Him

2.6K 450 108
                                    

Rasanya baru kemarin Jungkook menghadiri upacara penerimaan siswa baru. Mendaftar ke dalam sebuah klub bela diri dan tahu-tahu, hari ini ia sedang berjalan menuju sekolah sebagai murid kelas sebelas. Sepertinya Jungkook terlalu banyak tidur sepanjang tahun pertama, jadi tidak banyak yang bisa ia simpan sebagai kenang-kenangan.


Dasar tidak berguna.

Tapi bagaimana pun juga, Jungkook tidak akan mau jika disuruh mengulang satu tahun lagi. Belum tentu ia mampu menahan diri agar tidak tertidur sepanjang pelajaran. Bukan apa-apa, Jungkook hanya tidak percaya pada dirinya sendiri.

Tahun ajaran baru selalu dimulai pada saat musim semi. Waktu yang baik untuk mengawali hari. Hingga Jungkook sesaat lupa bahwa bukan saatnya untuk melihat-melihat kelopak bunga yang bermekaran di sepanjang jalan. Sepuluh langkah menuju gerbang utama, Jungkook menyaksikan seorang anak laki-laki keluar dari mobil yang berhenti tidak jauh dari tempatnya berdiri, bertepatan dengan dentang bel sekolah yang berbunyi nyaring.

Rambut cokelat itu, senyum kotak yang terkembang jenaka, bahkan langkah pelannya saat memasuki gerbang sekolah, Jungkook mengenalnya.

Namanya Kim Taehyung.

Anak laki-laki itu menoleh dan melempar senyum. Melambai ceria kepada Jungkook yang masih setia berdiri dan terombang-ambing dalam pikirannya yang berkelana.

"Selamat pagi, Jungkook-ah! Kenapa berdiri di sana, bel sudah berbunyi, lho." Kemudian tersenyum sekali lagi dan melanjutkan langkah dengan tingkat kehati-hatian yang sama.

Padahal tahu akan terlambat, tapi masih saja berjalan sepelan itu. Dasar aneh. Kim Taehyung itu kapan normalnya, sih.

Akan tetapi, jika diingat jembali, Taehyung memang tidak pernah muncul di kelas olahraga. Jangankan begitu, dua tahun berada di kelas yang sama, Jungkook tidak sekalipun pernah melihat anak itu berlari. Semula Jungkook tidak menaruh begitu banyak perhatian. Sebab ia pikir, barangkali Taehyung hanya tidak suka berkeringat. Tapi semakin lama, ia tidak bisa menahan rasa penasaran.

"Sudah terlambat, kenapa tidak lari?"

Taehyung menggeleng dengan ringisan. "Tidak ah. Kasihan, nanti nafasku tidak kuat."

Ah, kini Jungkook bisa sedikit mengerti.

"Kata dokter, aku tidak boleh berlari dan melakukan kegiatan fisik terlalu berat. Jungkook lari saja supaya tidak terlambat. Jangan menungguku, hehe."

Tadinya kupikir dia hanya anak kaya raya yang manja. Ternyata Kim Taehyung cukup periang untuk ukuran anak laki-laki dengan kondisi fisik yang lemah. Pantas saja banyak yang senang berteman dengannya. Dia menularkan energi positif kepada lingkungan sekitar.

Jungkook melipat kedua lengannya di balik kepala, berdengung sejenak sebelum berkata, "Walau aku berlari sekarang, sepertinya sudah sangat terlambat. Kalau aku pergi denganmu, aku jadi punya alasan, kan?"

Jungkook menoleh dan tersenyum. Sementara Taehyung menatapnya dengan sepasang mata melebar. Wah, rasanya baru kali pertama ia mengobrol sebanyak ini dengan Kim Taehyung. Pasti terdengar aneh.

Raut wajah Taehyung kembali normal. "Iya, bilang saja Jungkook terpaksa menungguiku!" Gelaknya mengudara, terlampau manis hingga Jungkook terus-terusan melirik.

YoursWhere stories live. Discover now