Special Chapter, Jin Sihyeon POV
🍁🍁🍁🍁
Aku itu bukan tipe perempuan yang akan melakukan segala hal yang orang lain mau dan perintahkan.
Contohnya saja ketika Hansol menyuruhku untuk pergi dari hidupnya.
Aku menolak keras dan mengibarkan bendera perang pada pria itu. Masalahnya, aku ini punya banyak hutang budi pada Ayah dan Ibu tercintanya yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja.
Zhang Yixing dan Jin Saera.
Jin Hansol selalu saja berusaha mendorongku untuk menjauh dari kehidupan mereka.
Tapi sayangnya, aku yang tidak tahu malu ini tetap bersikeras menempel pada mereka. Aku tidak mau jauh-jauh dari Yixing Oppa.
Pria yang telah menolongku.
Jika diingat-ingat lagi, bukan Jin Saera eonni-lah yang dulu banyak membantuku untuk bangkit dari keterpurukan. Sepupuku yang baik hati itu terlalu sibuk mengurusi hal lain ketimbang trauma yang aku derita.
Yixing Oppa-lah yang selalu ada buatku.
Ketika kakiku melangkah pada jalanan yang penuh bunga berduri. Di saat itu, dia mengulurkan tangannya untuk menyelamatkanku, menawarkanku sebuah perlindungan berupa kereta kuda.
Dia pria baik. Bahkan terlalu baik dan membuat hutangku padanya semakin banyak. Bagaimana caraku membayarnya nanti?
Aku membayar semuanya dengan cara membalas perasaannya. Singkatnya, he's fall in love with me.
Aku? Apakah aku cukup pantas untuk punya perasaan seperti itu? Tapi demi melunasi semua hutangku padanya.
Aku berkata, "i will do anything for you."
Iya, aku tahu itu terdengar bodoh bahkan murahan. Faktanya, caraku untuk membayar hutang malah salah besar.
Membalas perasaan Yixing Oppa adalah kesalahan terbesar dalam hidupku.
Aku yang tolol dan murahan ini melupakan Saera eonni. Lupa jika Saera eonni adalah istri dari Zhang Yixing.
Hingga detik ini, aku masih menyimpan fakta tentang hubunganku dengan Zhang Yixing dari semua orang.
Hanya Tuhan, aku dan Yixing yang tahu,mungkin Baekhyun juga.
****
Aku menatap pantulan diriku di cermin dengan datar. Aku benci wajahku. Mungkin sebagian orang akan berkata bahwa aku ini cantik.
Tapi apalah artinya kecantikan jika kau tidak bahagia?
Toktoktok!
Aku menoleh ke arah pintu dan menemukan Saera eonni berdiri disana sambil tersenyum cerah.
"Kukira kau tidak akan datang," ujarnya sambil menghampiriku.
Aku mengedikkan bahu, "aku harus datang ke pernikahan ini meskipun Hansol akan marah nanti."
Saera eonni menghela nafasnya lemah. "Kuharap kalian segera baikan, aku tidak mengerti kenapa Hansol selalu saja bersikap seperti anak-anak," katanya lesu.
Aku tertawa kecil. "Eonni... Kau tidak perlu khawatir, aku akan berbaikan dengan Hansol cepat atau lambat," kataku mencoba menenangkannya.
Dia tersenyum dan menyentuh pipiku. "Kau yang terbaik."
Rasa bersalah tiba-tiba menyeruak di dalam dadaku membuat senyuman palsu yang biasa ku tunjukan sirna ketika mendengar ucapan Saera eonni.
Aku... Yang terbaik?
Dewi dalam hatiku mencemooh. Tidak ada hal yang baik dalam diriku. Terlalu banyak kepalsuan, kesakitan dan kelelahan.
Bagiku, hal-hal lainnya hanyalah mitos. Tidak ada yang namanya kebahagian. Tapi mau bagaimana lagi? Dunia belum kiamat dan masih banyak hal yang perlu aku lakukan.
Aku tidak boleh mati. Apalagi dengan cara yang konyol seperti bunuh diri.
"Ayo."
Saera eonni menarik tanganku dan menuntunku ke kebun tempat pernikahan Hansol dilaksanakan.
Wanita itu langsung berpamitan pergi begitu seorang mc memanggil namanya dan Yixing oppa untuk maju ke depan dan memberi sambutan sebagai orang tua.
Kulihat raut wajah Jin Hansol yang bahagia. Ah, jadi seperti itu wajahnya ketika bahagia?
Jung Yeeun-mempelai wanitanya juga terlihat sangat cantik dan tidak kalah bahagianya dengan Hansol.
Mau sejahat apapun Hansol padaku, dia tetaplah orang penting dalam hidupku.
"Jin Sihyeon-ssi."
Mc yang semula berdiri di samping altar kini berdiri di hadapanku dengan mic di genggamannya.
Tangan satunya lagi terulur, memintaku untuk naik ke atas panggung bersamanya.
Aku menelan ludahku gugup. Mataku tidak sengaja mendapati Yixing oppa yang tersenyum padaku.
"Mari kita dengarkan cerita Jin Hansol dari kakak perempuannya."
Ujar mc itu dengan semangat setelah aku menerima uluran tangannya dan berdiri di samping altar tempatnya tadi.
Oh mungkin Hansol sedang menatapku jijik saat ini.
Aku menerima mic yang di ulurkan oleh mc itu sambil tersenyum dan berdehem kecil.
Mataku menatap ke seluruh penjuru kebun dengan seksama. Semua orang nampak terlihat antusias dengan apa yang akan kukatakan.
"Halo semuanya, aku Jin Sihyeon. Pertama-tama aku ingin mengucapkan selamat pada adik lelakiku Jin Hansol atas pernikahannya dengan Jung Yeeun-ssi," kataku sambil melirik pada Hansol yang berdiri kaku dan menatapku datar.
Aku melanjutkan, "banyak hal yang telah terjadi belakangan ini, sejujurnya kami sedang tidak dalam hubungan yang baik. Tapi, Hansol-ah... Aku menyayangimu dengan tulus," semua orang diam mendengarkan perkataanku dengan serius, membuatku gugup setengah mati.
"Yah, aku juga sedikit kesal padamu, bagaimana bisa kau menikah secepat ini sementara aku kakakmu belum menikah?" semua orang tertawa.
"Banyak yang jngin kuucapkan. Tapi, untuk terakhir kalinya, selamat menempuh hidup baru Hansol-ah."
Tepuk tangan yang meriah membuatku tersenyum lagi.
Aku kembali lagi ke tempat dudukku dengan senyum yang masih mengembang sementara mataku kembali melirik ke arah Yixing oppa yang saat ini sudah tidak ada di tempat semula.
Dimana dia? Batinku.
Mataku menemukannya sedang bersama dengan Saera eonni, mereka terlihat sedang mengobrol dengan orang lain yang mungkin adalah rekan bisnis Yixing oppa.
Tangan Yixing oppa yang melingkar pada pinggang Saera eonni membuatku mengalihkan pandanganku asal.
Hhh, hatiku sudah terlalu mati rasa untuk merasa sakit.
"Bagus juga pidatomu tadi."
Aku menoleh ke belakang dan menemukan Baekhyun yang berdiri sambil menatapku dari atas hingga bawah.
"Itu bukan pidato!" seruku kesal.
Pria itu menggerakkan bahunya acuh dan duduk di kursi kosong yang ada di sampingku.
"Kau belum baikan dengan adikmu?"
"Belum, dan tidak akan pernah."
Baekhyun tertawa. "sudah kuduga," katanya sok tahu.
Aku tersenyum kecil ketika melihat Hansol tertawa bahagia bersama Yeeun. Musuhku sedang berbahagia disana, sedangkan aku disini sedang meratapi nasibku yang tidak mujur.
"Ayahku berniat menjodohkanku denganmu."
Aku menoleh, menatap Baekhyun dengan tatapan datar. "Jangan bercanda," kataku tidak percaya.
Nah, sekarang siapa stalker sebenarnya?
"Dia sedang mengobrol dengan Zhang Yixing disana, jika kau tidak percaya tanyakan saja pada Ayahmu," kata Baekhyun sambil menekankan kalimat terakhirnya.
Aku tercenung, menoleh kembali ke arah Yixing oppa dan Saera eonni yang sedang mengobrol dengan seorang pria tua yang baru kusadari adalah Baekho Ahjussi.
"Kau tidak akan pernah mau menikah denganku," kataku sambil menghela nafas.
Dia mengedikkan bahunya acuh.
"Tidak ada yang tahu."
****
Setelah upacara pernikahan Hansol selesai. Kuputuskan untuk pulang langsung ke apartemenku tanpa berpamitan pada siapa-siapa. Lagi pula tidak akan ada yang mencariku.
Aku baru saja meletakkan heels ku di rak sepatu ketika mataku menangkap sosok Yixing oppa yang sedang duduk di sofa dengan mata terpejam.
Oh, pantas saja dia tidak terlihat dari tadi sore. Dia sudah ada disini sebelum aku pulang rupanya.
Kakiku melangkah mendekat dan berjongkok di sampingnya. Yixing oppa mungkin merasa tertekan belakangan ini oleh pekerjaannya.
Matanya terlihat lebih cekung dari biasanya, pipinya juga jadi sedikit tirus. Hhh, jadi Perdana Mentri itu tidak enak. Apalagi berdarah China sepertinya.
Yixing oppa adalah satu-satunya Perdana Mentri Korea yang berdarah China. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya hingga memutuskan untuk menjadi PM.
Mata pria itu terbuka ketika tanganku menyentuh pipinya pelan.
"Kau tidak akan suka dengan berita yang kubawa," katanya dengan mata yang masih terpejam.
Aku mendengus. "Memangnya kau pernah membawa berita baik untukku?" kataku sinis.
Dia langsung membuka matanya dan membetulkan letak duduknya, matanya menatapku dengan tatapan bersalah.
"Aku tidak tahu jika akhirnya akan seperti ini, mari kita akhiri semuanya Sihyeon-ah."
Oh.
Aku terdiam.
Hatiku sudah terlalu mati rasa untuk sakit hati. Alih-alih menangis, aku malah tertawa kecil. Membuat Yixing oppa mengerutkan keningnya bingung.
"Maksudmu setelah semua yang telah terjadi, kau mau meninggalkanku?"
"Tidak bukan seperti itu, a-aku." Dia mendengus frustasi dengan tangan yang memegangi kedua pundaku.
"Baekho sajangnim ingin menikahkanmu dengan putranya."
🍁🍁🍁🍁
Khusus chapter ini aku buat dari sudut pandang Sihyeon. Kenawhy? Ya pengen aja hoho
Jangan lupa voment ya:*
Bye~
Xoxo,