LOVE ME RIGHT [KTH ❤ KSE ❤ JJ...

By Rsha-Kim

15.2K 1.5K 761

[COMPLETE] "Pengantinku kabur saat malam pertama. Tidak ada lagi yang terasa lebih hina dari perlakuanmu itu... More

Part 2 - She's Falling In Love
Part 3 - Reason
Part 4 - Two Choices
Part 5 - Keep Status
Part 6 - Always Wrong
Part 7 - Today is Your Day
Part 8 - Protect You
Part 9 - Love Me Right?
Part 10 - Offer
Part 11 - The Man Who Can't Be Moved
Part 12 - Because She's Mine
Part 13 - Your My Baby
Part 14 - Memori Weakened
Part 15 - Try To Make Peace
Part 16 - Ignominy
Part 17 - Promise of the past
Part 18 - Warning
Part 19 - Tears and Laughter
Part 20 - The Annoying Mastery
Part 21 - Post-Wedding
Part 22 - Lost
Part 23 - Demand From Mr. Arrogant
Part 24 - Decision
Part 25 - I Love You
Part 26 - Let Me Have It
Part 27 - Just Go Away
Part 28 - Uncovered
Part 29 - What is Wrong?
Part 30 - Forgive or Not
Part 31 - Wedding Ceremony
Part 32 - Treasure

Part 1 - Who Are You?

1.9K 97 25
By Rsha-Kim

Hallo Readers, happy reading ya 😁

****Apa kabarnya yang udah dibikin pusing sama FF Dejavu? 😂😂😂, Author mau relax dulu sejenak makanya upload FF Love Me Right ini, semoga suka ya 😊

Yang FF Dejavu bakal tetap di upload kok (klo masih suka sama ceritanya 😂)

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Cekidot ya readers

Love Me Right
Part 1

♡♡♡♡♡♡

Siang hari adalah kondisi yang paling ingin kuhindari. Sungguh, kulitku yang sensitif bisa terbakar jika terlalu lama dibawah sengatan matahari. Actinic prurigo adalah jenis penyakit yang kuderita hingga tidak boleh terkena sinar matahari. Jika terpapar sinar matahari, maka bagian kulitku yang sakit akan terasa sangat gatal.

Banyak yang bilang kulit putihku seperti vampir. Putihnya pucat tapi ada juga yang bilang putihnya putih susu. Setiap pandangan orang bisa berbeda. Terserah saja. Jika kalian sebut aku gadis beruntung kalian salah.

Aku tidak bisa keluar rumah terlalu lama karena kulit menyusahkan ini, temanku? Jangan ditanya, satu aja sudah syukur.

"Ah, menyenangkan sekali jadi namja itu," kataku merapat pada pagar kawat lapangan. Dari enam namja yang bermain basket itu, ada satu yang menarik perhatianku. Namja dengan postur tubuh yang tinggi dan cocok dengan wajahnya yang tampan.

Tapi yang menarik perhatianku bukan ketampanannya yang memang menggoda itu melainkan kulitnya. Warna kulitnya putih tapi tidak pucat sepertiku dan sepertinya tidak akan memerah dibawah terpaan sinar yang menyengat.

Keringat yang mengucur dari dahinya menambah sukses kesempurnaan si namja yang menarik perhatian para gadis cherleader yang menyorakinya.

"Jeon!!Jeon!! Jungkook!!

Oh, jadi namanya Jeon Jungkook? Namanya bagus juga.

"Eh si freak tuh,"

Seorang cherleaders sengaja menyebut begitu dengan suara dan tatapan sinisnya. Semua mata menuju ke arahku. Penampilanku tepatnya yang kini memakai tudung hoodie, memakai kaos tebal dan juga sarung tangan di cuaca panas. Jangan lupa juga masker yang menutupi separuh wajahku.

"Gadis menakutkan," oceh yang lain.

Aku tidak tahan dengan tatapan hina mereka, hmm, mungkin tidak semuanya, si Jungkook sepertinya menatap bingung, tapi tetap saja aku malu dan muak dengan tatapan seolah aku alien yang baru turun ke bumi, hingga aku memilih pergi menuju halte bus. Ah, ingin cepat pulang dan berkutat didepan laptopku di kamar.

My heaven.

♡♡♡♡♡

Berisik sekali, suara perutku di pagi hari selalu saja berisik. Apa-apaan ini? Anak gadis sepertiku harusnya tidak bunyikan suara perut begini.

"Suara apaan sih itu, berisik banget,"

Aku mengerjapkan mata menatap ke sosok yang sedang menggaruk-garuk kepalanya dan menguap dengan kuat. Oh, ada yang terganggu dengan suara perutku ya. Ugh, mulutnya kenapa bau alkohol.

Hening......

"Eommmaaaaaa!!!!!!" pekikku yang langsung turun dari kasurku dan karena tersangkut bed cover, aku terjatuh namun tetap bangun lagi untuk menemui ibuku.

"Eomma!!!! Eommaaa!!!!"

Tidak ada sahutan. Berkali-kali kuketuk tetap tidak ada sahutan. Akhirnya kuputar saja kenop pintu dan kosong. Bukan, bukan kosong tanpa perabot tapi kosong tanpa ibuku. Dimana ibuku yang biasanya malas bangun pagi itu? Rasanya mustahil dia pergi ke pasar untuk belanja kebutuhan dapur, seperti ibu normal lainnya.

"Eomma!!!" Aku masih mencari ke seluruh rumah tapi tak ada. Biasanya jika aku teriak sekencang ini, eomma akan menendang bokongku dengan kakinya. Ah, chinja, kemana ibuku yang suka menyiksa batin anak kesayangannya ini?

"Bisa diam tidak, berisik sumpah," omel namja yang tidur disebelahku tadi sambil menggaruk perut ratanya yang yaaaah tidak sispex. Tapi bukan itu yang harusnya kutatap tapi siapa sosok namja berdagu sempurna berbentuk V itu.

"Nuguuuuu?" Aku menghampiri dengan menutup hidungku. Dari jarak tak jauh namja berambut halus itu tercium bau alcohol dari mulutnya.

"Kim Taehyung," jawabnya.

"Oh, Kim Soeun imnida," kataku sambil membungkuk sopan dan setelah itu tubuhku menjadi kaku. Bagaimana bisa aku bersikap sopan pada pria mabuk yang tadi seenaknya tidur disampingku!!!

"Ara, cepat buat sarapan," titahnya.

"Sebentar deh," kataku yang hampir menanggapi suruhannya itu. "Yang kutanya tadi bukan namamu, tapi kenapa kau ada di rumahku, tepatnya di atas kasurku?"

"Rumah ini cuman dua kamar dan masing-masing satu kasur, yang satu kasur ibumu, aku tidak mungkin tidur di situ kan?"

Benar sih......

"Tapi bukan berati kau tidur di kasurku!!!" teriakku sambil menunjuknya. Dia menghalau tanganku yang hampir mencolok hidung mancungnya.

Dia menguap lagi dan aku menutup hidungku. Sungguh, mulutnya yang bau alkohol itu menandakan ia peminum yang kuat.

"Buatkan aku sarapan, aku mau mandi,"

Dia segera masuk ke kamar mandi kecil rumahku di sudut. Sialan! Siapa dia, bahkan sampai tahu betul letak kamar mandiku. Perutku berbunyi lagi. Ah, sungguh kesal, perut lapar terkadang bikin emosi dan juga toleransi. Setidaknya, aku biarkan dia mandi dulu agar introgasinya enak.

Usai sarapan kubuat, aku melihat dia sudah keluar kamar mandi dengan hanya memakai kulot aja tanpa atasan. Yang lagi-lagi memperlihatkan bentuk perutnya yang memang biasa saja. Tidak sixpek seperti di majalah dewasa yang diam-diam kadang kubeli. Tapi itu cukup membuat wajahku memerah.

"Sadarlah Sso," aku menampar pipiku sendiri.

"Baunya enak," puji namja itu menghampiri ruang makan sambil tetap mengusap rambut basahnya dengan handuk kecil. Shit!!! Dia memakai handukku pula!!

"Sekarang, jelaskan, kau ini siapa? sebelum aku telepon polisi dan melaporkanmu,"

Taehyung segera duduk di seberangku. Mengambil sumpit dan juga mangkuk yang tersedia untukku sendiri. Yah, bagaimana pun juga aku tidak mungkin patuhi perintah dia untuk buat sarapan untuknya. Ini sarapan pagiku sendiri.

"Yak!!! Jangan abaikan aku terus, kau itu siapa? Kenapa di rumahku," omelku.

"Kalau mau lapor, lapor aja," katanya sambil menarik kembali mangkuk yang kutahan. Napsu makanku hilang. Buru-buru kuambil hape di atas meja dan menelepon nomor polisi yang selalu tersedia di hapeku.

Aku serius melaporkannya sementara dia asyik dengan makanan yang kubuat lalu mengoceh kalau makananku enak. Huh! Bukannya mau sombong, keahlianku memasak bisa dibandingkan dengan cheff koki restoran ternama, walau dibalik kebanggaan itu ada cerita sedihnya, dimana di usia kecil aku dipaksa pandai memasak karena ibuku, malas memasak untukku!

Dia masih diam saja sampai polisi datang menanggapi keluhanku tentang orang asing yang ada di rumahku. Dimintai keterangan dan kartu identitas, Taehyung malah memasuki kamarku lagi lalu keluar sambil memberikan selembar application ke tangan polisi itu. Sang polisi membacanya lalu menghela napas.

"Agashi, kalau kau ingin pamer kau sudah menikah, dan ingin bikin moment romantis jangan gini caranya,"

"Heh??" Aku bengong. Otakku korslet seketika.

Menikah!!! Pekikku menggelegar.

Kurasa rumahku yang tidak seberapa besar ini bisa hancur dengan suaraku. Walau kenyataannya tidak. Aku sempat melirik Taehyung tertawa geli dan aku pun segera mengambil lembaran yang ada ditangan polisi muda itu dan segera membacanya.

Benar saja, di kertas itu tertulis namaku, capku juga namanya dan capnya dan dinyatakan kami telah resmi menikah.

Oh My God!!! Masa mudaku hancur berkeping-keping karena selembar kertas!!

♡♡♡♡♡♡

Kemarin adalah hari terburukku. Sungguh buruk. Rasanya seperti memasuki dunia baru yang tidak terpikirkan olehku. Yah, bukan berarti aku tidak memikirkan pernikahan, tapi aku mematok usia pernikahanku itu di atas 30 tahun dan sekarang usiaku baru 20 tahun. Perjalanan menuju 30 masih 10 tahun lagi!!!

Tapi masalahnya bukan hanya itu. Kau tiba-tiba dinyatakan sebagai istri seseorang. Memangnya enak! Kapan aku kasih capku ke application dan juga tanda tanganku itu. Gimana bisa? Belum lagi setelah ku cek itu application asli.

Terpikirkan olehku eomma yang menghilang. Apa eomma menjualku? Tega sekali. Lagian buat apa coba menjualku? Walau sederhana kami tidak kekurangan. Warisan mendiang Appa masih bisa untuk biaya hidup dan kuliahku.

Ah sial! Gara-gara insiden kacau kemarin aku tidak konsentrasi pada materi dosen hingga dia selesai beri mata kuliahnya. Kuhantam kepalaku ke atas buku tebal di atas meja.

Rasanya tidak mau pulang.

"Annyeonghaseo,"

Seseorang menyapaku! Ini memang bukan pertama kalinya ada yang menyapa gadis berpenampilan aneh sepertiku. Kuangkat wajahku untuk melihat siapa yang menyapaku dengan suara manly-nya.

Otakku korslet lagi. Jungkook yang menyapaku barusan.

"Yeee, annyeonghaseo," aku menundukkan kepala sambil tersenyum. Ah, lupa, aku memakai masker, gimana dia lihat senyumku.

"Boleh duduk disampingmu?"

"Yeee," kataku dengan pikiran apa alasan Jungkook menyapaku.

Hening........

"Kenapa kau memakai masker meski di kelas?" tanyanya.

What!!! Dia menyapaku hanya untuk menanyakan itu? Sungguh terlalu! Tapi karena dia tampan maka aku memaafkannya.

"Wajahku selalu terlihat datar dan itu jelek," ujarku sambil menurunkan maskerku.

Jungkook menatapku, tampak terpana lalu tertawa.

"Kenapa?" tanyaku heran.

"Soeun-sii, aku yakin kau tidak pernah bercermin?"

"Bwo?" Aku terkejut dengan pernyataannya, terlebih dia juga tahu namaku. "Aku punya cermin, lihat casing hapeku," kupamerkan hapeku.

"Benarkah, coba berkaca,"

Aku menurutinya dan terdiam menatap wajahku.

"Aku melihat yeoja cute disana," kata Jungkook lembut sambil menatapku intens.

Aku terpana menatapnya. Wah, memang bukan dia yang pertama memujiku cute tapi caranya untuk meyakinkan kalau aku itu cute membuatku terharu. Terlalu sering memakai masker membuat orang-orang menduga wajahku buruk rupa. Alih-alih melepaskannya untuk beritahu aku tidak buruk rupa, aku malah tidak peduli dengan dugaan mereka.

"Kamsamhamnida," aku memasang lagi maskerku dan Jungkook malah tertawa geli. "Mata kuliah sudah habis, kau mau mampir ke mana dulu?"

"Eh?"

"Aku sedang menawarimu kencan, Soeunsii,"

Aku terpana lagi. Wah! Tidakkah dia terlalu cepat ungkap niatnya itu. Apa tawaran ini berlaku karena dia menganggapku cute? Bagaimana kalau ternyata aku jelek tadi? Apa dia langsung pergi meninggalkanku?

Ah, ternyata laki-laki di dunia ini sama aja. Lihat segalanya dari fisik.

"Maaf, tidak bisa,"

"Waeyo?" Jungkook masih perlihatkan senyum ramahnya.

"Hanya.......aku tidak bisa lama-lama berada di bawah sinar matahari, kulitku bisa gatal,"

"Apa jaketmu perlu dua lapis, aku bisa berikan," ucap Jungkook sambil menyodorkan jaketnya. Gila saja, bisa mati kepanasan memakai jaket dobel gitu.

"Aku akan pergi tanpa jaketmu,"

"Oke," Jungkook langsung memegang tanganku hingga spontan aku menyingkirkannya. "Apa harus pegangan tangan segala?"

"Tentu saja, ini kencan,"

♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Jungkook POV

Aku membawakan makanan dan minuman yang kupesan untukku dan dia. Gadis yang akhirnya berhasil kuajak kencan setelah hampir empat bulan aku memantaunya.

Dia pasti sudah salah paham mengira aku mengajaknya kencan setelah melihat wajahnya yang cute itu. Tipe kebanyakan playboy. Tidak, itu bukan styleku, walau banyak orang bilang wajahku cocok jadi cowok playboy. Aku ini hanya tipe yang akan memantau dulu gadis yang kusukai.

Yap! dia gadis yang pertama kali membuatku jatuh cinta empat bulan lalu.

"Lama nunggunya?" tanyaku.

"Tidak," dia tersenyum. Senyum yang manis. Karena bakal makan dia melepaskan maskernya. Wuah! Kalau dia tersenyum setiap hari untukku, bisa kena diabetes juga nanti. Aku menaruh semua makanan di atas meja dan dia mengambil gelas minumannya.

"Anyyeonghaseo," suara besar mengejutkan kami yang tampak menyapa pelayan.

Kulihat Soeun menumpahkan jus yang diminumnya, kembali ke gelas.

"Ya Soeun-ah, gwenchana!!!" Aku bertanya. Tidak kusangka dia bisa berlaku jorok begitu. Laki-laki bersuara besar tadi tiba-tiba saja menghampiri kami.

"Wuah!!! Kau seli,"

Soeun tiba-tiba memekik kencang lalu berdiri dan menutup mulut pria itu. Dia membawanya pergi. Meninggalkanku dan makanannya.

Aku menghela napas agak berat. Gagal lagi pendekatannya.

♡♡♡♡♡♡

Soeun POV.

Aku bawa Taehyung ke lorong disebelah resto cepat saji tadi dan mendorongnya ke dinding. Tenntu saja tempatku mengancam dia ini terlindung dari sinar matahari.

"Kau....apa kau membuntutiku?"

"Aniyo, itu tempat temanku kerja,"

"Yaaa, di dunia ini semua serba kebetulan," ejekku yang tidak percaya dengan ucapan Taehyung.

"Ah," seru Taehyung. "Mungkin ini takdir. Tuhan kasihan sama aku, karena istriku selingkuh,"

"Siapa yang selingkuh? Lagian aku tidak pernah merasa jadi istrimu."

"Soeun-ah," Taehyung menatapku....... kecewa.

"Pernikahan itu, butuh komitmen dan perjanjian, kapan aku melakukannya? Butuh pesta, butuh pastor, butuh tamu, kapan itu terjadi? dan juga......"

"Malam pertama," sambung Taehyung yang berhasil membuatku tertegun. Suara bass yang terkesan dingin.

"Yah! Itu juga!" Aku gugup.

"Pengantinku kabur saat malam pertama. Tidak ada lagi yang terasa lebih hina dari perlakuanmu itu."

Aku terdiam menatap mata Taehyung yang menajam. Hingga rasanya aku ditusuk sembilu hanya karena tatapannya. Taehyung meninggalkanku begitu saja, lalu aku menatap langit-langit dengan tatapan bingung.

"Kapan ya?" Pikirku.

♡♡♡♡♡

Aku pulang ke rumah dalam keadaan lesu. Akhir-akhir ini aku mudah lelah akibat animeaku. Di ruang tamuku yang kecil, kulihat Taehyung berkutat dengan laptopnya, mengetik sesuatu.

"Anyyeonghaseo," sapaku tapi tidak ada tanggapan. Sial! Jadi berasa aku yang menumpang di sini!

Kuhampiri kulkas dimana isinya sudah menipis. "Setidaknya kau peduli dengan isi kulkas. Lihat, sudah habis gini tidak diisi," omelku.

Dia menatapku sejenak lalu mengambil dompetnya di meja dan mengeluarkan uang dari dompetnya. Di taruhnya uang itu ke tapak tanganku.

"Kurang ajar," gerutuku. Hanya dalam hati. Aku menguap. Sebenarnya sudah sangat mengantuk tapi kalau esok tidak ada bahan makanan bisa gawat.

Kutatap jam yang menunjukkan pukul 7 malam. Tahu gitu pulang kerja part-time tadi langsung beli. Akh, kenapa bisa lupa sih sama isi kulkas sendiri.

"Aku pergi, Oh kalau tv-nya tidak ditonton di matiin aja, listrik mahal,"

Taehyung menatapku lagi lalu mengambil remote dan memperbesar volume. "Sial," gerutuku makin kesal dengan tingkahnya. Apa dia marah karena ucapanku tadi siang?

Awas saja, setelah aku bisa hubungin eomma, kuusir kau dari rumah.

♡♡♡♡♡

Author POV

Kim Soeun sudah memilih bahan makanan untuk menghias kulkasnya dan tak lupa juga cemilan. Namja yang dalam surat resmi tertulis sebagai suaminya itu lumayan juga kasih uangnya. Pas gitu.

Soeun menekan lagi nomor eommanya tapi hapenya tidak diangkat padahal aktif. "Eomma setidaknya beri aku penjelasan," geramnya. Ingin sekali dibantingnya hape itu tapi sayang cicilannya belum lunas.

"Ah, telepon ahjussi," Soeun ingat adik ayahnya tapi sama saja, tidak diangkat walau aktif. "Kalian kerjasama ya?" gerutunya pada hapenya.

Kalau tahu begiji, ia menyesal tidak simpan nomor keluarganya yang lain. Semua keluarganya ada di Daegu. Hanya ayah Soeun sendiri yang pindah ke Busan.

Soeun terdiam sejenak. Langkahnya seperti diikuti seseorang. Dari spion jalan diliriknya ada yang membuntutinya. Seseorang dengan jaket abu-abu dan kepalanya ditutup tudung jaket.

Dipercepatnya langkah jalannya untuk memperlebar jarak antara mereka. Ia ingat daerah rumahnya diisukan tidak aman di malam hari.

Soeun lega sudah sampai rumahnya dan dengan cepat dikuncinya pintu rumahnya. "Aman,"

Suara gedoran di pintu membuatnya terkejut. Soeun panik. "Kim Taehyung, Kim Taehyung," panggilnya. Tapi tidak ada sahutan.

"Kim Taehyung!!" pekiknya.

"Aku di luar Soeun-ah,"

Soeun membuka pintu dengan cepat lalu memeluk Taehyung dengan erat. Tubuhnya gemetar. Taehyung mencoba memegang punggung yeoja itu tapi kemudian ia di dorong.

"Sial. Kau yang dibelakangku tadi," Soeun mengenali jaket abu-abu milik orang yang membuntutinya tadi. Ia segera masuk rumahnya dengan perasaan kesal dan menaruh semua belanjaannya di kulkas. Diliriknya Taehyung yang mematikan laptopnya dan juga tv.

Soeun ingin sampaikan kalau ia tidak ingin tidur dengan namja itu tapi belum sempat ia bicara, Taehyung membawa bantal dari kamar lalu membaringkan tubuhnya di sofa.

Soeun mencibir. Tahu diri juga.

Ia pun masuk ke kamar dan mengganti bajunya dengan piyama. Soeun kemudian menyerahkan semua kelelahan pada kasur empuknya yang nyaman.

Soeun berharap esok ia tidak melihat Taehyung di rumahnya.

Lalu menganggap bahwa yang terjadi sejak kedatangan Taehyung adalah mimpi.

Mimpi buruk maksudnya.....

♡♡♡♡♡♡

Part 1
To be Continue......

Thanks for Read, Vote and Comment-nya 😁😁😁
♡♡♡♡♡

Continue Reading

You'll Also Like

31.1M 2M 103
1# Mavros Series | COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerit...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
154K 15.4K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
2M 328K 66
Angel's Secret S2⚠️ "Masalahnya tidak selesai begitu saja, bahkan kembali dengan kasus yang jauh lebih berat" -Setelah Angel's Secret- •BACK TO GAME•...