Yours

By Leonpie

254K 31K 3.9K

[KOOKV; Collection] Sejauh apapun langkah ini menuju, duniaku akan terus berputar pada porosmu. More

He
April Fools
Changes
Lost
Beauty Boy
Spring Day
Secret Admirer
Boys 2.0
Book 1.0
Book 2.0
Move
Lie
Nonton
An Angel
Volley
Jokes
Cooking
Haruman
Jurnalis 1.0
Jurnalis 2.0
Winter
DNA
Study 1.0
Study 2.0
Enemy
Dream
Differences
The Doctor
Clover 1.0
Clover 2.0
Otherwise
Upnormal
Kim Taehyung
Jeon Jungkook
Yeontan 1.0
Yeontan 2.0
Prasangka 1.0
Prasangka 2.0
Second Button
Pleasure
Him
Distance
Challenge Letter

Boys 1.0

8K 925 118
By Leonpie

"Taehyung, pakai sepatumu!"

Taehyung menunduk sejenak, mengamati sendal berbulu kesayangannya, lantas memberengut kesal ke arah Seokjin yang berdiri menjulang dengan tangan terlipat tepat di depannya. "Tapi ini nyaman, hyung!"

Yang lebih tua menggeleng tidak setuju. "Kau bukan pengemis, Taehyung. Ganti, sekarang," ulangnya dengan nada otoriter tak terbantah sembari menunjuk ke dalam rumah.

Taehyung berdecih, namun tetap berjalan ke arah yang dimaksud. Mulutnya tidak berhenti menggerutu, sementara kakinya berjalan menghentak-hentak. Bocah itu nyaris melewati ambang pintu ketika Jungkook tiba-tiba muncul dari dalam dan mengangkat sepasang sepatu di tangannya. "Sudah kuduga kau akan dimarahi," ujarnya sebelum berjongkok.

"Seharusnya Jin hyung mengutamakan kenyamananku. Benar 'kan, Kookie hyung?" sahut Taehyung meminta dukungan. Sementara kakinya terangkat; memberi akses bagi Jungkook untuk memakaikan sepatu untuknya.

Jungkook mengulum senyum, lantas berdiri setelah menyelesaikan pekerjaannya. "Kau benar, Jin hyung juga benar."

"Kookie hyung sangat tidak berpendirian!" celetuk Taehyung susah payah.

Jungkook tertawa. "Astaga, dari mana kau belajar kata itu?" tanyanya terhibur.

"Dari Yoongi hyung!" sahut Taehyung bersemangat. "Yoongi hyung akan mengatai Jimin hyung seperti itu saat mereka bertengkar," sambungnya lagi.

Seokjin menghampiri keduanya dengan raut tidak enak. "Jungkookie, bisa tolong antarkan Taehyung ke sekolah? Namjoon meneleponku. Katanya ada perubahan jadwal praktik pembedahan pagi ini," pintanya sedikit memohon.

"Tidak masalah, aku free hari ini." Jungkook mengangguk menyanggupi. "Ayo, sayang."

Taehyung menyambut uluran tangan Jungkook dengan riang gembira. "Hore! Hyung nanti jemput Taetae juga, ya!"

Seokjin bergeming mengamati Maybach exelero milik Jungkook bergerak dengan kecepatan sedang meninggalkan pekarangan rumahnya; sampai benar-benar menghilang dari jangkauan pandangnya, lalu berlari ke dalam rumah untuk bersiap menghadapi tubuh orang mati.

***

Jungkook sedang makan siang bersama kekasihnya ketika tiba-tiba pemuda itu merasakan getar dari ponsel pintarnya. "Ya, hyung?"

"Kook-ah, bisa kau ke sekolah Taehyung sebentar? Aku tunggu," suara Seokjin terdengar putus asa di seberang sana. Membuat prasangka-prasangka negatif berdesakan memenuhi ruang pikirnya.

"Apa yang terjadi, hyung? Taehyung baik-baik saja, kan?" tanyanya khawatir. Segera ia bangkit dari bangkunya dan berjalan cepat menuju parkiran kampus tanpa memperdulikan hal lain, termasuk kekasihnya yang sedang berteriak memanggil namanya.

Mobil Jungkook berhenti di area parkir sekolah Taehyung sepuluh menit kemudian. Pemuda itu setengah berlari menghampiri Audi Seokjin yang diparkir tidak jauh dari sana.

Seokjin melemparkan senyum tipis lalu menoleh ke samping, ke arah Taehyung yang sedang berjongkok dengan kepala yang tenggelam di antara lututnya. "Dia tidak mau pulang, jika bukan denganmu. Katanya kau sudah berjanji," mulainya pelan. "Aku sudah bilang bahwa kau sedang sibuk dengan Naeun, tapi Taehyung tidak mau mendengarkan. Maaf, Kook-ah."

Jungkook menggeleng cepat. "Tidak apa-apa, hyung. Aku memang sudah berjanji," balasnya sebelum berjalan perlahan menghampiri bungsu Kim.

Jungkook berjongkok di depan Taehyung, mengelus kepala bocah itu lembut. "Hey, maaf hyung terlambat."

Taehyung mendongak, menatap sepasang onyx Jungkook lamat-lamat. "Hyung lama," ujarnya lirih.

Jungkook membingkai wajah Taehyung, lalu tersenyum. "Maaf, kau tidak menangis 'kan?"

Bocah itu menggeleng kuat-kuat, helaian rambutnya ikut bergerak seirama dengan pergerakan kepalanya. "Tidak! Hyung bilang laki-laki tidak boleh menangis!"

"Anak pintar," ujarnya sambil berdiri. "Mau ice cream sebelum pulang?"

Taehyung terdiam sebentar, lantas melirik ragu ke arah Seokjin. Matanya yang bulat melemparkan tatapan penuh permohonan yang, demi Tuhan, sulit sekali untuk ditolak. Hingga pada akhirnya Seokjin tidak bisa melakukan apapun selain mengangguk konfirmatif. "Alright, hari ini saja, yeah?"

"Yeay! Jin hyung yang terbaik!" Taehyung melompat kegirangan, lantas berlari mendahului menuju mobil Jungkook, meninggalkan Seokjin dan Jungkook yang bergeming memperhatikan bocah itu dengan senyum terkulum.

"Maaf merepotkanmu lagi, Kook."

"Jangan begitu, hyung. Taehyung juga bukan orang lain bagiku. Aku akan mengantarnya pulang nanti, jangan khawatir," pamit Jungkook sebelum menyusul Taehyung yang sudah menyerukan cepat, cepat, cepat! dari tempatnya.

.
.
.

Taehyung sudah terbiasa dengan segala kegaduhan yang terjadi di dalam rumahnya setiap minggu pagi. Terlebih sejak Seokjin memutuskan untuk menjadikan rumahnya sebagai basecamp. Hal itu membuat Taehyung secara otomatis menjadi akrab dengan semua teman-teman Seokjin.

Tinggal berdua tanpa orang tua menjadikan Seokjin kerap kali mengandalkan teman-temannya di saat tertentu. Dan Taehyung tanpa ragu menunjuk Jungkook sebagai hyung favoritnya setiap kali ditanyai.

"Kenapa Tae suka Jungkook hyung? Padahal Jimin hyung 'kan lebih tampan," tanya Jimin dengan nada jahil terselip dalam kalimatnya.

Taehyung menggeleng dengan pipi menggembung; mengunyah dengan lahap potongan martabak yang dibawa Yoongi beberapa saat lalu. "Jimin hyung jelek," jawab bocah itu cepat. "Kata Yoongi hyung, Jimin hyung jelek," ulangnya.

Jimin mengangkat kepalanya; memandang Yoongi dengan raut terluka. "Hyung," rengeknya kemudian.

Sementara Yoongi memilih mengabaikan Jimin dan sibuk dengan tisu ditangannya; mengelap pipi Taehyung yang sudah penuh dengan cokelat.

Seokjin yang baru kembali dari dapur tidak bisa menyembunyikan tawa gelinya. "Taehyung masih kecil, Jim. Jangan didengar."

"Ya, memang apa pentingnya? Yoongi hyung masih tetap jadi pacarmu," sambung Hoseok jengah.

"HYUNG!"

Semua mata tertuju pada Jungkook yang baru saja menampakkan batang hidungnya sambil berteriak. Wajahnya terlihat amat bahagia, dengan tangan kiri yang menggenggam selembar kertas.

"Jangan berlarian di dalam rumah, dude," tegur Namjoon jengah.

"Kookie hyung!"

Jungkook tersenyum begitu lebar. "Hai, sayang." Pemuda itu mendekat, lalu menciumi pipi gembil Taehyung bergantian; menyebabkan kikikan geli keluar dari belah bibir yang lebih muda.

"Ada kabar baik, eh?" tanya Hoseok setelah sesi kecupan itu berakhir.

Jungkook mengangguk semangat. "Aku diterima di Oxford, beasiswa penuh. Astaga, aku tidak percaya ini."

"Nah, sudah kuduga kau akan mendapatkannya," sahut Jimin bangga. "Kapan kau akan pergi?"

"Lusa, mungkin. Banyak yang harus diurus sebelum tahun ajaran baru."

Jungkook menoleh ketika merasakan tarikan di lengan bajunya. "Kookie hyung mau pergi? Ke mana? Tae ikut," rengeknya lirih.

"Hyung akan pergi jauh. Tae tidak bisa ikut," jelas Jungkook teramat lembut, berusaha memberikan pengertian lebih pada bocah itu.

Tetapi Taehyung terlalu keras kepala untuk mau mengerti. "Tae mau ikut, hyung."

"Tae." Seokjin berusaha menenangkan adik bungsunya, namun gagal. Taehyung sudah berdiri di kursinya dan memeluk leher Jungkook.

"Tae ikut ya, hyung?" rengeknya lagi.

"Tae, jangan begitu." Seokjin menarik Taehyung yang semakin mengeratkan pelukannya.

"Tae tidak akan menangis lagi, hyung." Taehyung mulai meneteskan air mata. Dan Jungkook tidak bisa melakukan apapun selain mengusap punggung yang lebih muda; menyalurkan ketenangan. "Tae akan jadi anak baik."

Taehyung terus menangis, hingga akhirnya jatuh terlelap dalam pelukan Jungkook.

.
.
.

"Taehyung masih tidak mau keluar kamar?" Namjoon bertanya dengan nada khawatir.

Seokjin menggeleng, lalu beralih menatap Jungkook yang sudah menggenggam koper di tangannya. Jemarinya tak henti mengetuk-ketuk cemas. "Kau pergi saja, Kook. Aku akan mengurus Taehyung."

Cklek!

Semua menoleh pada pintu kamar Taehyung yang terbuka. Bocah itu bergeming sejenak sebelum berjalan pelan menghampiri Jungkook.

Jungkook berlutut ketika Taehyung berhenti tepat di depannya. "Kau oke?"

Taehyung menggeleng namun enggan bersuara. Matanya bengkak, membuat hati Jungkook teriris ketika melihatnya. Sementara jemarinya kecilnya sibuk memainkan ujung kausnya sendiri.

"Tae mau bilang sesuatu?" Taehyung melirik Jungkook, lantas mengangguk. "Katakan saja."

Taehyung menggigit bibir. "Kookie hyung jangan pergi," ujarnya gemetar. Pelan sekali, namun masih bisa didengar dengan teramat jelas oleh Jungkook.

Jungkook mengangguk. "Baiklah."

Semua orang menatapnya tidak percaya. "Kook?"

"Aku tidak akan pergi," putusnya final.

Seokjin dan Namjoon saling pandang. "Bukankah kau sangat menginginkan beasiswa itu? Kenapa?"

"Aku hanya ingin tinggal, karena Taehyung memintaku tinggal," jawabnya lugas, matanya tidak pernah lepas seinchipun dari mata bulat Taehyung yang menatapnya lekat. "Lagipula ada banyak kampus bagus di sini. Tidak perlu pergi jauh untuk jadi orang hebat. Terlebih, aku sudah punya orang-orang hebat di sisiku."

"Yaampun, aku terharu." Jimin berlagak menghapus air matanya yang palsu.

"Mau pergi jalan-jalan dengan hyung?"

Tanpa berpikir panjang, Taehyung segera mengangguk. Wajahnya begitu ceria. Tawa perseginya membuat siapapun ikut tertawa; begitu menular.

Dan Jungkook tidak pernah sekalipun merasa ragu untuk mengabulkan permintaan Taehyung. Karena Jungkook akan memberikan nyawanya sekalipun jika Taehyung yang memintanya. Apapun, demi Taehyung.

.
.
.

fin.

Continue Reading

You'll Also Like

21.5K 1.8K 33
[DAFTAR PENDEK WATTYS 2023] Terancam dinikahkan, Rukya Ruhaji---anak pendakwah kondang yang manja dan sok pintar---harus mengubah desa yang berisi pr...
7.9K 960 15
Taehyung tidak tahu, bahwa inisiatifnya untuk melewati jalan pintas yang tak pernah ia lewati, justru membawanya bertemu sesosok pemuda misterius. :...
Lesson By Selene

Fanfiction

188K 14.3K 12
Kumpulan kisah Kookv dengan berbagai genre Rate K-T+ Cover by @BabyJ_im 😘
13.2K 1.3K 28
Taehyung itu sendirian. Sudah terbiasa sendirian sejak usianya masih belia. Ayah dan Bundanya sibuk bekerja, teman-temannya begitu membencinya karena...