Ghost bullies

By DhetiAzmi

1.7M 88.2K 3.7K

" Nikmati saja apa yang aku lakukan, setelah itu kamu boleh menyesal." Diganggu makhluk halus tidak pernah te... More

1. Hantu?
2. Hantu Mesum
3. Haseum
4. Pergi?
5. Mimpi Panas
6. Belum Sadar
7. Apa maksudnya?
8. Tidak Peka
9. Tidak Peka II
10. Kepo
11. Pengganggu Kencan
12. Pergi!
13. Penggemar
14. Kita Berbeda, Cinta Ini Salah
15. Debaran Ini Berbeda
16.Jangan Tahan Aku Disini
Epilog

17. Terimakasih (END)

51.1K 4.1K 230
By DhetiAzmi


HEMBUSAN napas membuat gerakan kecil di kedua alis wanita yang masih terlelap. Gerakan itu semakin lama semakin tidak nyaman. Risa mengerjapkan, cukup sulit membuka matanya yang memaksa Risa untuk kembali terlelap.

Risa membuka matanya, memandang sekelilingnya yang terlihat sepi. Risa menggerakkan tubuhnya yang terasa pegal, berapa lama ia tertidur? Risa mendongak, melihat jam yang tergantung di dinding.

"Jam 10." gumamnya.

Risa memandang jendela yang sedikit terbuka, di luar gelap. Risa diam, kembali mengingat apa yang baru saja terjadi. Detik berikutnya kedua mata Risa membulat dengan sempurna, dengan cepat wanita itu bergegas dari tidurnya.

"Haseum," pekik Risa.

Risa berjalan di sekitar ruangan, mencari-cari keberadaan pria yang baru saja ia seret paksa dari rumah Hana.

"Haseum."

Risa masih terus mencari ke sekitar rungan, tidak ada tanda-tanda kehadiran Haseum di ruangan kecil itu. Risa menggeram, sedikit cemas ketika mendapati Haseum tidak ada. Apa pria itu kembali ke rumah Hana, apa Haseum sudah tidak suka tinggal bersamanya? Padahal Haseum mengatakan jika pria itu mencintainya.

Dengan kesal Risa berjalan keluar pintu, ingin kembali mencari Haseum di rumah Hana. Baru saja beberapa langkah, kakinya terhenti saat melihat pria yang ia cari muncul di hadapannya.

"Kamu."

Dahi pria itu berkerut "Udah bangun?"

Risa menggeram "Kamu dari mana? Aku cari-cari gak ada. Kamu udah ke rumah Hana ya," kesalnya.

Sesuai dugaan pria itu mengangguk "Hm, kok mau tahu?"

Risa menggertakkan giginya kesal, ekspresi wanitanya berubah jadi murung "Jadi bener, sekarang kamu udah gak mau sama aku?"

"Huh?"

"Aku tahu, maafin aku karena udah seret kamu kesini. Maafin aku, kalo aku egois."

Kerutan di dahi Haseum semakin dalam "Kamu ini ngomong apaan? Bangun tidur ngomongnya melenceng kemana-mana."

"Kamu gak usah pura-pura, kalo kamu gak suka sama aku lagi gak usah di paksin. Aku gak apa-apa, sana kamu pergi ke tempat Hana."

Haseum diam mencerna apa yang baru saja wanita itu katakan. Tiba-tiba senyumnya mengembang, pria itu melayang mendekati Risa. Wanita itu menunduk, seolah lantai lebih menarik dari pada apapun.

Haseum tersenyum kecil, menarik dagu Risa agar mau menatapnya.

"Kenapa kamu salah paham terus? Aku ke tempat Hana cuma mau minta tolong buat beliin bubur, nih." Haseum mengangkat satu tangannya yang membawa bungkusan.

Dahi Risa berkerut, memandang bungkusan itu bergantian kewajah Haseum.

Haseum terkekeh "Aku tahu kamu belum makan, setelah kamu bangun aku yakin kamu lapar. Makanya aku ke tempat Hana, buat beliin kamu bubur sebelum kamu bangun." jelasnya.

Risa diam, memandang Haseum dengan pandangan tidak percaya.

"Kamu lagi gak ngibulin aku, kan? Siapa tahu kamu mau sogok aku biar aku ngalihin pembicaraan."

Hasum mendesah "Ya ampun, kenapa kamu gak pernah percaya sama aku."

"Kamu emang gak bisa di percaya, bilang suka sama aku tapi kegatelan deketin wanita lain."

Haseum menaikan satu alisnya "Kapan aku gatel sama wanita lain? Kalo kamu lupa, aku ini hantu. Mana ada orang yang suka sama aku.."

"Ada, aku."

Ups!

Risa langsung menutup mulutnya sendiri, wanita itu meringis. Sadar dengan apa yang baru saja ia katakan. Haseum yang mendengat itu sempat diam sebelum terkekeh.

"Baru ngaku, eh?"

Haseum kembali kedalam kepribadiannya yang lama. Menyebalkan!

"Kenapa? Gak boleh, kalo aku ngaku?"

Haseum mengangkat bahu "Gak apa sih, itu tandanya aku emang ganteng."

Risa berdecih "Ganteng dari kutub utara."

"Emang kamu pernah ke kutub utara?"

"Gak! Aku lihat dari televisi!"

Dan Haseum hanya bisa ber ohria. Risa benar-benar gemas melihatnya.

"Terserah kamu, aku mau balik tidur." kesalnya, mood laparnya hilang entah kemana.

Haseum yang melihat sikap Risa tersenyum kecil, mengikutinya di belakang tubuh wanita itu.

"Kamu ngambek, eh?"

Risa mendengus "Jangan ganggu, aku mau tidur."

Haseum masih tersenyum, pria itu menarik selimut yang menutupi tubuh wanita yang akhir-akhir ini membuatnya gila.

"Lepasi, aku mau....,"

Ucapan Risa tergantung ketika dua tangan Haseum menyentuh dua pipinya, masih dalam posisi melayang di dalam ruangan. Haseum berada di atas tubuh Risa dengan senyum menawannya, mempertemukan manik matanya dengan manik mata milik Risa.

"Kamu harus percaya sama aku, aku cinta sama kamu itu tulus dari hati aku. Aku tahu, mungkin aku hanya makhluk halus, gak punya hati yang hidup seperti kamu. Tapi, aku bisa ngerasain sakit waktu kamu nangis. Selama ini aku selalu nunggu momen ini. Momen di mana kamu balas cinta aku." ujar Haseum, pandangannya menyendu.

Risa diam, kalimat Haseum berhasil menggetarkan hatinya. Rasanya melambung begitu saja, tapi ada sisi dimana kalimat itu tidak bisa diterima begitu saja. Ya, bagian kenyataan bahwa pria yang mulai memberikan debaran di hatinya bukanlah manusia seperti dirinya.

"Kalo kamu mau tahu, sebelum aku muncul di hadapan kamu. Aku sudah lama memperhatikan kamu, gerakan kamu, suaramu, langkah kamu, hal-hal apa saja yang menjadi favorit kamu, juga cara kamu tersenyum. Semua gak pernah lepas dari pandangan aku. Meski aku gak memiliki debaran seperti kamu, tapi di dalam tubuhku seolah mengatakan bahwa kamu spesial."

Risa masih diam, kalimat Haseum berhasil membuat debaran di jantungnya semakin menggila.

"Aku sendiri gak tahu siapa aku, kenapa aku bisa berada disini dengan wujud yang gak pernah aku pikir sekalipun. Semuanya hampa, kosong tanpa arah. Hingga aku bertemu sama kamu, wanita unik, idiot dan tidak peka."

Risa mencebik mendengar akhir kalimat Haseum, sementara pria yang mengatakan itu terkekeh.

"Tapi entah kenapa seburuk apapun kamu, aku suka. Sampai aku nekat melakukan hal itu. Aku gak bisa berpikir apapun lagi, apalagi waktu aku tahu kamu jatuh cinta dengan pria lain. Aku berpikir cara satu-satunya mengklaim kamu seutuhnya menjadi milik aku. Maaf," cicitnya.

Risa sadar, semua yang Haseum lakukan memang salah. Semuanya tidak mudah Risa terima, Risa benar-benar membenci Haseum. Sayangnya ketika pria itu menjauh, justru Risa mendekat. Rasanya hidupnya terasa kosong tanpa kehadiran pria ini.

"Jangan di sesali, aku udah lupain itu. Lagi pula, untuk apa aku terus memikirkan hal itu? Semuanya gak akan pernah bisa di putar ulang. Semua sudah terjadi, cinta yang tumbuh dari hati aku untuk kamu sudah terjadi. Bahkan aku baru sadar dengan perasaanku setelah mendorong kamu menjauh, sayang aku malah kembali menarik kamu. Maafin aku, Haseum." cicitnya.

Haseum tersenyum, menggelengkan kepalanya pelan.

"Kamu gak salah kenapa harus minta maaf? Justru aku bersyukur dengan itu kamu balas cinta aku yang hampir aja menyerah untuk dapetin kamu."

Mereka berdua tersenyum, saling menyalurkan cinta melalui tatapan mata. Semua sudah terjadi, mereka saling mencintai. Untuk apa menyesalinya? Mereka cukup bersyukur dengan ini.

Haseum mendekatkan wajahnya, hingga bibir dingin pria itu menempel di atas bibir Risa. Hanya saling menempel saja, seolah menghirup aroma manis di sana sebelum akhirnya menyecapnya seperti sebuah permen. Menukar saliva yang kini bercampur antara keduanya.

Cukup lama sebelum akhirnya ciuman itu terlepas ketika Risa membutuhkan udara. Haseum tersenyum, mengusap saliva yang mengalir di sudut bibir Risa. Wajah wanita itu memerah dengan napas terengah.

Haseum tersenyum lagi, kali ini senyumnya berbeda.

"Terimakasih sudah mau menerimaku di hidup kamu. Terimakasih sudah mau menjadikan aku bagian dari hati kamu. Terimakasih sudah membalas cintaku, Risa."

Risa diam, tubuhnya membeku melihat tubuh Haseum yang mulai transparan.

"Haseum, kamu...."

"Tugasku sudah berakhir, Risa. Rasa yang mengusik di hatiku kini sudah melambung. Terimakasih untuk cinta kamu, terimakasih sudah hadir di hatiku. Terimakasih, Risa."

Haseum tersenyum getir, kembali mengecup bibir Risa. Hanya sebentar.

Risa masih diam, hatinya berdenyut ketika tahu akan seperti apa akhirnya.

"Aku mencintaimu." Kali ini senyum itu terlihat tulus, sangat. Sebelum akhirnya tubuh yang melayang itu hilang tertiup angin tanpa sisa juga jejak.

Dua tangan Risa yang sedari tadi di genggam Haseum masih menggantung di udara. Tatapannya berubah menjadi buram ketika air mata menumpuk disana. Memandang kedua tangannya dengan denyutan nyeri yang mulai menghampiri ulu hatinya. Sakit, benar-benar sakit.

"Haseum!" Risa berteriak, air mata wanita itu mengalir begitu deras di kedua pipinya.

"Jangan bercanda, aku gak suka. Aku mohon, Haseum. Aku gak suka gini, jangan seperti ini." isaknya.

Sayangnya gumaman wanita itu tidak direspon oleh siapapun. Hanya ruang kosong yang menemani isak tangisnya.

"Haseum! Kenapa? Jangan tinggalin aku, Haseum!" Risa berteriak histeris.

Masih sama, suasana di ruangan itu tidak berubah. Justru lebih hening dari biasanya. Hanya isak tangis yang mengisinya, sesekali pekikan memanggil nama pria yang kini sudah hilang terbawa angin.

Semuanya sudah berakhir, inilah cinta dua dunia. Cinta yang berbeda, tidak akan pernah bisa bersatu.

Hana, wanita itu ada di depan kontrakan Risa, hatinya ikut berdenyut mendengar teriakan mengiris hati di dalam sana. Setelah melihat gelagat berbeda dari Haseum Hana mengikuti pria itu. Ya, gelagat yang pernah Hana lihat dari seseorang yang pergi setelah itu, untuk selamanya.

Inilah yang Hana takutkan, akhir seperti inilah yang akhirnya membuat terluka. Takdir tidak bisa dicegah, semuanya sudah terjadi. Manusia dan hantu tidak akan pernah bisa bersatu. Bagaimanapun caranya, pada akhirnya mereka akan berakhir. Jahat memang, tapi inilah akhirnya. Hidup tidak bisa ditebak, semua sudah diatur dengan skenario yang baik oleh tuhan.

Cinta datang tanpa menyapa, cinta datang tanpa melihat wujudnya. Inilah cinta, semua tidak sesuai espektasi.

Ghost Bullies - END

Terimakasih untuk yang sudah mendukung cerita ini 🙇

End? Iya, ini sudah End alias tamat! Yah, sad ending 😭 jangan sedih, kalo mau happy ending bisa baca season 2 nya hanya di Karyakarsa atau google playbook ya:*








Continue Reading

You'll Also Like

935K 11.7K 6
Luna dan Laura. Kembar non-identik, namun sama-sama cantik. Perbedaan di antara mereka sangat mencolok. Jika Luna mengejar prestasi, maka Laura menge...
197 53 7
[PERINGATAN DILARANG COPYRIGHT ATAU MENJIPLAK❌❌‼️] Trijaya sakti adalah sebuah organisasi pelindung dunia yang memiliki pendamping tiga dewa utama ya...
5.3K 316 21
Dipertemukan dalam situasi yang tidak kondusif. Awal yang manis namun berakhir sadis. Freya Dinanjaya , gadis manis berlesung satu di SMA Galaksi. M...
1M 46K 45
(BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Warning! Mengandung unsur kata kasar! Harap bijak dalam memilih bacaan! Suatu hal yang paling buruk bagi Atlantik...