Nonton

6.4K 778 108
                                    

Taehyung mendorong pintu super market terlampau semangat. Sambil menekan kacamata bulatnya yang sedikit melorot, Jungkook mengikuti di belakang yang lebih tua dengan langkah menyeret. Membuang jauh-jauh bayangannya tentang kasur, meski pemuda itu merindukannya setengah mati.

Jungkook sudah mengeluh ingin tidur sejak tadi, namun Taehyung seolah tidak pernah kehabisan energi. Tanpa perasaan, ia memaksa Jungkook untuk ikut menonton film bersama malam ini. Dan, di sinilah mereka sekarang. Karena setengah jam lalu, Taehyung berkata dengan alis menukik tajam. "Menonton tanpa makanan itu seperti menghabiskan waktu di toilet tanpa ponsel, Jungkook. Itu membosankan."

Maka tidak ada yang bisa dilakukan Jungkook selain mengalah. Pemuda itu masih sibuk mendorong troli ke rak khusus makanan ringan dan mulai mencari jajanan favoritnya. Jungkook menaruh kembali empat bungkus cokelat yang baru saja dimasukkan ke dalam keranjang mereka. Hal itu mengundang tatapan tidak terima dari Taehyung.

"Kenapa dikembalikan?"

Jungkook menggeleng pelan. "Tidak boleh ada cokelat malam ini," peringatnya serius. Taehyung sudah makan banyak sekali cokelat sebelum pulang.

"Satu saja, Kook. Ya, ya, ya?" Taehyung mencoba sekali lagi, namun Jungkook masih menggeleng tidak setuju.

Taehyung mencebik, dan Jungkook tidak bisa menahan diri untuk tidak mencubit gemas hidung bangir yang lebih tua. "Ayolah, jangan ngambek begitu, hyung." Jungkook menempatkan telunjuknya di dagu, tampak menimang-nimang. "Begini saja, Burger King untuk malam ini."

Taehyung diam; berpikir keras. Sebelum Jungkook kembali berucap, "Aku traktir."

"Deal!" pekiknya tanpa ragu.

.
.
.

"Ingin apa, hyung?" tanya Jungkook dengan ponsel yang menempel di daun telinga sebelah kanan. Delivery adalah pilihan paling cerdas mengingat kondisi tubuhnya yang sudah terlalu lelah untuk diajak keluar.

Taehyung mengangkat jarinya satu-persatu, mulai mengabsen daftar keinginannya. "Aku ingin ... long chicken, double mushroom swiss burger, french fries, coca cola, dan —oh, oh!" Taehyung menjerit kala mengingat sesuatu, matanya berbinar bahagia. "Chocolate fudge sundae!"

Jungkook mengangguk sekali, lantas menyebutkan ulang pesanan Taehyung dan meninggalkan makanan manis yang disebutkan pada akhir kalimat.

"Jungkook, chocolate fudge sundae!" ulangnya, barangkali Jungkook tidak dengar. Namun tidak, ia sengaja tidak mengabsen yang satu itu.

Setelah selesai mendiktekan alamat mereka, Jungkook menyimpan ponselnya di saku celana. Membaringkan kepalanya di sandaran sofa, mencoba tidur di sisa waktu lima belas menit sebelum film ditayangkan.

Jungkook nyaris melakukan niatnya, namun urung ketika netranya menangkap wajah menekuk Taehyung. "Hyung, kau marah?"

Taehyung mendelik sebal. Sorot matanya menatap lurus, seolah-olah mengatakan; bukannya sudah jelas?

Dalam sekali sentak, pemuda itu sudah berada di atas pangkuan Jungkook. Tubuhnya terperangkap dalam lengan kekar yang melingkar di sekeliling pinggang rampingnya. Wajah mereka begitu dekat, bahkan Jungkook sudah menyatukan kening mereka sekarang.

"Lepas," lirih Taehyung setengah hati. Karena jujur saja, ia suka saat Jungkook bertingkah manis seperti saat ini.

"Kau marah karena aku tidak membelikan chocolate fudge sundae pesananmu?" suara lembut Jungkook sejenak menghilangkan warasnya. Mati-matian Taehyung memantrai diri untuk tidak jatuh pada cara Jungkook memperlakukannya. Ingat, Tae, kau sedang marah!

YoursWhere stories live. Discover now