Ghost bullies

By DhetiAzmi

1.7M 88.2K 3.7K

" Nikmati saja apa yang aku lakukan, setelah itu kamu boleh menyesal." Diganggu makhluk halus tidak pernah te... More

1. Hantu?
2. Hantu Mesum
3. Haseum
4. Pergi?
5. Mimpi Panas
6. Belum Sadar
7. Apa maksudnya?
8. Tidak Peka
9. Tidak Peka II
10. Kepo
11. Pengganggu Kencan
12. Pergi!
13. Penggemar
15. Debaran Ini Berbeda
16.Jangan Tahan Aku Disini
17. Terimakasih (END)
Epilog

14. Kita Berbeda, Cinta Ini Salah

40.2K 4K 137
By DhetiAzmi

HANA mulai kesal melihat tingkah hantu yang kini meringkuk di pojokan tembok ruangannya. Bagaimana bisa pria itu tiba-tiba datang dengan wajah suram, seolah di belakang tubuhnya ada asap hitam yang menyelimuti.

Ketika Hana sedang asik bergelut di alam mimpinya, pria itu datang entah dari mana. Tiba-tiba saja muncul di depan wajah Hana dengan wajah menyedihkan, hampir saja Hana jatuh dari tidurnya.

Pagi-pagi sekali Haseum datang, menyuruh Hana memberikan bubur kepada Risa. Sialnya Hana sendiri yang harus membelinya, ketika Hana menolak keinginan pria itu. Ekspresinya semakin menyedihkan, Hana cukup kasihan melihatnya.

Hana tidak tahu apa yang terjadi dengan Risa dan Hantu yang diberi nama Haseum itu. Padahal Hana melihat mereka sangat dekat, meski kepribadian keduanya sangat bertolak belakang. Tapi Hana bisa melihat dua makhluk berbeda alam itu bisa melengkapi satu sama lain.

Haseum terus memancarkan aura gelapnya, membuat Hana yang hendak melanjutkan tidurnya harus merasa terusik. Bagaimana tidak, aura hitam pria itu seolah membuat ruangannya dingin seperti es.

Hana menendang selimutnya hingga terjatuh dari atas tempat tidur, mata wanita itu terlihat memerah menahan kantuk.

"Sebenarnya kalian ada apa? Kamu juga kenapa, oppa? Jangan buat aku kesel gini dong, aku mau bobo nih masuk sift siang." jelas Hana, mencoba berbicara setenang mungkin.

Haseum masih tidak menjawab, pria itu terlalu asik meratapi nasibnya sendiri.

Hana mendesah lelah, mengigit bantalnya gemas.

"Kalo gak mau cerita keluar dari sini, aura kamu bikin ruanganku dingin tahu gak. Dari tadi bulu kudukku berdiri terus, aku ngantuk." Hana mulai kesal.

Masih tidak ada respon hantu itu masih sibuk dengan pikirannya. Wajahnya masih sama, gelap tanpa warna. Hana tidak tahu apa yang terjadi, bagaimana bisa Hantu tampan ini galau hanya karena sosok Risa. Sebenarnya apa yang terjadi di antara mereka.

"Gini deh, oppa."

Hana masih belum terbiasa memanggil hantu itu dengan julukan Haseum. Bagaimana bisa pria tampan di samakan dengan rasa asam itu? Sial, Risa benar-benar absrud.

"Dari pada oppa galau terus, mending oppa pindah hati ke aku ya. Aku akan jadi teman baik oppa, kok."

Masih sama, Haseum masih tidak merespon sedikitpun kalimat yang keluar dari mulut Hana.

"Dari pada oppa galau terus, gak baik orang ganteng murung. Lagian, apa yang harus di pikirin? Jangan bilang oppa suka sama Risa, karena Risa udah suka sama Ari, lho." lanjut Hana, tidak memikirkan keadaan Haseum sama sekali.

Aura Haseum semakin gelap, Hana baru saja menyebutkan nama pria yang selalu mengusik ketenangan Haseum. Ya, Ari.

"Lagian oppa, lebih baik jangan sampai jatuh cinta. Aku bukan tega, karena aku tahu hantu juga punya perasaan. Terkadang kalian juga ingin di hargai, semisal ada manusia membuang sampah sembarangan di tempat kalian, aku yakin kalian gak akan terima. Jadi, aku hanya memastikan aja. Cinta antara dua alam itu gak akan pernah bisa bersatu, bagaimana bisa kalian hidup tanpa terlihat oleh orang lain? Bagaimana kalian menjalin cinta sementara salah satu di antara kalian tidak kasat mata? Dan bagaimana jika tiba-tiba mata batinnya tertutup, tidak bisa melihat oppa lagi?"

Hana menjelaskan panjang lebar, bukannya Hana menghancurkan Haseum dan Risa. Hanya saja semua yang Hana katakan benar, Hana pernah mengalami itu. Bukan mata batinnya yang tertutup, karena sampai sekarang ia masih bisa melihat hantu. Hanya saja pria yang dicintainya hilang, menanam cinta yang begitu dalam di hati Hana. Ya, Hantu pria yang dua tahun lalu bersamanya sudah hilang. Terbawa hembusan angin yang menusuk relung hatinya, itu menyakitkan.

Haseum merenungi kalimat Hana, tiba-tiba saja kata-kata Risa kembali berputar di pikirannya.

Percuma ganteng, kalo bukan manusia.

Haseum terdiam, entah kenapa kata-kata itu sangat menusuk. Kenapa? Kenapa ia harus berada di posisi seperti ini. Jatuh cinta kepada wanita yang tidak akan pernah bisa Haseum jangkau sekuat apapun ia bertahan.

**

Suasana di dalam ruangan terlihat sangat berbeda, tidak seramai dan seceria biasanya. Semangkuk bubur yang tengah di lahap dengan semangatnya kini berhenti seketika.

Risa, wajah cerah wanita itu berubah menjadi murung. Setelah mendapatkan bubur pemberian Ari pagi tadi, Risa begitu excited. Bahkan Risa lebih memilih memakan bubur pemberian Ari dari pada bubur pemberian Hana, yang berasal dari seorang penggemar. Risa tidak tahu, sejak kapan ia memiliki seorang penggemar. Intinya Risa masih mencurigai bubur pemberian Hana itu.

Baru tiga kali suapan, Risa diam. Pikirannya kembali melayang kemana kenangan bersama Haseum tertinggal di sudut ruangannya. Risa masih ingat Haseum memberikan bubur kepadanya, Risa teringat bagaimana Haseum tersenyum dan memandanginya. Entah kenapa itu sudah menjadi kebiasaan mata Risa untuk memandangnya, kalimat menusuk yang selalu membuat Risa kesal tidak lagi terdengar.

Risa menggelengkan kepala, ia tidak boleh seperti ini. Bagaimana Haseum sudah merusaknya, Haseum sudah menghancurkan Risa. Jika Risa tidak menyadari kenyataan itu, Apa Haseum akan terus melecehkan dirinya dan menutupi semua kebohongan? Risa mendesah, hatinya kembali merasa marah mengingat itu.

Cinta? Damn it, tidak ada cinta yang merusak tubuh orang yang dicintainya. Apalagi Haseum melakukan itu diam-diam tanpa Risa tahu, lebih tepatnya pria itu sudah memperkosanya.

Risa menghela napas kasar, kembali menyuapi mulutnya dengan sesendok penuh bubur yang diberikan Ari. Memakannya sampai habis tidak terisa, untuk apa Risa harus meratapi nasibnya? Toh sudah terjadi, semua tidak bisa di putar ulang lagi. Meski tidak mudah, Risa akan berusah melupakan semua yang terjadi. Juga, melupakan Haseum di hidupnya.

"Kenapa mood aku jadi jelek gini sih," kesal Risa, menghela napas beberapa kali.

Rasa nasih memaki dirinya sendiri, selama apapun ia menangis. Seberapa kali ia mengatakan marah dan kecewa, semua tidak akan kembali lagi. Keadaan akan tetap sama, ia sudah hancur dan tidak suci lagi.

Risa merebahkan dirinya di atas kasur, hatinya perih. Kenapa? Semuanya benar-benar terasa sulit, semua sangat susah untuk di anggap biasa saja. Haseum, ungkapan cintanya, wajah sedihnya, semua yang baru Risa lihat dari pribadi Haseum mengusik pikirannya.

"Udahlah, kenapa harus mikirin dia? Pria sialan yang udah hancurin hidup kamu, Risa." gumamnya pada diri sendiri.

Tiba-tiba kantuk melandanya, semalaman Risa tidak tidur. Dan kini wanita itu terlelap, menyalurkan rasa lelahnya ke dalam mimpi. Menutup mata yang semakin lama memerah dan terasa perih.

Tiba-tiba seseorang muncul, memandang Risa yang tengah tertidur dengan pandangan sendu.

"Maafin aku, Risa. Aku gak pernah berpikir sedikitpun untuk nyakitin kamu, apalagi merusak kamu. Hanya saja aku gak bisa mengontrol tubuhku, apalagi saat aku tahu kamu mencintai pria lain. Maafin aku, aku enggak tahu harus berbuat apa selain mengklaim kamu seutuhnya,"

Haseum memandangi wajah damai Risa, pria itu tersenyum getir. Bagaimana bisa ia menghancurkan senyum polos wanita ini.

"Tapi sepertinya apa yang aku lakukin salah, mau bagaimanapun kita berbeda. Sebesar apapun aku cinta kamu, aku sadar jika cinta itu hanya semu. Aku sadar, aku dan kamu gak akan pernah bisa berubah menjadi kita. Kita berbeda, dunia kita berbeda. Harusnya aku sadar diri akan itu. Tapi hatiku berkata lain, hatiku terus saja bertahan untuk tetap mencintai dan memilikimu."

Haseum memejamkan matanya dalam-dalam, rasa nyeri menerpa seluruh otot tubuhnya. Sakit, sangat sakit.


"Ini salahku, semua salah aku. Seandainya saja aku gak menampakan diri didepan kamu. Seandainya saja saat itu aku hanya memandangimu, mungkin semua ini gak akan terjadi." sesalnya.

Haseum tersenyum, mengelus rambut Risa dengan hati-hati. Takut jika wanita itu terbangun dari tidurnya.

"Seandainya aku apa yang seperti kamu katakan, aku akan bertanggung jawab. Hanya saja, aku gak bisa. Aku gak akan ganggu kamu lagi. Aku pergi, maafkan aku. Aku mencintaimu, Risa." bisik Haseum.

Pria itu menghilang dengan senyum kecilnya, pandangan matanya tidak lepas dari wajah Risa, hingga semilir angin menerpa tubuh Risa. Wanita itu membuka matanya, Risa belum sepenuhnya tidur.

Kalimat yang baru saja Risa dengar dari mulut Haseum mendadak memberikan rasa nyeri di ulu hatinya. Lagi, wanita itu menangis. Meneruskan aktivitasnya yang baru saja terhenti.

Versi lengkap 2 season sudah tersedia lengkap sampe extra bab di Karyakarsa atau google playbook ya say🙌🙌 gas langsung baca di sana aja ❤️








Continue Reading

You'll Also Like

31.1K 1.4K 29
DO YOU REALLY KNOW ME? "Aku hanya ingin hidup dalam kehidupanku. Aku ingin semuanya kembali seperti semula. Aku hanya ingin berhenti berpura-pura." "...
10.6K 2.2K 11
Salah sambung? Udah biasa. Tapi, kalau malah liburan bareng orang yang 'salah sambung' tadi, gimana? Mari tanya Jelita. Note : Partnya disesuaikan sa...
5.9K 850 12
✔ Seorang guru Ilmu Sosial yang masih junior mendapat amanah besar dengan hadirnya Naruto yang dua kali tidak naik kelas. Nakal dan suka melawan, tet...
935K 11.7K 6
Luna dan Laura. Kembar non-identik, namun sama-sama cantik. Perbedaan di antara mereka sangat mencolok. Jika Luna mengejar prestasi, maka Laura menge...