Heal Your Heart | BBH - COMPL...

By Hunstuff

272K 36.4K 1.9K

{COMPLETE STORY} Someone will heal your heart. Revisi - (21 September 2018 - 10 February 2019) More

Prolog & Cast
1 - Bukan apa-apa
2 - Tolong
3 - Rahasianya
4 - Seperti permainan
5 - Fakta
6 - Lebih dekat (Jin Sihyeon)
7 - Kebodohan
8 - Takdirnya
9 - Untuk melindungimu
10 - Apa itu cinta?
11 - Trauma
12 - Hari pernikahan
13 - Jin Saera
Spesial Chapter A
Spesial Chapter B
14 - Hidup baru
15 - That XX
16 - Save Me
17 - Zhang Yixing
18 - Perasaan asing
20 - Aku akan ada disini + Promot
21 - Baekhyun di masalalu
22 - Drugs
23 - Gift
24 - A Tragedy
25 - Secret?
26 - Pieces of Past
27 - Ain't Story
28 - Fell Down
29 - Let You Go
30 - Breath
31 - Farewell
32 - Terrible day ever
33 - Let Me Save You
34 - Forsaken
35 - Apology
36 - Done
37 - Rise
38 - Distance
39 - Byun Baekhyun
40a - We Broke Up, Again.
40b - Missing Girl (end)
Epilog
Heal Your Heart Gallery's

19 - Dari neraka

5.2K 747 57
By Hunstuff

Because i was nice, i was ruined.

××××

Baekhyun tahu ada yang salah dengan Jin Sihyeon, dia hanya tidak tahu masalahnya. Sepanjang perjalanan pulang dari cafe menuju rumah, wanita itu terus saja diam dengan mata yang bersinar marah.

"Kau... Baik-baik saja?"

"Hmm, aku baik."

Apa karena kejadian di cafe tadi? Sebelumnya, ketika Baekhyun dan Sihyeon selesai memesan makanan ada seorang pria yang menghampiri mereka.

Sihyeon sama sekali tidak senang ketika pria itu menyapa dan mengajaknya bicara. Dia juga menjadi sangat murung setelahnya. Sebenarnya, apa yang telah terjadi padanya?

Hingga sampai di apartement-pun, Sihyeon sama sekali tidak bicara dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

Baekhyun sedikit merasa bodoh.

Selama ini dia menganggap bahwa dirinya telah tahu semua hal mengenai Jin Sihyeon. Tapi faktanya, dia sama sekali tidak tahu apa-apa. Selama ini, semua hal yang ia ketahui adalah hal-hal yang hampir semua orang di sekitar Sihyeon tahu.

Tentang siapa dia dulunya dan mungkin perasaannya pada Zhang Yixing. Baekhyun sadar, bahwa dirinya tidak tahu apa-apa tentang Sihyeon.

Ah, Baekhyun harus bagaimana?

****

Sihyeon menghela nafas pelan sebelum merangkak naik ke atas ranjang dan meringkuk di sana.

Kenapa dia harus bertemu lagi dengan pria biadab itu lagi? Dia menyesali keputusannya untuk pindah ke Seoul.

Dia baru ingat jika pria biadab itu juga tinggal di Seoul. Harus bagaimana lagi jika dia bertemu dengan pria itu?

Dan lagi, perkataannya beberapa saat lalu terus saja terngiang-ngiang di kepalanya.

Sihyeon menyandarkan tubuhnya pada tembok dan menundukkan kepalanya dalam, merasa enggan menatap lawan bicaranya.

Beberapa saat yang lalu baru saja dia dan Baekhyun selesai memesan makanan, seorang pria yang tidak ingin Sihyeon temui malah muncul di hadapannya.

Pria itu adalah, Jung Jaehyun. Bawahan kakeknya dulu.

"Kau... Baik-baik saja bukan?"

Sihyeon mendengus pelan. Bagaimana bisa dia baik-baik saja selama ini, padahal dia hidup dalam lingkaran neraka karena ulah pria dihadapannya ini?

"Menurutmu?" ujarnya sinis.

"Sihyeon-a..."

"Jangan pernah sebut namaku!" bentak Sihyeon tidak terima.

Jaehyun mengehela nafasnya pelan, pria itu lalu tersenyum tipis. "Kudengar kau sudah menikah. Pria disana itu suamimu ya?"

Mata Jaehyun melirik pada sosok Baekhyun yang sedang duduk di dalam cafe, diikuti oleh Sihyeon yang ikut meliriknya.

"Hh, kau menikahi pria yang salah nampaknya," komentar Jaehyun.

Sihyeon berdecak pelan, kenapa Jung Jaehyun itu selalu saja bersikap sok tahu sih?

"Aku beruntung bisa bertemu denganmu lagi disini, tapi mungkin kau merasa sangat tidak beruntung bertemu denganku," kata Jaehyun memulai inti percakapan.

"Kuperingatkan, jangan pernah jauh-jauh dari pria itu."

"Hah? Bukankah katamu aku menikahi pria yang salah? Oh, sekarang kau semakin pintar membual ya."

"Hey Jin Sihyeon, cepat atau lambat mungkin kau akan berterima kasih padaku. Kau itu tidak tahu apa-apa tentang suamimu bukan?"

Sihyeon terdiam. Kenapa juga dia mau mendengarkan Jaehyun? Jung Jaehyun si pria yang telah membuat hidupnya hancur. Jung Jaehyun yang berwajah malaikat tetapi berhati iblis itu?

"Sudah membualnya? Aku muak mendengar bualanmu."

Sihyeon melanjutkan,
"tidak kah kau malu? Dirimu yang tidak tahu malu itu, apakah tidak punya otak juga? Apa kau lupa atas hal yang telah kau lakukan padaku dulu? Berhentilah bersikap sok tahu dan menghilanglah dari kehidupanku brengsek, " kata Sihyeon dingin.

Meskipun Sihyeon telah mengatakan hal keren itu pada Jaehyun. Tapi mengapa hatinya malah tidak tenang sama sekali? Kenapa dia malah merasa khawatir?

Sihyeon kembali ke dalam cafe tanpa berkata apa-apa lagi pada Jaehyun. Dia sudah terlalu muak dengan orang-orang yang pernah hadir di masa lalunya. Jika bisa, kenapa bukan dia saja yang hilang ingatan. Kenapa harus Zhang Yixing? Akan lebih menyenangkan jika Sihyeon lah yang kehilangan ingatannya.

Jika dipikir-pikir lagi, Sihyeon memang sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Baekhyun. Yang dia tahu hanyalah sedikit.

Byun Baekhyun sang penyelamatnya dulu. Dan Byun Baekhyun suaminya. Bahkan, Sihyeon sama sekali tidak tahu Baekhyun bekerja dimana dan jenis seperti apa pekerjaannya itu. Tanggal ulang tahunnya saja di tidak tahu.

Separah itukah dirimu Jin Sihyeon?

Bagaimana perasaan Baekhyun selama ini tentang Sihyeon yang tidak pernah bertanya tentang dirinya?

Ah, pasti sangat tidak nyaman.

Sihyeon jadi merasa sangat jahat. Padahal, Baekhyun selalu saja bersikap baik padanya. Pria itu bahkan selalu menemaninya ketika dia pulang dari club dalam keadaan mabuk dulu.

Namun, apa yang selama ini Sihyeon lakukan? Dia hanya terus-terusan menyusahkan Baekhyun. Menyakiti perasaan pria itu dan mengacuhkan keberadaannya.

Sihyeon bahkan tidak pernah mengacungkan jari tengahnya pada Baekhyun

Wah, hebat sekali. Ternyata, sejahat itulah Jin Sihyeon.

Wanita itu menatap pintu kamarnya dengan tatapan sendu. Apakah Baekhyun masih disana? Apa yang sedang dipikirkan Baekhyun saat ini? Ah, jangan-jangan pria itu sedang mengkhawatirkannya.

Sihyeon menyentuh dadanya yang tiba-tiba terasa sesak. Dia jadi mengingat betapa sakit hatinya dia ketika Baekhyun tidak ingat siapa dia.

Yah, mungkin bagi Baekhyun menolong orang kesulitan seperti Sihyeon dulu adalah hal yang biasa. Tapi siapa sangka jika hal tersebut malah membuat hati Sihyeon tergerak?

Tapi itu dulu. Sekarang Sihyeon sudah tidak akan mempermasalahkan itu lagi. Pria itu bahkan sudah mau bersikap baik padanya selama ini.

Haruskah Sihyeon juga melakukan hal yang sama? Bersikap baik pada Baekhyun. Apakah tidak akan aneh?

****

Seorang pria melambaikan tangannya, menyapa temannya yang baru saja masuk ke tempat kerjanya itu.

Taehyung langsung menarik sebotol minuman alkohol kesukaan pria itu dan menyajikannya sebelum orang itu duduk.

"Hhh, aku merindukanmu."

Taehyung bergidik ngeri. "Maaf aku masih suka pada wanita. Pria sepertimu bukan seleraku."

Pria itu tertawa kecil. "Sekarang kau jadi penanggung jawab penuh bar ini ya? Baekhyun kemana?"

"Dia pindah ke Seoul dengan istrinya seminggu yang lalu."

"Begitu. Ngomong-ngomong, kau sudah bertemu dengan Jaehyun? Dia sedang ada di Busan sekarang ini."

"Benarkah? Wah, anak itu kenapa tidak mengabariku dulu jika mau ke Busan. Kau sudah bertemu dengannya?"

"Sudah. Dia ada kunjungan bisnis. Kau ingin aku menelponnya?"

"Eoh, suruh dia kesini jika sudah selesai. Ayo kita reuni."

Pria itu menganggukkan kepalanya dan menelpon Jaehyun seperti permintaan Taehyung.

"Hey Hwang Minhyun, bilang padanya untuk cepat," ujar Taehyung sebelum kembali melakukan aktivitasnya.

****

Baekhyun bangun terlambat keesokan harinya, pria itu mendengus pelan sebelum turun dari tempat tidur dan pergi mencuci wajahnya.

Dia baru keluar dari kamarnya lima belas menit kemudian karena mencium wangi makanan.

Betapa terkejutnya dia ketika menemukan Jin Sihyeon yang sedang sibuk menata makanan di atas meja makan.

Wanita itu terlihat sangat sibuk hingga tidak menyadari kehadiran Baekhyun. Sebaliknya, Baekhyun malah mengamati Sihyeon sambil tersenyum tipis.

Oh, sial. Dia menyukainya.

"Eoh, kau sudah bangun?" ucap Sihyeon ketika menyadari kehadiran Baekhyun.

Wanita itu lalu meletakkan semangkuk nasi di atas meja dan melambaikan tangannya menyuruh Baekhyun untuk segera duduk.

Baekhyun menghampirinya dan duduk sambil mengagumi masakan yang dimasak Sihyeon.

"Kau membuat semua ini sendirian?" tanyanya.

Sihyeon tertawa. "Tidak, aku memesannya. Aku tidak bisa masak hahaha."

Betul, bagaimana mungkin wanita seperti Jin Sihyeon bisa masak makanan sebanyak dan seenak ini?

Baekhyun mulai makan dalam diam, sama halnya dengan Sihyeon. Wanita itu duduk di hadapannya dan memakan sarapannya sambil memainkan ponsel.

"Sore nanti kujemput jam 5," ujar Baekhyun.

Sihyeon mengadahkan kepalanya dan menatap Baekhyun bingung, "memangnya kita mau kemana?"

"Pesta ulang tahun, kau lupa?"

"Ah! Iya betul. Maaf, sepertinya aku belum benar-benar bangun."

Setelahnya tidak ada percakapan lagi. Mereka kembali terhanyut dengan kegiatan makan masing-masing.

Baekhyun yang selesai makan lebih dulu berinisiatif untuk mencuci piring. Pria itu membereskan piring kotor bekasnya dan mulai mencuci.

"Kau tidak perlu melakukan hal itu. Biar aku saja," kata Sihyeon tiba-tiba.

Wanita itu sudah berdiri di sampingnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada dengan tatapan yang kesal.

"Oh, tidak apa-apa. Aku biasa melakukannya sendiri," jelas Baekhyun.

Sihyeon mendengus kecil. "Bukankah kau sudah terlambat ke kantor? Lebih baik kau cepat mandi. Biar aku saja yang menyelesaikannya."

Baekhyun menatap Sihyeon sejenak sebelum menganggukkan kepalanya setuju dan mencuci tangannya.

"Kalau begitu, aku mandi dulu. Maaf jika merepotkanmu Sihyeon."

Helaan nafas kembali keluar dari mulut Sihyeon begitu sosok Baekhyun menghilang dari jarak pandangnya.

Sebenarnya, hal seperti ini sama sekali tidan merepotkan dirinya. Sihyeon bingung saja dengan kelakuan Baekhyun belakangan ini.

Kenapa pria itu bersikap formal padanya? Padahal kan, cuci piring itu adalah urusan seorang istri. Yah meskipun ini juga baru pertama kalinya dia cuci piring selama menikah dengan Baekhyun. Tapi tetap saja, seharusnya Baekhyun mengerti dengan perasaan Sihyeon.

Rasanya sesak sekali ketika Baekhyun bilang terbiasa mencuci piring sendirian. Sihyeon jadi semakin merasa dirinya tidak berguna dan malah menyusahkan saja.

****

Jin Saera menyandarkan punggungnya pada kursi kerjanya sambil memijat pelan pelipisnya.

Belakangan ini kesehatannya semakin menurun. Saera juga jadi sangat sulit makan dan sering jatuh pingsan.

Yifan, sebagai sang sekertaris kadang sering menangis diam-diam karena sikap Saera yang cuek dengan penyakitnya.

Wanita itu masih terus saja menyembunyikan penyakitnya dari semua orang, termasuk Yixing, suaminya sendiri.

Tidak ada yang bisa Yifan lakukan kecuali menuruti permintaan Saera untuk menjaga kerahasiaan penyakitnya.

Alasan Yifan menyetujui permintaan Saera adalah karena dia mencintai wanita itu.

Yifan tidak bodoh. Dia hampir tahu semua cerita kehidupan Saera selama ini. Bahkan perselingkuhan Yixing saja dia tahu.

Tapi apalah daya, posisi Yifan yang hanya seorang sekertaris tidak memungkinkan untuk membuka mulut dan membeberkan fakta menyakitkan itu. Lagi pula, dia tidak mau Saera tersakiti karena fakta itu.

"Yifan? Kau melihat ponselku tidak?"

Yifan menganggukkan kepalanya dan merogoh saku jas yang dia gunakan. "Nyonya tadi menitipkan ini padaku," katanya sambil menyerahkan ponsel itu pada Saera.

"Ah, benar. Aku lupa," ucap Saerq sambil tersenyum.

Diam-diam Yifan mengehela nafasnya. Bagaimana mungkin wanita itu masih sempat tersenyum di kala sebuah penyakit yang ganas menggerogoti dirinya?

"Aku mau menelpon Yixing dulu, belakangan ini dia jadi sedikit murung."

"Begitukah?"

"Eoh, apa karena kepindahan Baekhyun dan Sihyeon ke Seoul ya?" gumam Saera.

Yifan terdiam. Hal itu sudah tidak mungkin lagi bukan? Maksudnya, Yixing kehilangan ingatannya. Otomatis, pria itu tidak akan ingat dengan hubungannya dan Jin Sihyeon dulu bukan?

****

Yixing mengerjapkan matanya cepat menyaksikan Saera yang sibuk mondar-mandir di hadapannya sambil menelpon seseorang.

Wanita itu baru berhenti setengah jam kemudian dengan wajah yang kesal. "Oppa, rekan kerjaku akan datang kesini. Kau tidak keberatan bukan? Kami ada sedikit pekerjaan," jelas Saera.

Yixing tersenyum. "Tidak masalah, itukan hak mu."

Saera menganggukkan kepalanya dan mengganti pakaian tidurnya dengan pakaian yang lebih sopan.

"Saera," panggil Yixing sebelum wanita itu menutup pintu kamarnya.

Dia melanjutkan, "maafkan aku ya? Karena aku kehilangan ingatanku, kau harus bekerja keras seperti ini."

Saera bergeming di tempatnya. Wanita itu lalu menganggukkan kepalanya lemah dan tersenyum tipis. "Aku tidak keberatan. Aku suka kau yang sekarang."

Rapat dadakan yang Saera adakan di rumahnya berjalan lancar karena bantuan Yifan. Pria itu bahkan sudah menyiapkan segalanya sebelum Saera menyuruhnya.

"Terima kasih atas kerja samanya Saera-ssi."

Saera tersenyum. "Aku merasa terhormat karena bisa bekerja sama dengan perusahaanmu Jaehyun-ssi."

Wanita itu baru bisa bernafas dengan lega begitu sosok Jaehyun pergi bersama Yifan dari hadapannya.

Saera tidak pernah menyangka jika Jung Jaehyun, pria yang dulunya adalah tangan kanan Ayahnya kini telah sukses besar.

"Sudah selesai ya?"

"Ha? Oh, iya. Kami baru saja selesai. Kenapa kau keluar dari kamar?"

Yixing tersenyum tipis. "Saera... Biarkan aku membantumu. Ijinkan aku untuk memperoleh ingatanku kembali, itu hanyalah satu-satunya cara agar aku bisa membantumu."

Saera terdiam mendengar ucapan Yixing. Tidak! Dia tidak mau Yixing memperoleh kembali ingatannya lagi.

"Aku tidak perlu bantuanmu," ujarnya dingin.

"Tapi kau sakit. Kesehatanmu akan semakin memburuk jika kau tidak mau istirahat!"

"Tidak! Aku baik-baik saja! Ini... Hanya demam... Aku akan merasa lebih baik lagi jika kau diam dan tidak melakukan apapun...cukup seperti ini saja, aku bahagia..."

****

Sihyeon mengedarkan pandangannya pada penjuru rumah Chanyeol yang sangat luas. Wanita itu tidak habis pikir dengan Baekhyun yang langsung menghilang begitu selesai mengucapkan selamat ulang tahun pada Hyunji-putri Chanyeol.

Tidak mungkin bukan jika Baekhyun sedang menghindari Moon Yeri? Bagaimanapun, sedari tadi Yeri selalu saja mondar-mandir di pesta ini.

Hhh, memang apa masalahnya sih hingga harus sembunyi?

"Sihyeon eonni!"

Seseorang memeluknya dari belakang hingga membuat tubuh Sihyeon hampir terjungkal ke belakang karena kaget.

"Ah! Lepaskan! Aku tidak bisa bernafas Haeri-ssi!"

Haeri melepaskan rangkulannya sambil terkikik geli, wanita itu menatap Sihyeon dengan tatapan yang berbinar.
"Uh, kenapa kau tidak pernah berkunjung ke rumahku? Padahal Baekhyun oppa sering sekali datang."

"Maafkan aku, belakangan ini aku sedang bekerja menjadi pemalas."

"Auh! Kau lucu sekali! Eh? Ngomong-ngomong dimana Baekhyun oppa?"

"Aku juga sedang mencarinya."

"Ngomong-ngomong, apa kalian tidak berencana untuk punya seorang anak?"

Sihyeon terbatuk-batuk. Wanita itu melirik sosok Haeri cepat dan tertawa hambar. "Itu belum pernah terpikirkan..."

"Hah? Jadi maksudmu, kalian tidak punya rencana untuk punya anak? Mustahil..."

"Mustahil? Maksudmu?"

"Oh, Baekhyun oppa sangat suka anak kecil. Dia sering datang ke rumah Chanyeol dan rumahku hanya untuk bermain dengan anak-anak kami," terang Haeri.

"Benarkah?" sahut Sihyeon.

"Masa hal seperti itu saja kau tidak tahu, Baekhyun oppa bahkan sering membelikan banyak mainan untuk Jianyi, putriku."

"Oh," jawab Sihyeon seadanya. Benar bukan, jika dirinya ini tidak tahu menahu soal Byun Baekhyun.

Haeri mengerutkan keningnya. "Kalian sedang bertengkar ya?"

"Hah? Oh, tidak kok."

"Tapi ekspresi wajahmu menjelaskan segalanya. Eonni, dulu sebelum aku menikah dengan Luhan oppa, aku sering sekali bertengkar dengannya. Jadi menurutku pertengkaran itu wajar kok, asalkan jangan berlebihan saja. Jadi berbaikanlah dengan Baekhyun oppa."

Sihyeon merasa tidak enak jika membantah ucapan Haeri yang panjang itu, masalahnya dia ini tidak sedang bertengkar dengan Baekhyun. Tapi apa boleh buat? Haeri kan tidak tahu apa-apa.

"Eh, itu Baekhyun oppa!" seru Haeri tiba-tiba.

Orang yang dimaksud Haeri nampak sedang berjalan menghampiri mereka dengan wajah yang masam. "Ayo kita pulang."

"Hah? Kenapa? Aku belum bertemu dengan yang lain-"

"Ayo."

Baekhyun menarik tangan Sihyeon paksa dan menyeret wanita itu menjauh dari Haeri yang nampak kebingungan dengan sikap Baekhyun.

Sihyeon hanya bisa pasrah, dia melambaikan tangannya pada Haeri sebelum benar-benar menghilang dari jarak pandang wanita itu.

"Kau kenapa?" tanyanya setelah mereka masuk ke dalam mobil.

Baekhyun bergeming. Pria itu malah buru-buru menyalakan mesin mobilnya dan menjalankan kendaraan itu secepat mungkin.

"Baekhyun! Berhenti mengebut!" seruan Sihyeon yang ketakutan pun sama sekali tidak digubris oleh Baekhyun.

Lalu secara tiba-tiba, Baekhyun menginjak pedal gas hingga membuat Sihyeon yang tidak menggunakan sealtbeat terdorong ke depan, nyaris membenturkan kepalanya pada dasboard mobil.

Ckiiit!!!!

Bukannya meminta maaf atas tindakan semena-menanya, pria itu malah memukul setirnya frustasi.

"ARGHH!"

Sihyeon ingin bertanya ada apa, tapi mulutnya mendadak kelu setelah melihat amarah yang memancar keluar dari Baekhyun.

Baekhyun menggeram kecil dan mengusap wajahnya kasar. Pria itu meliriknya sebentar sebelum menghela nafasnya pelan.

"Maafkan aku."

Sihyeon tidak menjawab. Wanita itu masih merasa sedikit takut akibat teriakan Baekhyun tadi. Membuat Baekhyun yang melihatnya kembali mengehela nafas berat. "Kau tidak ingin tahu kenapa aku marah?"

Sihyeon menatapnya sekilas sebelum kembali mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Aku mendengar hal jelek tentangmu tadi," lirih Baekhyun.

Kini, Sihyeon benar-benar menolehkan kepalanya dan menaruh seluruh perhatiannya pada Baekhyun.

"Seperti apa? Hal apa yang kau dengar?"

"Orang itu bilang, bahwa kau jalang dan pemabuk..."

Tawa Sihyeon langsung meledak setelah mendengar ucapan Baekhyun. Membuat Baekhyun yang duduk di sampingnya mengerutkan kening bingung.

Sihyeon baru menghentikan tawanya setelah semenit berlalu dan tersenyum tipis. "Kau lucu sekali. Kenapa kau harus marah? Kurasa perkataan mereka benar adanya kok."

Kini Baekhyun menatapnya tidak percaya. "Tidak! Kau itu bukan jalang dan pemabuk! Mungkin di mata orang lain kau memang seperti itu. Tapi tidak di mataku. Kau bukan jalang, dan lagi kau juga bukan pemabuk. Kau...hanya mabuk ketika kau merasa frustasi saja dan-"

"Baekhyun," potong Sihyeon.

Baekhyun menelan ludahnya perlahan, apakah dia salah bicara? Apakah perkataannya terlalu berlebihan?

Sihyeon menatapnya sendu sebelum berkata, "kau... Menyukaiku bukan?"

Baekhyun terdiam. Mulutnya mendadak menjadi kelu dan tubuhnya malah sulit di gerakan.

Di sampingnya, Jin Sihyeon sedang menatapnya penuh tanya.

"Apa kau keberatan jika aku menyukaimu?" tanya Baekhyun setelah memberanikan dirinya untuk bersuara.

Kini, giliran Sihyeon yang tertegun. Wanita itu mengehela nafasnya dalam dan menundukkan kepalanya. "Bukankah sudah kubilang jika kau tidak boleh jatuh cinta padaku?"

"Maaf, aku tidak tahu jika hal ini akan membuatmu tidak nyaman."

Baekhyun melanjutkan, "lupakan saja perkataanku tadi. Kau tidak perlu memikirka-"

"Tapi Baekhyun," potong Sihyeon cepat.

Wanita itu melanjutkan, "kau tahu bukan jika aku tidak menyukaimu?"

Baekhyun menganggukkan kepalanya pelan. "Memangnya kenapa? Akulah yang menyukaimu. Aku tidak memintamu untuk membalas perasaanku. Aku hanya ingin kau tahu, itu saja."

"Kau tahu kan siapa yang aku sukai? Aku tidak mau kau tersakiti, aku-"

"Kenapa kau seperti ini? Aku hanya mengungkapkan perasaanku. Kau tidak perlu membeberkan siapa yang kau sukai di hadapanku. Justru... Itulah yang membuat hatiku sakit."

Sihyeon mengusap wajahnya frustasi. Dia tidak pernah menyangka jika Baekhyun akan menyukainya seperti ini.

Kemana saja Baekhyun dulu ketika Sihyeon menyukainya? Ah, pria itu tidak mengenalnya dulu. Mengenaskan.

"Inilah yang aku benci," katanya tiba-tiba.

"Kau mungkin tidak tahu. Tapi aku ini bukan wanita yang baik untukmu Baekhyun."

"Ya, aku memang tidak tahu. Memangnya, kau pikir aku ini pria baik-baik?"

"Tidak. Kau hanya tidak mengenalku. Mugkin jika kau sudah mengenalku, kau akan membenciku."

"Kalau begitu Sihyeon, biarkan aku mengenalmu lebih jauh lagi."

🍁🍁🍁🍁

Menurut kalian Saera tahu gak sih sama hubungan Yixing-Sihyeon dulu?

Terus apasi alasan Saera gak biarin Yixing buat inget sama masa lalunya?

Baekhyun udah mulai jujur sama perasaanya. Tapi Sihyeon? Kayanya belum yah. Wqwqwq

Yaudah, kalo ada yang kalian kurang paham dan ngeh sama chap ini, silahkan ditanyakan. Coment! Sama tekan vote!

Udah itu aja. Eh btw, kenapa sub judulnya from hell? Ya itu karena si Jaehyun. Diakan bagian dari masa lalunya Sihyeon yang kelam ya.

Maaf jika typo bertebaran, hehe.

Saera.
Cocok gak sih Seulgi jadi perempuan kantoran gitu?

Bye~
Xoxo,

Continue Reading

You'll Also Like

12.5K 1.4K 21
"Apa yang membuatmu percaya? Ucapan dari mulut atau tatapan dari mata?" Selamat datang di sekolah di mana engkau harus diam dan memperhatikan gerak-g...
73.4K 4.6K 18
-ONE- Sakura si gadis berkacamata menyukai Sasuke semenjak pemuda itu menjadi tetangganya, tapi ternyata Sasuke hanya menganggapnya sahabat dan pemud...
124K 11.7K 31
Bukan kehidupan seperti ini yang aku inginkan, bukan pula cara seperti ini yang aku perlukan. Tetapi hanya bebas, bebas dan bebas yang aku butuhkan...
363K 16.9K 180
Lanjutan Predatory Marriage sebelumnya. [Novel Terjemahan] • Ditulis dan dibuat oleh Saha 사하 ~~~~~~~~~~~~~ 21+ Putri Leah menulis surat bunuh diri s...