IMPOSSIBLE [Completed]

By FauziahZizi5

45.1K 1.9K 397

"Tuhan itu nggak adil, kenapa Tuhan jadiin hidup gue sehancur ini." -Aerylin Fradella Agatha- "Gue suka sama... More

Prolog
1
2
3
4
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
CAST
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Pemilihan Cover
31
32 (Terbongkarnya Rahasia)
33- Oh jadi Alwan itu ( Semua terbongkar mulai dari sini)
Hai
34 - IMPOSSIBLE (End)
Baca Dulu, Penting

5

1.4K 69 24
By FauziahZizi5


Happy reading😘

[Ande= Tante]

----------++

Aery pulang ke rumah jam 05.00 WIB dengan Abak, ia harus sekolah hari ini dan tidak boleh sampai terlambat lagi. Sebelum mereka berangkat, Abak lebih dulu menelfon ande Siska untuk menemani Ama di rumah sakit, kebetulan hari ini ande tidak bekerja jadi ia bisa ke rumah sakit tanpa keberatan.

Abak menyetir mobilnya membelah jalan raya yang lumayan sepi, bagaimana tidak pasti beberapa orang masih terlelap di ranjang mereka.

Padahal udara pagi itu sangat menyejukkan, suasana bumi saat itu terasa lebih damai karena jauh dari keributan di jalan. Aery menatap keluar jendela, sesekali ia menguap dan mengerdipkan matanya beberapa kali.

Sedangkan Abak fokus pada jalan, entah kenapa Abak merasa lebih bahagia jika ada Aery di sampingnya. Abak sadar selama ini ia terlalu mengacuhkan anaknya, membiarkan Aery menanggung beban atas masalah yang ia ciptakan sendiri. Namun ada saatnya Abak kembali lupa pada keluarganya, ia kembali berubah pada sifat buruknya dan semua itu hanya karena seseorang.

Abak melirik Aery yang masih menatap keluar jendela, wajahnya tidak mencerminkan kebahagiaan sama sekali, tidak ada senyuman ataupun ucapan yang Aery lontarkan selama diperjalanan. Ada sesuatu yang hilang pada anaknya, sesuatu yang salah tapi Abak masih dibutakan oleh ke egoisannya sendiri.

Suara dering telpon menggema di dalam mobil, ini bukan nada telpon Aery tapi Abak. Handphone itu terus saja berdering, siapa sih yang sengaja menelfon Abak sepagi ini? Entahlah bahkan Aery pun penasaran siapa orangnya.

Merasa mengganggu, Abak merogoh sakunya dengan tangan kanan sedangkan tangan kiri masih mengemudikan mobil. Sekilas Aery melihat ada 5 panggilan tak terjawab dengan nama Ralin sebelum akhirnya Abak mematikan handphone lalu melemparnya ke arah Aery.

Ralin? Siapa dia? Aery terus saja memikirkan orang itu, kenapa dia menelfon Abak sepagi ini. Jika dia adalah pegawai kantor Abak, rasanya tidak mungkin selancang itu menelfon Abak pagi buta. Aery teringat ucapan Ama waktu itu, ketika Ama bilang bahwa Abak selingkuh dengan istri orang.

Ia semakin cemas dan resah jika apa yang dikatakan Ama adalah suatu kebenaran, maka Abak sudah merebut istri orang, melakukan sesuatu yang salah bahkan sangat salah. Seumur hidup Aery tidak akan memaafkan Abak jika semua itu ternyata benar.

Ia memilin bajunya karena emosi yang terus saja memanas dihati Aery, namun seperti apapun ia harus menjaga emosi jika tidak sesuatu yang buruk akan menimpanya nanti. Nafasnya memburu secepat detak jantungnya, sedangkan tangannya masih meremas baju yang ia kenakan.

"Ai, ada apa?" tanya Abak yang sadar akan tingkah aneh Aery.

Ingin rasanya ia bertanya langsung pada Abak apakah semua yang Ama katakan kemarin adalah benar atau opini saja.

"Abak, siapa itu Ralin?" ucap batin Aery namun lidahnya mendadak kelu untuk bertanya hal itu pada Abak.

Aery hanya menggeleng atas pertanyaan Abak tadi, positive thinking Aery! Abak tidak akan pernah mengkhianati keluarga ini, jadi jangan mengada-ada bahwa Ralin adalah selingkuhan Abak.

"Ai, Ai, yuk turun kita udah sampai!" ucap Abak mengagetkan Aery yang terlihat melamun.

"Eh udah sampai ya Bak," kata Aery sambil tertawa receh.

Mereka turun dari mobil, Aery secepat mungkin berlari ke kamarnya yang semalam ia tinggalkan sendiri. Bahkan boneka besar beruang tampak kesepian saat ditinggal Aery.

"Oh Tedy sayang, kau merindukanku?" ucap Aery sembari memeluk boneka beruangnya.

Kamar Aery seperti gudang boneka, berbagai macam boneka ia koleksi dan satu-satunya alasan kenapa Aery mau mengeluarkan uang banyak hanya demi membeli boneka-boneka itu adalah agar ia tidak lagi kesepian.

Dulu Aery tidak menyukai boneka ataupun miniatur lainnya ada dikamar, menurut Aery itu hanya menyampah saja, namun sekarang ia justru mengkoleksi semuanya. Mungkin Aery kena karma saat mengatakan, "Itu hanya menyampah saja."

Buktinya kamar Aery sekarang penuh dengan berbagai macam boneka. Aery adalah manusia, ia butuh yang namanya sosial tetapi itu hanya angan-angannya saja, justru Aery lebih suka berteman dengan boneka daripada manusia.

Terkecuali dengan seekor kucing liar yang selalu saja datang saat Aery tengah makan siang di taman sekolah. Bahkan ia telah menamai kucing itu dengan nama Brian, entahlah Aery hanya asal saja memberi nama padahal kucing itu berjenis kelamin betina.

Setelah puas menyapa seluruh teman bonekanya, Aery segera membersihkan diri dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah yang dipenuhi orang-orang yang tidak Aery suka sama sekali. Terutama Salsa, dia adalah sekretaris di kelas XI IPA 2 yang suka bergosip murahan sesama geng rumpinya.

Salsa selalu saja mencari kesalahan Aery, bahkan menyuruh semua murid di kelas XI IPA 2 agar menjauhi Aery yang tidak tau menau apa kesalahannya. Jika dipikir-pikir lagi, Aery memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengannya.

Pertama, Aery dikarunia oleh Tuhan wajah yang mampu melelehkan hati kaum Adam sedangkan Salsa hanya bermodal tampang yang dibawah rata-rata.

Kedua, Aery diciptakan Tuhan dengan otak cerdas tapi belum melebihi kepintaran Albert Einsten yang mengatakan 4+1=6. Sedangkan Salsa pintar karena berlaku sok pintar, karena kepintarannya ia selalu salah saat penjumlahan ataupun pengurangan.

Masih banyak kelebihan lainnya, tapi bukan berarti Salsa tidak memiliki keunggulan yang bahkan tidak Aery miliki.

Ada kelebihan Salsa, namun hanya beberapa saja. Salah satunya, Salsa diberi Tuhan suara yang tidak akan habis sampai pita suaranya rusak. Buktinya saja, Salsa selalu menggosipkan orang, selalu bernyanyi jika tidak ada guru walaupun ia sadar suaranya bisa memecahkan gendang telinga orang lain.

Setelah selesai membersihkan badan, memakai seragam, sedikit mempercantik penampilannya, memasukkan buku-buku pelajaran, mengatakan salam perpisahan kepada kaum bonekanya, Aery segera turun ketika suara klakson mobil Abak beberapa kali berbunyi.

"Yuk Bak," kata Aery.

Abak kembali ke jalan raya, ia terlebih dahulu mengantar Aery ke sekolah dan setelah itu pergi ke kantor.

"Abak, bisa jemput Aery nanti pulang sekolah?" tanya Aery sambil menatap Abak penuh harapan.

"Hmm," Abak hanya berdehem.

"Oh nggak bisa, ya udah Aery bisa kok naik bus," jawab Aery kesal, bahkan ia tidak pernah naik bus kota sebelumnya.

"Iya, iya nanti Abak jemput deh. Aery kalau cemberut mirip mak lampir deh," balas Abak.

"Abak, masa' Aery disamaiin kayak mak lampir, ya bedalah Bak," ketus Aery yang mencubit pinggang Abak sehingga Abak tertawa.

Aery ikut tertawa juga melihat ekspresi lucu ayahnya, sudah lama ia tidak bercanda dengan Abak lagi.

"Udah sampai," ucap Abak saat sampai di depan gerbang sekolah Aery.

Mereka turun dari mobil, Abak berdiri di samping mobil sambil melihat Aery memasuki gerbang sekolah.

"Abak tunggu," teriak Aery sambil berlari ke arah Abak.

"Ada apa lagi sayang, ada yang ketinggalan?" tanya Abak yang kebingungan.

Aery hanya menggeleng saja, ia memeluk Abak dengan penuh kehangatan, memeluknya dengan erat.

"Abak, Aery rindu," kata Aery menyentuh batin Abak seketika.

Abak mempererat pelukannya, mencium puncak kepala Aery. Suara bel sekolah terdengar nyaring sehingga Aery harus melepaskan pelukannya dan memasuki sekolah sambil melihat Abak yang melambaikan tangan ke arahnya.

Hari ini, setelah lama akhirnya Aery merasakan kebahagiaannya yang telah hilang. Diperjalanan menuju kelas, ia melihat buk Monalisa guru Kimia yang kebetulan mengajar dikelasnya.

Aery memacu langkahnya menyamai buk Monalisa hingga sampai di kelas XI IPA 2. Aery segera duduk dibangkunya yang sepi tak berpenghuni selain dirinya yang menjadi penghuni tunggal. Ketua kelas menyiapkan, lalu mereka berdoa dan mengaji sesuai aturan sekolah setiap pagi sebelum belajar.

Selesai dengan itu semua, buk Monalisa mengambil absen dengan memanggil nama mereka satu-persatu.

"Kumpulkan tugas yang ibuk berikan minggu lalu," perintah buk Monalisa.

"Aish, gue lupa kalau hari ini ada pr habis nggak ada yang ngingetin bahkan alarm gue juga diam aja," ucap Salsa pelan.

Beberapa detik berlalu tidak ada satupun yang maju ke depan memberikan buku tugas mereka, sehingga buk Monalisa yang terkenal pemarah sudah memanas sampai ke ubun-ubunnya karena tidak ada yang mengumpulkan tugas.

Aery merogoh tasnya dan menemukan sebuah buku yang bersampul doraemon, ia segera memberikan buku itu pada buk Monalisa. Semua orang menatap tajam Aery, seakan mereka akan menerkam Aery seketika itu juga.

"Mana yang lain?" kali ini buk Monalisa bertanya dengan suara lantang.

Semua orang masih diam saja, tidak ada satupun yang mengumpulkan tugas kimia selain Aery. Menurut pengalaman murid-murid yang sudah pernah belajar dengan buk Monalisa, mereka sama sekali tidak mengerti tentang apa yang dijelaskan ibuk itu. Entah murid yang terlalu bodoh atau buk Monalisa yang terlalu pintar sehingga muridnya hanya melongo melihat ibuk mengajar di depan kelas.

Tapi menurut Aery tidak begitu, bahkan buk Monalisa menjadi guru favoritnya di SMA Bantaria.

"Karena hanya Aery yang mengumpulkan tugas, maka ibuk akan memberikan nilai plus untuknya," jelas buk Monalisa sambil melanjutkan materi pelajaran.

Aery hanya tersenyum bahagia, entah bahagia karna mendapat nilai plus atau malah bahagia melihat teman sekelasnya tidak mendapat apa-apa selain omelan guru Kimia itu.

Buk Monalisa memberikan beberapa soal latihan yang tidak persis seperti apa yang ia ajarkan, ibaratnya ia menjelaskan tentang pertambahan yang ditanya malah perkalian. Mereka saling menggaruk kepala, ada yang memijat keningnya, atau hanya diam saja sambil mengutuki soal itu.

"Yessss," teriak mereka senang saat mendengar bel istirahat.

Sedangkan Aery sedikit kesal karena ia hampir saja menyelesaikan semua soal itu. Seiring kepergian buk Monalisa, merekapun berhamburan keluar kelas, layaknya anak ayam keluar dari kandangnya.

Aery menenteng sebuah kotak makan ditangannya, ia berjalan bukan ke arah kantin tapi ke taman sekolah dimana suasananya sepi dan damai. Aery duduk di salah satu kursi taman, segera ia membuka penutup kotak makannya. Lalu menyantap nasi dengan dendeng balado yang dimasak bi Supiak tadi pagi.

"Miaaww," suara kucing yang mengagetkan Aery.

"Brian, lo lama banget sih hampir aja nasi gue abis," keluh Aery yang memberikan setengah nasinya untuk kucing liar yang telah Aery anggap sebagai peliharaan sendiri.

Aery duduk berjongkok di samping kucing, terus saja memandangi mulut kecil itu menghabisi makanannya.

"Brian lo kekenyangan ya? Sampe-sampe perut lo buncit kayak gitu," sambil memencet perut Brian.

Kucing liar itu terperanjat kaget saat Aery menyentuh perut buncitnya. Tak sengaja Brian mencakar lengan Aery sehingga berdarah.

"Brian, lo kasar banget sih. Gue marah sama lo," meninggalkan Brian sendiri.

Aery memegang lengannya yang berdarah akibat cakaran Brian tadi, ia berniat akan mengobati lukanya di UKS.

Ren dan Alwan duduk dikursi panjang yang ada di depan kelasnya, Alwan sedari tadi hanya sibuk membaca syarat-syarat untuk mendaftar akademi militer. Sedangkan Ren hanya menguap dan mengantuk melihat Alwan yang mengacuhkan keberadaannya.

Aery berjalan tepat di depan Alwan dan Ren, namun belum ada yang menyadari kehadiran Aery tersebut. Tak sengaja Ren melihat titik-titik darah dilantai, lalu menatap ke arah Aery. Ren ingat betul pada Aery, sehingga ia mengikuti Aery hingga ke UKS.

"Hai, lo masih inget sama gue?" tanya Ren sambil bersandar pada pintu UKS dan tepat di depan Aery.

-------------+++++

Hai aku up lagi, jangan lupa vote dan komen cerita ini. Terimakasih😘

Continue Reading

You'll Also Like

192K 20.7K 35
"Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan." Sebuah kisah anak manusia yang mencoba menemukan jati diri dan tujuan mereka hidup di dunia ini.
14.6K 1.3K 40
HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU~ Masa depan itu tidak ada yang tau, sebaiknya kalian percaya bahwa Tuhan tengah mempersiapkan masa depan yang bagus untu...
31.7K 3.4K 60
Tentang 'Perbedaan' Perbedaan umur yang sangat jauh. Perbedaan fisik yang sangat kentara. Perbedaan perjalanan hidup yang sangat berbeda. Bahkan. Per...
45.3K 3.9K 25
Jomblo? Satu kata sarat hinaan ya guys. Kenapa nggak pacaran? Nggak laku? Nggak ada yang mau? Dihhh tsadest!!! Bukan nggak laku, cuma lagi nyari yang...