IMPOSSIBLE [Completed]

By FauziahZizi5

45.1K 1.9K 397

"Tuhan itu nggak adil, kenapa Tuhan jadiin hidup gue sehancur ini." -Aerylin Fradella Agatha- "Gue suka sama... More

Prolog
1
2
3
4
5
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
CAST
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Pemilihan Cover
31
32 (Terbongkarnya Rahasia)
33- Oh jadi Alwan itu ( Semua terbongkar mulai dari sini)
Hai
34 - IMPOSSIBLE (End)
Baca Dulu, Penting

6

1.3K 63 13
By FauziahZizi5

Happy reading😘

"Hai, lo masih inget sama gue?" tanya Ren sambil bersandar pada pintu UKS dan tepat di depan Aery.

Aery menyunggingkan bibir atasnya melihat Ren yang berpangku tangan ala model di depan pintu UKS. Kenapa harus makhluk astral ini yang datang dihadapan Aery? Bukan apa-apa, hanya saja Ren itu terlalu nyinyir sehingga Aery merasa terganggu akan kedatangannya.

Memang Ren adalah orang pertama yang berbicara dengan baik kepada Aery ya walaupun agak tidak sopan tapi dia lebih baik daripada teman-teman sekelas Aery yang selalu saja menggunjingkannya.

Aery masuk ke dalam, namun tidak ada buk Tuti di sana. Ren merasa harga dirinya jatuh karena didorong secara kasar oleh seorang cewek, yang tidak meleleh akan ketampanannya, yang tidak menjerit histeris ketika bertemu dengannya, yang hanya berlalu akan kedatangannya.

Ren menggaruk kepalanya, sambil berpikir sebenarnya Aery itu terbuat dari apa? Kenapa Aery berbeda dari kebanyakan cewek yang pernah Ren dekati atau temui? Dan semua perbedaan itu membuat Ren penasaran pada sosok Aery.

Setelah memeriksa beberapa lemari UKS, akhirnya Aery menemukan kotak P3K. Segera saja Aery membersihkan lukanya akibat cakaran Brian tadi, sedangkan Ren hanya duduk disamping Aery.

Aery cukup pandai mengobati dirinya sendiri, setelah memakai perban ia segera meletakkan kembali kotak P3K ke dalam lemari disudut ruangan. Aery berjalan menuju pintu tanpa mempedulikan kehadiran Ren semenjak tadi.

"Tunggu dulu, gue mau ngomong sama lo," teriak Ren namun Aery tetap saja memacu langkahnya.

Ren mengejar Aery yang berada jauh didepannya, ia menarik lengan gadis itu sehingga ia merintih kesakitan karena Ren memegang lengan Aery yang masih dibalut perban. Ren tidak sengaja menyentuh luka Aery, cepat-cepat Ren melepaskan cengkramannya.

Aery berbalik badan menatap pria yang ada dihadapannya kini.

"Lo sombong banget sih, gue cuma mau nuntut ucapan terimakasih yang seharusnya lo ucapin ke gue. Udah itu doang, gue udah nolongin lo kemaren, nggak ada salahnyakan ngucapin makasih kek atau apa gitu," ucap Ren panjang lebar dan mengungkit-ungkit kebaikannya terhadapat Aery.

"Makasih," sambung Aery dengan seulas senyuman.

Setelah mengucapkan satu kalimat itu, Aery berbalik badan dan menabrak seseorang.

"Lo kalau jalan hati-hati dong," memungut beberapa lembaran kertas yang berserakan dilantai.

Aery hanya diam saja, toh itu bukan sepenuhnya salah Aery yang patut disalahkan itu adalah orang yang berada dibelakangnya tadi. Kan dia masih bisa lewat ke samping, masih ada ruang kenapa harus berjalan ke arah Aery.

Selesai memungut lembaran kertasnya, orang itu berdiri dan bersiap-siap untuk memarahi Aery karena menabraknya.

"Lo?, ngapain lo di sini?" ucap mereka serentak.

Ren yang berada di sana juga merasa heran kenapa temannya itu bisa kenal sama Aery.

"Lo kenal dia Wan?" tanya Ren menghampiri Alwan.

"Lo harus tanggung jawab," kata Aery karena merasa Alwan telah berbuat yang macam-macam saat ia mabuk malam itu.

"What? Lo apaiin ni cewek sampai minta tanggung jawab segala? Jangan bilang kalau lo udah--" Ren kaget mendengar ucapan Aery dan menuduh Alwan yang tidak-tidak.

"Ehh asal lo tau ya, gue udah nolongin lo malam itu dari amukan masa karna lo seenaknya berdiri ditengah jalan raya. Gue nggak tau rumah lo dimana ya mau nggak mau gue harus nampung lo di rumah gue sendiri. Bukannya berterimakasih malah nuduh gue seenaknya."

"Dan satu lagi, lo udah move on pergi ke Bar sampai harus nyamar jadi siswi di sini. Mending lo pulang deh daripada ketauan sama pak satpam nanti," Alwan berjalan meninggalkan Aery dan Ren mengikutinya di belakang.

Aery membuang nafas, ia lega ternyata Alwan tidak macam-macam padanya saat malam itu. Ia pergi menuju kelas karena dua menit lagi bel masuk akan berbunyi.

Sedangkan Alwan terus saja ditanya-tanyai oleh Ren perihal Aery. Kenapa Alwan bisa mengenal Aery? Gimana ceritanya? Maksud dari ucapan Alwan tadi itu apa? Semua ditanyakan Ren pada sahabatnya namun Alwan masih sibuk dengan lembaran kertas yang sedari tadi ia baca.

----------+++

Jam 14.30 wib, bunyi bel menggema di seluruh penjuru sekolah Bantaria yang berarti jam sekolah sudah berakhir.

"Aery, kamu dipanggil bapak kepala sekolah ke ruangannya sekarang," ucap buk Afdila pada Aery yang tengah memasukkan buku-buku ke dalam tasnya.

Aery menyandang tasnya, lalu berjalan menuju ruang kepala sekolah. Di sana ada bapak kepala sekolah beserta wakil dan beberapa orang yang belum pernah Aery lihat sebelumnya.

Aery dipersilahkan duduk, dan mereka mulai menatap ke arah Aery. Merasa canggung atas tatapan mereka membuatnya bertanya, "Ada pak? Kenapa saya dipanggil ke sini?"

"Jadi gini, kami pihak sekolah baru mendapat kabar bahwa kamu lolos dalam seleksi OSK 1 minggu yang lalu. Jadi kamu akan mewakilkan kabupaten Padang Pariaman untuk OSK se-Sumbar," jelas pak kepala sekolah pada Aery.

Mendengar hal itu Aery merasa bangga dan sangat senang, andai Abak dan Ama tau akan hal ini pasti mereka akan bahagia juga. Tapi kesenangan hati Aery sedikit menurun saat salah satu wakil kepala sekolah mengatakan bahwa OSKnya akan diadakan besok.

Aery agak kaget mendengar hal itu karena terlalu mendadak, namun ia percaya pada kemampuannya sendiri. Lagi pula selama ini Aery sudah mantap pada bidang Kimia, selama ini ia terus saja membahas soal-soal Kimia dan menyelesaikannya dengan mudah dan benar. Jadi persiapan Aery bisa dikatakan sudah matang.

Selesai membahas tentang OSK, Aery pamit untuk pulang kepada mereka. Ia menunggu Abak di depan gerbang sekoah yang sudah berjanji akan menjemput Aery hari ini.

Aery masih saja berdiri di depan gerbang karena tak sabar menunggu kedatangan Abak. Bahkan ada beberapa pelajar yang menatap sinis ke arah Aery namun Aery tidak mempedulikan mereka. Memangnya mereka artis apa harus diperhatiin, mereka itu hanyalah haters.

Jam tangan kulit yang Aery gunakan akan menjadi bukti bahwa ia sudah menunggu Abak selama 2 jam. Ia menatap arlojinya yang menunjukkan bahwa sekarang sudah jam 16.38 wib, sehingga tidak ada satupun pelajar lagi yang berkeliaran disekitar sekolah.

Aery masih bertahan menunggu Abaknya, karena capek berdiri ia duduk dan bersandar di dekat gerbang sekolah. Sesekali Aery menatap ke dalam sekolah yang telah sepi, ada rasa takut dan cemas pada hatinya tapi ia harus bertahan paling tidak 1 jam lagi.

Tubuh Aery merah-merah karena gigitan nyamuk yang haus akan darahnya yang manis, mungkin. Ia memegang perutnya yang terus saja mengeluarkan suara menyeramkan alias Aery saat ini sedang kelaparan. Tanpa sadar, kini Aery tertidur di dekat gerbang.

Alwan yang kebetulan baru pulang karena tadi ia harus mengadakan rapat OSIS. Alwan berjalan ke parkir tempat dimana motor kesayangannya terparkir. Sebenarnya Alwan ingin menggunakan mobil saja untuk pergi ke sekolah tetapi Ama dan Apa serta Abang melarangnya dengan alasan kamu belum cukup umur.

Alwan memakai helmnya dan mengendarai motornya ke arah gerbang. Saat di depan gerbang, Alwan tak sengaja melihat Aery yang tertidur. Alwan menghampiri gadis itu untuk melihat siapa yang tertidur di sana.

"Cewek ini lagi, ni cewek bener-bener gila ya," geleng Alwan.

Ia tidak mau lagi berurusan dengan Aery yang dianggapnya orang rada gila tapi waras. Alwan menaiki motornya kembali, menyalakan mesin dan pergi meninggalkan Aery sendiri yang masih tertidur.

Handphone Aery berdering sehingga membangunkannya, ia segera menjawab telfon yang ternyata dari Ama.

"Ai kamu dimana? Ai udah pulang?" tanya Ama khawatir.

"Iya Ama, Aery lagi on the way ke rumah sakit."

"Oke sayang, kamu hati-hati ya," lalu menutup telfonnya.

Aery melirik jamnya, pukul 17.18 wib. Ternyata Abak benar-benar tidak datang menjemputnya, Aery merasa kecewa kepada Abak yang telah mengingkari janjinya sendiri.

Alwan terus saja memikirkan Aery selama diperjalanannya, bagaimana jika gadis itu kenapa-kenapa lalu siapa yang akan menolongnya. Tidak ingin bertengkar dengan perasaannya sendiri. Alwan berbelok, ia kembali menuju sekolah untuk memastikan keadaan Aery.

Sampai di depan gerbang, Alwan tidak melihat sosok Aery lagi. Kemana dia? Apa ada yang menyakitinya? Alwan semakin khawatir dibuatnya. Dari arah yang sama, di depan sana ada seseorang yang tengah berjalan kaki menuju halte bus.

Alwan mengejar orang itu dengan motornya, dan benar itu adalah Aery gadis yang Alwan tengah cari. Ia menghentikan motornya di depan Aery sehingga gadis itu menghentikan langkahnya.

"Eh, lo mau kemana? Disini daerahnya rawan jadi jangan sendirian,"

"Gue mau pulang," ucap Aery lesu.

"Lo pulang naik apa?" tanya Alwan memastikan.

"Naik bus," jawab Aery ragu-ragu.

"Biar gue yang nganterin lo pulang, gue nggak percaya kalau lo aman di dalam bus nanti apalagi lo cewek yang nggak bisa bela diri."

Aery menatap Alwan, melihat ketulusan yang terpancar dimata indah milik Alwan. Aery juga ragu jika harus naik bus apalagi ia belum pernah naik transportasi umum sebelumnya. Alwan juga pernah menolong Aery sebelumnya, dan itu artinya Alwan memang pria baik-baik.

Ia naik ke motor Alwan dan mereka berbaur ke jalan raya yang ramai akan kendaraan. Alwan melajukan motornya sesuai dengan rute yang Aery katakan, butuh waktu 30 menit agar sampai di rumah Aery.

"Disini," menunjuk rumahnya.

"Rumahnya gede juga, ternyata dia orang kaya tapi pulangnya kok naik bus?" gumam Alwan dalam hatinya.

Aery mempersilahkan Alwan memasuki rumahnya, sedangkan bi Supiak menyiapkan minuman segar untuk Alwan yang sedang duduk di ruang tamu. Aery pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaian dan setelah itu berangkat ke rumah sakit.

"Silahkan diminum," ucap bi Supiak.

Alwan meminum jus jeruk yang telah dihidangkan bi Supiak untuknya.

"Bi Aery pergi ke tempat Ama dulu ya," teriak Aery sambil berlari keluar rumah.

Alwan menyusul Aery, lalu bertanya,"Lo mau kemana?"

"Ke rumah sakit," jawab Aery mencari keberadaan pak Buyuang.

"Biar gue yang ngantar lo ke sana," tawar Alwan.

Karena Aery tidak menemukan keberadaan pak Buyuang sedangkan ia harus segera pergi akhirnya Aery menerima tawaran Alwan.

"Ya udah deh," ucap Aery pasrah.

Mereka pergi ke rumah sakit menggunakan motor Alwan yang telah ia modifikasi namun masih dalam batas wajar.

Suasana kota Padang saat jam-jam seperti ini lebih ramai karena kebanyakan orang-orang sudah pulang bekerja. Terutama di jalan raya, sangat padat dengan transportasi darat.

Alwan memarkir motornya dan menyusul Aery yang lebih dulu memasuki rumah sakit. Alwan memasuki kamar bernomor 12 dan Aery telah berada di sana.

"Ai itu pacar kamu?" tanya Ama yang kaget akan kedatangan Alwan.

------------+++

Hai readers jangan lupa Vote dan Komennya. Terimakasih😘

Continue Reading

You'll Also Like

192K 20.7K 35
"Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan." Sebuah kisah anak manusia yang mencoba menemukan jati diri dan tujuan mereka hidup di dunia ini.
31.7K 3.4K 60
Tentang 'Perbedaan' Perbedaan umur yang sangat jauh. Perbedaan fisik yang sangat kentara. Perbedaan perjalanan hidup yang sangat berbeda. Bahkan. Per...
5.1M 215K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
5.4K 391 22
[Follow dulu sebelum baca ya kakak-kakak😍😍] HIATUS Andini Amanda Viana, gadis berusia 16 tahun yang dikagumi banyak kaum Adam. Tidak hanya kaum Ada...