IMPOSSIBLE [Completed]

By FauziahZizi5

45.1K 1.9K 397

"Tuhan itu nggak adil, kenapa Tuhan jadiin hidup gue sehancur ini." -Aerylin Fradella Agatha- "Gue suka sama... More

Prolog
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
CAST
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Pemilihan Cover
31
32 (Terbongkarnya Rahasia)
33- Oh jadi Alwan itu ( Semua terbongkar mulai dari sini)
Hai
34 - IMPOSSIBLE (End)
Baca Dulu, Penting

1

3.5K 126 12
By FauziahZizi5


Hallo readers ini cerita aku yang kedua, dulu pernah dipublish tapi rasanya nggak nyambung sama genre makanya diubah dengan cerita yang berbeda.

Jangan lupa Vote dan Komen buat cerita ini. Happy reading😘

--------------++++

Saat mendengar bel pulang berbunyi nyaring, Aery yang duduk di kursi depan paling kanan segera membereskan buku-buku serta peralatan lainnya lalu memasukkan semuanya ke dalam tas sandang berwarna biru tua.

Begitu juga dengan murid lain dan guru yang mengajar di SMA Bantaria.

Aery tergesa-gesa berlari keluar kelas dan tak sengaja menabrak salah satu siswi yang berdiri di samping pintu kelas.

Terdengar jelas di telinga Aery suara decahan kesal dari siswi yang ia tabrak tadi.

Ia tak mempedulikan hal itu walaupun akan berdampak bahaya terhadapnya nanti. Jika siswi itu ingin marah padanya Aery tidak akan peduli sama sekali, toh keberadaannya tidak diharapkan oleh murid-murid yang ada di sini.

Ia melewati koridor sekolah yang lumayan panjang, seringai tatapan buruk Aery dapatkan dari murid yang sama-sama berjalan disampingnya.

Di depan gerbang utama tampak seorang lelaki tua berkumis lebat, rambut sebagian berwarna putih, memakai seragam hitam lengkap dengan kacamata hitam mengkilap.

"Pak Buyuang," teriak Aery pada lelaki yang tengah menyisir rambut di depan kaca spion mobil.

Pak Buyuang mencari dimana asal suara itu, ia melambaikan tangan pada Aery yang tengah berjalan menujunya. Sampai di depan mobil pak Buyuang tersenyum manis ke arah Aery.

"Ada apa pak? ya udah yuk pulang sekarang," ajak Aery pada pak Buyuang yang masih tersenyum.

Pak Buyuang menahan lengan Aery, lalu memberikan sebuah kado berbungkus kertas berwarna biru tua sama dengan warna tas yang sedang Aery sandang.

"Selamat ulang tahun non Aery."

Aery tersenyum bahagia melihat pak Buyuang yang begitu tulus memberikannya sebuah kado.

Pak Buyuang adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun dan memberinya sebuah kejutan kecil. Jika sopirnya saja ingat apalagi orangtuanya.

"Terimakasih pak," sambil memeluk pak Buyuang.

Aery masuk ke dalam mobil, selama diperjalanan ia hanya membayangkan bagaimana kejutan yang akan ia terima nanti saat sampai di rumah.

Pasti Abak dan Ama sudah menyiapkan sebuah pesta yang megah dengan hiasan wahnya, kado yang sengaja dibeli di luar negri, balon yang ada di pesta, kue berbentuk doraemon dengan lilin berangka 16, pelukan hangat dari Abak dan Ama.

Pak Buyuang yang sedang mengemudi sesekali melihat Aery yang duduk dibelakang sambil senyum-senyum sendiri membuat pak Buyuang menelan salivanya dan menggeleng samar.

Aery masih saja membayangkan kejutan apa yang sudah orangtuanya siapkan, saat mobil melambat dan berhenti didepan rumah Aery segera keluar.

Ia berlari tergesa-gesa ke arah pintu rumah, sebelum masuk Aery menarik nafas panjang lalu membuka pintu secara perlahan.

Senyum merekah Aery hilang berganti dengan rasa kecewa, ternyata di rumah tidak ada hiasan apapun, balon, kue, kado, semua yang tadinya ia bayangkan saat di dalam mobil.

Rumah besar ini masih tampak kosong penuh kesepian, suasana yang tidak ingin Aery rasakan sejak kepindahannya.

Dari arah lantai 2 terdengar suara ribut, teriakan, suara sesuatu yang pecah membuatnya penasaran. Ia memacu langkah ke asal suara, menaiki beberapa anak tangga hingga suara itu semakin jelas didengarnya.

"Kamu itu cuma istri yang nggak tau diuntung, emangnya selama ini kamu kemana aja, selingkuh sama suami orang?"

Ucap seseorang dengan nada memaki membuat Aery terkesiap mendengarnya.

"Kamu itu yang selingkuh sama istri orang, kamu kasih berapa tu wanita murahan supaya mau jalan sama kamu?"

Kali ini suaranya berbeda dari suara sebelumnya, ini lebih terdengar lembut dan melengking. Aery mengingat suara itu dan langsung menggigil saat tahu bahwa suara itu adalah suara Abak dan Amanya.

Aery cemas jika itu memang benar adalah orangtuanya, dengan cepat ia melangkah 5 anak tangga lagi hingga sampai di lantai 2 rumahnya.

Ternyata benar di depan sana ada Abak dan Ama yang sedang bertengkar, saling memaki dan melontarkan kata-kata yang seharusnya tak perlu Aery dengarkan.

"Abak, Ama," teriaknya sambil berlinang air mata.

Mereka serentak menatap Aery yang menonton aksi mereka tadi. Abak memijat keningnya dan Ama dengan sengaja mendorong bahu Abak hingga membuatnya hampir terjatuh.

Tak terima akan hal itu Abakpun menampar Ama tepat di depan Aery, dan Ama menjambak rambut Abak sekuat tenaganya.

Aery tak tahan melihat hal itu karena ia kini ketakutan dan memilih untuk meninggalkan mereka yang masih saja bertengkar. Sesekali kaki Aery terpeleset saat menuruni anak tangga dengan kecepatan penuh.

Di depan gerbang rumah pak Buyuang berdiri dengan tatapan iba, dan Aery berlalu meninggalkannya.

Langkah sempoyongan, air mata terus mengalir, otak terus saja memutar kejadian buruk tadi. Ia menangis cecegukan sambil berjalan entah kemana, ia hanya mengikuti jalan.

Aery berjalan di tengah-tengah banyaknya orang yang memadati trotoar jalan. Ini adalah jam-jam dimana semua orang pulang dari pekerjaan atau aktivitas.
Rasanya ia ingin marah dan ingin melampiaskan rasa kekesalannya namun entah pada siapa hingga tak sanggup lagi menahan emosi akhirnya Aery menjambak rambutnya sendiri.

Kejadian ini akan menjadi hadiah terburuk bagi Aery untuk saat ini, tidak tahu jika tahun depan mungkin lebih buruk atau lebih baik.

Dengan seragam sekolah yang masih dikenakannya, Aery menyusuri jalan kota hingga ia tak sengaja melihat sebuah Bar diseberang jalan.

Entah apa yang menggrogoti akal sehatnya, Aery menyeberang jalan dengan hati-hati hingga sampai didepan Bar yang tadi ia perhatikan. Aery melirik jam tangannya ternyata sudah pukul 19.11 wib, itu berarti ia sudah berjalan kurang lebih selama 3 jam.

Ia masuk ke dalam Bar tersebut, karena sebelumnya tak pernah ke tempat semacam ini membuat Aery penasaran seperti apa sebuah Bar itu. Ia melihat ada beberapa meja dan kursi yang tampaknya comfortable, dilengkapi dengan dekorasi yang membuat tamu nyaman.

Bar yang dengan cahaya remang-remang serta musik pengiring yang terdengar romantis menjadi nilai tambah untuk Bar itu. Di bagian depan, terdapat kursi tinggi yang dapat berputar berjejer di sepanjang counter.

Di belakang bartender terdapat sebuah rak yang berisi bermacam minuman botol dan berbagai gelas kecil. Aery memilih untuk duduk dikursi tepat didepan counter.

"Hmm, bang," ucap Aery ragu.

Ia bahkan tidak tahu bagaimana caranya untuk memesan, ataupun memilih minuman apa yang harus ia pesan.

"Order?" tanyanya pada Aery.

Aery mengangguk lalu mengangkat dan mengarahkan telunjuknya tepat didepan bartender.

"Kasih gue satu, apa aja yang penting bisa gue minum."

"Pasti ini orang kampung, pantesan mesan aja nggak bisa," celetuk bartender pada hatinya.

Satu gelas dengan tangkai yang lumayan panjang, wadahnya berbentuk oval dan berisi cairan berwarna bening. Aery menyelidiki minuman itu dengan teliti, ia bahkan tidak tahu apa nama minuman yang ada didepannya kini.

"Seperti ini, lalu minum secara perlahan," jelas bartender sambil memegang tangkai gelas dan memutarnya.

Aery memegang tangkai gelas seperti yang sudah di ajarkan tadi dan meneguknya perlahan hingga habis. Setelahnya Aery merasa kesadarannya perlahan memudar.

Setelah menghabiskan 2 gelas Aery membayar dan langsung pergi dari sana. Dengan jalan sempoyongan ia menyisiri jalan kota di malam hari. Sesekali Aery menyanyi sambil berputar-putar lalu berhenti dan meracau panjang.

Semua orang yang melihat menganggapnya adalah orang gila yang berkeliaran di jalan. Aery melihat samar-samar ada sebuah tiang listrik didepan dan berusaha menghindari namun masih saja ditabrak olehnya.

Aery terjatuh dan merintih kesakitan dibagian keningnya, lalu bangkit dan berjalan lagi. Kini Aery sudah tak terkendali, ia berjalan ditengah-tengah jalan padahal jalan sedang ramai-ramainya dengan kendaraan roda dua maupun empat.

Semua kendaraan membunyikan klakson bahkan ada dari mereka yang meneriaki Aery dengan ucapan kasar. Ia yang dengan sedikit kesadaran hanya tertawa melihat mereka.

Hingga Alwan tak sengaja melihat hal itu dan buru-buru menghampiri Aery dan membawanya ke tepi jalan.

"Eh lo gila apa gimana, lo mau mati?" tanya Alwan.

Aery menangis lalu tertawa mendengar ucapan Alwan barusan, ia memilih untuk meninggalkan pria itu dengan langkah sempoyongan seperti akan terjatuh saja.

"Ehh lo mau kemana, ayo jawab gue," menahan lengan Aery.

"Lepasin gue," berontak Aery.

"Nggak akan, lo mabuk ya?"

"Lepasin gue nggak mabuk, gue mau mati aja, gue capek hidup kek gini."

Aery menarik lengannya dari cengkraman Alwan sehingga ia terjatuh ke aspal jalan.

"Tuhan itu nggak adil, kenapa Tuhan jadiin hidup gue sehancur ini, gue mau mati, mati, mati," racau Aery sambil memukuli aspal.

Alwan berjongkok menatapnya, ia kasihan melihat kondisi gadis itu yang kacau. Alwan membantu dan membenamkan Aery ke dalam pangkuannya menuju sebuah mobil berwarna putih di seberang sana.

Alwan mengemudikan mobilnya menuju rumah dengan Aery yang tengah tertidur disampingnya.

"Ama, Apa, Kak," panggil Alwan saat memasuki rumah dengan Aery yang ada dipangkuannya.

"Siapa ini?" tanya wanita yang memakai piyama berwarna abu-abu.

"Astaga, lo apain nih cewek sampai pingsan kek gini," kaget sang kakak melihat Aery di pangkuan Alwan.

"Gue bukan laki-laki kurang ajar," balas Alwan.

"Udah-udah nggak perlu ribut, sekarang bawa dia ke kamar tamu besok pagi kita tanya siapa dia sebenarnya."

Alwan tergesa-gesa menuju kamar tamu karena tangannya sudah terasa pegal menggendong Aery sedari tadi.

"Buset berat banget nih cewek, sampe tulang-tulang gue mau patah semua. Ehh sebenarnya lo itu siapa?" meninggalkan Aery sendiri di kamar.

"Abak, Ama," ucap gadis itu dialam bawah sadarnya.

--------------------+++++

Continue Reading

You'll Also Like

1.8K 108 28
Nama gadis itu Keysha. Ia sudah memeluk sepi sejak masih mengeja kata. Kematian ayah yang mendadak, hingga menyisakan irisan luka di sebagian hatinya...
56K 5.9K 48
Seseorang menjadi lemah saat dihadapkan dengan cinta, benarkah? Yumna, dia gadis yang optimis dan selalu berpikir positif. Keyakinan terhadap Allah y...
3.6M 287K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
3.5M 167K 62
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...