April Fools

10.2K 1K 60
                                    

Jungkook begitu mengenal Taehyung. Apa warna favoritnya, apa makanan kesukaannya, bagaimana cara pemuda itu tertawa, apa yang tidak disukainya, dan hal-hal kecil lain yang melekat dengan teramat baik dalam memorinya.

Dua bulan sudah sejak perkenalan pertama mereka yang tak disengaja di perpustakaan kota. Dan hubungan itu terus berlanjut sampai hari ini, di sini, pantai yang sudah disepakati sebagai tempat menghabiskan waktu bersama sebelum hari itu tiba. Taehyung bicara tanpa henti sejak di perpustakaan kota. Menceritakan detail tentang dirinya tanpa diminta. Semuanya, termasuk menyampaikan keluh kesahnya tentang pernikahan yang akan dilangsungkan satu minggu lagi —yang baru diceritakan pemuda itu beberapa jam sebelum makan siang, dan Jungkook tanpa sadar merekam setiap kalimatnya tanpa ada yang terlewat.

Taehyung begitu ceria. Tawanya menular, membuat Jungkook mau tidak mau ikut tertawa juga setiap mendengarnya. Maka ketika Taehyung tiba-tiba menjadi sangat pendiam sejak dua hari terakhir, membuat Jungkook yakin bahwa ada sesuatu yang salah sedang terjadi.

"Memikirkan apa?" Jungkook mengusak surai cokelat Taehyung dalam satu gerakan lembut, menyadarkan pemuda itu dari lamunannya. Jungkook bergabung dengan Taehyung yang sudah lebih dulu menyamankan diri di pinggir pantai. Mengabaikan air asin yang menyapu permukaan kulit mereka, dan sibuk mengagumi langit senja yang sewarna jingga.

Taehyung tersenyum, diikuti gelengan lemah setelahnya. "Bukan apa-apa."

Lalu hening. Jungkook tidak akan pernah menjadi pihak yang memaksa. Karena sekali lagi, Jungkook begitu mengenal Taehyung. Pemuda itu tidak akan pernah bisa menyembunyikan apapun darinya, cepat atau lambat. Karena itu, Jungkook memilih diam, menunggu Taehyung bercerita dengan sendirinya.

"Jungkook-ah."

Jungkook menoleh ketika merasakan sebuah tangan menggenggamnya erat. Jungkook memilih bungkam, membiarkan Taehyung melanjutkan apa yang ingin dikatakannya.

"Kau tau, kan, minggu depan aku akan menikah?" Mulai Taehyung sambil menatap lurus-lurus langit senja yang perlahan menggelap.

Jungkook mengangguk.

Kini Taehyung menunduk. "Aku, sedikit ragu dengan perasaanku. Maksudku, kau tau 'kan, bagaimana rasanya dijodohkan? Pria itu juga sudah punya kekasih. Rasanya jahat sekali jika aku merusak hubungan mereka."

"Kalau begitu batalkan," sahut Jungkook hampir seketika.

Taehyung menoleh, menatap ke dalam obsidian pekat milik Jungkook, lalu tertawa. "Bohong," ujarnya kemudian.

"Apa?"

"Pria yang dijodohkan denganku itu tidak punya kekasih," ralat Taehyung di sisa-sisa tawanya.

Jungkook memutar matanya jengah. "April fools, eh?"

Taehyung mengangguk semangat. "Mau bermain?"

Jungkook menumpu beban tubuhnya pada kedua lengan yang terulur ke belakang, tampak sedang menimbang-nimbang. "Apa peraturannya?"

"Tidak ada," jawab Taehyung ceria. "Kau hanya perlu mengatakan kebohongan. Yang paling lucu adalah pemenangnya."

"Oke, dimengerti."

"Kau duluan."

Jungkook bergumam, tidak tau harus berbohong tentang apa. Akhirnya pemuda itu memutuskan untuk mengatakan apa saja yang ada di kepalanya. "Keluargaku sangat harmonis, tidak pernah ada pertengkaran di dalamnya. Membuatku selalu ingin pulang ketika mengingat rumah."

Taehyung mengerjap. "Hey, itu sama sekali tidak lucu. Kau mau membuatku menangis, ya? Dasar bodoh," sungutnya sambil mengusap sudut matanya yang sedikit berair.

YoursWhere stories live. Discover now