3141 : The Dark Momentum [Sel...

By A-Sanusi

64.6K 9.9K 681

[Sci-fi/Mystery/Thriller] 3141, tahun di mana akan tercatat sejarah perubahan dunia. Sebuah alat teleportasi... More

0. Catatan Penulis
1. Pilot
2. Quantum
3. Quantum II
4. Glitch
5. Good Night
6. Perfect World
7. Perfect World II
8. Perfect World III
9. Circle
10. Cogito Ergo Sum
11. Cogito Ergo Sum II
12. Cogito Ergo Sum III
13. World of the Damned
14. World of the Damned II
15.World of the Damned III
16. Infinite Infinity
17. Infinite Infinity II
18. The Day the World Went Away
19. The Day the World Went Away II
20. Humanity
21. Relativity
22. Insanity
23. Chemistry in Physics
25. Chemistry in Physics III
26. Intersection
27. Los Hermanos
28. Los Hermanos II
Sedikit tambahan
[Coming Soon] 3141: The Dark Momentum akan dibukukan
Update buku + behind the scene naskah (yang sempet bikin sedih, wkwk)
Update buku (voting cover karena saya suka demokrasi)
Open PO Buku (Akhirnya yeeeee)
Diskon pembelian The Dark Momentum

24. Chemistry in Physics II

1.3K 239 26
By A-Sanusi


Bagaimanapun juga, Aksa42 tak tahu bagaimana cara pria tua itu mengetahui segala seluk beluk federasi perdamaian dunia. Mungkin dia menyusup, tak menutup kemungkinan juga bahwa pria tua itu pernah diculik seseorang dari federasi perdamaian dunia, kemudian berhasil kabur. Aksa42 tak dapat ambil pusing mengenai hal itu. Sebab, pertanyaan-pertanyaan semacam itu terlalu privasi.

Aksa42 sudah mengunci targetnya, bodi metalik dengan pantulan cahaya matahari yang menyilaukan matanya, tak jauh berbeda dengan yang ia miliki, biarpun sekarang mobilnya itu entah berada di mana.

Kota ini sama seperti kota tempatnya tinggal. Sepi, hening, tak ada aktivitas di luar gedung. Aksa42 merasakan apa yang Aksara rasakan kala itu. Bahkan, Aksa42 dapat mendengar semilir angin yang berhembus pelan melewati dirinya.

Aksa42 mulai bertanya-tanya, apakah di kota ini ada seseorang yang mirip seperti dirinya? Maksudnya, bukan secara fisik, tapi secara emosional. Jika memang dirinya merupakan salah satu kegagalan dalam penciptaan manusia, tak menutup kemungkinan akan ada orang lain yang masih memiliki emosi seperti dirinya, kan?

Apakah mereka telah ditangkap oleh federasi perdamaian dunia? Lalu, apa yang organisasi itu lakukan pada orang-orang itu?

Membunuhnya?

Aksa42 mengerutkan keningnya. Pemikiran bodoh seperti itu tentu tak akan membantunya saat ini. Jadi, Aksa42 lebih memilih untuk menggelengkan kepalanya tiga kali, ke kanan dan ke kiri, mencoba menghilangkan pemikiran tak berguna itu, kembali memfokuskan dirinya untuk mengambil alih benda metalik yang tengah terpampang secara nyata di depan dirinya.

Aksa42 memasuki mobil itu, mobil dengan interior yang lebih sempit tetapi memiliki desain yang tak jauh dari yang ia miliki. Aksa42 yang telah familier dengan desain mobil ini segera mengunci koordinat lokasi yang telah ia tentukan sebelumnya, membiarkan kerangka besi ini berjalan dengan kencang, meninggalkan kota yang baru saja Aksa42 kunjungi selama beberapa jam.

Aksa42 mencoba menyelonjorkan kakinya yang masih terasa pegal, membiarkan sela-sela kenyamanan menjalar pada kedua kakinya, menyiapkan tenaga yang ia perlukan nanti.

Dalam hati, Aksa42 berterima kasih pada pria tua itu, pria tua yang pada akhirnya lebih memilih untuk menyempurnakan alat pelintas dimensi yang akan digunakan oleh Aksara.

===

Aku lupa bahwa pria itu memakai baju yang sangat tebal. Aku tak dapat melemparkan asam kuat pada tubuhnya, membiarkan dirinya meleleh di tengah rasa sakit, karena dia akan melepaskan bajunya terlebih dahulu sebelum cairan itu sempat mengenai tubuhnya.

Sialan, memang, bahan kimia yang disediakan di sini disimpan dalam kuantitas yang amat minimum. Jika aku mencampurkannya terlebih dahulu, membuat volume yang lebih besar dalam satu wadah, kemudian melemparkannya pada sang penjaga, tentu hal itu akan sangat menarik perhatian. Namun, jika aku tak melakukannya, tentu aku tak dapat mengalahkannya, keluar dari pengawasan sialan yang terus saja memperhatikan segala gerak-gerikku.

"Kau tahu di mana aku dapat menemukan plastik?" tanyaku pada penjaga itu, membuatnya mendeham keras.

Ia membentakku, "Cari saja sendiri!"

Ya, aku sudah menduganya, aku tak akan mendapatkan bantuan apa-apa dari orang itu. Orang itu memiliki emosi, yang artinya dia masih menjadi seorang manusia seutuhnya, lebih tepatnya manusia yang menyebalkan. Bagian dari federasi perdamaian dunia yang tak akan mengalami kematian emosi secara nyata.

Orang-orang licik.

Beberapa cairan tersimpan dalam ampul kecil. Selain itu, aku mendapati beberapa alat suntik yang tergeletak di samping kirinya, seolah-olah memaksaku untuk menggunakan alat itu seandainya aku memang memerlukan isi dari ampul ini.

Aku mengulur waktu, berpura-pura mencari bahan-bahan yang kuperlukan, berjalan bolak-balik dalam ruangan yang cukup luas, membiarkan sang penjaga kelelahan menungguku yang berjalan-jalan tanpa tujuan. Namun, entah sudah melalui pelatihan atau apa, aku tak mendapati kelengahan yang diperlihatkan oleh penjaga itu.

Sialan, aku tak mendapatkan celah.

Apakah aku harus menyuntiknya dengan sesuatu? Klorofom?

Tidak, itu tidak mungkin, dia perlu waktu beberapa menit sebelum akhirnya pingsan dan ambruk. Waktu yang terlalu lama, membuatnya dapat berteriak dengan kencang dan memanggil teman-temannya, membuat perjuanganku di sini hancur. Selain itu, aku memerlukan banyak sekali ampul berisi klorofom yang akan kutuangkan ke atas kain, tentu akan menarik perhatian lebih dulu, kan?

Aku memutar otak sambil tetap berjalan-jalan.

Biarpun aku benar-benar bisa menganggap enteng mengenai sistem keamanan pintu yang ada di gedung ini, aku tak dapat memikirkan cara melewati untuk penjagaan yang sebenarnya tidak terlalu ketat, tetapi proteksi dan bahan yang kumiliki tidak memadai. Aku bisa mendapatkan kuantitas yang kuperlukan, tetapi itu akan sangat menarik perhatian. Salah-salah, aku tak akan pernah diizinkan keluar dari ruangan yang sempit itu dan membiarkanku mati kelaparan.

Jika aku merusak kunci ketika waktu 'kurunganku', tak ada jaminan bagiku untuk keluar hidup-hidup. Aku tak mengetahui keadaan ketika aku berada di ruangan itu, membuatku berasumsi mengenai kejadian-kejadian buruk yang akan terjadi seandainya aku melarikan diri di saat itu.

Baiklah, ini benar-benar sulit.

===

Aksa42 sudah mencapai lokasi yang diinginkannya, suasana sepi yang ia tempuh dalam beberapa menit. Halaman depan rumah sakit yang menjadi cerita awal pelariannya, rumah sakit yang menurut pria tua itu terkoneksi dengan tempat organisasi federasi perdamaian dunia.

Aksa42 semakin menegang. Terang saja, ia memiliki pengalaman buruk di tempat ini, bagaimana mungkin dia bisa merasa bahagia ketika kembali mengunjungi tempat ini?

Aksa42 menyiapkan mentalnya, menarik napas panjang dan mengembungkan dadanya. Kaki kirinya melangkah lebih dulu, memasuki tempat mengerikan bak dimensi lain yang tak diinginkannya.

Engsel pintu itu menimbulkan bunyi yang tak menyenangkan, membuat pantulan suara terdengar beberapa kali ke telinga Aksa42. Untungnya, sama seperti sebelumnya, lantai pertama selalu sepi. Tak akan ada yang tahu bahwa Aksa42 mengunjungi tempat ini.

Aksa42 mengambil pistol rakitannya, mengambil ancang-ancang, mengetahui hal yang tak diinginkannya akan terjadi. Digantungkannya lengan yang sedang mengait pada pelatuk pistol itu di samping pinggangnya, berusaha terlihat sesantai mungkin dalam detakan jantung yang tak beraturan.

Jadi, bagaimana cara mencapai tempat itu?

Pria tua itu tak memberitahu, atau mungkin lebih tepatnya pria tua itu memang tak mengetahuinya.

Aksa42 mencoba berpikir keras, memahami lingkungan yang ada di sini.

Lantai pertama ini sangatlah luas, terlalu luas untuk ruangan kosong yang tak diisi apa-apa.

Apakah lantai ini memiliki makna tersendiri yang tak ingin diketahui banyak orang?

Apakah lantai ini dulunya tempat menunggu pasien sebelum dipanggil menuju ruang pemeriksaan?

Bahkan, Aksa42 sendiri tidak yakin orang-orang di dunia ini pernah sakit atau tidak. Sebab, seingatnya, dirinya sendiri tak pernah jatuh sakit. Ia sendiri mendengar istilah itu dari buku hologram kecil yang tak dibawanya.

Aksa42 tidak tahu, ia hanya bisa mencari segala kemungkinan yang ada.

Aksa42 menyusuri tangga yang sebelumnya sudah ia susuri. Lengannya yang sedang kosong memegangi susuran tangga yang dingin. Langkah kakinya terdengar dengan jelas, bergetar di bawah beban tubuhnya, membuatnya takut akan kemungkinan terburuk. Apakah orang-orang yang ada di sini akan mengetahui keberadaannya?

Aksa42 melewati tiga lantai, menghiraukan papan penunjuk yang tergantung di setiap lantainya. Ia ingin meminimalisasikan kemungkinan untuk ketahuan, menghindari segala tindakan kekerasan yang tak begitu disukainya, kembali membuat ketukan irama sepatu yang menggelegar di telinga, hingga ia menuju ke lantai selanjutnya.

Kosong.

Tak ada papan nama.

Lantainya terlihat lebih tak terurus.

Aksa42 kembali melanjutkan perjalanan.

Tak ada apapun di lantai selanjutnya.

Satu, dua, tiga, empat lantai selanjutnya.

Hal yang serupa.

Kenapa?

===

"Letakan semua barang-barangmu di sana." Sang penjaga menunjukku, memerintahkanku untuk menurunkan semua barang yang telah kuambil, membuatku terpaksa menuruti perintahnya.

Baiklah, ini agak diluar dugaan.

"Mundur!" perintahnya lagi, dan sekali lagi, dengan terpaksa aku mengikuti keinginannya.

Tiga langkah kulakukan, membuat jarak yang aman dengan benda-benda yang berada di hadapanku itu.

Sang penjaga perjalan, mendekati barang-barang yang baru saja kutaruh di atas lantai. Kemudian, ia memperhatikan benda-benda yang telah susah payah kuambil satu persatu itu, memutarnya, menilik seluruh kemungkinan yang dapat kulakukan pada benda itu, kemudian bertanya, "Kau ahli fisika, kan?"

Aku tak menjawabnya, aku lebih memilih untuk mempersilakannya berargumen.

"Kenapa kau membutuhkan benda-benda semacam ini?" lanjutnya, sambil mengangkat sebuah ampul dan menunjukannya padaku. Aku tak tahu cairan apa yang ia angkat, apakah asam klorida atau yang lainnya, benda yang kubutuhkan untuk rencanaku.

"Kalian bilang aku boleh berinovasi, kan?" balasku, sembari menatap tajam ke arahnya, melakukan perlawanan yang kuat melalui kontak mata.

Sang penjaga terlihat bingung, ia tak menjawab pertanyaan yang kulontarkan. Beberapa kali ia putarkan bola matanya, memikirkan jawaban terbaik yang dapat ia berikan. Sedangkan aku? Aku benar-benar gugup dan takut. Aku memang terlihat begitu berani melalui intonasi yang pasti terdengar menyebalkan bagi si penjaga itu, padahal sesungguhnya aku benar-benar tak tenang, memikirkan tindakan yang akan dilakukan oleh sang penjaga itu.

"Aku tidak menyukai hal ini, kau tidak boleh membawanya."

Apa?

Sang penjaga itu menyingkirkan benda-benda itu menggunakan kakinya, menggeserkan semuanya ke samping kanan, membuatnya seolah-olah menjadi sampah tak berguna.

"Kenapa!?" tukasku, tak menyetujui pilihannya.

"Aku tahu kau merencanakan sesuatu. Sudah kukatakan jangan melakukan hal yang tak perlu, kan? Kau tak akan bisa keluar dari sini."

Jantungku semakin berdetak dengan kencang. Aku melihat gerakan kakinya seolah-olah menghancurkan segala impianku. Aku menjerit dalam hati, menyumpahi sang penjaga itu berkali-kali. Namun, aku tak melakukan apa-apa. Hal itu tentu tak akan membantuku keluar dari tempat ini.

Baiklah, ini kedengarannya kasar, tetapi kurasa aku benar-benar harus mengatakannya.

Brengsek!

===

Aksa42 gelagapan. Ia benar-benar tak percaya akan segala hal yang tertera di mata kepalanya sendiri.

Dua puluh lantai, sebagian besar di antaranya benar-benar kosong.

Berbeda dengan lantai satu, lantai kosong lainnya benar-benar tak terawat. Aksa42 dapat melihat debu tebal yang menghiasi tiap lantainya. Selain itu, atap yang mulai terkelupas seolah menandakan bahwa tempat ini sudah sangat lama tak digunakan.

Bagaimana mungkin ada orang-orang yang begitu memperhatikan beberapa lantai di bagian bawah, sedangkan lantai-lantai di atasnya dibiarkan dalam keadaan mengerikan semacam itu?

Aksa42 sudah menyusuri beberapa lantai kosong, dan benar-benar kosong tanpa kehidupan, seperti bunker yang pria tua itu temukan. Dingin, sunyi, dan benar-benar mencekam, seolah-olah ada sesosok hantu yang sedang memandangnya dari jarak yang cukup jauh.

Aksa42 kembali memikirkan segala sudut yang mungkin ia lewati. Tak mungkin pria tua itu berbohong, kan? Pasti ada suatu cara untuk menugnjungi tempat organisasi itu, tapi bagaimana?

Apakah pria tua itu hanya memberitahu apa yang ia perkirakan? Apakah pria tua itu hanya berpura-pura tahu bahwa tempat organisasi federasi perdamaian dunia terkoneksi dengan rumah sakit ini?

Tunggu, bagaiamana jika 'koneksi' yang pria tua itu maksudkan adalah 'koneksi' dalam makna konotasi, bukan denotasi? Aksa42 mulai bingung, apakah ia yang salah menginterpretasikan segala ucapan pria tua itu?

Aksa42 menepuk dahinya. Duh, bodoh sekali!

Aksa42 menyadarinya, dia terlalu menganggap segala ucapan secara harfiah.

Aksa42 kembali menepuk dahinya, menyadari kebodohannya untuk kedua kali.

Tunggu, ada satu tempat yang belum Aksa42 kunjungi.

Tidak, bukan sebuah tempat. Bisa dibilang tempat, tapi tidak sepenuhnya.

Lift.

Aksa42 berlari kecil, membiarkan debu-debu tebal bertebaran di sekitar sepatunya. Untungnya, kepalanya tidak terletak di bawah lutut atau ia akan bersin-bersin saat ini.

Aksa42 menekan tombol ke bawah, membiarkan lift tersebut bergerak ke atas dan menyambut dirinya, membuatnya segera memasuki benda itu.

Memeriksa seluruh penjuru.

Mendapati celah aneh yang berada di atap lift.

Celah yang dapat terbuka.

Aksa42 memanjat, memanfaatkan tepian lift yang sedikit menonjol. Memang, Aksa42 tak terbiasa melakukan hal seperti itu. Namun, dengan susah payah, Aksa42 dapat melakukannya. Ia berada di atas lift, bersama katrol yang mengikat lift dengan kuat.

Bukan hanya itu, tetapi Aksa42 juga menemukan tombol asing yang tak seharusnya berada di atas sebuah lift. Tombol kecil berwarna merah dengan lingkaran hitam di antaranya.

Aksa42 memencet tombol itu, membuat lift itu bergerak ke bawah.

Lebih bawah dari seharusnya.

Menuju bawah tanah.


Continue Reading

You'll Also Like

400K 30.1K 23
[ BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] @rryaxx_x8 Adrea tidak percaya dengan yang namanya transmigrasi. Mungkin didalam novel itu wajar. Tapi bagai...
26.8K 2.2K 23
Tragedi terjadi. Ia keturunan yang tersisa. Dan bersamanya lah ia mampu melewatinya. Namun apa yang terjadi kalau dia mengenal seseorang yang baru h...
403K 32.4K 27
Louis on Marsha: "Dia adalah jalang belia yang suka meracau. Aku benci caranya membantah dan mengataiku. Aku ingin dia mati." Liam on Marsha: "Gadi...
61K 8.3K 27
AKP ... ah, Komisaris Roy kini harus berhadapan dengan musuh yang mendeklarasikan perang dengannya. Namun, tindakan yang dilakukan Komisaris Roy mala...