"Ah, wae?? Vernon kau duluan saja'', teriak Ji Ah sambil berjalan mengikuti langkah Mingyu. Sedangkan Vernon hanya mengangguk dan pergi.

Sesampainya di dekat kantor guru, Mingyu menghentikan langkahnya. Ia melepas pergelangan tangan Ji Ah yamg sedari tadi meronta ingin dilepas.

"Kau kenapa sih?'', tanya Ji Ah heran dengan nada kesalnya.

"Jangan dekat dengannya'', jawab Mingyu dengan tatapan serius.

"Aku tanya, kau itu kenapa?'', tanya Ji Ah sekali lagi.

"Kubilang, jangan dekat dengannya'', jawab Mingyu sekali lagi.

"Alasannya tidak jelas'', Ji Ah berdecak kesal dan beranjak meninggalkan Mingyu. Namun, Mingyu menahan lengannya.

"Aku tidak suka melihatnya'', ucap Mingyu sambil menatap bola mata Ji Ah serius.

"Apa?'', tanya Ji Ah sambil mengerutkan dahinya. Jawaban Mingyu terasa tidak jelas bagi orang yang tidak peka seperti Ji Ah.

"Tidak kah kau lihat dia selalu mendekatimu. Dia mengincarmu, bodoh'', jelas Mingyu sambil mengusap rambutnya ke belakang dengan tangan kanannya. Ia pusing melihat Ji Ah yang tidak mengerti gerak-gerik Vernon yang sangat jelas.

"Sungguh, kami tidak ada apa-apa. Kau tidak usah berpikir aneh-aneh'', tegas Ji Ah dengan jawabannya.

"Dia itu menyukai....''

"Kau hanya berbicara sekali dengannya. Kau tidak tahu apa-apa tentangnya'', potong Ji Ah dengan nada serius. Ia sudah lelah dengan sikap Mingyu yang terlalu seperti ini.

"Aish! Kau itu kenapa tidak mengerti sih?'', ucap Mingyu kesal dengan Ji Ah yang tidak mengerti bahwa ia cemburu.

"Sudahlah, Gyu. Aku lelah dengan sikapmu yang begini terus dengan Vernon'', kesal Ji Ah sambil langsung beranjak meninggalkan Mingyu. Sedangkan Mingyu hanya bisa berdecak kesal.

******

Mingyu pov

Aku langsung pergi ke lapangan sepak bola yang berada di luar area sekolah. Aku menuju ke sana dengan muka yang semasam-masamnya. Kenapa dia tidak mengerti sama sekali sih? Ah, mungkin ini yang dimaksud Hye Ri. Beginilah tantangan suka pada orang yang belum pernah pacaran. Dia tidak mengerti apa-apa. Kalau tidak diberitahu secara langsung, dia tidak akan mengerti. Kalau dinyatakan secara langsung, pasti ditolak. Serba salah yang merepotkan.

Saking ruwetnya pikiranku, sampai-sampai tak terasa langkah kakiku sudah berada di rumput hijau lapangan. Aku segera memasuki ruangan tempat para pesebak bola biasa berkumpul. Kulihat Minwoo dan Jong Suk sudah ada di sana. Aku langsung mengambil tempat di sebelah mereka. Sepertinya semua orang sedang berkumpul di sini. Mungkin akan ada pengumuman atau semacamnya. Entahlah, aku sedang tidak mood untuk mendengarnya.

"Yorobun, kita ada kedatangan orang baru!'', seru ketua klub, Seungcheol.

"Orangnya yeoja lagi!'', seru Seungcheol pada semua anggota. Seluruh anggota pun bersorak seru karena itu adalah yeoja.

"Annyeonghaseyo, Cho Tae Hee imnida'', sapa gadis itu sambil menunduk dan tersenyum manis.

Gadis itu berambut agak panjang dengan gaya kunciran ekor kuda. Putih dan lumayan tinggi. Cantik, sih.

"Dia dari kelas 1-4, dan akan jadi manager kita untuk satu tahun ke depan. Kerja samanya, semuanya!'', seru Seungcheol sekali lagi pada kami semua. Semua orang pun bertepuk tangan. Aku mengikuti saja.

Kami pun mulai berlatih di lapangan. Meski moodku sedang hancur karena Ji Ah tadi, setidaknya sepak bola bisa menjadi moodmaker sekarang. Walaupun tidak sebagus biasanya. Biasanya sih kalau aku tanding, sekali tendang semuanya well done :)

15 menit waktu untuk kami beristirahat. Aku langsung ke tepi lapangan dan mengambil satu botol air mineral. Aku menuju ke bangku tempat aku menaruh tas untuk mengambil handukku. Kuhabiskan satu botol minuman dalam sekali teguk.

'Sepertinya minumku kurang'

"Kau butuh ini?'', sahut seseorang dari belakang sambil menyodorkan air mineral di bahuku. Ternyata itu si gadis manager.

"Ah, ne. Gomapda'', ucapku sambil langsung mengambil air minum dari tangannya.

Gadis manager itu, siapa namanya... ah, si Tae Hee itu kemudian mengambil tempat untuk duduk di sebelahku. Dan menatapku.

"Capek ya?'', komentarnya sambil menatap ke arahku.

"Ah.. iya'', jawabku sambil tersenyum kikuk.

"Tapi melihat kalian semangat, aku juga semangat. Kalian pasti bisa lolos seleksi nasional'', ucapnya sambil menatap lurus ke arah lapangan.

"Gurae. Itu harus, kan ada aku'', sahut Mingyu dengan kepercayaan dirinya yang tinggi. Tae Hee pun tertawa melihatku.

"Ne... Fighting!'', ucapnya menyemangati sambil tersenyum manis. Cantik sekali.

TBC

Update tengah malam wkwk baru kelar soalnyaaa 😂😂😂

Makasih yang udah read + vomment ❤❤❤ God bless uss💞

Minta vommentnya lagi juseyooo :D

Continue Reading

You'll Also Like

8.2M 106K 63
"Bad guys can be good too... when they're in bed." #1 in FANFICTION✓ © sujinniie 2018-2019 ✓ © sujinniie revised 2022
8.5K 595 27
Mar'i grayson is the daughter of Dick grayson who is dead and on his funeral Bruce Wayne decides to get his son Damian married to mar'i . Read this s...
1.1M 48.5K 95
Maddison Sloan starts her residency at Seattle Grace Hospital and runs into old faces and new friends. "Ugh, men are idiots." OC x OC
29.2K 1.6K 30
not all works are mine.