"Bangsattt!"
"Mulai sekarang lu angkat kaki dari kamar gua!" Bentak gua benar-benar marah bercampur rasa jijik.
Gua syok dan sedikit gak percaya, sahabat yang selama ini nongkrong, makan, tidur bareng, ternyata mempunyai orientasi seks yang menyimpang! Gua pun langsung bergegas nyalahin lampu kamar sambil meraba-raba tembok buat nyari saklar lampu.
"KLEK"
Lampu pun menyalah
Dan ternyata.......!!
Ooooohhh......yesss...!!!
Seorang perempuan sedang berbugil ria tepat berada di depan gua!
Mulut gua langsung mengangak lebar, mata gua melotot! Semelotot-melototnya mata gua. Kaget bukan main dan gak percaya dengan apa yang gua lihat saat ini.
Ada seorang wanita tanpa busana....
"SATU BUAH DADA!!"
dan....
"DUA BUAH DADA!!"
Teriak gua yang sudah tidak terkendali.
"GE..GEDEEE...!!"
Seumur hidup baru kali ini gua liat wanita bertelanjang bulat selain di buku stensil milik Buluk atau di film bokep yang sering gua tonton kala menghabiskan waktu luang!! Eit, tapi gak sering juga sih..paling kalo lagi bete aja. He..he..he..
Gak lama gua mulai tersadar akan kekhilafan ini dan mulai beristighfar dalam hati dengan perasaan menyesal dan sedikit campur rasa senang.
"Si-si-siapa lo?!" tanya gua gugup dengan jantung yang lompat-lompatan hampir mau lepas dari tempatnya.
Itu cewek cuma mengucek-ngucek matanya yang kesilauan. Ketika ngeliat gua dia langsung jejeritan gak jelas sambil nutupin badannya pakai selimut.
Oh...pake selimut gua lagi. Sialan tuh cewek!
Jelas gua syok dong, langsung panas dingin dan takut ketahuan warga ada cewek telanjang bulat di kamar gua. Spontan gua langsung tutup mulut cewek itu.
"Sssttt...jangan berisik!" kata gua berbisik dengan raut wajah panik. "Lagi ada razia di atas. Lu pake baju sana,"
Pandangan cewek itu masih ketakutan dan akhirnya mulai meraih baju nya yang tersangkut di pintu lemari. Gua langsung bergegas mengawasi keadaan di luar melalui jendela kaca berkorden biru. Takutnya ada yang denger tadi sewaktu dia berteriak.
Sebenernya gua cuma acting aja, padahal sempet curi-curi pandang sewaktu dia lagi pakai baju, hehehehe...Setelah cewek itu selesai pakai baju, gua panggil dia supaya mendekat untuk berdiri di sebelah gua. Pake bahasa isyarat tentunya. Gua langsung mematikan lampu kembali. Gua baru mau matiin lampu setelah dia pake baju...piss!!
"Siapa Lo?" tanya gua berbisik.
Tapi dia diam saja tidak menjawab.
"HEH! Gua tanya, siapa lo?!" kini nada suara gua mulai terdengar galak.
Dia tetap diam.
Sialan nih cewek gua malah di kacangin! Dia malah sibuk ngutak-ngatik handphonenya. Udah bagus gua gak sosor lu!
Di situ gua baru kepikiran Buluk, pasti itu gorila ireng yang bawa cewek ini masuk ke dalam kamar, dia kan rada-rada error. Tapi gua juga jadi malu salah sangka sama Buluk yang kirain mau gagahin gua tadi.
Ternyata engkau masih seorang pejantan tanggung, Luk! Respact!
Tapi masa sih, itu beruang kutub kawinin ini cewek? Secara selama ini gua gak pernah lihat ada sesosok perempuan yang bersedia merendahkan dirinya untuk sekedar bergandengan tangan dengan satria baja hitam itu. Apalagi selama ini teori-teori cintanya kebanyakan BULLSHIT gak pernah kebukti.
"Buluk, yang bawa lo masuk kamar gua?"
Cewek misterius itu menggeleng.
Oh, mungkin Buluk kenalan sama cewek ini pakai nama aslinya.
"Yang bawa lu namanya Andri kan?" Tanya gua lagi mencoba memastikan.
Tapi cewek itu kembali menggeleng.
Eeehh...gua salah sangka lagi kayanya nih?
"Jadi siapa yang bawa lu ke kamar gua??"
"Tadi saya di ajak sama Randy, mas," jawab cewek itu singkat dengan wajah tersipu malu.
"Randy? Siapa lagi nih???" gua semakin bingung.
Pak Tentara dan kroco-kroconya akhirnya turun. Langkah kaki mereka terdengar gaduh sampai ke dalam kamar. Pikiran gua tambah kacau saat itu. Kalo ketangkep bisa di keroyok warga nih, di arak keliling kampung udah kaya anak bocah yang baru di sunat, terus muterin kampung sambil memamerkan burungnya, seakan berkata dengan sombong,
"Hei man, liat nih gacokan gua udah ganteng!!"
Atau paling parahnya gua malah di paksa nikah di kantor RW sambil di jagain warga-warga kampung yang memegang golok dengan masing-masing orang memasang wajah yang siap kapan saja memperkosa gua.
Ohhhh..nooooo!!
Setelah gua intai-intai dari jendela, akhirnya pak tentara bersama kroco-kroconya turun ke bawah dan pergi keluar.
Kayanya di atas udah damai deh. Terka gua dalam hati.
Hembusan nafas lega pun akhirnya bisa gua keluarkan.
Dalam hati gua masih bertanya-tanya siapa cewek ini? Kok bisa-bisanya ada di kamar gua sambil berbugil ria kaya gitu? Dan Randy siapa? Apa anak lantai atas yang menyembunyikan ceweknya di kamar gua? Kok berani-berani nya sih dia masuk ke kamar tanpa seijin empunya kamar?
Dan kapan dia masuk? Bukannya selalu ada Buluk yang tiap saat nyatpamin kamar gua? Mungkin juga Buluk sewain kamar gua buat begituan kali? Atau mungkin jangan-jangan ini rejeki yang di berikan kepada gua?
Terus sekarang apa yang seharusnya gua lakukan??
Gua menoleh sejenak menatap cewek itu. Dari tampangnya sih sekitar berumur 30 tahunan. Tapi body mantep juga tuh buat jadi foto model khusus kamar mandi kostan.
Akhirnya gua memutuskan untuk keluar kamar, guna melihat kondisi di luar. Sampai luar kostan gua celingak-celinguk udah kaya maling jemuran yang mau memulai aksinya. Di luar kostan hanya terdapat desiran angin menggoyang pepohonan di kebun depan kostan, di lengkapi dengan suara-suara jangkrik serta kodok yang mewarnai malam penuh kengerian ini.
*******
Setelah merasa keadaan di luar aman, gua langsung cabut balik ke dalam. Tapi ketika gua mau masuk kembali ke dalam kamar, ada laki-laki bermuka garang dengan badan dan lengan penuh Tattoo. Sorot mata merahnya memandang gua dengan bengis, dan tubuhnya bertelanjang dada memperlihatkan otot-ototnya yang kekar, seakan mengejek badan gua yang tidak seberapa besar di banding dengan badannya.
Aduh! Selesai gua disini...
Muka gua langsung pucat.
Gua berhenti buka pintu kamar, karena takut ketahuan ada seorang cewek di dalam. Laki-laki itu berdiri dengan gagah sejauh lima meter dari tempat gua berdiri. Tattoo Naga kepunyaan gua sampai ngumpet karena kalah garang dengan tattoo miliknya. Lelaki seram itu menatap gua dengan pandangan benci dan dendam. Gua gak tahu kenapa dia sampai menatap gua seperti itu.
Punya dosa apa sih gua? Kok selama berhari-hari ini kayanya hidup gua sial terus ya! Gua sudah meninggalkan yang namanya bau kekerasan sejak lulus STM. Tapi entah kenapa dunia kekerasan selalu membuntuti gua sampai bangku kuliahan? Ahhkk!
"Heh Cil!" panggilnya dengan gaya merendahkan gua.
Wajah gua langsung mengelam.
Sialan gua di panggil CIL!
Brengsek nih orang! Emang dia doang yang punya Tattoo! Biar badan gua krempeng begini, gua juga masih melihara naga!
"Kenapa?" Balas gua singkat sambil menahan dongkol.
Mata lelaki itu langsung membelalak, dia maju selangkah mendekat ke arah gua, pandangan tajamnya masih tetap memburu. Ada desiran hebat di kepala dan sekujur tubuh gua. Semua indra di tubuh gua merespon cepat, kalau ada hal berbahaya yang akan mendekat. Dengan gerakan otomatis gua mundur kebelakang.
"Heh, maksud lu apa bukain pintu gerbang?!" tanya preman itu.
"Karena ada yang ngetok," jawab gua singkat.
"Eh, beneran bego nih orang," ujarnya seakan muak dengan gaya gua.
Gua masih diam saja ketika di bilang bego. Jujur gua gak mau ada masalah sama anak sini, jadi gua coba menahan emosi.
"Lu anggep kostan ini kaya penjara, Cil!" lanjutnya dengan gaya di sangar-sangarin. "Lu itu anak lantai bawah, bentengnya anak lantai atas. Jangan lu bukain pintu buat orang luar, Dongo! Makan temen lu!"
Benteng? Emangnya kostan ini, lu kira benteng Takeshi? Lagi pula sejak kapan gua punya temen kaya lu? Mimpi punya temen kaya lu, gua juga ogah!
"Sorry aja..tapi gua bukan satpam! Apa lagi temen lu?" Jawab gua gak mau kalah gertak.
"Apa lu bilang??" Melotot mata preman bertattoo itu lalu dia mulai maju mendekati gua.
"Kuping lu budek sampe gak bisa denger gua ngomong apa barusan?" Gua pun ikut maju dan siap untuk baku hantam di koridor ini.
Tidak lama datang lagi dua orang teman preman itu dari atas. Yang satu rambutnya pendek keriting, berwajah arab.
"Santai bang..." kata anak yang berambut kriting itu sambil menahan langkah preman yang ingin menyecar gua. Anak yang berambut kriting itu langsung masuk ke tengah-tengah kami berdua.
Anak berambut keriting itu menatap gua dengan datar. Gua masih menerka-nerka apakah anak ini mau nyecar gua juga atau mau mendamaikan kami.
"Lu anak baru ya?" Tanyanya dengan nada datar.
"Iya. Gua anak baru,"
"Nama gua Rizky, panggilan gua Arab. Gua anak lama di kostan ini,"
"Nama gua Romi," balas gua singkat.
"Nah, yang itu Dani pangilannya Kenyank, temen sekamar gua," katanya sambil menunjuk anak di sebelah preman bertattoo itu.
Gua menatap pemuda yang bernama Kenyank sambil mengernyitkan kening. Oh, jadi ini anak yang namanya Kenyank. Anak ini yang pernah di sebut cewek jutek waktu itu. Tubuhnya agak pendek dan mukanya kocak, mirip banget sama Narji Cagur.
"Udeh, bocah kayak gini kagak perlu di lembekin, Rab! Sikat aje!" potong Preman itu masih napsu banget sama gua.
Arab tidak menggubris ucapan Preman itu.
"Bang, lu santai aja dulu," kini anak bernama Kenyank yang mulai tenangin itu preman.
"Kaga perlu santai-santaian buat ngadepin bocah songong kaya dia!"
Gua mulai kesal juga sama tingkah preman ini, dari tadi nyecer gua mulu.
"Santai lah...Jangan kaya orang kampung begitu!" Balas gua dongkol.
Gua udah gak perduli mereka bertiga akan mengeroyok gua di sini. Yang jelas hari ini gua babak belur, besok Gua dan Buluk akan membalas dua kali lipatnya!
"Eh! Elu nantangin gue?!" Preman itu maju sambil menunjuk ke arah muka gua.
"Bukannya gua nantang! Tapi dari tadi lu mojokin gua terus. Maksud lu apa, Cil?!" Balas gua dengan gaya merendahkan seperti yang preman itu lakukan ke gua.
"Eh! Makin nyolot nih anak! Gua beri juga lu di sini!"
Preman itu melompat ingin menerjang tubuh gua. Namun Kenyank yang berada di belakangnya langsung menangkap tubuhnya.
"Elu yang gua beri sini!!" Tiba-tiba darah gua naik ke kepala. Tangan gua sudah terkepal, siap untuk menghantamnya.
Tiba-tiba Arab memegangi tubuh gua. Makian dan umpatan terlempar cepat dari mulut kami.
"Nyank, bawa bang Dobleh ke atas!" Pinta Arab dengan wajah agak panik karena masih memegangi tubuh gua yang berusaha menghajar preman itu.
Preman yang bernama Dobleh itu akhirnya di tarik paksa oleh Kenyank ke lantai atas.
Setelah kondisi mulai tenang, tinggal kami berdua di koridor lantai satu.
"Sory bro...dia itu sodara gua yang baru maen ke sini," beritahu Arab sambil mengelao wajahnya yang berkeringat. "Dia emang rusuh kalo lagi mabok,"
Melihat sikap Arab yang santai, gua jadi ikut santai.
Tiba-tiba dari atas tangga, turun satu laki-laki lagi berbadan tinggi kurus, berkulit hitam, ngoceh-ngoceh gak jelas ke muka gua.
"Tai...lu..babi..!! Jadi lu yang bukain gerbang?!" makinya sambil mau nerkam gua.
Aduuh! Ini kostan apa sih? Kok penghuninya banyak yang dari kebun binatang. Kayanya gua bener-bener salah masuk ke kostan ini deh...dasar kostan segrek!
Tapi pemuda itu buru-buru di tarik oleh seseorang yang memiliki tubuh kurus dari lantai atas, dan langsung di amankan kembali ke atas.
"Siapa sih tuh anak?" tanya gua kesal sambil lihatin dia diangkut ke atas.
"Oh, itu Lukman. Anak lama juga di sini, dia tinggal sama bokin nya di lantai atas,"
Kalo gua perhatiin si Arab itu orangnya santai, dan rada berpikiran jernih. Dari wajahnya yang terlihat dewasa, kemungkinan umur anak itu tiga atau empat tahun di atas gua. Karena sudah terlalu suntuk gua memutuskan untuk menyudahi semua permainan gak penting ini.
"Yaudah bro, thanks ya bantuan nya, gua mau cabut dulu, mau beli rokok di depan, sambil ngademin kepala," gua buru-buru pamit.
"Oke bro..."
Dia pun langsung pergi kembali ke atas tanpa menoleh lagi.
*******
Gua hisap rokok Dji sam soe dengan perlahan, mencoba mengendurkan urat-urat yang sempat mengeras semenjak tadi pagi. Gua duduk di bangku kayu samping warung sambil ngopi, tiba-tiba cewek yang ada di dalam kamar gua keluar menghampiri.
Sialan, hampir lupa gua kalau masih ada cewek di kamar!
Cewek misterius itu langsung duduk di sebelah gua sambil memasang wajah susah.
"Embak sekarang udah aman, situ boleh pulang sekarang,"
"I-iya mas..tapi...." ujarnya agak ragu sehingga membuat gua jadi rada bingung.
Gua masih menunggu kata-katanya keluar dari mulut.
"Tapi........"
"Tapi apa embak? Saya gak tanggung jawab loh, kalo nanti warga kampung datang lagi,"
"Iya saya tahu mas, tapi temen nya mas yang item gendut itu belum bayar.." beritahunya agak takut-takut.
Item gendut? Wah bener pasti Buluk ini!
"Loh, bayar apaan mbak?" Tanya gua semakin di buat bingung.
"Ya bayar begituan mas.."
"Begituan apa?" Semakin bingung gua.
"Ya begituanlah..Ih! Masa harus saya jelasin secara detail sih! Padahal temennya mas, udah naek sampe dua kali loh!"
"Naek? Dua kali?" Mulut gua langsung mengangak lebar.
Buluk naekin ini cewek??? Naudzubilee....
Kampreeet! Gua aja kaga pernah!!
"Mas yang bayar ya? Saya yang rugi kalo mas gak bayar! Belum ada penglaris soalnya mas..."
"#$@%&*!%#$@$%&*!!"
Gua cuma bisa melongok mendengar ucapan perempuan itu.
BULUKK KEPARAAAATTT!!!
MASUKIN JABLAY KE KAMAR GUAAA.....!!
Bener ternyata dugaan gua...si beruang sawah yang bawa itu jablay!!
Karena kasihan, akhirnya gua bayar itu jablay, tadinya dia minta Rp.250.000,- tapi setelah gua nego-nego sedikit akhirnya dia mau di bayar Rp 80.000 walaupun nerima duitnya sambil melotot sih.
Udah bagus gak gua beri lu, gua beri kelolotan lu!
Sialan Buluk, gua mulu yang kena apesnya..
Buluk yang makan nangkanya, gua yang dapet getahnya...