Challenge Letter

3.5K 345 43
                                    

     Sejak awal Taehyung telah mendapat firasat buruk, saat ide tentang memasang surat tantangan di surat kabar untuk memancing kemunculannya di perayaan dua puluh tahun perusahaan (dengan mempertaruhkan keberadaan blue diamond yang berpendar di suatu tempat di dalam gedung King Corp) ㅡmeluncur dari mulut Kim Seokjin.

     "Kau membencinya. Ini akan menjadi kesempatan emas bagimu jika dia benar-benar datang." Terkutuklah Seokjin beserta mulut cerdasnya kala itu.

     Alright, dia menyebalkan. Pencuri bayangan, orang-orang menyebutnya. Segala tentangnya abu-abu. Muncul dari sudut keheningan, dan menghilang di tengah-tengah keramaian. Senyum separuh yang menyimpan seratus persen kepercayaan diri, menjadikan Taehyung begitu berhasrat untuk menjebloskan pemuda itu ke dalam penjara.

     Namun, barangkali tidak demikian bagi Kim Seokjin, yang justru mendapat kehormatan untuk mengisi halaman utama dalam surat kabar harian sebagai pahlawan yang berhasil menggagalkan rencana pencurian blue diamond. Meski tidak ada seorang pun (selain Taehyung) yang mengetahui bahwa sebetulnya pemuda itu sempat menghilang pada menit kedua puluh setelah ia meninggalkan pintu utama, dalam balutan tuxedo hitam dan sapuan pomade pada rambut jutaan dolarnya ㅡtepat ketika kegegeran itu di mulai.

     "Bagaimana penampilanku? Apa mukaku terlalu bantal? Aku harus terlihat bagus untuk halaman utama." Seokjin melontarkan beberapa pertanyaan sekaligus, sembari berbenah diri. Keresahan terdengar jelas dalam suaranya. Akan tetapi, tentu saja hal itu tidak berlangsung lama. Sebab pada sekon berikutnya, ia kembali menambahkan, "Untuk apa bertanya? Sejak awal aku sudah terlahir tampan," kemudian suara decit tawanya mengudara.

     Taehyung mendengus separuh jengkel. Ia hanya ingin pulang dan menjernihkan pikiran dari serangkaian peristiwa melelahkan yang dialaminya malam ini. "Apa perlu kuberi tahu semua orang bahwa akulah yang sudah menangkap orang itu sementara kau tertidur di dalam ruanganmu?"

     "Dan kalian berciuman, rite?"

     Sepasang netra Taehyung membola kaget, "Apa!? Aku tidakㅡ wait, dari mana kau,"

     "Dari mana aku tahu?" Seokjin menyelipkan kedua tangan ke dalam saku celananya kasual. Aura pengusaha muda terpancar hanya dari caranya menarik seringai tipis. "Ternyata benar kalian berciuman."

     Gulungan kecil post-it oranye dilempar ke arahnya dan menabrak permukaan kening sebelum jatuh menuju bumi. Taehyung mengamati kertas itu lamat-lamat sebelum membungkuk untuk meraihnya.

[Malam ini kutemukan pendar yang lebih indah dari blue diamond. Jadi aku mengembalikannya ke tempat semula.

P.s aku mencuri ciumanmu kali ini, dan hatimu lain kali.]
-Pencuri Bayangan-

    Bajingan, Taehyung menyumpah sepenuh hati. Menggigit bibir perlahan dan bersemu tanpa sempat ia menyadari.

     "Kutemukan itu tertempel di tempat blue diamond asli tersimpan." Seokjin menunjuk kertas tersebut dengan dagunya. Tak lama kemudian, dua matanya menyipit penuh kerahasiaan. "Kalian berkencan? Membuat janji untuk menghabiskan satu dua malam bersama tanpa sepengetahuanku, dan menjadi adik durhaka? Kim Taehyung, dia hampir mencuri blue diamond perusahaan!" Tiba-tiba saja, Seokjin menyalak murka.

     Rasanya seperti kepergok melakukan hal yang tidak-tidak, dan sejak lahir Taehyung benci dimarahi terutama jika ia benar-benar tidak melakukan kesalahan. Maka spontan saja ia balas berteriak, "Kau berlebihan, ini hanya soal dua mulut yang bertemu! Lagi pula, Hyung yang mengundangnya untuk datang!"

YoursWhere stories live. Discover now