Spring Day

8.2K 964 98
                                    

"Mencari Kim Seokjin?"

Taehyung berbalik ketika mendengar sebuah suara di balik tubuhnya. Dia tersesat, dan hanya dengan mendengar suara seseorang di dekatnya, Taehyung sudah merasa amat tertolong.

Penampakan seorang pemuda memenuhi fokusnya. Penampilannya sedikit nyeleneh —mengingat posisi mereka saat ini berada di area kampus— namun juga tampak begitu santai. Kaus putih kebesaran dan celana jeans yang menutupi lutut. Rambut cokelatnya berantakan sekali. Benar-benar selera fashion yang buruk, hanya saja bisa sedikit termaafkan karena dia, uhuk, tampan.

"Kau kenal Seokjin hyung? Aku adiknya. Dia memintaku kemari untuk membawakan notebooknya yang tertinggal, tapi tidak menyertakan posisinya dengan jelas. Dia tidak ada di ruangan, di mana aku bisa menemuinya?"

Pemuda itu, Jeon Jungkook, terkekeh pelan mendengar rentetan kalimat panjang yang diucapkan Taehyung dalam satu tarikan nafas. Cerewet adalah kesan pertama yang muncul dalam benaknya ketika melihat Kim Taehyung.

"Kau bisa memberikannya padaku. Namaku Jeon Jungkook, omong-omong." Jungkook menunjukkan senyum terbaiknya. Lalu kembali bicara ketika Taehyung nyaris memperkenalkan diri. "Kau Taehyung, benar?"

Alis Taehyung menyatu tanpa bisa dicegah. Dia kaget, tentu saja. Wajah pemuda ini begitu asing, dan Taehyung yakin belum pernah bertemu dengannya sebelum ini. "Bagaimana kau tau?"

"Seokjin hyung pernah bercerita tentang tinggal berdua dengan adik laki-lakinya yang cantik."

"Mustahil. Seokjin hyung tidak pernah mendeskripsikanku dengan sebutan cantik. Itu terlalu cewe. Dan aku laki-laki," dengus Taehyung keki. Tangannya disilang di depan dada, bentuk reflek ketika ia sedang kesal.

Jungkook menirukan gestur yang sama, namun entah mengapa pemuda itu jadi terlihat dua kali lebih seksi. Sial. "Memang tidak, aku sendiri yang menambahkannya. Karena kau memang cantik."

Taehyung menjulurkan lidah. "Basi."

Sekali lagi, Jungkook tertawa dibuatnya. Adik dosennya ini menarik sekali. "Kemarikan itu, akan ku berikan sekarang," tawarnya untuk yang kedua kali. Namun kali ini sambil mengulurkan tangan.

"Yakin tidak merepotkan?" tanya Taehyung ragu-ragu, namun tetap menyerahkan benda itu ke tangan Jungkook.

Jungkook mengedikkan bahu, sementara kedua onyxnya mengerling jahil. "Tidak, kalau kau mau memberikan waktu luangmu minggu ini."

"Dasar gila," rutuk Taehyung cepat, dan spontan. Membuat tawa Jungkook meledak seketika.

"Oh, Taehyung, sudah sampai?"

Taehyung menoleh menatap Seokjin yang berjalan ke arah mereka. Bibirnya terkatup rapat, terlalu kesal untuk sekadar membalas sapaan yang lebih tua. Sebaliknya, pemuda itu malah menuding Jungkook dengan telunjuknya yang teracung lurus-lurus di depan wajah tampannya. "Hyung, dia mahasiswamu?"

Sebelah alis Seokjin terangkat naik, kemudian pemuda itu mengangguk sekali. "Secara teknis, ya. Kenapa?"

"Bisa campakkan saja dia dari kelasmu?"

Seokjin menghela nafas berat, sama sekali tidak ada usaha untuk menyembunyikan raut tertekannya. Tetapi hal itu justru mengundang tawa lain dari Jungkook. "Aku ingin sekali, tapi tidak bisa. Aku belum menemukan asisten lain yang memenuhi kriteriaku."

"Seperti apa kriteriamu?"

"Hm, yang seperti Jeon Jungkook."

Taehyung bertepuk tangan keras-keras, tiba-tiba merasa dikhianati. "Selamat, kalian cocok!" ujarnya sarkas.

YoursМесто, где живут истории. Откройте их для себя