Ghost bullies

By DhetiAzmi

1.7M 88.2K 3.7K

" Nikmati saja apa yang aku lakukan, setelah itu kamu boleh menyesal." Diganggu makhluk halus tidak pernah te... More

1. Hantu?
2. Hantu Mesum
3. Haseum
5. Mimpi Panas
6. Belum Sadar
7. Apa maksudnya?
8. Tidak Peka
9. Tidak Peka II
10. Kepo
11. Pengganggu Kencan
12. Pergi!
13. Penggemar
14. Kita Berbeda, Cinta Ini Salah
15. Debaran Ini Berbeda
16.Jangan Tahan Aku Disini
17. Terimakasih (END)
Epilog

4. Pergi?

61.2K 5.3K 177
By DhetiAzmi

HARI ini Risa memutuskan menemui temannya yang memiliki keistimewaan lain. Ya, dia bisa melihat hantu seperti yang Risa lihat saat ini. Haseum, pria yang baru saja mendapatkan nama dari Risa terus saja memasang wajah tidak suka. Haseum tidak terima namanya di samakan dengan nama makanan yang kecutnya bukan main.

Risa sendiri bingung, bagaimana Haseum bisa tahu jika namanya sama dengan makanan yang suka sekali di pakai rujak, atau bumbu masakan lainnya. Padahal Haseum itu bahasa sunda, apa pria ini juga berasal dari Sunda sama seperti dirinya. Ya, Risa sendiri berasal dari Bandung dan menetap di kota besar karena pekerjaannya yang tiba-tiba saja di tempatkan jauh dari kota kelahirannya.

"Jangan cemberut terus, apa kamu gak pegal?" Risa benar-benar gemas melihat tingkah pria yang kini mengapung di sampingnya.

Pria itu berdecih, enggan merespon ucapan Risa. Haseum dalam tahap bad mood, pria itu masih kesal dengan nama baru yang di berikan wanita yang menurutnya idiot.

"Aish! Kemana sih ini orang lama banget! Janji jam satu siang, sudah setengah jam aku nunggu di sini." Risa menggerutu.

Risa sedang berada di sebuah Cafe dekat tempat kerjanya. Berhubung hari ini Risa masuk siang, dan memanfaatkan waktunya untuk bertemu dengan Hana, teman kerja satu area namun berbeda toko.

Risa ingin menanyakan semua yang baru saja terjadi kepada dirinya, Risa masih merasa aneh dan ganjil akan kehadiran Haseum yang tanpa di undang ini.

"Sorry lama, macet nih." tegur seseorang, membuat Risa mengerjap.

Seketika ekspresi Risa menjadi kesal "Macet, jarak dari cafe ke rumah kamu itu cuma 100m, Hana."

Hana terkekeh, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sorry, barusan pacarku ke rumah. Gak enakkan, kalo aku tinggalin dia." ujar Hana.

Risa berdecih, semua keterlambatan Hana tidak akan pernah jauh dari perihal pacar. Mengapa semua orang begitu mementingkan pacar, mereka mengumbar kemesraan di sana sini. Ketika mereka putus, bom meledak. Kenapa juga Risa harus terus di zona friendzone dengan Ari. Kapan Ari peka dengan perasaannya yang sudah setengah tahun Risa simpan di lubuk hatinya.

"Aku sudah paham, jangan mengumbar cerita manis mu dengan pacarmu di depan aku."

Hana mendelik "Makanya, cari pacar sana. Gak bosan jomblo terus? Aku aja sampe bosan lihat status kamu di medsos yang melajang terus."

Risa mencebik "Gak usah bawa-bawa statusku ya Han, putus baru tahu rasa kamu."

"Kita gak akan putus kali Ris, Aku sama Rian mau sampai ke jenjang pernikahan."

"Jangan berharap terlalu tinggi Han, nanti putus larinya pasti ke aku. Numpang cerita, numpang tidur, numpang mandi sampe numpang makan segala. Kamu udah lupa ya, mie instan yang aku simpan buat satu bulan abis kamu makan." Risa mengingatkan.

Hana mengembungkan pipinya "Di inget terus, sama temen juga."

"Temen itu harusnya berbagi kebahagiaan, Han. Aku kok dapetnya di utangin terus sama kamu."

Hana mendesis "Husst! Ris. Jangan ngomongin utang dong, nanti aku bayar gajian." seru Hana.

"Iya gajian bulan besok, besoknya lagi sampe aku lupa kamu siapa."

"Kamu suruh aku ke sini bukan mau nagih utang, kan Ris?" tanya Hana penuh selidik.

Risa memandang Hana, wanita itu mendesah. Benar juga, kenapa obrolan mereka semua perihal hutang. Dan kenapa Risa seperti rentenir yang menagih janji si peminjam uang. Meskipun Risa masih tidak bisa melupakan perihal peminjaman uang oleh Hana yang sudah tiga bulan tidak di bayar.

"Aku lupa, aku mau tanya. Kamu masih bisa lihat hantu?" tanya Risa akhirnya, kekesalan karena utang hilang entah kemana.

Dahi Hana berkerut "Tumben tanya itu, kamu gak niat mau buka mata batin kamu, kan?"

"Gak di buka pun aku sudah lihat."

"Hah?" Hana mencondongkan tubuhnya, berharap sepasang telinganya tidak salah mendengar. Tentu saja, bagaimana bisa seorang Risa yang selalu parno dengan apapun yang berbau hantu mengatakan jika dirinya bisa melihat makhluk gaib itu.

Risa memutar kedua bola matanya malas "Aku bilang aku bisa lihat. Nih, di sebelahku ada hantu." Risa menunjuk dengan dagunya tanpa melihat ke samping.

Dahi Hana kembali berkerut "Hantu gak ada, kalo pak Ari baru ada."

Seketika kesadaran Risa terkumpul, ia langsung mendongak mendapati wajah Ari yang hanya beberapa senti dari wajahnya, bahkan Risa bisa merasakan hembusan napas pria itu.

"Ternyata di sini, aku tunggu di toko kamu masih belum datang juga." Ari menarik wajahnya.

Risa mengerjap, jantungnya mendadak berdebar tidak karuan.

"Risa."

Ari melambaikan satu tangannya di depan wajah Risa.

"A..ah, maaf bang. Aku lagi ada urusan sebentar sama Hana,"

"Hana tadi pamit pulang, kamu melamun terus sih,"

Dan Risa kembali di buat tidak percaya, Hana sudah tidak ada di kursinya. Kemana perginya wanita itu, dan seberapa lama Risa melamun hingga tidak sadar wanita itu sudah hilang. Lalu, kemana perginya Haseum? Kenapa pria itu selalu berbuat seenaknya seperti ini.

"Dari pada di sini melamun, sebaiknya kamu cepat masuk toko sebelum Kepala toko marah lagi."

Ucapan Ari berhasil membuat Risa berlari terbirit-birit, tanpa menyadari sosok pria yang sedari tadi bersama Risa memandang kepergian dua orang itu dengan ekspresi datar.

**

Risa menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Hari ini benar-benar lelah, untung saja Kepala tokonya ada meeting hari ini. Jika tidak, ucapan pedas wanita itu akan menusuk hati Risa sampai ke ulu hati.

Risa memejamkan matanya dalam-dalam. seakan tersadar sesuatu, ia langsung bangkit dari tidurnya.

"Haseum." panggil Risa, masih dalam posisi duduk di atas kasur.

Tidak ada respon apapun, ruangannya hening seperti tidak terisi selain dirinya dan suara detak jarum jam yang terus berputar.

Risa mendesah, dengan malas wanita itu bangkit mencari keberadaan Haseum. Tapi pria yang Risa cari tidak menunjukan batang hidungnya.

"Kemana dia, apa pertemuanku dengan Hana berhasil membawa Haseum ke alamnya," Risa menebak-nebak. Ia kembali memanggil Haseum, tapi sia-sia karena pria itu sama sekali tidak terlihat.

"Mungkin Haseum sudah pergi ke alamnya, syukurlah! Hana memang hebat, aku lunasih utangnya karena udah bantuin hantu pria mesum itu pergi." seru Risa, bahagia.

Tanpa pikir panjang Risa mengganti bajunya dengan setelan piama selutut, merebahkan tubuhnya di atas kasur. Rasanya benar-benar ringan, inikah yang di namakan tanpa beban. Tidak butuh waktu lama, detik itu juga Risa terlelap dan masuk ke alam mimpi.

Tapi tidurnya tidak tenang, Risa merasa seseorang tengah menyentuh kakinya. Perlahan sentuhan itu merambat naik ke atas dan masuk ke dalam atasan piama Risa. Risa terusik ketika tangan kekar dan dingin menyentuh kulit perutnya. Mengusap secara perlahan dengan gerakan lambat.

"Hm." racau Risa.

Sesuatu lembut dan dingin kembali menempel di atas bibirnya, menyentuhnya begitu lembut di sana. Tangan kekar itu masih terus bergerilya dia atas perutnya, perlahan naik ke atas di mana dua tonjolan yang di miliki Risa tertutup sebuah kain yang cukup tebal.

Grep!

Versi lengkapnya bisa kalian baca di Karyakarsa atau google playbook ya❤️








Continue Reading

You'll Also Like

7.6M 314K 20
#Kissing With the Boss Karena mabuk Gigi tanpa segaja mencium Haga, Boss tempatnya bekerja
76.8K 9.6K 62
Aku Ozora, panggil saja Zora. Aku menyukai seorang pria tanpa ingin rasa memiliki, karena aku tahu pria ini sangat susah untuk didekati. Dan aku sada...
1.1K 109 21
Cerita ini berbahaya. Buat kamu yang berencana menikung temanmu sendiri:) Selingkuh, menikung, merebut pacar orang adalah hal yang biasa di dalam seb...
289K 13.7K 87
Cinta itu buta... Karna suatu kejadian konyol, dua insan yang berbeda kepribadian ini saling bertemu. Awal perkenalan yang aneh, menjadikan hubungan...