Heal Your Heart | BBH - COMPL...

By Hunstuff

272K 36.4K 1.9K

{COMPLETE STORY} Someone will heal your heart. Revisi - (21 September 2018 - 10 February 2019) More

Prolog & Cast
1 - Bukan apa-apa
3 - Rahasianya
4 - Seperti permainan
5 - Fakta
6 - Lebih dekat (Jin Sihyeon)
7 - Kebodohan
8 - Takdirnya
9 - Untuk melindungimu
10 - Apa itu cinta?
11 - Trauma
12 - Hari pernikahan
13 - Jin Saera
Spesial Chapter A
Spesial Chapter B
14 - Hidup baru
15 - That XX
16 - Save Me
17 - Zhang Yixing
18 - Perasaan asing
19 - Dari neraka
20 - Aku akan ada disini + Promot
21 - Baekhyun di masalalu
22 - Drugs
23 - Gift
24 - A Tragedy
25 - Secret?
26 - Pieces of Past
27 - Ain't Story
28 - Fell Down
29 - Let You Go
30 - Breath
31 - Farewell
32 - Terrible day ever
33 - Let Me Save You
34 - Forsaken
35 - Apology
36 - Done
37 - Rise
38 - Distance
39 - Byun Baekhyun
40a - We Broke Up, Again.
40b - Missing Girl (end)
Epilog
Heal Your Heart Gallery's

2 - Tolong

11.1K 1.2K 56
By Hunstuff

90% of lies are hidden in reality.

🍁🍁🍁🍁

Seorang gadis terlihat sedang meringkuk ketakutan di atas ranjangnya. Dia baru sampai di apartement setengah jam yang lalu sebelum hujan deras turun dengan petir yang menyambar-nyambar.

Sialnya, dia takut pada petir.

Tubuhnya gemetar hebat karena menahan rasa takut. Sihyeon menutup telinganya sambil menyemburkan sumpah serapah ketika suara petir yang keras dan kilatan cahayanya muncul bersamaan.

Mendengar suara langkah kaki mendekat, Sihyeon segera menegakkan tubuhnya dan menatap pintu kamarnya dengan tidak sabaran.

"Serius, kau betulan takut petir?"

Tidak peduli dengan seruan sinis pria yang baru datang itu, Sihyeon langsung berlari mendekat dan melingkarkan tangannya.

"Heh! Lepaskan!"

Tidak peduli dengan berontakkan si pria yang dia tempeli. Sihyeon malah semakin menempelkan tubuhnya pada pria itu. Persetan dengan harga diri! Sihyeon sudah membuangnya jauh-jauh.

Yang terpenting sekarang adalah dia tidak sendirian dalam apartemennya dengan basksound lagu berjudul 'petir' lagi, ada Byun Baekhyun yang bersedia datang untuk menemaninya.

"Ayo ke ruang tamu," ajak Baekhyun. Pria itu berjalan keluar dari dalam kamar Sihyeon sambil menyeret gadis itu susah payah.

Serius, apa yang gadis itu takuti dari petir selama dia berada di tempat yang aman seperti ini?

Baekhyun duduk di sofa disusul oleh Sihyeon yang masih Setia menempel padanya.

"Dasar parasit."

"Ap-apa?"

"Kau terlihat seperti parasit yang menempel padaku."

Sihyeon sudah membuka mulutnya hendak protes ketika suara petir dan cahaya kilatannya lewat di luar jendelanya.

"Kyaa!!!!"

Dia menjerit keras dan langsung memeluk Baekhyun seerat mungkin, menulikan pendengarannya dari teriakan protes pria itu.

"Hey! Kau bukan anak kecil! Lepaskan aku!" protes Baekhyun.

Pria itu menatap Sihyeon yang sedang memeluknya erat dengan dongkol sebelum menghela nafas kasar.

Memangnya apa yang bisa dia lakukan selain pasrah? Mau protes juga percuma, Jin Sihyeon mendadak tuli dan kehilangan suaranya untuk bicara, lucu sekali.

Satu jam sudah berlalu. Hujan diluar juga sudah mulai reda. Suara-suara petir dan juga kilatan-kilatannya sudah menghilang.

Tapi Jin Sihyeon masih saja memeluknya-walau tidak seerat tadi- pelukannya kini terkesan melemah.

Baekhyun mendorong pelan tubuh Sihyeon dan menemukan gadis itu sudah terlelap. Sambil mendengus sebal, Baekhyun membaringkan gadis itu di atas pahanya.

Dia sudi menggendong Sihyeon ke dalam kamarnya, karena jujur saja dia malas untuk melakukan hal seperti itu pada Sihyeon.

Jika dipikir-pikir lagi, nampaknya Sihyeon tidak bercanda soal ketakutannya pada suara petir. Baekhyun ingat, suaranya terdengar bergetar dan ketakutan saat di telpon tadi.

Dia bilang dia takut suara petir dan menyuruh Baekhyun untuk datang sesegera mungkin. Padahal, Baekhyun baru saja tiba di apartement.

Anehnya, Baekhyun tidak menolak sama sekali. Pria itu langsung datang ke Apartement gadis itu.

Dan Betapa terkejutnya dia menemukan Jin Sihyeon sedang meringkuk di atas ranjang sambil menutupi kedua telinganya.

Merepotkan sekali.

Baekhyun menatap wajah terlelap Sihyeon dan tersenyum kemudian. Gadis itu terlihat lebih kalem dan cantik ketika tidur.

Andaikan saja wajah kalemnya itu sepadan dengan gaya dan nada bicaranya. Maka mungkin Baekhyun akan jatuh cinta pada Sihyeon, mungkin.

****

Sihyeon mengerjapkan matanya pelan ketika kilauan cahaya matahari menerpa wajahnya. Dia mendudukan dirinya dan mengerjap heran. Kenapa dia tidur di sofa?

Ah,apakah dia ketiduran disini semalam?

Ngomong-ngomong, bukankah Baekhyun datang semalam? Sihyeon masih ingat ketika pria itu datang dan menemaninya disini sampai dia terlelap.

Sihyeon menggerakkan bahunya acuh, mungkin pria itu langsung pulang setelah melihatnya tertidur.

Dengan langkah malasnya, Sihyeon beranjak menuju dapur dan meraih sebotol air mineral.

Suara bel apartement yang nyaring membuat Sihyeon menghentikan kegiatan minumnya dan segera berlari kecil untuk membuka pintu.

"Kau baik-baik saja?"

Seorang pria masuk ke dalam tanpa permisi dan duduk di sofa sambil menatap Sihyeon khawatir.

"Semalam hujan deras dan petir menyambar-nyambar, kau baik-baik saja?" tanya pria itu lagi setelah melihat Sihyeon yang diam.

Gadis itu baru menganggukkan kepalanya setelah sekian lama terdiam, "Temanku datang menemaniku semalam."

"Teman?" sebelah alis pria itu terangkat bingung. Memangnya Jin Sihyeon punya teman?

"Iya."

"Begitu... Ngomong-ngomong, aku merindukanmu."

Sihyeon tersenyum, "Aku juga."

Pria itu beranjak dari tempat duduk dan menghampiri Sihyeon yang masih berdiri di tempatnya tadi. Dia menarik tubuh Sihyeon ke dalam pelukannya dan memeluk gadis itu erat.

Menumpah ruahkan rasa rindunya lewat sebuah pelukan.

Pria itu memundurkan tubuhnya dan beralih menatap mata Sihyeon sebelum berkata, "aku membutuhkanmu."

Sedetik kemudian bibirnya sudah melumat lembut bibir Sihyeon. Gadis itu spontan mengalungkan tangannya dan membalas ciuman pria itu.

Matanya yang semula terpejam kini terbuka dengan tatapan kosong yang menerawang.

Tidak ada yang tahu apa yang telah dia pikirkan, hanya dia dan Tuhan yang tahu jawabannya.

****

Baekhyun tergelak puas ketika mendapati Kim Taehyung di tolak mentah-mentah oleh seorang perempuan di lantai dansa.

Saat ini mereka sedang berada di club. Taehyung memaksanya untuk ikut karena ingin membuktikan bahwa dirinya ini sangatlah populer dan sulit di tolak oleh wanita-itu katanya. Tapi buktinya barusan Baekhyun malah menyaksikan siaran live Taehyung di tolak, lucu sekali.

Baekhyun meneguk minumannya dengan sekali teguk dan kembali memperhatikan lantai dansa dengan malas. Kim Taehyung sudah tidak ada lagi disana.

Baekhyun malah mendapati seorang pria melangkah membelah sesaknya lantai dansa sembari menuntun seorang gadis.

Baekhyun tebak, pria itu marah karena pacarnya masuk ke dalam club tanpa sepengetahuannya. Atau mungkin gadis yang dia tuntun itu masihlah di bawah umur. Menyebabkan pacarnya marah besar dan membawanya pulang dengan paksa.

Tiba-tiba sekelebat ingatan yang muncul dalam kepalanya membuat senyum tipis Baekhyun menghilang.

Ingatan ketika Baekhyun pertama kali membawa Yeri ke Club.

Saat itu Yeri baru saja berumur 18 tahun. Sebagai perayaan, Baekhyun mengajaknya ke Club dan malah berakhir tragis.

Moon Yeri mabuk dan... Ah sudahlah.

Baekhyun meringis pelan, dia benci ingatan itu. Ralat, Baekhyun benci dengan semua ingatannya mengenai Moon Yeri.

Kadang, terlintas dalam pikirannya sebuah pertanyaan. Apakah Yeri juga masih sering memikirkannya setelah bertahun-tahun berlalu atau tidak?

Jawabannya sudah jelas bukan? Wanita itu sudah melupakan baekhyun. Dia sudah berpaling pada Park Bogum. Lucu, ironis dan menyedihkan.

Sambil tersenyum kecut. Baekhyun kembali meraih botol minumannya dan meminum nya langsung tanpa gelas.

"Byun Baekhyun?"

Merasa namanya di panggil. Baekhyun lantas menolehkan kepalanya dan mengerjap pelan.

Sosok pria jangkung yang telah lama tidak dia jumpai kini berdiri tegap sambil menatapnya tidak yakin.

"Johnny?"

Pria bertubuh Tegap itu langsung beringsut duduk disamping Baekhyun dan berseru senang.

"Hyung! Kau kemana saja hah?!"

Lagi-lagi. Kenapa semua orang selalu saja menanyakan hal yang sama padanya? Dia kemana saja selama ini? Hell, Baekhyun selalu ada di barnya. Dia bekerja disana dan orang-orang masih sering menyakan keberadaannya selama ini.

"Eh? Aku mengurus bar tentu saja."

Johnny tertawa, pria itu baru berhenti tertawa setelah minuman pesanannya tiba.

"Kau tahu, banyak yang telah terjadi setelah kau kembali ke Busan 6 tahun lalu."

Baekhyun tersenyum tipis, "lalu?".

"Kau masih belum sadar? Seoul jadi sepi semenjak kau pergi," kata Johnny dengan raut wajahnya yang dibuat-buat menjadi sedih.

Baekhyun berdecak sebal, muak melihat wajah sok imut salah satu sahabatnya sewaktu kuliah dulu. Sekedar informasi, dulu Seo Johnny adalah seorang murid pertukaran pelajar dari Chigaco ke Seoul.

Dia masih ingat ketika pertama kali melihat Johnny. Pria bertubuh tinggi itu sedang kebingungan mencari kantor informasi.

Karena merasa iba, dengan baik hatinya Baekhyun menawarkan diri untuk mengantarkan pria itu-dulu Baekhyun baik, serius.

Hari-hari berikutnya, Johnny jadi selalu saja mengikuti Baekhyun dengan alasan bahwa Baekhyun satu-satunya orang Korea yang dia kenal dan baik hati.

"Jangan bilang kau ingin aku kembali?" tanya Baekhyun asal.

Johnny tertawa, "untuk apa? Sekarang aku sudah pindah ke Busan."

"Kau serius?"

"Iya, aku di pindah tugaskan kesini oleh atasanku."

"Memangnya kau bekerja apa?"

"Jangan tertawa jika mendengarnya."

"Iya, jawab saja."

"Aku bekerja di kantor Perdana Mentri."

Baekhyun tenggelam dalam tawanya. Serius? Seo Johnny yang dulu kerjanya hanya makan dan main saja sekarang bekerja di tempat seperti itu?

"Kubilang jangan tertawa!"

"Aku tidak percaya," seru Baekhyun sambil berusaha meredakan tawanya.

Johnny melemparkan cangkang kacang padanya sambil berujar, "heh, aku bisa mengenalkanmu pada Perdana Mentri sekarang juga jika kau tidak percaya."

Oh wow.

"Aku kenal baik dengannya," tambahnya.

Baekhyun mengangkat sebelah alisnya, tunggu, bukannya Baekhyun tidak mempercayai Johnny. Tapi jika benar sahabatnya itu kenal dekat dengan Perdana Mentri itu, tidak dapat di pungkiri lagi jika Johnny juga kenal dengan Jin Sihyeon bukan?

"Baiklah. Jadi, kau juga kenal dengan Jin Sihyeon?"

Baru saja sedetik Baekhyun menyelesaikan ucapannya. Johnny terlihat terkejut sekali setelahnya. Entah karena apa. Tidak mungkin bukan jika pria raksasa itu takut pada perempuan semacam Sihyeon?

"K-kau mengenalnya?"

Baekhyun mengangguk, "dia pernah datang ke bar ku."

Johnny menghela nafas lega. "Lebih baik kau jauh-jauh darinya."

"Maksudmu?"

Johnny menghela nafasnya untuk kesekian kali, membuat Baekhyun mengerutkan kening bingung.

"Tidak boleh ada yang menyentuhnya."

****

Johnny menghentikan mobilnya di tempat biasanya dia parkir. Pria itu melangkah turun dari mobilnya dan berjalan santai menuju lift.

Gedung tempatnya bekerja itu nampak sangat sepi ketika malam tiba. Dia menekan tombol 18 dan menyenderkan tubuhnya di dinding lift.

Menatap layar portabel yang menunjukkan angka setiap lantai yang berubah sesuai urutan.

Ting!

Dengan langkah lebarnya, Johnny menyusuri lorong-lorong kantornya sambil bersiul pelan.

Sekelebat bayangan seorang perempuan membuat Johnny menghentikan langkahnya.

Tidak perlu menebak-nebak makhluk apa itu, karena jelas sekali jika perempuan itu menggunakan jins. Faktanya hantu tidak menggunakan jins.

Johnny membungkukkan kepalanya ketika perempuan itu berjalan melewatinya. Tatapan datar dan kosong, membuat Johnny bergidik ngeri.

Setelah memastikan perempuan itu masuk ke dalam lift. Johnny kembali melangkahkan kakinya dan masuk ke dalam sebuah ruangan.

Seorang pria terlihat sedang duduk di balik meja kerjanya dengan dua kancing kemeja yang terbuka.

Pria itu mengadahkan kepalanya dan tersenyum tipis menyambut kedatangan Johnny.

"Bagaimana?" tanyanya langsung.

Johnny menghela nafas dan menggelengkan kepalanya lemah. "Tidak Bagus, mereka menandatangani sebuah petisi untuk membuatmu lengser dari kursi Perdana Mentri."

Pria itu menghela nafas dan mengusap wajahnya frustasi, "aku sudah kehabisan akal."

Mereka sempat terdiam lumayan lama sebelum Johnny kembali membuka mulutnya.

"Sajangnim."

"Ya?"

"Ada satu cara."

Pria itu mengerjap pelan sebelum menggeleng cepat. Menyadari apa yang akan Johnny katakan.

"Tidak." katanya tegas.

"Tapi Sajangnim ka-"

"Jangan pernah melibatkan Jin Sihyeon."

Johnny mengangguk lemah. Keadaan menjadi semakin sulit jika sudah menyangkut perempuan itu.

🍁🍁🍁🍁

Yang masih bingung sama jalan cerita ini, aku saranin buat baca side story ff pertama aku yang judulunya 'Enchanted'.

Disitu ada Baekhyun Story. Anggap aja itu awal mula dari ff ini.

Oke, keep voment yaaaa...

Bye,
Xoxo.

Continue Reading

You'll Also Like

7.8K 611 15
A new cover is in progress Temporary cover by ibis paint. 22 tahun adalah usia yang masih terbilang sangat muda.Tapi sewajarnya lingkungan pedesaan,j...
73.4K 4.6K 18
-ONE- Sakura si gadis berkacamata menyukai Sasuke semenjak pemuda itu menjadi tetangganya, tapi ternyata Sasuke hanya menganggapnya sahabat dan pemud...
364K 16.9K 180
Lanjutan Predatory Marriage sebelumnya. [Novel Terjemahan] • Ditulis dan dibuat oleh Saha 사하 ~~~~~~~~~~~~~ 21+ Putri Leah menulis surat bunuh diri s...
161K 16.5K 65
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...